Cintai Kami Papa
"Shena, Tama." Teriakan bentakan terdengar membuat kedua orang itu terkejut dan lansung saja terbangun. kedua mata mereka membulat besar saat melihat satu sama lain keadaan mereka.
Kedua nya tanpa busana dan hanya tertutup selimut.
"Apa yang terjadi, Kenapa kau bisa disini, Bagaimana kita bisa..." Tama bahkan tak sanggup menyelesaikan kalimatnya saat ia melihat kondisi mereka saat ini.
Tama membuang nafas kesal, Mengusap wajah nya dengan putus asa, ia tahu ini adalah kesalahan yang besar.
"Apa yang sudah kalian lakukan ini sangat lah memalukan." Ucap Pak Toni Ayah dari Tama.
"Kalian benar-benar keterlaluan." Sambung Bu Sisil ibu nya Tama.
Tama bahkan sulit berkata untuk menjelaskan apa yang terjadi, ia sama sekali tidak ingat, kepala nya terasa sangat berat. situasi semakin tidak baik setelah Yuna, kekasih Tama datang untuk menemui Tama.
Pemandangan di depan nya membuat kekasih Tama sangat syok, tak menyangka ia akan melihat Kekasihnya tidur bersama wanita lain.
"Yuna."
Yuna menutup mulut nya, ia sangat syok dan tak bisa berkata apa-apa, ia pun lansung berlari keluar dari kamar itu, kekecewaan dan kesedihan tentu saja menyelimuti pikiran Yuna saat ini.
"Yuna." panggil Tama, namun terbuang percuma. ia bahkan tak berani bergerak, karena tidak mengunakan sehelai pakaian pun saat ini.
Shena sang wanita pun hanya tertunduk takut tanpa berani mengatakan apa pun, Karena ulah nya ini semua terjadi.
"Cepat pakai pakaian kalian, kita bicara di luar sekarang." Ucap pak Toni meninggalkan kamar di ikuti istri nya.
"Kau Shena, kau benar keterlaluan." Ucap Gama dengan penuh kecewa dan marah menatap wanita di samping nya. lalu turun dari tempat tidur. kemarahan nya menghilangkan rasa malu nya, kalau pun Shena harus melihat bagian intim nya. ia berjalan ke kamar mandi.
Shena pun baru berani mengangkat wajah nya setelah Tama masuk ke kamar mandi dan lansung Shena turun dari tempat tidur memakai pakaian nya.
..."Bodoh nya kau Shena, Lihat apa yang kau lakukan." Memaki dirinya sendiri....
Shena melihat noda darah di atas tempat tidur, Mahkota yang selama ini ia jaga sudah tidak ada lagi.
Shena lalu berjalan keluar dari dalam kamar, menghampiri Pak Toni dan Bu Sisil yang sudah menunggu dengan wajah kecewa atas yang terjadi antara dirinya dengan Tama.
Tak berselang lama, Tama keluar dari kamar, Ia menatap Shena penuh kemarahan, Shena yang mendapatkan pandangan itu tidak tahan dan hanya menunduk.
"Aku mau menyusul Yuna." Ucap Tama.
"Papa bilang duduk, kita harus bicara." Ucap Pak Toni dengan tegas.
"Tapi aku harus menyusul Yuna Pa." Ucap Tama.
"Kau masih memikirkan Yuna, setelah kamu meniduri anak orang lain?, Cepat Duduk!." Tegasnya Pak Toni tak ingin di bantah pun membuat Tama pun duduk tak ingin membuat ayah nya semakin marah.
Tama mengepalkan tangan nya, Menahan diri nya untuk sabar, menatap Shena penuh kebencian yang tak dapat lagi ia jelaskan.
"Sekarang sudah begini, harus bagaimana?, bagaimana cara Paman menjelaskan pada Kedua orang tua mu Shena?." Tanya Pak Toni.
Shena tampak duduk tertunduk, sama sekali ia tak berani mengangkat kepala nya walau hanya untuk melihat Pak Toni yang mengajak nya bicara.
"Dan kamu Tama, kau tahu yang kamu lakukan ini bisa merusak hubungan mu dengan Yuna?." Tanya Pak Toni lagi.
"Aku tidak tahu apa-apa pa, Aku semalam mabuk berat, Aku tidak mengingat kejadian semalam."Jawab Tama datar.
"Mengatakan tidak tahu apa-apa, Tidak akan menyelesaikan apa pun."
"Jadi aku harus bagaimana?, Aku tidak sedikit pun berkeinginan melakukan itu pada Shena." Tama berusaha membela diri nya kalau ia tidak tahu menahu.
"Kalian harus menikah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Univers
nice
2023-09-25
0
Dewi Kania
mampir ..
2023-05-03
0
Asma Susanty
baru mulai baca
2023-02-22
0