Di lift
Silvia berdiri di depan pintu lift, agar memudahkannya keluar setibanya dilantai bawah nanti. Saat lift sudah terbuka, tanpa sengaja Silvia berpapasan dengan seseorang yang familiar di ingatannya. Namun karena terburu-buru makan siang bersama Regina. Silvia terus melangkah menuju lobi tanpa memastikan sosok familiar itu.
#
#
Sementara 2 hari sebelumnya
Josua Thomson menerima telepon dari kedua orangtuanya. Tuan dan nyonya Thomson membujuk sang putra kembali ke kota kelahirannya. Mereka berharap Josua mau membantu mengurus bisnis keluarga. Itu merupakan salah satu alasan mengapa Josua ada di Thomson Group.
Josua melangkah masuk ke dalam perusahaan. Karena hari ini merupakan hari pertamanya bekerja sebagai CEO perusahaan. Saat mau masuk ke dalam lift, tanpa sengaja pemuda itu melihat seseorang yang sangat familiar di Ingatannya. Pemuda itu memastikan kembali penglihatannya.
"Si-silvia?" gumamnya terbata-bata. Ia menatap lama punggung belakang gadis itu. Tiba-tiba hatinya berdesir melihat gadis pujaannya tiga tahun yang lalu.
"Benar, aku tidak salah lihat. Apa Silvia bekerja di perusahaan Papa? astaga...." ucap Josua menepuk keningnya.
"Kalau tahu begini, mungkin dari tiga tahun yang lalu aku sudah menyetujui tawaran Papa dan Mama." gerutunya berbicara masuk ke dalam lift.
"Ternyata Silvia sudah semakin cantik, body seksi, pakaian modis dan ah...."
"Mengapa otakku jadi mesum begini!" sarkas Josua pada dirinya sendiri.
Tak beberapa lama, Josua sudah sampai di ruangan CEO Thomson Group. Pria itu tersenyum kecil menatap interkom diatas meja kerjanya.
"Agung.... keruangan ku sekarang juga!" ucap Josua dengan tegas. Ia langsung mematikan sambungan interkom ruangannya.
Seorang pria melangkah tergesa-gesa menuju ruangan sang bos. Mulut pria itu terlihat komat-kamit sepanjang melangkah ke ruangan Josua.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!" sahut Josua menatap kearah pintu.
Cklek
Agung masuk ke ruangan Josua dengan napas ngos-ngosan.
"Apa Anda membutuhkan sesuatu, Bos?" tanya Agung menormalkan ekspresinya. Meskipun wajah itu sudah dibanjiri keringat sebesar biji kacang tanah.
"Aku ingin melihat daftar nama-nama karyawan perusahaan. Apa kau memilikinya?" tanya Josua melipat tangannya di dada.
"Ada, bos. Anda bisa melihatnya di depan meja Anda." sahut Agung.
"Apa ada karyawan bernama Silvia di kantor kita?" tanya Josua sembari membuka map di atas mejanya.
"Silvia Lorens?" tanya Agung menyeritkan keningnya. Untuk apa Bos mencari manajer keuangan itu pikirnya.
"Iya, kau benar. Namanya Silvia Lorens." ujar Josua menatap wajah sang asisten.
"Ada, Bos. Bu Silvia menjabat sebagai manajer keuangan di perusahaan kita” terang Agung.
"Anda bisa melihat profil Bu Silvia dari map itu." sambung Agung.
Josua mengangguk-angguk kepalanya mendengar perkataan asistennya.
#
#
Sementara di Restoran G
Silvia sedang makan siangnya bersama Regina di Restoran G. Letak restoran itu tidak terlalu jauh dari Thomson Group. Setelah makan siang, mereka langsung kembali ke perusahaan.
Regina merupakan manajer pemasaran di Thomson Group. Ruangannya berada di lantai 3. Setibanya di lobi perusahaan, Silvia dan Regina masuk ke dalam lift menuju ruangan masing-masing.
Tak beberapa lama setelah mendudukkan bokongnya di atas kursi kebesarannya. Tiba-tiba interkom yang ada di atas meja kerja Silvia berdering. Tak menunggu lama, Silvia langsung mengangkatnya.
"Hallo.... dengan Silvia Lorens manajer keuangan Thomson Group" ujar Silvia
[Bu Silvia ke ruangan CEO sekarang!] ujar Agung dengan tegas tanpa mengalihkan pandangannya dari raut wajah atasannya.
“Baik pak” ujar Silvia.
Silvia keluar dari ruangannya, lalu melangkah menuju lift karyawan. Dalam benaknya, Silvia bertanya-tanya. "Mengapa aku harus keruangan CEO? sedangkan rapat perusahaan sudah berlalu dua hari yang lalu." gumamnya dalam hati.
Sesampainya di lantai 30, Silvia langsung melangkah menuju ruang CEO.
"Saya mau bertemu CEO baru perusahaan kita, sesuatu arahan pak Agung." terang Silvia kepada sekertaris CEO.
"Silahkan Bu Silvia.... CEO kita sudah menunggu Anda di dalam."ucap sekertaris CEO kepada Silvia.
"Terima kasih, Bu." ucap Silvia dengan ramah.
Silvia lalu melangkah menuju ruangan CEO sesuai arahan sekertaris CEO.
Tok
Tok
Tok
Silvia mengetuk pintu sebelum masuk kedalam ruangan CEO.
Suara ketukan pintu dari luar mengalihkan atensi Josua dari ponselnya.
“Masuk” ujar Josua. Posisi Josua langsung membelakangi pintu masuk. Ia ingin melihat bagaimana ekspresi Silvia bertemu dengannya lagi.
Cklekk
Silvia membuka pintu ruangan Josua dengan pelan.
“Apa benar bapak memanggil saya?" tanya Silvia berdiri di depan meja kerja Josua. Silvia merasa heran tidak mendapat sahutan dari sang Bos. Saat akan bertanya kembali. Tiba-tiba Josua memutar kursinya. Tatapan mereka saling bertemu beberapa detik.
"Wajahnya terasa familiar...." gumam Silvia dalam hati.
Tiba-tiba hati mereka berdesir ketika saling menatap. Jantung mereka juga ikut berdetak kencang. Saat sorotan mata itu saling bertabrakan.
"Hem..." Josua berdehem menormalkan desiran di hati dan detak jantungnya.
"Apa aku sangat tampan? sehingga kau tidak mengalihkan pandangan mu sedetik pun dari wajahku?" tanya Josua sedikit narsis.
Kedua mata Silvia melotot melihat mendengar pertanyaan Bosnya.
"Apa pria ini sudah berubah menjadi sinting?" gumam Silvia dalam hati.
Mata mereka lagi-lagi saling bertemu, hati mereka juga ikut berdesir saat tatapan itu bertemu. Karena terlalu lama melamun, tanpa Silvia sadari Josua sudah berdiri di hadapannya.
...*** Bersambung****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Vyrne S W
nyimak dulu thor
2024-01-12
0