Lelaki Dingin Tukang Paksa

Melihat reaksi Alana yang hanya menggelengkan kepala. Andra justru turun dari motor ninja berwarna hitam itu.

Alana hanya menatap ke arah Andra diam membisu tanpa bicara.

Andra yang tidak melihat reaksi apapun dari Alana berjalan mendekat. lalu berdiri disamping gadis berwajah ayu dan berambut panjang itu. Sesuai dengan kriterianya. Namun Andra justru berharap lebih, melihat Alana menutup Auratnya.

Alana yang masih tidak percaya dengan tingkah manusia kulkas di depannya, masih diam terpaku tanpa suara.

"Ayo, aku antar." Ucap Andra sembari menarik satu tangan Alana.

"Gak usah kak. aku gak suka ngrepotin.!" jawab Alana sambil menundukkan kepalanya.

"Tapi, aku gak ngerasa direpotin.!" balas Andra dengan wajah datarnya.

Alana yang melihat reaksi Andra tiba-tiba menjadi ngeri. dirinya jadi berprasangka buruk. Ia takut Andra akan berbuat macam-macam kepadanya.

"Hmm.. sepertinya lain kali saja kak. aku mau jalan saja.!" Ujar Alana sambil melepaskan genggaman tangan Andra.

Namun Andra tidak membiarkan tangan gadis itu terlepas. justru ia menggenggam lebih erat dari sebelumnya.

'Nih, orang maunya apa sih? apa gak bisa ngerti bahasa penolakan.!' gerutunya dalam hati.

Mereka hanya saling pandang, tanpa sengaja netra mereka bertemu beberapa detik. Alana yang menyadari itu menjadi salah tingkah sendiri. sementara Andra tidak bereaksi apa-apa, tetap saja dingin seperti kulkas dua pintu.

'Aduh, kenapa ini cowok ada dimana? sih. pusing gua. Gimana kalau gua jadi suka sama dia. sedangkan dia sebaliknya kan repot.' batin Alana.

"Ayo, pulang bareng aku. Atau aku cium kamu di depan umum seperti ini.!" Kata Andra dengan nada mengancam.

"Kak, jangan maksa deh. Aku tuh pengen pulang sendiri. Aku bisa kog Jalan sendiri.!". Alana mulai resah karena tanggannya tak kunjung di lepaskan oleh Andra.

"Aku tidak menginginkan penolakan.!" Ucap Andra serius.

"Kak, please. Aku bisa jalan sendiri.!" Ucap Alana dengan wajah memelas.

"Gak bisa. Aku entar kamu titik gak pakai koma." Ucap Tegas Andra.

"Dasar tukang paksa.!" gumam Alana pelan.

Alana mengenduskan nafasnya pelan. Ia memilih mengalah dari pada berdebat yang ujung-ujungnya ia juga yang kalah. Namun tanpa ia sadari tangannya masih dipegang oleh Andra hingga sampai lokasi motor Andra berhenti.

"Kak, bisa lepas gak tangannya. Aku gak bakal kabur kog." Ujar Alana dengan wajah manyunnya.

Andra melihat ke arah tangannya yang masih memegang tangan Alana, "Oke. Maaf."

Andra kemudian naik ke atas motor ninja hitamnya, kemudian Alana naik dibelakangnya tanpa menggenakan hlem. Alana yang duduk dibelakang lelaki tampan itu tentu saja perasaan menjadi campur aduk, antara seneng dan sebel menjadi satu. Jatungnya tiba-tiba juga berdesir layaknya ombak di lautan. 'Ah, Tuhan. Jangan sampai aku jatuh cinta sama manusia kutub ini.!' Batin Alana.

Motor ninja hitam itu akhirnya meninggalkan area Graha, dan keduanya tak luput dari pandangan mahasiswa baru lain. Karena yang satu mahasiswa baru yang satu lagi kakak senior.

"Eh, itu bukannya Kak Andra yang gantengnya gak ketulungan. Eh kog boncengan sama Maba.!" Ucap satu Maba yang melihat Alana dan Andra satu motor.

"Wah, ganjen banget tuh cewek. Bisa-bisanya godain kating.!" ucapa yang lainnya. Dan masih banyak komentar negatif lain tentang Alana.

Alana yang tidak sengaja mendengar umpatan-umpatan kasar dari mahasiswa lain menjadi pusing sendiri. 'Semua gara-gara Andra si manusia kutub Utara ini.' Batin Alana.

Saat diperjalanan Alana diam saja, bukan senang diajak naik motor oleh Andra, melainkan menjadi was-was dan khawatir bagaimana jadinya hidupnya selanjutnya di kampus kalau sudah banyak komentar negatif dari teman-temannya.

"Lan, pengangan entar jatuh.!" intruksi Andra.

"Udah pegangan." jawab Alana kesal.

"Pegangan tuh gini." Ucap Andra sambil memposisikan tangan Alana memeluk dirinya.

'Tuhan bolehkan gua nyebur aja ke sungai Amazon. Bisa baper gua kalau kaya gini.!' batin Alana.

Andra yang mendapati dirinya tengah dipeluk Alana walaupun ia yang memaksa menarik sudut bibirnya. Walupun belum bisa ia katanya bahwa dia jatuh cinta. Namun ia bisa pastikan gadis itu membuatnya susah lupa.

"Mau makan dulu gak?" Tanya Andra dengan nada serius.

"Gak Kak. Masih kenyang." Jawabnya singkat.

"Tapi aku lapar!." Ucap Andra kembali.

"Yaudah, kakak berhenti aja di warung makan depan tuh. Aku turun di situ juga." Alana memberi saran.

Andra mengikuti saran Alana memparkirkan motornya di salah satu warung makan tersebut.

Setelah keduanya turun, Alana pamit undur diri namun tidak diperbolehkan oleh Andra. ,"Kakak, aku jalan aja ke kosnya.!"

"Gak bisa, kamu temenin aku makan." Ucap Andra memaksa.

"Tapi aku masih kenyang. Please Kak, aku capek banget."

"Makanya kalau capek gak usah banyak protes nanti aku anterin."

mendengar jawaban Andra ia mendengus kesal kembali. Bisa-bisanya manusia kulkas itu mengatur-ngatur hidupnya. wajahnya menjadi kesal karena bertemu manusia otoriter dan beku kaya es batu.

Dengan langkah gontai dan tidak semangat ia mengikuti langkah Andra masuk ke dalam salah satu warung makan yang ternyata spesialis nasi goreng. Bau harum dari nasi yang sedang digoreng itu, membuat perut Alana meronta-ronta. rasanya cacing di perutnya sudah demo untuk meminta di beri amunisi.

kruk.. kruk.. kruk. Perut Alana secara tidak sopan mengeluarkan suara. Andra yang sedang berdiri untuk memesang nasi goreng sosis pedas tentu saja mendengarnya.

"Katanya gak lapar. Tapi perutnya panduan suara.!" Ejek Andra sambil tersenyum.

'Ah, perut kenapa gak tidak sopan. Pakai acara bunyi lagi. Kenapa dia tampan banget kalau senyum, ngalah-ngalahin ketampanan Lee min hoo.' batin Alana.

"Pesan sekalian aja Lan. Aku gak mau ya kalau sampai dengar ada yang bilang bawa cewek gak dikasih makan.!" kata Andra dengan tatapan tajam.

"Emang aku kucing dikasih makan.!" Protes Alana.

"Makanya kalau gak mau disamain sama meong. manut aja omongan aku kan bisa." ucap Andra otoriter.

"Bu, Satu nasi goreng bakso ya. Yang pedes banget." Ucap Alana pada Seorang wanita yang sedang menggoreng nasi di wajan.

"Baik Mbak. Pacarnya cantik ya Mas.!" Ujar wanita paruh baya itu sembari tersenyum.

"Iya Bu, ngalah-ngalahin Aura Kasih.!" Jawab Andra tanpa ekspresi.

""Eh, sejak kapan aku jadi pacar Kakak " Ucap Alana berbisik di telinga Andra.

"Sejak kita bertemu.!" Balas Andra serius.

"Enak aja, aku gak pernah denger Kakak suka sama aku. Apalagi nembak aku. Jadi gak usah ngaku-ngaku.!" Ujar Alana sambil memanyunkan bibirnya.

"Gak usah geer. Aku cuman bercanda.!" Balas Andra tanpa ekspresi.

'Nyebelin banget nih manusia kutub. Kalau ada sumur udah gua lempar deh ke dasar sumur.' Monolong Safira dalam hati.

Andra yang melihat ekspresi Alana menjadi semakin kesal, bersikap acuh dan biasa saja. Walaupun ia tertarik dengan gadis itu, tapi ini belum waktunya.

"Kak Andra, kog ada disini." Ucap seorang gadis cantik dengan memandang Alana dari atas sampai bawah.

Episodes
1 Pertemuan Tidak Sengaja
2 Lelaki Dingin Tukang Paksa
3 Bertemu Fans Garis Keras Andra
4 Lagi - Lagi Andra
5 Rencana Busuk Intan
6 Binggung Mengambil Keputusan
7 Keluarga Andra Vs Keluarga Intan
8 Telpon Dari Ayah Alana
9 Bersilaturahmi ke Rumah Andra
10 Makan Malam Bersama Keluarga Andra
11 Hari Pernikahan
12 Hari Pertama Setelah Pernikahan
13 Kelas Pertama Setelah Menikah
14 Tetap Dingin Bagai Es Baloka
15 Di Hadang Oleh Intan
16 Keberuntungan di Tangan Alana
17 ALANA DAN ANDRA
18 Candle Light Dinner Ala Andra
19 Permintaan Andra
20 Musyawarah Keluarga
21 Belanja Perdana bersama Andra
22 Intan Menghilang
23 Intan Sembunyi
24 Kondisi Alana
25 Hamil
26 Semua Khawatir Pada Alana
27 Ide Gila
28 Intan Kepala Batu
29 Alana Ke RSIA
30 USG
31 Rencana Selanjutnya
32 Kembali Kuliah
33 Ngambek
34 Mantan Andra
35 Tentang Perasaan
36 Masih tentang Korsel
37 Gara-Gara Makan Bakso
38 Ngambek
39 Andra Minta Maaf
40 Tentang Persahabatan
41 Handika Lagi, Handika lagi
42 Di Cibir Teman - Teman Intan
43 Andra Jahil
44 Perjuang Bumil
45 Alana Jatuh
46 Sugar Baby
47 Andra Cemburu
48 Andra Sidang
49 Alana Ngambek
50 Ngambek (2)
51 PERGI
52 Pulang
53 Foto Kiriman Handika
54 Kartu Ujian
55 Debat lagi
56 Wanita Lain
57 Masak bersama Tiga Sahabat
58 Masih Kesal
59 Bermalam di Rumah Keluarga Brahmana
60 Debat Lagi, Debat Lagi
61 Tendangan Baby
62 Acara Empat Bulanan
63 Fakta Tentang Intan
64 Syarat dari Andra
65 FAKTA KEJAHATAN YANG TERKUAK
66 double date
67 Orang julid
68 Keputusan Dokter
69 Dokter Dara Jahil
70 Pergi Ke Korea Selatan
71 Liburan Dadakan
72 Seoul Part 1
73 Seoul Part 2
74 Bumil Oh Bumil
75 Seoul Part 3
76 Keseleo
77 akhir
78 Pengumuman Novel Baru
79 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Pertemuan Tidak Sengaja
2
Lelaki Dingin Tukang Paksa
3
Bertemu Fans Garis Keras Andra
4
Lagi - Lagi Andra
5
Rencana Busuk Intan
6
Binggung Mengambil Keputusan
7
Keluarga Andra Vs Keluarga Intan
8
Telpon Dari Ayah Alana
9
Bersilaturahmi ke Rumah Andra
10
Makan Malam Bersama Keluarga Andra
11
Hari Pernikahan
12
Hari Pertama Setelah Pernikahan
13
Kelas Pertama Setelah Menikah
14
Tetap Dingin Bagai Es Baloka
15
Di Hadang Oleh Intan
16
Keberuntungan di Tangan Alana
17
ALANA DAN ANDRA
18
Candle Light Dinner Ala Andra
19
Permintaan Andra
20
Musyawarah Keluarga
21
Belanja Perdana bersama Andra
22
Intan Menghilang
23
Intan Sembunyi
24
Kondisi Alana
25
Hamil
26
Semua Khawatir Pada Alana
27
Ide Gila
28
Intan Kepala Batu
29
Alana Ke RSIA
30
USG
31
Rencana Selanjutnya
32
Kembali Kuliah
33
Ngambek
34
Mantan Andra
35
Tentang Perasaan
36
Masih tentang Korsel
37
Gara-Gara Makan Bakso
38
Ngambek
39
Andra Minta Maaf
40
Tentang Persahabatan
41
Handika Lagi, Handika lagi
42
Di Cibir Teman - Teman Intan
43
Andra Jahil
44
Perjuang Bumil
45
Alana Jatuh
46
Sugar Baby
47
Andra Cemburu
48
Andra Sidang
49
Alana Ngambek
50
Ngambek (2)
51
PERGI
52
Pulang
53
Foto Kiriman Handika
54
Kartu Ujian
55
Debat lagi
56
Wanita Lain
57
Masak bersama Tiga Sahabat
58
Masih Kesal
59
Bermalam di Rumah Keluarga Brahmana
60
Debat Lagi, Debat Lagi
61
Tendangan Baby
62
Acara Empat Bulanan
63
Fakta Tentang Intan
64
Syarat dari Andra
65
FAKTA KEJAHATAN YANG TERKUAK
66
double date
67
Orang julid
68
Keputusan Dokter
69
Dokter Dara Jahil
70
Pergi Ke Korea Selatan
71
Liburan Dadakan
72
Seoul Part 1
73
Seoul Part 2
74
Bumil Oh Bumil
75
Seoul Part 3
76
Keseleo
77
akhir
78
Pengumuman Novel Baru
79
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!