Protagonis dan antagonis

Camila membawa roti kelinci beralaskan kertas kue itu kedalam kelas, sepanjang perjalanan dia tak henti-hentinya memicu perhatian para siswa. Bagaimana tidak? Camila Blazemoche yang terkenal sebagai kecantikan yang dingin, sedang membawa kue kelinci yang bergoyang-goyang lucu di setiap langkahnya.

Menimbulkan gap moe yang mengesankan.

Begitu dia duduk di bangkunya pada barisan depan, dia segera memakan kue tersebut. Seperti yang dia duga, keterampilan memasak protagonis novel sampah seperti ini selalu menjadi yang terbaik. Kulit luar roti ini renyah, sedangkan isiannya begitu lembut dan kaya, dengan dominan rasa pahit dark chocholate yang memiliki beberapa persen rasa manis yang meleleh di mulutnya.

"Camila, kue itu tampak enak. Dimana kau membelinya? Apakah cafetaria kita menyediakan menu seperti ini?" Suara seorang lelaki terdengar.

Camila menoleh dan melihat salah satu teman sekaligus rivalnya dalam pelajaran, Lance Aubrey. Rambut merah pria itu tampak berapi-api seperti biasa, jadi Camila menjawabnya demi kesopanan

"Ini hadiah."

Lance terkejut, sejak kapan ada siswa yang memiliki nyali untuk mendekati Dewi sekolah?

"Anak kelas mana itu? Senior? Dari keluarga mana?"

Camila mengernyit dan menelan kue dimulutnya, lalu mencubit bagian kepala kelinci untuk diberikan pada anak cerewet ini. Tak menduga saingannya akan memberi gestur hendak menyuapinya, tentu Lance terkejut. Tapi dia tetap menerima suapan ini dan mengunyah dengan tenang, mata emasnya berbinar saat dia berkomentar dengan tak percaya

"Enak."

Camila tersenyum kecil

"Dia memang koki yang hebat."

"Dia membuat ini sendiri? Dari keluarga mana? Bisnis kuliner?" Lance tampak penasaran sambil menatap serakah sisa roti di tangan pihak lain.

Camila memakan roti yang tersisa dengan satu suapan besar, menatap puas wajah kesal Lance sebelum menjawab

"Murid biasa, anak beasiswa."

"Kau bisa bergaul dengan orang seperti itu?" Lance menatapnya tak percaya, seingatnya Nona Blazemoche bukanlah tipe yang akan bergaul dengan rakyat jelata.

"Kenapa tidak?"

"Lupakan. Kenapa dia memberimu kue? Ajakan kencan?" Lance mengalihkan pembicaraan pada topik yang lebih penting.

"Ucapan terimakasih, karena dia bilang aku sudah menolongnya" singkatnya.

"Laki-laki mana yang masih butuh diselamatkan oleh perempuan? Banci ya?" Cibir Lance.

"Jangan toxic masculinity, Lance. Lagipula dia perempuan" jelas Camila.

Lance tampak lega dan tidak berusaha menutupinya

"Yah ... Perempuan itu bagus, kau memang harus mulai lebih banyak berteman. Tunggu, aku tidak toxic masculinity!"

"Hm."

Camila bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar, Lance yang tiba-tiba ditinggalkan tentu mengernyit tidak senang. Dia meraih lembut tangan Camila dan bertanya

"Mau kemana?"

"Cuci tangan."

Lance bernafas lega, ternyata nona muda ini tidak sedang mengabaikannya

"Oh. Ya sudah."

Begitu Camila pergi keluar kelas, beberapa siswa yang tidak tahan untuk bergosip sontak menertawakan kelakuan ketua kelas mereka. Lance cemberut

"Apa yang lucu?"

"Lance, kau benar-benar naif" ujar Leo, siswa ranking kelima yang duduk tepat di belakang bangku Camila.

"Maksudnya?" Lance kebingungan.

"Negara kita merupakan negara terbuka, dan ini sudah tahun berapa?" Tambah Sage, anggota olimpiade matematika yang sedang terkikik sambil merapikan kertas tes miliknya.

Lance bukan orang bodoh, tentu dia menyadari implikasi dari ucapan teman-teman ini. Tapi begitu dia hendak membantah dengan mengatakan bahwa Camila adalah perempuan lurus, seseorang kembali menyela.

"Lance, menurutmu Camila cantik tidak?" Tanya Ashley, wakilnya.

Lelaki berambut merah itu menjawab heran

"Tentu saja cantik, kenapa masih bertanya? Aku memang rivalnya, tapi aku tidak buta."

Ashley mengabaikannya dan kembali bertanya

"Dia cantik, jenius, tidak memiliki hobi aneh, pendiam dan ramah di saat yang diperlukan. Tidakkah menurutmu Camila sempurna?"

Meski bingung, Lance mengangguk.

"Lalu kenapa kau masih berpikir hanya laki-laki yang bisa menyukainya?" Ashley tertawa.

Lance membeku.

Seolah belum cukup, Sage semakin mengompori topik ini

"Perempuan menyukai segala hal yang cantik, Lance ~"

Leo ikut-ikutan sambil menunjuk-nunjuk tas sederhana tapi memiliki sebuah bros emas putih yang cantik di tas Camila

"Perempuan menyukai perhiasan dan uang, Lance ~"

Bahkan Shion yang sejak awal diam di sudut, ikut menambahkan sambil melambaikan hasil tes pelajaran kepribadian

"Perempuan menyukai orang baik dan jenius, Lance ~"

Sudut mulut Lance berkedut mendengar anak-anak ini menyeret suaranya, tapi dia tidak memprotes karena Camila sudah kembali dari mencuci tangannya. Melihatnya, Lance ingin menceramahi saingannya ini agar tetap di jalan lurus.

Namun sebuah suara lembut dan manis membuat anak-anak yang mulanya iseng bergosip tadi, menjadi diam seketika.

"Camila" panggil anak itu.

Si pemilik nama menoleh dan mendapati gadis cengeng tadi berdiri di sebelah pintu masuk kelasnya, bingung

"Ada apa, Arianna?"

Anak-anak di kelas memasang telinga mereka baik-baik, bersiap mendengarkan gosip. Lance bahkan turut mendekati dua gadis di ambang pintu dengan cemberut, menatap siapa warga sipil yang berani mendekati temannya.

Hanya untuk dikejutkan dengan wajah lembut dan malu-malu Arianna, dia shock seolah baru disambar petir. Benarkah apa yang dikatakan oleh teman-temannya barusan?

Namun wajah lembut dan kepribadian pemalu seperti ini, sangat bertolak belakang dengan wajah cantik dan kepribadian lugas milik nona Blazemoche.

Yang secara mengejutkan ... Cocok.

Arianna melihat anak berkepala merah yang menatapnya dengan serius, sebisa mungkin mengabaikannya dan melihat Camila. Memastikan apakah gadis ini sudah memakan kue buatannya, begitu yakin bahwa Camila sudah menghabiskannya, Arianna merasa sangat senang dan menatap pihak lain dengan mata berbinar.

"Camila, aku bekerja di restoran dan belajar membuat dessert baru-baru ini. Rasanya mungkin tidak seenak buatan koki di rumahmu, tapi seharusnya juga tidak seburuk itu. Aku masih ingin memasak lebih banyak untukmu sebagai ucapan terimakasih, adakah yang ingin kau makan?" Arianna tampak antusias, wajahnya berbinar gembira.

Lance shock sampai tak bisa berkata-kata, dengan kaku menunggu reaksi temannya.

Camila disisi lain memang tidak menunjukkan reaksi berarti, tapi matanya yang juga berbinar senang tampak sangat kentara. Dia menjawab

"Aku bukan pemilih, asalkan tidak terlalu manis atau terlalu asin."

"Baiklah! Apa kau tidak punya alergi?" Arianna mendekati Camila.

"Tidak ada. Tapi aku tidak suka pare" jawabnya.

Arianna semakin dekat, bahkan dengan berani memegang tangan Camila. Wajahnya tampak gugup, harap-harap cemas

"Apakah kau tidak keberatan dengan mousse stroberi?"

Camila hanya mengangguk.

Arianna tampak lega, segera menjadi bersemangat dan tersenyum bahagia

"Kalau begitu aku akan membawakannya untukmu besok! Sampai jumpa!" Dia berlari kembali ke ruang kelasnya.

Meninggalkan Lance yang terpaku seperti kuda kayu, dan anak sekelas yang bersiul dengan liar sambil meneriaki Lance sebagai

"Induk beruang."

Episodes
1 Protagonis cantik dan miskin
2 Kemunculan Second lead
3 Kemunculan singkat Male lead
4 Menggantikan Second lead
5 Protagonis dan antagonis
6 Male lead dan Second lead
7 Logika seorang playboy
8 Adegan klise kantin
9 Arianna
10 Merah-merah
11 Kekerasan dalam rumah tangga
12 Perempuan
13 Dua gadis
14 Orangtua teladan
15 Putus hubungan
16 Pelangi pelangi ~
17 Aiden Blazemoche
18 Pertanyaan
19 Lembaran baru
20 Kesadaran dunia
21 Mencari rumah
22 Kohabitasi
23 Antagonis dan Figuran
24 Kelainan
25 Renungan
26 Anomali
27 Protagonis wanita
28 Kau yang dari novel (1)
29 Kau yang dari novel (2)
30 Dua dalam satu
31 Frost Harrison
32 Aku tidak suka dia!
33 Manis seperti anjing
34 Kontak baru
35 Kompensasi
36 Camila ... Cium!
37 Realisasi diri
38 Second lead syndrome
39 Orang Harrison
40 Si Paling Bad boy
41 Salahkan takdir
42 Sosok guru
43 Keputusan
44 Ruang introspeksi
45 Wali
46 Wanita licik
47 Kakak
48 Keputusan
49 Drama kecil
50 Perubahan
51 Lupa
52 Mari bertarung
53 Pelan-pelan saja
54 Harem?
55 Perubahan Gabriel
56 Pertemuan keluarga inti
57 "Tidak"
58 Tunanganku
59 Saling melempar batu
60 Pamit
61 Timeskip
62 Bolehkah?
63 Jangan main-main
64 Beberapa hal yang berubah
65 Karena kau jahat
66 Dugaan masalah
67 Kencan (?)
68 Persiapan kencan
69 Fiona Harrison
70 "Aku dibom"
71 Jadi kok!
72 Kencan dengan Gabriel (1)
73 Kencan dengan Gabriel (2)
74 Pembuat masalah
75 Tidak tau malu
76 Perubahan rencana
77 Wundervei
78 Ciuman pertama
79 Kau adalah orang ketiga
80 Kau tidak berpikiran untuk ...
81 Persimpangan
82 Perjamuan
83 Perjamuan (2)
84 Frost dan Gabriel
85 Konsensus?
86 Arianna, Frost dan Fiona
87 Seperti fantasi
88 Camila dan 'Camila'
89 Tabir takdir (1)
90 Tabir takdir (2)
91 Keinginan Camila selama ini
92 Suara langkah kaki
93 Dua peran, dua dunia
94 Male lead baru?
95 Protagonis wanita dan ... Female lead
96 Hidup baru
97 Aku paling menyukaimu
98 Diskusi pasangan
99 Pangeran yang kesepian
100 Mengorek luka
101 Kenapa, Rushia?
102 Ikan dalam jala
103 Serangan
104 Aku membunuhnya
105 Aku hanya ingin dicintai
106 Resolusi
107 Perkembangan mantan Male lead
108 Sweet karma
109 Akhir
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Protagonis cantik dan miskin
2
Kemunculan Second lead
3
Kemunculan singkat Male lead
4
Menggantikan Second lead
5
Protagonis dan antagonis
6
Male lead dan Second lead
7
Logika seorang playboy
8
Adegan klise kantin
9
Arianna
10
Merah-merah
11
Kekerasan dalam rumah tangga
12
Perempuan
13
Dua gadis
14
Orangtua teladan
15
Putus hubungan
16
Pelangi pelangi ~
17
Aiden Blazemoche
18
Pertanyaan
19
Lembaran baru
20
Kesadaran dunia
21
Mencari rumah
22
Kohabitasi
23
Antagonis dan Figuran
24
Kelainan
25
Renungan
26
Anomali
27
Protagonis wanita
28
Kau yang dari novel (1)
29
Kau yang dari novel (2)
30
Dua dalam satu
31
Frost Harrison
32
Aku tidak suka dia!
33
Manis seperti anjing
34
Kontak baru
35
Kompensasi
36
Camila ... Cium!
37
Realisasi diri
38
Second lead syndrome
39
Orang Harrison
40
Si Paling Bad boy
41
Salahkan takdir
42
Sosok guru
43
Keputusan
44
Ruang introspeksi
45
Wali
46
Wanita licik
47
Kakak
48
Keputusan
49
Drama kecil
50
Perubahan
51
Lupa
52
Mari bertarung
53
Pelan-pelan saja
54
Harem?
55
Perubahan Gabriel
56
Pertemuan keluarga inti
57
"Tidak"
58
Tunanganku
59
Saling melempar batu
60
Pamit
61
Timeskip
62
Bolehkah?
63
Jangan main-main
64
Beberapa hal yang berubah
65
Karena kau jahat
66
Dugaan masalah
67
Kencan (?)
68
Persiapan kencan
69
Fiona Harrison
70
"Aku dibom"
71
Jadi kok!
72
Kencan dengan Gabriel (1)
73
Kencan dengan Gabriel (2)
74
Pembuat masalah
75
Tidak tau malu
76
Perubahan rencana
77
Wundervei
78
Ciuman pertama
79
Kau adalah orang ketiga
80
Kau tidak berpikiran untuk ...
81
Persimpangan
82
Perjamuan
83
Perjamuan (2)
84
Frost dan Gabriel
85
Konsensus?
86
Arianna, Frost dan Fiona
87
Seperti fantasi
88
Camila dan 'Camila'
89
Tabir takdir (1)
90
Tabir takdir (2)
91
Keinginan Camila selama ini
92
Suara langkah kaki
93
Dua peran, dua dunia
94
Male lead baru?
95
Protagonis wanita dan ... Female lead
96
Hidup baru
97
Aku paling menyukaimu
98
Diskusi pasangan
99
Pangeran yang kesepian
100
Mengorek luka
101
Kenapa, Rushia?
102
Ikan dalam jala
103
Serangan
104
Aku membunuhnya
105
Aku hanya ingin dicintai
106
Resolusi
107
Perkembangan mantan Male lead
108
Sweet karma
109
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!