BAB 5

Di sebuah ruangan yang minim pencahayaan, Clara berjalan santai lalu tangannya mengambil topeng kulit yang tadi dia pakai dan melemparkannya ke sembarang tempat. Di sebuah rak besar terdapat banyak topeng kulit, jika orang yang baru melihatnya akan syok karena topeng itu seperti sebuah kulit wajah manusia yang sengaja di pajang.

Clara mulai mengambil dokumen yang sudah dia siapkan, ini semua adalah bukti-bukti transaksi Joker dengan anggota militer.

Hingga Viktor pun tiba, dia melihat ke sekeliling tempat Clara selama ini berada.

"Ini semua topeng kulit?" Tanya Viktor dengan mata yang masih terpaku pada ratusan topeng kulit yang terpajang di dalam rak kaca.

"Iya." Jawab Clara dingin.

"Darimana kau membeli semua ini?" Tanya Viktor penasaran.

"Aku tidak membelinya tapi aku membuatnya sendiri." Jawab Clara dengan mata yang masih tertuju pada dokumen miliknya.

"Kau membuatnya? Sungguh, bagaimana bisa? Ini bahkan sangat detail.." Ucap Viktor yang melihat secara dekat topeng kulit milik Clara.

"Itu hal mudah, aku tidak bisa menjelaskannya." Jawab Clara yang enggan untuk menjawab pertanyaan dari Viktor.

"Hal mudah? Membuat topeng kulit seperti ini membutuh keahlian khusus." Ucap Viktor.

"Apa selama ini kau meremehkan ku, Viktor? Apa kau lupa siapa aku di organisasi, itulah kenapa Hendry memilih ku untuk melakukan tugas ini karena dia tahu bagaimana kemampuan ku." Jawab Clara dengan mata dingin.

"Iya, tapi ku dengar kau memiliki masa lalu yang menyedihkan." Ucap Viktor.

"Apa Hendry yang memberitahumu?" Tanya Clara.

"Iya dia memberitahu ku, tapi aku masih ragu akan kebenaran cerita dari Hendry." Jawab Viktor.

"Itu hanya cerita, kenapa kau harus memikirkan hal seperti itu." Ucap Clara.

"Lalu siapa nama Tuan mu itu, Lyli." Ucap Viktor.

Clara terdiam, matanya langsung menatap tajam ke arah Viktor. Clara tanpa aba-aba langsung menyerang Viktor dengan pisau kecil yang hampir mengenai matanya.

"Apa kau gila!" Teriak Viktor.

Clara langsung menjauhkan pisaunya dari mata Viktor, "Kau yang gila.." Jawab Clara.

"Aku hanya memanggil namamu saja, nama aslimu." Ucap Viktor.

"Jangan pernah panggil aku dengan nama itu jika kau tidak ingin mati." Ancam Clara dengan tatapan dingin.

"Kau berani membunuh ku?" Tanya Viktor.

"Mereka yang pernah hidup bertahun-tahun bersama ku pun aku sanggup membunuhnya lalu kenapa aku tidak sanggup membunuhmu, bahkan kita tidak pernah saling kenal pada awalnya." Jawab Clara seraya berjalan mendekat ke arah Viktor.

Pria itu mundur kebelakang secara perlahan, dia merasa jika di depannya itu adalah seorang iblis bukan manusia.

"Apakah kau bisa bersikap biasa saja? Maksudku kau jangan terlalu kejam seperti itu." Ucap Viktor.

"Jika aku bersikap seperti itu, aku akan menjadi orang yang mudah ditindas." Jawab Clara.

"Iya... Tapi aku ingin tahu, siapa nama Tuan mu itu?" Tanya Viktor.

"Tuan ku? Namanya... Nicholas.. Itu namanya." Jawab Clara dengan nada sendu.

"Apa dia benar-benar sudah meninggal?" Tanya Viktor.

"Iya... Tapi mayatnya belum di temukan, mungkin tubuhnya sudah hancur bersama ledakan saat itu." Jawab Clara dengan nada rendah.

Ada perasaan sakit dan sedih di dalam hatinya jika mengingat apa yang telah terjadi di masa lalu, ada rasa penyesalan di hati Clara karena baginya dia telah gagal menjadi seekor anjing untuk Tuannya.

"Mungkin bisa saja orang itu masih hidup." Ucap Viktor.

"Iya semoga saja dia masih hidup..." Jawab Clara sendu.

"Lalu dimana keluargamu?" Tanya Viktor.

"Keluarga? Aku sudah lupa bagaimana wajah mereka, karena sejak kecil aku di besarkan di panti asuhan. Selama bertahun-tahun aku di bully habis-habisan tapi semuanya berakhir dalam satu malam..." Ucap Clara.

"Jadi kau sungguh-sungguh membunuh anak-anak itu?" Tanya Viktor.

"Iya.. Aku membunuh mereka dan aku masih ingat setiap teriakan dan permohonan ampun mereka semua kepada ku.. Tapi amarah sudah membuatku buta." Ucap Clara yang mulai mengingat-ingat tentang kejadian di masa lalu.

"Itu semua bukan salahmu, jika mereka memperlakukan dengan baik. Kau tidak akan melakukan hal seperti itu." Ucap Viktor.

Setelah pembicaraan itu Clara langsung memberikan dokumen yang berisikan tentang transaksi Joker dengan pihak militer.

"Sebaiknya kau cepat pergi dan berikan itu kepada Hendry." Ucap Clara.

"Baik."

Lalu Viktor langsung pergi meninggalkan tempat Clara, kini Clara hanya sendirian. Pikirannya mulai teringat kembali kepada Nicholas, pria yang menjadi Tuannya di masa lalu.

Clara hanya bisa duduk termenung, "Jika saja saat itu aku bisa melindungi mu, mungkin sekarang anda masih ada di sini.." Gumam Clara.

Lalu Clara melihat sebuah kotak berwarna hitam, dia ingat jika itu adalah hadiah dari Nicholas yang di berikan kepadanya beberapa tahun yang lalu.

Clara perlahan membuka kotak itu, kotak yang berisikan sebuah cincin berlian yang sangat indah.

"Cincin ini terlalu bagus jika di pasang di jari ku." Ucap Clara dengan mata yang masih tertuju pada cincin pemberian dari Tuannya itu.

Clara sama sekali tidak berani memakainya karena dia tidak ingin hadiah dari Tuannya akan rusak jika di pakai olehnya.

Clara akan tetap menjaga hadiah pemberian dari Nicholas.

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, Clara langsung bergegas untuk pulang ke apartemen miliknya.

Besok dia masih harus bekerja untuk di perusahaan Aaron, meski Clara yakin jika Aaron itu Joker tapi masih belum ada bukti yang pasti jika pria itu adalah sosok Joker karena rupanya banyak orang bawahan Joker yang menggunakan tato yang sama dengan milik Aaron.

"Jika Aaron bukan Joker, lalu siapa Joker?" Gumam Clara.

"Tapi aku yakin pria itu adalah Joker, cepat atau lambat aku akan tahu." Pikir Clara.

Setelah berpikir cukup lama, ingatan Clara pun tiba-tiba berputar pada momen saat dia di cium oleh sosok Mr. Black.

"Kenapa dia tiba-tiba muncul?" Ucap Clara kesal karena di pikirannya tiba-tiba terbayang sosok Mr. Black.

Tak ingin berlama-lama dengan pemikiran konyolnya, Clara langsung bergegas pulang ke rumah nya.

Tapi di saat Clara berjalan untuk masuk ke dalam mobil, mata melihat sebuah brosur bertuliskan tentang cinta.

Clara yang penasaran pun langsung mengambil brosur tersebut. "Berikan coklat ini kepada orang yang kau cintai." Ucap Clara membaca tulisan dari brosur tersebut.

Clara kembali terdiam, "Cinta... Kenapa di dunia itu ada banyak kata cinta? Tapi apa maksudnya?" Ucap Clara yang kembali mengingat kata-kata terakhir dari Tuannya.

Kini Clara berada di dalam mobil, dia masih memikirkan tentang kalimat 'Aku mencintaimu' sebuah kalimat yang terus terngiang-ngiang di kepalanya dan sampai sekarang Clara masih belum mendapatkan jawaban dari kata-kata itu.

Terpopuler

Comments

MeyBee28

MeyBee28

masalalu yg kelam membentuk karakter dingin lili .. tapi aku paling fav sma pemeran cewe Badas kek lili ini 😍😍

2022-09-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!