Alana yang mendapat tatapan penuh selidik dari wanita yang terlihat satu atau dua tahun di atasnya itu mendadak menjadi tidak nyaman. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mempedulikan tatapan sinis dari wanita cantik disampingnya itu. Walaupun raut wajahnya tidak dapat berbohong, kalau ada rasa takut di dadanya.
"Kak, dia siapa?" Tanya wanita itu dengan wajah keruh dan masam. Intan menatap sinis ke arah Alana. Memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah.
"Cantikan juga gua.!" ucap Intan dalam hati.
Alana menjadi tidak enak pada wanita itu. Ia jadi berpikir kalau-kalau wanita ini adalah pacar dari Andra sang manusia kutub. Perasaannya menjadi was-was dan galau. Apa mungkin dirinya sudah terjerat pesona Andra sang manusia dingin dan kaku itu. Alana akhirnya menatap ke arah Andra, ia nampak diam saja. Dari raut wajahnya juga tidak ada penyesalan. Dari gelagatnya sudah bisa dipastikan mereka tidak ada hubungan spesial. Apa jangan-jangan wanita itu adalah salah satu fans garis keras Andra. Entahlah Alana menjadi binggung sendiri memikirkan situasi yang menerpanya.
"Kak, jawab kak. Dia siapa?" Tanya wanita itu kembali dengan sedikit meninggikan nada suaranya setelah tak mendapat respon dari Andra.
Andra masih diam membisu. Andra sendiri benar-benar tidak suka dengan wanita-wanita modelan seperti ini. Andra menjadi kesal dengan tingkah laku gadis disamping Alana itu, "Dia siapa? Itu bukan urusan mu Intan. kamu bukan siapa-siapa ku, jadi tidak perlu ikut campur ke dalam urusanku. Ngerti.!" Balas Andra garang dan menohok.
Gadis itu diam di tempat, ia tertunduk lesu. Andra yang memang tidak nyaman dengan salah satu fans garis kerasnya itu, dan gadis itu sepertinya juga sangat terobsesi dengan Andra.
Andra mendekat ke arah penjualnya nasi goreng dan meminta makannya di bungkus.
"Bu, pesanan saya dan pacar saya tadi di bungkus saja Bu.!" Perintah Andra pada si penjual nasi goreng.
Ibu itu hanya mengangguk, membukus dua nasi goreng di depannya. Kemudian menyerahkan kepada Andra. "Ini Bu uangnya. Kembaliannya buat ibu saja.!" Ucap Andra lalu mengandeng tangan Alana untuk beranjak dari warung nasi goreng itu.
Terdengar ucapan terimakasih dari sang penjual nasi goreng, Andra hanya menoleh sekilas dan tersenyum.
'Duh, senyum Kak Andra kog bisa manis banget ya. Duh diabetes nih kalau lama-lama dekat sama dia.' batin Alana yang tak sadar mengangkat sudut bibirnya.
Andra yang mendapati Alana tersenyum simpul dibuat gemas sendiri. Namun bukan Andra namanya jika tidak bisa menetralkan suasana hatinya.
Sesampai di tempat parkir Andra mendengus kesal. Bisa-bisa dia selalu di ganggu cewek-cewek fans garis kerasnya. Mungkin seperti itulah resiko jadi cowok tampan nan rupawan. Di tambah popularitas Andra di kalangan mahasiswa penyuka organisasi. Siapa yang tidak mengenal sosok Andra yang berwibawa dan penuh dengan prestasi.
"Lan, kos kamu deket dari sini." tanya Andra tiba-tiba.
"Deket Kak." jawab Alana singkat.
"Kalau Deket kita makan di kos kamu aja ya. Malas ketemu gadis bar-bar kaya tadi." Intrupsi Andra yang hanya diangguki oleh Alana.
Tak sampai lima menit mereka sudah sampai di kos Alana. Andra mengikuti Alana yang masuk ke salah satu rumah yang kelihatannya seperti bukan kos, namun rumah pribadi seseorang.
"Lan, ini benar kos kamu.!" Tanya Andra memastikan.
"Iya Kak." balasnya singkat.
"Loh, kog kaya rumah pribadi?" Tanya Andra kembali.
"Iya, aku sengaja milih kos yang satu atap dengan ibu kos. Kebetulan pas aku nyari kos di sini buka. Jadi aku ambil aja." Terang Alana.
Andra mengangguk-angguk tanda setuju. Benar memang Alana anak baik-baik. Ketika di jaman yang udah gak waras ini orang lain tidak ingin diganggu oleh orang lain termasuk ibu kos. Sementara Alana berbeda ia memilih tempat kos dimana ia akan mendapat penjagaan dari pemilik rumah.
"Silahkan Masuk Kak.!" ajak Alana pada Andra. Alana tak lupa membawa masuk sepatunya yang ia bawa dengan tangan kirinya.
"Ya." jawab Andra singkat padat dan jelas.
Alana berjalan di depan sementara Andra mengekori Alana.
"Silahkan duduk Kak. Aku taruh tas dulu ya Kak.!" Ucap Alana seraya meninggalkan Andra sendiri di ruang tamu.
Cukup lama gadis itu di kamarnya. Seperempat jam kemudian ia baru keluar dan sudah mengganti pakaiannya. Alana tak lupa membawa dua piring untuk menyantap nasi goreng yang dibawa Indra. Mereka akhirnya makan berdua, hanya dengan saling tatap tanpa ada obrolan yang berarti. Selesai makan barulah Andra membuka mulutnya untuk berbicara.
"Lan, aku minta maaf karena memaksa kamu ikut denganku." Ujar Andra tak ekspresi penyesalan.
"Iya kak gak masalah. Justru aku yang harusnya berterima kasih karena Kakak udah jadi tukang ojek gratisan dan beliin aku makan juga." Ucap Alana sambil tersenyum ke arah Andra.
"Oh iya Lan, kalau kamu ada masalah cerita aja sama aku. Aku khawatir gadis tadi akan berbuat onar dan menyelakai kamu." Ujar Andra dengan raut wajah khawatir.
"Iya Kak. Siap.!" jawab Alana dengan mengangkat tanggannya ke atas keningnya seperti orang yang sedang hormat dengan atasannya.
Andra yang mendapati tingkah Alana jadi tersenyum simpul. Ia kira gadis itu akan sangat jutek dan nyebelin. Nyatanya tidak, dia masih bersikap sopan walaupun Andra sudah terang-terangan memaksa untuk ikut dengannya.
"Kakak, cakep deh kalau lagi senyum. Gak kaya manusia kutub." Ucap Alana tanpa sengaja. Ia buru-buru menutup mulutnya. Ia takut Andra akan marah pada dirinya karena dikatai manusia kutub oleh dirinya.
"Aku emang cakep. Ngaku ya sekarang kalau kamu juga fans aku. Tapi aku juga manusia kutub karena jarang senyum." Jawab Andra sambil menggoda Alana.
"Kenapa Kakak jarang senyum." Tanya Alana penasaran.
"Karena kalau aku senyam senyum entar di kira orang gila dong.!" Balas Andra sedikit terkekeh.
Alana tidak menyangka lelaki dingin kembaran manusia kutub itu ternyata lucu juga. Bahkan senyumnya itu membuat dirinya jatuh cinta.
Sementara di tempat lain, Intan sedang terbawa emosi karena di permalukan di depan umum oleh Andra. Dia merasa kecewa, sebagai salah satu fans garis kerasnya seharusnya Andra bersikap baik kepada dirinya. Namun ini malah sebaliknya. Apa jangan-jangan itu karena mahasiswa baru yang bersamanya.
"Gua harus balas dendam sama cewek tadi.! Gua harus cari tahu siapa dia." Gerutu Intan penuh emosi.
Intan mengambil Handphonenya mengirim pesan kepada salah satu orang kepercayaannya. Orang itu adalah Handika. Lelaki bodoh yang hanya dimanfaatkan Intan karena mengejar dirinya.
iya mendeal nomor itu dengan sekali tekan, dan langsung mendapat jawaban dari orang yang bersangkutan.
[Hallo... Bisa minta tolong?] intan memberi tahukan tentang mahasiswa yang tadi bersama Andra, ia juga menceritakan secara detail rencananya. Setelah rencananya disetujui oleh Handika, Intan tersenyum penuh kemenangan.
"Awas aja kamu gadis sialan. Tidak akan ku biarkan siapapun mendapatkan Andra, selain diriku." Ucap Intan berapi-api.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments