Pilihan Cinta

Pilihan Cinta

Chapter 1

Hari yang cukup Panas. Kuseka keringat ku yang bercucuran dengan punggung tanganku. Begitu Turun dari Mogeku yang tadi kukendarakan dengan kecepatan maksimal untuk membawa kabur gadis itu dari Plaza.

Aku bukan polisi super diserial India Dum, aku hanyalah seorang detektif biasa yang diutus tuan Jhon untuk mengawasi putri semata wayangnya. Profesiku jadi sia- sia sejak menerima tawaran kerja dari tuan Itu. Tapi entah mengapa setiap ingin mengundurkandiri, aku selalu tak kuasa memutus harapan besar tuan Jhon padaku.

Dan akhir- akhir ini aku juga enggan jauh dari gadis itu.

Sepanjang dalam pengawasanku, baru kali ini ia hampir kedapatan selama menjalani hobby lamanya sebagai seorang kolektor barang- barang yang dianggapnya uniq. Sebenarnya tidak masalah jadi gadis kolektor. Yang jadi masalah ia tidak membayar benda- benda itu. Padahal untuk belanja yang berhubungan dengan pakaian dan buku ia tidak pernah keberatan menggesek Black Cartnya, tapi untuk benda- benda tak cukup penting seperti kaos kaki, jepit rambut atau Bros uniq dan hal kecil lain, ia dengan bangga mendapatkannya dengan mencuri.

Aku sungguh tak habis fikir, kok ada ya perempuan sekaya raya dan secantik dia seorang Cleptomania. " Cik, cantik? Ahh tidak! Mikir apa sih kamu Rajj! Orang yang tiap hari nyusahin kamu kau bilang cantik!" Umpatku kesal bercampur marah pada nona mudaku dan fikiranku sendiri. Setelah Bermandi keringat lari- larian disiang bolong nan terik begini, demi menyelamatkan nona dari kejaran petugas keamanan plaza terbesar di kota ini, hanya karna nekat menyembunyikan Sebelah anting metal saja.

" Lain kali kumohon jangan lakukan lagi ya nona, pliss...Kalau tadi ketangkap dan sempat ada yang liput kan malu, kasihan tuan Jhon dan nona sendiri." Ujarku setelah beberapa detik memejamkan mata menetralisir debaran jantungku setelah kegiatan memacu Andrenalin Barusan.

" Masak baru sekali ini saja terlibat aksi Kolektor cantik ini sudah ngeluh? Ini lagi joroknya minta ampun, keringat dilap pake tangan, ni lap pake sapu tanganku. " Balasnya dengan santai.

" Aku malas make barang curian nona! " protesku memberanikan diri.

" Halah...Bilang aja kamu kebiasaan jorok Om..." Ucapnya sebelum melakukan aksi luar biasa.

Aku kembali memejamkan mata saat jari- jari lentiknya yang lembut menyentuh pelipis dan rambut halus dipipiku ketika ia mengelap wajahku dengan Sapu tangannya. Dan entah setan apa lagi yang menempeli gadis ini, hingga ia berani mengusap daguku, lalu berakhir pada jakunku.

Entah karna aksi balap liar tadi atau karna sentuhan itu yang membuat jantungku kembali berdetak tak karuan, aku tak berani menyimpulkan.

" Ja__ Mulutku terhenti berucap ketika entah benda lembut apa yang menempel sekilas dibibir tebalku. Walau sentuhan itu hanya sekilas, tapi berhasil membuatku seperti tersengat listrik.

" Biasanya para dokter melakukan kejut jantung pada pasien dengan gangguan irama tak normal begini. " Ucapnya terdengar santai dan datar.

" Busyet! " Umpatku dalam hati.

Pelan kubuka mataku, ketika kedua bola mata ini berhasil kubuka, kulihat ia sudah tak ada.

" Dasar pencuri nakal! Kemana Dia? Umpatku kesal bercampur bingung karna aku sudah tidak menemukannya lagi. Belum kelar rasa yang satu sudah berganti rasa yang lain. Inilah yang kurasakan selama setahun ini sejak mendapat tugas jadi penguntit sang putri sejak setahun yang lalu.

" Non Cinta....Non Cinta...Tunggu! "teriakku begitu kedua netraku berhasil menemukan dia sudah terlihat disebrang jalan.

" Percuma ilmu yang kupunya dengan gadis aneh ini, aku tak lebih dari seorang penguntit bodoh dibuatnya." Aku kembali mengumpat Ketika ia sudah menaiki Taksi dijalur yang berbeda dan meninggalkanku tanpa merasa berdosa.

" Ditinggal ponakannya ya MR? Makanya kalau jadi paman jangan galak- galak dong!" Sebuah suara campring membuat kupingku kian panas. Walau begitu aku malas menanggapi, karna yang terpenting bagiku saat ini adalah mengikuti nona dan memastikan ia dalam kondisi aman.

Tanpa menoleh aku melangkah menuju motor dan mulai melaju menuju Jalan Besar.

Aku membawa motorku melaju menuju arah sang nona. Entah aku mengejarnya untuk tuan Jhon atau untuk apa kali ini, yang jelas aku tak mau kehilangan jejak.

" Apa mungkin karna Stres menjadi asistennya tuan Jhon untuk Cinta, aku jadi cepat tua ya? " Fikirku sedikit menurunkan laju motor besar kebanggaanku setelah melihat taksi yang membawa nona Cinta tidak jauh dariku.

Tepat beberapa meter didepanku kendaraan itu berhenti. Dahiku mengernyit ketika dia turun dan dengan santai melangkah menuju sebuah pelataran tempat ibadah.

" Mhem...Dasar gadis aneh, ibadah terus, nyuri tak juga berhenti." Tanpa sadar aku kembali mendumal. Aku membawa motorku ketempat parkir bangunan itu.

Beberapa notifikasi pesan mengantri dari ponselku. Kubuka dulu pesan- pesan itu sebelum beranjak menuju tempat bersuci.

Nolong harus ikhlas Om! Bunyi satu pesan yang masih bisa buatku biasa saja. Lalu kubuka pesan berikutnya yang kelihatannya cukup panjang.

Kalau ngak kuat ngundurin diri aja sama papa Om! Bagaimanapun juga kau tetap Penguntit utusan papa yang paling tangguh, yang lainnya paling lama hanya bertahan sebulan, setelah ketahuan dan kudamprat semua pada minta ampun. Untuk bertahan setahun ini kau sudah cukup hebat Om.

Ada satu pesan lagi, kutuntaskan membacanya lagi.

Tapi kalau kau tetap setia untuk tidak ngadu yang macam- macam pada papa mengenai kejadian hari ini, aku akan mentraktirku habis ini, dan berjanji berhenti memanggilmu Penguntit dan Om dekil. 😄😄😄

Entah sudah gila atau apa bibirku melengkungkan senyuman setelah membaca pesan terakhir. Tiba- tiba saja timbul ide dikepalaku. Kuketikkan pesan untuk membalasnya.

Nona keterlaluan hari ini, itu saja tak cukup!Aku pasti akan mengadukan pada Tuan Besar kejadian hari ini dan kembali ketanah air, aku sudah tak kuat lagi berbohong, kecuali nona mau berkencan denganku.

" Ya ampun...Apa yang kau lakukan Rajj..." Gumamku begitu pesan balasan itu terkirim melalui aplikasi hijau. Sebentar kemudian, hatiku diliputi keraguan, hingga kuambil lagi benda pipih yang barusan kusimpan disaku, bermaksud mau menghapus pesan itu sebelum terbaca oleh nona.

Oke, siapa takut!

Deg..

Dadaku kembali berdegup tak karuan. Sampai- sampai kugigit bibir bawahku hingga terasa anyir baru aku tersadar.

Aku cepat- cepat berlari kekamar mandi,semua terasa sesak.

" Semoga saja aku tidak mendapat serangan jantung dadakan diusia 30 tahun." Batinku sembari menatap Wajah didepan Cermin, usai bersih- bersih.

Lalu masih tanpa sadar, kuusap dadaku berkali- kali sembari memejamkan mata.

" Apa kau baik- baik saja Rajj? " Ujar suara seperti kukenal hingga aku membuka mata lebar- lebar.

" Khaidir Ali! kau kah itu? " Tanyaku setengah berteriak.

" Yes! Ali your best friend, Syukurlah kau masih ingat dengan pria tampan ini setelah sepuluh tahun tak jumpa." Ujarnya dengan mengembangkan kedua tangannya.

Aku tanpa ragu menghambur kepelukan teman lamaku itu, istilah orang sekarang besti gitu namanya.

" Tentu aku masih ingat Li! Selain ingatanku tajam, kau juga tak banyak berubah, bahkan sekarang makin gagah." Balasku setelah kami saling mengurai pelukan.

" Kelamaan melepas rindu dikamar mandi ntar kita bau toilet. Aku sih masih sempat berendam sebelum bertemu calon istri.Kalau kau sepertinya sudah ditunggui tuh! Apa tidak berniat mengenalkannya padaku?"

" Di...dia no__."

" Darling...buruan berangkat lunchnya, lapar bangat nih... sekalian ajak bestinya dong..." Ujar suara lembut nan manja yang berhasil membuatku nyaris berhenti bernafas.

Aku membeku dengan kedua kaki dan lidah berat. Lagi- lagi gadis pencuri ini membuatku benar- benar dalam kondisi berbahaya. Kuraba lagi dadaku karna takut jantungku sudah tidak ada diposisi semula.

" Aku tak peduli kau mau marah atau cemburu Rajj Copri, yang penting kali ini aku takkan sia- siakan kesempatan menjabat tangan halus kekasihmu! " Ucap lantang Ali yang berhasil membangunkanku dari mati suri sejenak.

Dan benar saja seperti yang dia ucapkan, mereka sudah saling berjabat tangan.

" Khaidir Ali, panggil Ali aja."

" Oke! My name Cintami, biasa dipanggil Cinta saja. " Jawabnya tanpa menyebutkan nama besar keluarganya seperti yang biasa ia lakukan ketika berkenalan.

" Pantas sekali pandang langsung jatuh cinta! nama dan orangnya sangat sesuai. You Are Beutiful ladies! Raj pasti kenyang setengah hari hanya dengan memandang wajahmu saja! "

" Tidak!!! " Teriakku kencang, cukup untuk membuat orang - orang didepan bangunan Suci Umat muslim itu menatapku.

" He...he...Jangan posesif gitu dong Rajj, kali ini takkan kutikung lagi, karna aku sudah terlanjur terjerat Cinta CEO sendiri, akhir bulan ini akadnya bakal dilangsungkan." Ujar Ali tanpa dosa.

" Wow...kayaknya pernikahannya bakal spektakuler dong bang. Dapat produk luar atau dalam? "

" Luar dalam sama saja, yang penting statusnya jelas, janda seperti gadis! Ha...ha...ha...

Ha...ha...

Keduanya terbahak, sepertinya mereka juga lupa sedang didepan bangunan Suci.

Keduanya sangat terdengar akrab walau baru berkenalan, untuk menghindari cedera hati yang lebih dalam, cepat - cepat aku melangkah menuju kedalam.

" Titip cintaku sebentar ya. " Ucapku setengah bercanda sebelum menghilang dibalik pintu.

" Aman....Aku jamin Cintamu takkan beralih pandang padaku, karna ia seorang gadis yang bermata Jeli."Kudengar Ali membalas ucapan candaanku, tapi aku tidak membalasnya lagi, aku bergegas melangkah untuk segera menunaikan 4 rakaatku, agar segera bisa membawanya pergi dari Ali.

Hallo Sahabat pembaca....Bagi yang mampir kasih jejak dikarya ini ya dengan cara like,komen fote,faforitkan , give dan bintang yang banyak..

Terpopuler

Comments

Dina Mustica Jaya

Dina Mustica Jaya

lanjutkan

2022-10-31

3

Henri Gunawan

Henri Gunawan

lanjut

2022-10-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!