BAB 3

Clara kini tengah berada di rumahnya, dengan mulut yang di sumbat kain. Clara mulai mengeluarkan peluru yang berada di dalam pahanya, darah mulai mengalir tapi Clara masih sanggup untuk tidak berteriak.

Setelah melakukan operasi sendiri, Clara kini melihat peluru yang di gunakan Joker untuk menembaknya, tapi Clara terdiam. Jika dia bekerja besok dengan kaki pincang pasti Aaron akan curiga kepadanya.

Clara mulai memikirkan cara untuk mengelabui Aaron, dia tidak ingin sampai misinya kali ini terbongkar hanya karena hal kecil seperti ini.

Kemudian Clara mengambil obat-obatan miliknya, Nampak Clara memejamkan mata di tangannya ada sebuah obat, tanpa pikir Panjang Clara langsung mengambil suntikan dan menyuntikkan obat tersebut ke dekat lukanya.

Obat itu merupakan obat untuk membuat kakinya mati rasa, meski ada efek samping

Clara tidak memikirkan hal itu yang terpenting misinya kali ini berhasil.

Kemudian Clara langsung memejamkan mata, sekilas dia teringat dengan sosok pria yang pernah menjadi Tuannya.

“Jendral…” Gumam Clara.

“Apa kau sungguh-sungguh sudah mati? Jika saja aku bisa menjadi Anjing yang baik untukmu mungkin kau tak akan mati.”

Perlahan Clara mulai membaringkan tubuhnya, ingatannya Kembali pada saat-saat terakhirnya bersama dengan Jendral, “Aku mencintaimu…” Kata-kata itu tiba-tiba langsung keluar dari mulut Clara.

Perlahan dia mulai membuka matanya, “Itu kata-kata terakhir jendral, tapi apa maksudnya? Aku tidak mengerti, meski sudah ku cari artinya, tapi aku masih tidak paham maksudnya..”

Selama ini Clara mencari maksud ‘Aku mencintaimu’ Dia berusaha mencari di google dan juga kamus tapi Clara masih tidak paham apa itu cinta? Kalimat itu tidak pernah dia dengar selama ini.

“Setelah misi ini selesai, aku akan mencari mu Jendral..”

Keesokan harinya…

Clara berjalan seperti biasa, dia sudah menyuntikkan kembali obat tersebut dengan dosis yang lebih tinggi, sesampainya di ruangan Aaron.

Clara bisa melihat ekspresi kesal dan marah dari pria itu, “Pak, ada perintah?” Tanya Clara dengan yang tegas.

“Tidak ada, sebaiknya kau pergi.” Usir Aaron.

“Baik.”

Di saat Clara ingin pergi, tiba-tiba Aaron menghentikan langkah Clara. “Tunggu.” Ucap Aaron.

Clara terdiam sejenak, lalu dia langsung menoleh ke arah Aaron. “Ada yang perlu saya lakukan lagi?” Tanya Clara.

Aaron melihat paha Clara yang seperti di balut sesuatu. “Apa kau sedang terluka?” Tanya Aaron dengan tatapan serius seraya melihat ke arah paha kanan Clara.

“Ah iya, kemarin saya di serempet motor.” Jawab Clara.

“Apa lukanya parah?”

“Iya lumayan parah.”

“Tapi kenapa kau seperti tidak kesakitan?” Tanya Aaron.

Setiap pertanyaan yang Aaron lemparkan kepadanya, membuat Clara sedikit gugup. “Karena saya tidak ingin pekerjaan saya terganggu hanya karena luka ini.” Jawab Clara.

“Emm.. Clara, kau jangan terlalu pokus kepada pekerjaan. Kesehatanmu itu lebih utama.” Ucap Aaron.

“Terimakasih atas perhatiannya Pak Aaron.” Jawab Clara seraya tersenyum.

“Kemari lah, aku ingin memeriksa lukamu.” Ucap Aaron.

Clara hanya tersenyum. “Tidak usah Pak, saya tidak ingin membuat anda jijik dengan luka saya.”

“Jangan berkata seperti itu, lagi pula aku cukup tahu tentang luka. Jadi biarkan aku melihatnya.” Ucap Aaron.

Clara pun berjalan mendekati Aaron, lalu Aaron menyuruh Clara untuk duduk di atas meja. Nampak Aaron menyingkapkan rok pendek Clara, kini tatapan mata Aaron tertuju pada luka yang di perban. Aaron secara perlahan membuka perban yang menutupi luka di paha Clara, kini Aaron melihat luka di paha Wanita itu.

“Ini bukan luka tembak tapi ini luka sayatan benda tajam, apa aku terlalu banyak berpikir.” Pikir Aaron.

Awalnya Aaron berpikir jika orang yang membuat kerusuhan di tempatnya adalah Clara dan dia juga memiliki luka di paha yang sama dengan orang yang dia tembak.

“Maaf Pak Aaron, saya sudah membuat anda merasa jijik.” Ucap Clara seraya menundukkan kepalanya.

“Jangan berkata seperti itu, aku akan mengobati luka mu. Ini mungkin akan terasa sakit jadi tahan yah.” Ucap Aaron.

“Baik Pak Aaron.”

Lalu Aaron mengobati luka di paha Clara, nampak Clara meneteskan air mata seraya menahan sakit di pahanya. Meski sebenarnya dia tidak merasakan sakit sama sekali, hal ini dia lakukan hanya untuk mengelabui Aaron.

Setelah selesai mengobati luka Clara, Aaron langsung melihat wanita itu. “Terimakasih Pak Aaron.” Ucap Clara.

“Sama-sama.” Jawab Aaron.

Di saat Aaron melihat wajah cantik Clara, tiba-tiba pintu ruang kerjanya di buka. Menampilkan kedua temannya yang datang tanpa mengetuk pintu.

“Ah, maaf kami menggangu kalian.” Ucap Satria.

“Tidak, ada apa?” Tanya Aaron.

“Ada hal penting yang ingin kami bicarakan denganmu.” Ucap Satria seraya melihat ke arah Clara.

Aaron yang paham pun langsung menyuruh Clara untuk segera pergi dari ruang kerjanya. “Ku dengar markas di serang?’ Tanya Satria karena waktu itu dia tidak berada di markas.

“Iya,” Jawab Aaron.

“Lalu apa kau sudah menemukan pelakunya?” Tanya Riko.

“Belum, tapi awalnya aku mengira jika wanita yang tadi adalah mata-mata yang datang ke markas ku karena dia memiliki luka di paha sebelah kanan dan aku juga menembak mata-mata itu di paha sebelah kanan.”

“Lalu tunggu apa lagi? Kenapa kau tidak menangkapnya?” Tanya Satria.

“Aku sudah memeriksa lukanya dan itu bukan luka tembak.” Jawab Aaron.

“Bagaimana jika kita periksa apakah kemarin benar-benar ada kecelakaan yang melibatkan wanita itu.” Usul Riko.

“Benar yang di katakan Riko.” Ucap Satria.

Lalu Aaron memerintahkan kepada anak buahnya untuk mencari informasi tentang kecelakaan yang terjadi kemarin dan benar saja, kemarin ada satu kecelakaan yang melibatkan seorang wanita kantoran dan dia terluka parah.

“Mungkin itu hanya kebetulan.” Ucap Satria.

“Iya, tidak mungkin wanita itu adalah orang yang telah merusuh di tempatmu.” Timpal Riko.

“Iya kau benar dan aku juga tidak memiliki bukti jika dia adalah orang itu.” Jawab Aaron.

“Jadi bagaimana sekarang?” Tanya Satria.

“Apanya yang bagaimana?” Tanya Aaron.

“Kau pecat saja wanita itu, kita lebih baik menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.” Saran satria.

“Itu tidak mungkin, jika aku memecatnya aku harus membayar pesangon yang cukup besar. Lagi pula dia disiplin dan jarang menemukan orang sepertinya.” Jawab Aaron.

“Baik jika itu pilihanmu, lalu bagaimana dengan Tunangan mu. Apa kau sudah mendapatkan cap nya?” Tanya Satria.

“Belum, aku masih butuh waktu untuk mendapatkan alih kepemilikan itu.”

“Tapi ingat kau harus berhati-hati, pak tua itu sangat licik.”

“Iya, aku tahu..”

“Tapi kau beruntung putrinya malah menyukaimu.”

“Emm..  Wanita itu terlalu berisik, jika bisa aku ingin melubangi kepalanya.” Ucap Aaron.

“Kau sangat kejam, dia Tunangan mu.”

“Persetan dengan itu, aku tidak peduli. Selagi dia tidak berguna aku akan membuangnya.”

Terpopuler

Comments

aidan21

aidan21

fix sama kayak violet evergarden

2022-12-04

1

happy oktavia

happy oktavia

sempat deg2an aku baca part ini

2022-09-14

1

Arraya Arvenya

Arraya Arvenya

jadi jokernya sih aar0n yah thor

2022-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!