Bab 4 First Kiss

“Nice too meet you again..."

"Silvia Lorens” ujar Josua. Pria itu menyeringai melihat Silvia terdiam seperti patung. Josua lalu menatap hangat kedua bola mata teduh milik Silvia.

“Apa kamu masih mengingatku?” sambung Josua lagi meneliti penampilan modis Silvia.

"Kamu terlihat semakin dewasa dan cantik." puji Josua tersenyum tipis.

Silvia menaikan sebelah alisnya mendengar pujian Josua. Gadis itu lalu menatap datar wajah tampan Josua.

"Saya baru bertemu dengan bapak.” sahut Silvia meremas rok span yang gadis itu kenakan. Meskipun ekspresinya terlihat datar namun wajah gugupnya terlihat jelas di pandangan Josua.

"Ada perlu apa bapak memanggil saya?” sambungnya lagi menatap wajah Josua.

Josua menyeringai melihat tatapan datar sekaligus rasa gugup Silvia.

"Benarkah? kamu tidak mengenalku” tanya Josua menatap intens wajah Silvia.

Dengan mimik wajah serius, Silvia lalu menjawab “Tidak, saya belum pernah bertemu dengan Bapak sebelumnya!” serunya "Apa bapak mungkin mengenal saya?" tanyanya pura-pura tidak tahu

"Tidak aku selalu bergelut dengan wanita seksi" ujar Josua mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

“Jika tidak ada yang bapak perlukan, saya permisi” ucapnya hendak keluar, namun Josua menahan pergelangan tangannya lalu menariknya ke dalam dekapannya.”Benarkah?” tanyanya sembari menatap kedua bola mata Silvia.

Jantung Silvia seketika berdetak kencang tanpa rasa takut dia mendorong tubuh Josua dengan kuat, namun tenaganya tidak sekuat tenaga Josua “Benar, saya tidak pernah bertemu dengan bapak, dan saya tidak mengenal bapak!” tegas sembari berusaha melepas dekapan Josua.

“Baiklah” jawab Josua singkat namun tiba-tiba Josua memegang dagu Silvia sehingga pandangan mereka saling bertemu.

DEG..

Mereka terhanyut dengan tatapan itu, tanpa Silvia duga Josua memiringkan kepalanya lalu mengecup singkat bibir Silvia.

Cup

"Salam kenal" ujarnya tersenyum puas, sembari melepaskan dekapannya

Silvia menyentuh bibirnya yang baru saja di kecup Josua yang dia yakini adalah atasannya, karena baru pertama kali dia bertemu secara langsung dengan CEO Thomson Group.

#

#

Silvia masih terpaku dengan apa yang dilakukan Josua kepadanya. Pria yang dulu pernah membuatnya terpesona. Jujur dia ingat dengan pria yang ada didepannya, pria yang dulu bertemu dengannya dan membuatnya terpesona tanpa tahu bahwa pria itu juga yang dimaksud teman-temannya semasa KKN dulu. Beberapa saat kemudian kesadarannya pulih kembali, tanpa sadar Silvia mengayunkan tangannya menampar Josua sembari menatap tajam kearahnya.

Plak

"Ciuman Pertamaku" ucapnya sembari memegang bibitnya menahan rasa malu sekaligus marah “Bapak kira saya perempuan murahan yang bisa disentuh sesuka hati bapak!!” ucap Silvia dengan mata berkaca-kaca.

"Dan ini juga ciuman pertamaku" jawab Josua tersenyum tipis sembari menatap datar ke arah Silvia

Silvia yang mendengar seruan Josua langsung bergegas keluar ruangan itu, tanpa mau menoleh kebelakang lagi. Silvia meninggalkan Josua yang sedari tadi tersenyum puas dengan kepergiannya.

#

#

Ruangan Manajer Keuangan

Silvia memperhatikan jam yang melekat di tangan kirinya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, waktunya untuk pulang kantor. Silvia buru-buru berkemas supaya cepat tiba di parkiran. Tanpa sengaja Silvia bertemu lagi dengan Josua di lift karyawan. Josua memang sengaja menggunakan lift karyawan, karena dia sudah memperkirakan akan bertemu lagi dengan Silvia.

Silvia terus menunduk gugup, sekedar menyapa saja dia masih malu dan takut. Apa lagi tadi dia sudah lancang menampar atasannya sendiri "Hai, kenapa diam?" tanya Josua sembari menatap ke arah Silvia yang sedari tadi berdiri seperti patung disampingnya.

Silvia diam tanpa sedikit pun menjawab pertanyaan dari CEO perusahaan itu, memang tidak sopan, namun dia masih malu dengan kejadian tadi siang.

Ting…

Silvia yang mendengar suara pintu lift terbuka seketika bernapas lega, Dengan cepat Silvia langsung keluar dari lift mendahului Josua menuju parkiran mobil "Hei" seru seseorang sembari menepuk pundaknya dari belakang.

DEG…

Takut-takut Silvia memutar kepalannya melihat kebelakang dan "Hah…" decaknya "Re… kamu buat aku terkejut aja tau!" ucapnya dengan kesal

"Maaf kamu sih, dari tadi di panggil-panggil tapi jalannya seperti orang yang lagi ketakutan aja, padahal enggak ada hantu atau penguntit di sore-sore gini, cuma ada itu tuh pak CEO ganteng" ujar Regina polos sembari mengarahkan tatapan matanya ke arah Josua yang sedari tadi berdiri di depan lobi. Silvia yang mendengar ucapan Regina kemudian mengarahkan pandangnya kearah tatapan Regina. Dari jarak beberapa meter dia melihat Josua sedari tadi memperhatikan tingkah mereka, dengan muka yang masih merah Silvia buru-buru masuk ke dalam mobil.

Sementara Josua tersenyum geli melihat ekspresi Silvia yang menurutnya terlihat imut seperti itu. Tak beberapa lama mobil yang di kemudikan asistennya tiba di lobi, Josua lalu masuk mendudukkan tubuhnya di kursi penumpang. Kendaraan roda empat itu melaju menuju apartemennya. Setibanya di apartemen nya Josua langsung membersihkan diri.

#

#

Beberapa jam sebelumnya

Ketika Silvia masuk ke mobil, buru buru Regina juga ikut masuk ke mobil menyusul Silvia "Kenapa Silvia cantik?" tanya Regina memandang bingung dengan wajah merah Silvia "Terpesona ya, dengan CEO baru di perusahaan kita?" sambungnya lagi menjahili Silvia

"Siapa yang terpesona" jawab Silvia sembari menyembunyikan rasa gugupnya

"Ya udah let's go kita pulang, udah gerah nih pengen cepat nyampe di apartemen" ujar Regina sembari tersenyum kecil mendengar respon Silvia

Dengan santai Silvia mengemudikan kendaraan roda empat itu menuju apartemen tempat tinggal mereka. Ya, mereka tinggal bersama, agar bisa irit dan menabung sebagian dari gaji mereka. Mereka bukanlah orang yang suka menghamburkan uang meskipun gaji mereka lumayan cukup tinggi.

Setibanya di apartemen mereka langsung melangkah ke kamar mereka masing-masing. Apartemen yang mereka beli memiliki 3 kamar. satu kamar dijadikan sebagai kamar tamu, apabila nanti ada keluarga atau teman yang mau menginap.

Setelah selesai mandi Silvia berbaring di tempat tidurnya. dia berharap semoga besok tidak bertemu dengan Josua lagi. Silvia pikir di kantor dia harus bersikap profesional, apa lagi dia hanya seorang bawahan saja.

#

#

Keesokan harinya

Jam 7 tepat Silvia sudah berangkat ke kantor, karena dari apartemen ke kantor naik mobil membutuhkan waktu sekitar 30 menit, karena ada beberapa lampu merah yang harus di lalui "Silvia, nanti makan siang seperti biasa?" tanya Regina sembari mengontak-atik telepon genggamnya.

"Makan di kantin perusahan saja ya Re, lebih irit, ingat ini tanggal tua loh " ucap Silvia yang sedikit perhitungan apabila sudah akhir bulan. Beberapa hari lagi baru memasuki awal bulan, apa lagi banyak biaya yang harus dia tanggung.

"Asiiappp" ucap Regina sembari menutup telepon genggamnya.

#

#

Parkiran Mobil

Silvia memarkirkan mobilnya di parkiran yang tidak terlalu jauh dari parkiran khusus CEO, jika di perkirakan hanya sekitaran 5 langkah kaki saja. Silvia turun dari mobil lalu masuk ke dalam perusahaan. Saat memasuki gedung berlantai 30 itu keadaan sekitar masih lumayan sepi karena beberapa karyawan mungkin masih dalam perjalanan atau singgah sarapan terlebih dahulu "Semoga kami tidak bertemu hari ini " ucap Silvia dalam hati.

#

#

Di Mobil

Josua melajukan mobilnya ke arah perusahaan, dia membutuhkan waktu 15 menit untuk tiba di perusahaan. Setibanya di parkiran, Josua langsung memarkirkan kendaraannya di samping mobil Silvia. Setelah itu Josua langsung masuk ke dalam perusahaan menuju menuju ruangannya. Setibanya di ruangannya dia langsung memeriksa beberapa dokumen penting lalu menandatangani.

Detik, menit dan beberapa jam pun berlalu, 10 menit sebelum istirahat tiba. Josua langsung keluar dari ruangannya menuju ruangan Silvia . Setibanya disana, Josua masih melihat Silvia duduk didepan meja kerja, tatapannya tidak teralihkan dari layar komputernya.

Josua tersenyum dan bergumam kecil "Cantik" gumamnya, Josua lalu mengetuk pintu ruangan Silvia.

Tok…Tok…Tok…

"Ayo makan bareng" ajak Josua kepada Silvia

DEG…

"Kenapa dia ada disini sih, padahal aku lama-lama disini, biar enggak ketemu dia" gumamnya dalam hati. Silvia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Josua. "Maaf pak, saya sudah ada janji dengan sahabat saya" ucapnya sembari menutup layar komputernya.

"Katakan padanya, kamu akan makan siang denganku" balas Josua tegas tidak mau dibantah "Ini perintah dari atasan" sambungnya lagi sembari melipat tangannya di dada.

"Ta…pi pak, ini kan jam istirahat bukan jam kerja, bapak enggak bisa maksa saya dong" tegas Silvia sembari berdiri dari duduknya merapikan dokumen-dokumen keuangan yang baru saja dia periksa.

"Enggak ada bantahan, ayo!" tegas Josua melangkah keluar sembari menarik tangan Silvia. Selama berjalan menuju parkiran banyak pasang mata yang melirik mereka. Ada yang memandang kagum dan ada juga yang memandang iri. Silvia hanya pasrah ditarik Josua keluar namun dia juga merasa tidak nyaman dengan tatapan-tatapan karyawan yang mereka lewati.

#

#

Di parkiran

Josua langsung membuka pintu samping kemudi, dia menyuruh Silvia agar duduk di sampingnya "Masuk duduk di depan" ujarnya tegas

Silvia dengan pasrah masuk ke dalam mobil sembari menahan rasa gugup dan tidak nyamannya berduaan dengan orang yang pernah membuatnya terpesona.

"Pak, kenapa kita tidak makan di dekat perusahaan saja?" tanya Silvia dengan gugup sembari menyatukan kedua telapak tangannya menghilangkan rasa tidak nyamannya.

"Kita akan makan di restoran langganan ku" jawab Josua sembari menyetir

#

#

Di Restoran Khas Surabaya

Josua dan Silvia sedari tadi melihat-lihat daftar menu yang ada di restoran itu. Di depan mereka sudah berdiri seorang pelayan menuggu rincian pesanan yang akan mereka pesan..

"Saya mau ayam bakar dan jus jeruk satu" ucap Josua kepada pelayan itu

"Saya mau ayam penyet Surabaya dan jus jeruk" sambung Silvia

"Itu saja mbak, mas?" tanya pelayan itu sembari memperhatikan catatan pesan Silvia dan Josua.

Josua dan Silvia menganggukkan kepala, mengiyakan pertanyaan pelayan itu.

#

#

Setelah makan siang, mereka kembali ke kantor, setibanya di dalam ruangannya, Silvia langsung melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, masih banyak kerjaan yang harus dia selesaikan, apa lagi ini adalah akhir bulan, biasanya di akhir bulan manajer keuangan akan sibuk menyusun dan memeriksa laporan keuangan. Tak lupa Silvia mengirim Chat WA ke Regina, kalau hari ini dia akan pulang lama, karena harus lembur mengerjakan beberapa pekerjaan yang tertunda.

Tak jauh berbeda dengan Silvia, Josua juga melanjutkan pekerjaannya memeriksa beberapa dokumen penting. Mereka berdua fokus dengan pekerjaannya tanpa sadar langit sudah mulai gelap. Josua mengistirahatkan tubuhnya sejenak, dia merasa lelah sedari tadi memeriksa banyak dokumen menumpuk di atas mejanya. Perlahan Josua bangkit dari kursinya menuju ke pantry karyawan untuk membuat segelas kopi menghilangkan rasa penatnya. Josua melihat keadaan luar jendela, dia melihat bahwa langit sudah mulai gelap. Dia kemudian berjalan ke ruangan Silvia sembari membawa dua gelas kopi.

Karena terlalu serius tanpa Silvia sadari, Josua sudah berdiri di depan meja kerjanya. Josua meletakan kopi di depan meja Silvia "Kopi untuk perempuan cantik" ucapnya tersenyum tipis menatap Silvia

Silvia mengalihkan pandangannya ketika mendengar ucapan seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya "Terima kasih pak" ujarnya sembari memandang segelas kopi diatas mejanya.

"Kamu belum mau pulang?" tanya Josua sembari meminum kopi yang ada di tangannya

"Belum pak, saya hari ini lembur, karena ini akhir bulan, biasanya Staff keuangan akan sibuk diakhir bulan."

"Baru, yang lain dimana?" tanya Josua sembari memerhatikan kubik karyawannya

"Yang lain, membawa beberapa tugas yang mereka kerjakan ke rumah." jawab Silvia sembari menikmati coffee yang baru saja dibawa Josua.

Josua hanya menganggukkan kepalanya. Dia senang, Silvia sudah mulai banyak berbicara kepadanya, meskipun hanya mengenai pekerjaan.

"Bapak tidak pulang" tanya Silvia sembari menatap Josua

"Belum, karena jodohku juga belum pulang" kata Josua tersenyum manis menatap Silvia.

Silvia terpaku mendengar ucapan Josua "Please Silvia, bukan loh yang dimaksud, jangan baper" gumamnya dalam hati sembari menikmati coffee yang ada di tangannya "Oh iya, siapa pak?" sambung Silvia pura-pura tidak tahu "Emang masih ada yang lembur di kantor selain saya?" sambungnya lagi memandang bingung kepada Josua.

"Tidak, hanya saja kami sedang lembur bersama" ucap Josua tersenyum menatap wajah Silvia "Sudah ayo, aku antar kamu pulang, lagian sudah malam, besok lagi di lanjutkan" ucap Josua sembari melirik jam tangannya.

"Ta…pi pak" ujar Silvia memelas sembari memandang beberapa dokumen yang timpang-tindih di atas mejanya

" Enggak ada tapi-tapian, aku memerintah sebagai bos, atau kamu boleh bawa pekerjaan kamu ke rumah" ucap Josua lagi sembari meletakkan gelas coffee-nya di atas meja

'Baik pak" balas Silvia sembari merapikan beberapa dokumen untuk dibawa pulang. Lalu mereka melangkah bersama-sama menuju lantai satu.

#

#

Di Parkiran

Sesampainya di parkiran Josua kemudian membukakan pintu di samping kemudi untuk wanita nya. ya wanitanya, wanita pertama yang membuat jantungnya berdetak kencang. Bolehkah dia mencap Silvia sebagai wanitanya? Dari wajahnya Josua memang terlihat seperti pria romantis, tapi siapa yang tahu kalau dia seorang pria cemburuan dan over posesif. Apa lagi jika itu berkaitan dengan orang yang dicintainya.

Setelah Silvia masuk ke mobil, Josua juga memasuki mobil, kendaraan itu melaju melewati jalan raya yang sudah mulai sunyi. Mereka diam dengan pikiran masing-masing tanpa ada obrolan di dalamnya. Sesampainya di apartemen Silvia, Josua menahan tangan Silvia yang ingin membuka pintu mobil. Sembari menyembunyikan rasa gugupnya Silvia mengucapkan terimakasih kepada atasannya Josua sudah bersedia mengantarnya. "Terima kasih pak" ucap Silvia sembari menunggu tangannya di lepaskan dari cengkeraman Josua "Apa ada yang mau di bicarakan?" sambung Silvia bertanya.

"Tidak ada, besok saya jemput ya!, Mobil kamu kan masih di kantor" ujar Josua sembari melepaskan cengkraman-nya

"Terima kasih untuk tawarannya pak, tidak usah menjemput saya, besok saya naik taksi dengan sahabat saya! kebetulan kami tinggal bersama" ujar Silvia dengan jujur

"Baiklah, tapi besok makan malam bareng ya!, Enggak ada bantahan. Ada yang mau aku katakan" kata Josua sembari membuka kunci pintu mobilnya

"Baiklah " pasrah Silvia, Dia lelah berdebat dengan Josua yang suka seenaknya, Apa lagi ini sudah malam, rasa lelah itu seakan meremukkan tubuhnya.

...****Bersambung***"...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!