Takdir Cinta Alana
Alana adalah salah satu mahasiswa baru jurusan ilmu komunikasi di kampus negeri harapan jaya. Ia saat ini sedang menjalani kegiatan ospek.
Hari ini ia berangkat setidaknya lebih pagi dari biasanya. memakai baju putih dipadukan dengan rok berwarna hitam.
Sesampainya di Graha ia berjalan menyusuri parkiran sebelah kanan agar bisa berkumpul bersama teman satu kelompoknya.
"Hai, Alana. Sini.!" Ucap Anggi sembari melambaikan tangan salah satu teman sekelompok Alana dari jurusan pertanian.
Alana membalas lambaian tangan Anggi, dan berjalan mendekatinya. "Hai, ternyata kamu lebih pagi Nggi." balas Alana sembari meletakan tas ranselnya di samping tas Anggi.
"Rumahku kan jauh, jadi aku sengaja datang lebih pagi. Akhirnya ya kita hari ini ospek terakhir.!" Ucap Anggi sumringah.
"Iya, seneng banget. Akhirnya Minggu depan kita bisa mulai kuliah ya.!" Ujar Alana tak kalah semangat.
Waktu demi waktu terus berganti tibalah mereka di stand khusus minat dan bakat. Alana awalanya binggung ingin memilih organisasia apa yang ingin ia ikuti. kalau mengikuti kata hati ia pasti memilih English Clubs karena ia memang sering mengikuti perbagai kompetisi yang berkaitan dengan bahasa inggris, baik itu debat, story telling, dan masih banyak lagi.
Ia akhirnya berjalan sendiri menyusuri setiap stand organisasi dan minat bakat itu. Ada yang menarik dari salah satu stand di depannya, berdiri puluhan piala dan tentu saja itu memacu atensinya untuk mendekat.
saat di depan stand tersebut tak sengaja ia bersitatap dengan lelaki yang nampak acuh, tak ada senyum di bibirnya. Ia jadi berpikir apakah semua mahasiswa yang ikut organisasi ini sangat dingin seperti es balok?. Namun dugaannya salah. Lelaki yang nampak acuh dengan kehadirannya kini tengah mengobrol dengan salah satu rekannya, bahkan ia tersenyum.
Senyuman itu membuat jantung Alana berdetak lebih cepat dari biasanya. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?. Alana buru-buru menepis perasaan aneh itu. Mungkin hanya rasa kagum saja.
Alana akhirnya mengisi form pendaftaran anggota baru unit kegiatan mahasiswa penelitian itu. Ia dengan semangat mengisi form tersebut, kemudian setelah selesai ia mengembalikan form itu kepada salah satu kakak penjaga stand yang sangat ramah, Deswan namanya.
Lalu ia undur diri dan pamit untuk pindah ke stand berikutnya. Akan tetapi saat akan keluar dari stand UKM penelitian itu ia tertabrak oleh lelaki yang mengacuhkan dirinya beberapa waktu yang lalu. Ia mendegus kesal. Lantas membantu lelaki itu membereskan berkas-berkas yang jatuh berceceran di depannya.
Alana masih berjongkok memunguti kertas milik seniornya itu. Mahasiswa lain hanya menatap tajam. Ah, tentu saja mereka akan mengira kalau dirinyalah yang membuat puluhan kertas itu terbang berhamburan dan jatuh ke atas tanah. padahal disini ia hanyalah korban yang merasa tidak enak dan ikut membantu memunguti kertas putih itu. Setelah selesai memunguti kertas putih dengan tulisan yang tidak ia ketahui, Alana menghampiri laki-laki itu dan menyodorkan puluhkan kertas itu kepadanya. "Ini, Kak." Ucapnya pelan
"Iya, terima kasih. Saya Andra jurusan Ilmu Komunikasi semester 7." Balas lelaki itu, seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Alana.
Alana yang sedari tadi memang mengagumi sosok di depannya itu lantas membalasnya. "Saya Alana. Mahasiswa Baru, jurusan ilmu komunikasi."
"Oke, saya tinggal dulu. Bye." ucap lelaki itu lantas pergi tanpa jejak.
'Astaga kog ada lelaki kaya es balok kaya gitu.' gerutu Alana dalam hati. Alana akhirnya melanjutkan perjalannya memilih stand UKM dan meminta sepuluh tanda tangan sesuai intruksi yang diberikan oleh panitia.
Setelah semua tanda tangan terkumpul ia bergegas mengumpulkan pada panitia. Saat akan menyerahkan kertas dalam genggamannya ia melihat Andra lelaki yang tadi acuh kepadanya.
'Yaelah kenapa dia lagi, dia lagi.' cicit Aluna pelan.
Andra yang menyadari kehadiran Alana, tetap acuh seolah tak mengenal. padahal Andra sendiri tertarik dengan gadis cantik di depannya. namun gengsinya lebih tinggi sehingga bungkam adalah cara terbaik untuk menyimpan rasa itu sendiri.
"Kak, ini silahkan kertasnya." Ucap Alana seraya memberikan kertas yang sudah terbubui oleh tanda tangan dan cap dari sepuluh UKM sesuai intruksi. Alana akhirnya dapat bernafas lega, semua beban ospek sudah selesai. Tinggal menjalani aktivitas sebagai mahasiswa, kuliah dengan baik dan benar. semoga saja ia juga bisa bermanfaat untuk sekitar.
Alana duduk termenung di bawah pohon rindang di sebelah kanan Graha rasanya hari ini sangat melelahkan, namun juga membahagiakan akhirnya Ospek akan di tutup dan resmi jadi mahasiswa.
Saat sedang termenung sendirian, ia dikejutkan dengan kehadiran Andra laki-laki yang mengacuhkannya.
"Mana, temen-temen kamu?" Bariton Andra yang cukup tinggi membuat Alana yang sedang melamun terkejut.
"Eh, Kakak. Yang Lain belum balik." Jawab Alana memberi penjelasan.
"Trus kamu kenapa disini?" Tanya Andra Penasaran.
"Saya sudah selesai Kak. Saya capek jadi saya duduk disini, sesuai juga untuk hari yang terik ini." Jelas Alana tanpa menatap Andra.
Andra hanya menatap tajam ke arah Alana. netra coklatnya seolah menyiratkan sesuatu yang ia sendiri tidak bisa mengartikan. lelaki itu kemudian pergi tanpa pamit.
'Dasar, kulkas berjalan. bisa-bisanya tiba-tiba nonggol, tiba-tiba pergi. udah kaya dedemit aja dia.' Alana bermonolog pelan.
Sepeninggal Andra lelaki berwajah datar dan sedingin kulkas itu, Alana hanya termenung Sendiri. Ia heran kenapa teman-teman satu kelompoknya lama sekali. padahal cuman minta tanda tangan. karena bosan sendirian di bawah pohon rindang itu, ia memutuskan menyusuri setiap sisi gedung yang cukup megah itu, berjalan santai walaupun ia sebenarnya dilanda kelaparan.
'Astaga kenapa gua jadi lapar.!" gerutu Alana pelan. ia memang perutnya yang sudah tidak bisa kompromi. pantas saja perutnya berirama, ia tadi juga melewatkan sarapan karena panitia menyuruh mahasiswa baru untuk datang pukul setengah enam pagi. sungguh perjuangan menuntut ilmu seberat ini. mungkin lebih berat daripada rindunya dilan.
"Ini makan." Ucap Andra sambil memberikan nasi bungkus dan satu botel air mineral kepada Alana.
Alana tidak merespon namun jujur dia binggung. bisa-bisanya Lelaki itu tau kalau dia sedang kelaparan. Apakah ia mengutit dirinya sedari tadi, atau jangan-jangan ia adalah anak Indigo yang bisa tahu segalanya.
"ini.!" Ucap Andri kembali.
karena tidak mendapat respon akhirnya ia menaruh nasi bungkus dan air mineral itu di pangkuan Alana.
Alana melerik lelaki itu dan mengucapkan terimakasih.
"Makasih Kak." ucap Alana sambil menunduk.
lelaki itu kini menghilang kembali dari hadapannya. Alana menjadi semakin binggung. Apakah lelaki itu manusia asli? atau jangan-jangan makhluk jadi-jadian". Batin Alana
Tepat pukul 02.00 ospek dibubarkan. hampir semua orang bahagia. hanya Alana yang tersenyum masam. karena ia juga binggung harus bagaimana.
Saat berjalan melewati trotolan disepanjang jalan. Ia mendapati seorang lelaki yang datang menggunakan motornya.
"Ayo,bareng aku.!" perintah Andra, namun Alana justru menggeleng karena merasa tidak nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Noviyanti
salken dari Jelia secantik kupu-kupu.. mampirlah jika berkenan 🙏🙏
2022-09-25
1