2 Minggu berlalu...
Di bawah lampu diskotik, Aaron tengah berjalan dengan tangan yang merangkul dua wanita di sisi kanan dan kiri.
Pria itu sangat senang di temani oleh dua wanita cantik, lalu kaki Aaron berjalan ke sebuah ruang VIP.
Di dalam, Aaron terus meminum minuman miliknya. Wanita di samping Aaron terus menuangkan minuman ke dalam gelas dan memberikannya kepada Aaron, sementara gadis yang di sebelah kanannya, dia tengah berciuman dengan Aaron.
Clara yang menyamar menjadi wanita penghibur hanya bisa tersenyum seraya melihat adegan panas antara Aaron dengan wanita itu. "Hey.. Sayang, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak ingin merasakan ciuman ku?" Tanya Aaron.
"Tidak tuan.." Jawab Clara yang menyamar dengan menggunakan topeng kulit.
"Baiklah, aku tidak akan memaksa." Jawab Aaron, kemudian Aaron kembali mencumbu wanita di sampingnya.
Clara hanya bisa diam dan melihat mereka berdua, wanita itu beberapa kali melihat ke arah Clara tapi Clara hanya menuangkan minuman dan sesekali menyodorkannya kepada Aaron.
Hingga pintu VIP terbuka menampilkan sosok pria tua paruh baya dengan tatapan mata yang tajam.
"Aaron." Panggilnya.
Aaron yang tengah bermain dengan wanita pun langsung melihat ke arah pria tua itu, "Oh.. Edward."
"Kau sudah bertunangan dengan putri ku, dan kau malah bermain-main di belakangnya. Apa kau ingin mati! Aaron..!" Ucap Edward yang merupakan ayah dari Tunangan Aaron.
"Jika kau sanggup untuk membunuh ku, maka lakukan." Ucap Aaron seraya bangkit dari tempat duduknya.
Clara pun langsung berpura-pura ketakutan dan bersembunyi di balik vas bunga berukuran besar. Clara terus melihat perkelahian antara Aaron dengan pria tua itu.
Clara baru menyadari jika itu adalah Edward Snowden yang merupakan seorang pimpinan dari perusahaan penyokong senjata untuk militer.
Dor.. Dor.. Dor...
Tembakan terus terdengar, Aaron dan Edward sama-sama melayangkan tembakan mereka satu sama lain. Meski Edward adalah ayah dari Tunangannya sendiri, Aaron tidak pernah menunjukkan rasa hormat sedikit pun.
"Akan ku bunuh kau dan ku pajang kepalamu di depan gerbang rumah ku." Ucap Edward.
"Lakukanlah jika kau ingin putri mu menjadi gila!" Jawab Aaron seraya tertawa.
"Beraninya kau mengancam ku dengan membawa nama putri ku." Teriak Edward yang semakin menjadi.
"Tapi sepertinya berkelahi menggunakan pistol tidak menyenangkan." Ucap Aaron seraya melemparkan senjatanya.
"Kau kira aku akan takut berkelahi dengan tangan kosong, kau ingat ini Aaron. Sebelum kau lahir aku sudah membunuh ratusan orang seperti mu.."
"Maka kita buktikan jika pria tua sepertimu bisa membunuh ku."
Setelah mengatakan itu Aaron dan Edward langsung berkelahi satu sama lain, meski Edward sudah tua tapi kekuatan fisiknya tidak di ragukan lagi. Dia tetap kuat dan mampu menahan serangan Aaron berkali-kali, begitu juga dengan Aaron meski masih muda dia memiliki kemampuan yang sangat hebat.
Clara yang tengah bersembunyi terus melihat semua pergerakan mereka berdua, meski Clara tidak takut dengan perkelahian antara Aaron dengan Edward tapi Clara harus mempertahankan aktingnya karena sekarang dia bukanlah Clara melainkan seorang wanita penghibur.
"Sialan kau Aaron.." Teriak Edward seraya melayangkan tinjunya pada Aaron.
Tapi Aaron langsung menghindari serangan Edward, Aaron dengan kakinya langsung menendang dagu pria tua itu hingga dia terjatuh ke lantai.
"Hentikan..."
Terdengar suara seorang pria, Aaron dan Edward sama-sama melihat ke arah pria itu. Nampak Edward langsung bangkit dengan wajah yang masih kesal.
"Untuk apa kau kemari? Mr. Black?" Tanya Edward.
"Aku mendengar perkelahian di dalam sini, sebaiknya kalian bersikap dewasa dan jangan membuat keributan di tempat umum. Apa kalian tidak lihat, dua wanita itu! Mereka sangat ketakutan." Ucap Mr. Black.
"Jika bukan karena pria ini yang telah memainkan perasaan putriku, aku tidak akan melakukan hal itu."
"Harusnya kau tahu, jika ingin menjadi Tunangan ku maka dia harus menerima semua hal yang ku lakukan."
"Brengsek kau, Aaron.."
Setelah saling memaki Edward langsung pergi meninggalkan Aaron dan begitu juga dengan Aaron, pria itu langsung meninggalkan ruangan VIP tanpa melihat ke arah dua wanita yang tadi menemaninya.
Clara yang melihat Aaron pergi pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan VIP, sekilas Clara berpapasan dengan Mr. Black. Pria yang sangat misterius bahkan Aaron dan Edward tidak tahu bagaimana wajah asli dari Mr. Black.
Dan nama Mr. Black pun hanya sebuah julukan untuk pria itu karena dia selalu menggunakan pakaian hitam dengan topi dan sebuah masker yang menutupi wajahnya.
Clara berjalan pergi ke toilet, dia hendak membuka topeng kulit yang menutupi wajahnya tapi tiba-tiba pintu toilet terbuka.
Sosok Mr. Black berada di depan mata Clara, tapi Clara sama sekali tidak bisa melihat wajah asli dari pria itu.
"Ada apa?" Tanya Cara.
Tapi pria itu hanya diam, lalu Mr. Black berjalan mendekati Clara. Wanita itu hanya diam dan nampak tidak takut melihat Mr. Black, lalu tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di kening Clara.
Clara hanya diam dan tidak paham kenapa pria misterius itu tiba-tiba malah menciumnya.
Tapi Clara bisa melihat sebelah mata dari pria itu yang menatapnya dengan tatapan hangat, ada perasaan tidak asing di hati Cara.
Setelah mencium kening Clara, pria itu langsung pergi dan meninggalkan Clara yang diam mematung dengan segudang pertanyaan di pikirannya.
Kemudian Clara melepaskan topeng kulitnya, dia langsung memasukkannya ke dalam tas. Lalu Clara mencari keberadaan Mr. Black tapi Clara tidak menemukan keberadaan pria itu.
Mr. Black seperti sebuah angin yang datang secara tiba-tiba dan pergi begitu saja tanpa bisa di ketahui kemana dia pergi.
"Sial.. Siapa dia?" Gumam Clara yang masih bingung.
Lalu Clara masih memiliki rasa penasaran kenapa Mr. Black seperti sangat di hormati oleh Edward dan Aaron karena mereka berdua adalah orang-orang besar.
Jika Mr. Black di hormati oleh kedua orang itu maka Clara yakin jika latar belakang Mr. Black tidak main-main.
Dan kini Clara juga harus mencari tahu siapa Mr. Black, dan untuk apa pria itu tiba-tiba menciumnya dengan memberikan tatapan yang sangat hangat kepadanya.
"Aku harus pulang.." Gumam Clara saat melihat jam tangannya.
Clara ingat jika Viktor akan datang ke tempatnya untuk mengambil sesuatu, Clara dengan cepat langsung masuk ke dalam mobil miliknya.
Di dalam pikirannya, dia masih memikirkan tentang Mr. Black, pria itu seperti tidak asing di matanya.
Tapi Clara sama sekali tidak tahu siapa pria itu, "Siapa kau sebenarnya, kenapa di misi kali ini banyak sekali teka-teki yang harus ku pecahkan.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Arraya Arvenya
jendral kali
2022-09-14
1
happy oktavia
sang jendral kah?
2022-09-14
1
Risnha Isnhaa
itu mungkin sang jendral yang kmu meniggal itu
2022-09-13
1