Bab #4 - Shalwa Az-Zahwa

Benar kata Eliza, hakiktanya cinta adalah gila dan tak masuk akal. Karena jika boleh jujur, Jibril sudah tertarik pada Eliza sejak pertama kali mereka bertemu. Namun, Jibril yang punya sifat cuek pada siapapun ternyata juga cuek pada perasaannya sendiri. Baginya, rasa tertarik itu hal biasa dan akan pudar dengan sendirinmya.

Namun, pertemuan demi pertemuan terus terjadi seolah takdir ingin membuat keduanya terikat satu sama lain. Pertemuan demi pertemuan yang memancing percikan tak biasa di hati Jibril, yang menghadirkan warna baru dalam hidup Jibril.

Walaupun begitu, Jibril harus mengabaikan percikan rasa dan warna itu karena tujuan dalam hidupnya saat ini adalah menikahi wanita pilihan orang tuanya.

Setelah malam dimana Eliza mengungkapkan perasasaanya, hari dan malam Jibril kian di penuhi oleh bayangan gadis itu. Ungkapan cinta itu terus terngiang dalam benaknya, menguasai hati dan fikirannya tanpa ampun. Hingga Jibril mulai bertanya pada hatinya, apakah perasaan Eliza berbalas? Atau justru sebenarnya ia memang memiliki perasaan itu jauh sebelum Eliza memilikinya?

Berbagai pertanyaan yang bergerliya dalam benak Jibril kini memunculkan keraguan untuk melanjutkan pernikahannya dengan Shalwa, padahal dulu ia sangat yakin untuk membina rumah tangga dengan wanita sholehah itu karena Jibril tahu latar belakang keluarga Shalwa, ia juga tahu karakter Shalwa seperti apa.

Jibril teringat dengan saran teman-temannya untuk melakukan istikharah, akhirnya ia melakukan sholat istikharah namun yang terus datang dalam mimpinya sebagai petunjuk hanya Eliza dan Eliza.

Awalnya Jibril ingin mengabaikan hal itu karena tak mungkin ia membatalkan pernikahan yang sudah di siapkan dengan sangat matang oleh kedua keluarga. Namun, bayangan Eliza tak mau meninggalkannya barang sedikitpun. Bahkan, meskipun Jibril berhenti melakukan sholat istikharah, Eliza tetap hadir dalam mimpinya.

Semakin dekat pernikahannya dengan Shalwa, keraguan dan ketakutan Jibril semakin besar akan pernikahan ini. Hingga akhirnya, mau tak mau Jibril harus mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tuanya. Apapun respon Shalwa nantinya, ia berjanji pada dirinya sendiri itu akan menjadi keputusan terkahirnya.

...🦋...

Shalwa Az-Zahwa, wanita cantik itu kini tak bisa berkata-kata setelah mendengar apa yang telah di utarakan oleh pria yang dua hari lagi akan menikahinya. Ia ingin menangis, namun air mata tak mau keluar dari pelupuk matanya. Ia ingin marah karena kecewa, namun untuk menghela napas saja rasanya begitu berat.

Sementara keluarga Shalwa tentu bereaksi seperti apa yang sudah orang tua Jibril dua. Mereka marah, kecewa dan mempertanyakan dimana perasaan Jibril dan kedua orang tuanya.

"Anak kami ini anak perempuan, kami menjaga kehormatan dan perasaannya dengan sangat baik. Tapi kalian malah ingin menghancurkan perasaan dan kehormatannya begitu saja? Apa kalian punya hati?" Geram ayah Shalwa dengan dada yang bergemuruh.

"Pernikahan dua hari lagi, haruskah hari ini kita batalkan apa yang sudah di persiapkan sejak beberapa bulan terakhir? Apa kalian memikirkan apa kata orang nanti? Apa kalian memikirkan kehormatan keluarga kita yang akan jatuh dimata orang lain?"

Ummi dan Abi tak menyalahkan tuduhan dan kemarahan keluarga Shalwa karena itu sangat wajar, namun mereka tetap harus berkata jujur karena yang di pertaruhkan kehidupan Jibril dan Shalwa sendiri nantinya.

"Ini kesalahanku, Om," kata Jibril. "Ummi dan Abi sama sekali nggak tahu masalah ini, aku juga baru memberi tahu mereka hari ini." lanjutnya.

"Apa kurangnya Shalwa, Jibril?" Desis ibunya Shalwa. "Apa dia tidak pantas untukmu sampai kamu memimpikan wanita lain menjadi pendamping hidupmu?"

"Bukan seperti itu, Tante," sanggah Jibril dengan cepat. "Aku sama sekali nggak bermaksud mengkhianati Shalwa, aku berusaha tetap pada keyakinanku akan pernikahan ini. Tapi semakin mendekati hari pernikahan, aku..." Jibril kini menatap Shalwa yang tampaknya masih sangat shock dengan berita yang di bawa Jibril. "Ini bukan hanya tentangku, Shalwa. Tapi juga tentang kamu," lirih Jibril.

"Tentang dia?" Tanya Ayah Shalwa dengan nada mengejek. "Jangan munafik, Jibril. Kamu mengambil keputusan ini untuk diri kamu sendiri, demi memenuhi nafsu kamu sendiri," desisnya yang memancing amarah Abi Gabriel karena putranya di tuduh sedemikian rupa. Ummi Firda pun juga tak terima anaknya di tuduh munafik dan mengikuti nafsunya, namun sebagai seorang wanita juga seorang ibu ia mengerti apa yang shalwa dan keluarganya rasakan saat ini.

"Jibril beleum mengambil keputusan apapun!" Seru Abi tajam namun Ummi Firda segera menggenggam tangannya dengan lembut, menenangkannya.

"Om, aku belum memutuskan apakah ingin melanjutkan atau membatalkan pernikahan ini," tukas Jibril dengan tegas. "Aku memberi tahu apa yang aku rasakan dan aku fikirkan, keputusan terkahir tetap ada pada Shalwa dan kalian. Apapun keputusan kalian, itu yang akan terjadi." lanjutnya penuh keyakinan.

"Lalu bagaimana jika aku ingin melanjutkan pernikahan ini?" Tanya Shalwa setelah sejak tadi ia hanya bungkam.

"Maka pernikahan akan terjadi seperti rencana awal," jawab Jibril pasti.

"Lalu bagaimana dengan wanita itu?" Suara Shalwa bergetar, bahkan matanya sudah berkaca-kaca dan terasa perih.

"Aku janji akan melupakannya dan hanya akan fokus pada keluarga kita." Jibril kembali menjawab dengan yakin.

Sikap Jibril yang tegas, jujur dan apa adanya. Inilah yang membuat Shalwa jatuh cinta pada pria itu, jauh sebelum mereka di jodohkan. Selama ini, diam-diam Shalwa mengaguminya dan menyimpan namanya dalam hati. Melantunkan nama Jibril di sepertiga malamnya dan tanpa bosan ia merayu Rabb-nya agar menempatkan dirinya dalam hati Jibril sebagai kekasih juga di sisinya sebagai teman hidup.

Saat perjodohan itu datang, tentu Shalwa langsung menerima tanpa ragu. Akhirnya, do'a-do'anya terkabul setelah sekian tahun ia merayu Tuhan nya. Namun, kenapa semuanya sekarang seperti ini?

...🦋...

...

...Bagaiamana perasaan Elizabeth, ya?...

...Oh, ya. Jangan lupa tinggalkan jejak, sekuntum mawar dan secangkir kopi panas, ya. Biar othorny melek terus dan semangat ngejar Abang Jibril. 🤭...

...🦋...

Terpopuler

Comments

Sabilnur Alif

Sabilnur Alif

apakah pernikahan nya akan berlangsung??

2023-12-12

0

Surati

Surati

hati tidak bisa dipaksakan. percayalah Shalwa , Allah telah mempersipkan jodoh yang terbaik untukmu

2023-01-19

0

Surati

Surati

duh om jangan dulu bilang munafik, berarti itu belum berjodoh

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog - Istikharah Cinta
2 Bab #1 - Elizabeth Whitney
3 Bab #2 - Bertemu Kembali
4 Bab #3 - Hakikat Cinta?
5 Bab #4 - Shalwa Az-Zahwa
6 Bab #5 - Keputusan Akhir
7 Bab #6 - Dua Hati Yang Patah
8 Bab #7 - Fakta
9 Bab #8 - Di Luar Dugaan
10 Bab #9 - Bertemu Lagi
11 Bab #10 - Kita Berbeda
12 Bab #11 - Seamin Tak Seiman
13 Bab #12 - Berdo'a
14 Bab #13 - Takdir Tak Terduga
15 Bab #14 - Demi Dia Yang Berada Di Seberang?
16 Bab #15 - Cinta Tak Mengenal Perbedaan
17 Bab #16 - Bayangan Masa Lalu
18 Bab #17 - Ketika Hati Terpaut
19 Bab #18 - Pertanyaan Tentang Masa Lalu?
20 Bab #19 - Cinta Yang Bersambut
21 Bab #20 - Pertemuan
22 Bab #21 - Kamu Cemburu?
23 Bab #22 - Yang Bertahta Dalam Hati
24 Bab #23 - Tahta Cinta Yang Tertinggi
25 Bab #24 - Sadar Akan Perbedaan
26 Bab #25 - Menyerah?
27 Bab #26 - Di Ingatkan Kembali!
28 Bab #27 - Halalkan Atau Tinggalkan
29 Bab #28 - Takdir Yang Mempertemukan
30 Bab #29 - Bersamanya
31 Bab #30 - Tentang Dia
32 Bab #31 - Haruskah Di Perjuangankan?
33 Bab #32 - Aku Mencintaimu...
34 Bab #33 - Cinta Itu Tanpa Syarat, Tapi...
35 Bab #34 - Jalan Terjal
36 Bab #35 - Melawan Restu?
37 Bab #36 - Dia adalah
38 Bab #37 - Perasaan Kami Juga Penting
39 Bab #38 - Restu Yang tertahan
40 Bab #38 - Jalan Yang Bisa Kita Pilih
41 Bab #40 - Bunga Cinta Yang Dipaksa Layu
42 Bab #41 - Keputusan Akhir?
43 Bab #42 - Takdir?
44 Bab #43 - Misteri Takdir
45 Bab #44 - Tak Semudah Itu
46 Bab #45 - Di Jalan Masing-masing
47 Bab #46 - Langkah Yang Baru
48 Bab #47 - Hidup Yang Baru
49 Bab #48 -
50 Bab #49 - Peran Masing-masing
51 Bab #50 - Seiring Berjalannya Waktu
52 Bab #51 - Permainan Takdir
53 Bab #52 - Tak Terduga
54 Bab #53 - Benarkah Sudah Selesai?
55 Ba#54 - Impian
56 Bab #55 -
57 Bab #56 -
58 Bab #57 - Lamaran Di Pesawat?
59 Bab #58 - Bisakah bersatu?
60 Bab #59 - Akankah Direstui?
61 Bab 60 - Menuju Restu
62 Bab #61 - Pulang Bersama
63 Bab #62 - Memulai Langkah Yang Baru
64 Bab #63 - Syarat?
65 Bab #64 - Restu Terindah
66 Bab #65 -
67 Bab #67
68 Bab #68 - Menjadi Makmummu
69 Bab #69 -
70 Bab #70 -
71 Bab #71 - Pacaran Setelah Menikah
72 Bab #72
73 Bab #73 -
74 Bab 74 - Sulap ala Eliza
75 Bab #75 - TAMAT
76 Promo Author Elis Kurniasih
77 Bonchap 1 - Drama Ala Eliza
78 Bonchap 2 - Kelahiran Sang Tuan Putri
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog - Istikharah Cinta
2
Bab #1 - Elizabeth Whitney
3
Bab #2 - Bertemu Kembali
4
Bab #3 - Hakikat Cinta?
5
Bab #4 - Shalwa Az-Zahwa
6
Bab #5 - Keputusan Akhir
7
Bab #6 - Dua Hati Yang Patah
8
Bab #7 - Fakta
9
Bab #8 - Di Luar Dugaan
10
Bab #9 - Bertemu Lagi
11
Bab #10 - Kita Berbeda
12
Bab #11 - Seamin Tak Seiman
13
Bab #12 - Berdo'a
14
Bab #13 - Takdir Tak Terduga
15
Bab #14 - Demi Dia Yang Berada Di Seberang?
16
Bab #15 - Cinta Tak Mengenal Perbedaan
17
Bab #16 - Bayangan Masa Lalu
18
Bab #17 - Ketika Hati Terpaut
19
Bab #18 - Pertanyaan Tentang Masa Lalu?
20
Bab #19 - Cinta Yang Bersambut
21
Bab #20 - Pertemuan
22
Bab #21 - Kamu Cemburu?
23
Bab #22 - Yang Bertahta Dalam Hati
24
Bab #23 - Tahta Cinta Yang Tertinggi
25
Bab #24 - Sadar Akan Perbedaan
26
Bab #25 - Menyerah?
27
Bab #26 - Di Ingatkan Kembali!
28
Bab #27 - Halalkan Atau Tinggalkan
29
Bab #28 - Takdir Yang Mempertemukan
30
Bab #29 - Bersamanya
31
Bab #30 - Tentang Dia
32
Bab #31 - Haruskah Di Perjuangankan?
33
Bab #32 - Aku Mencintaimu...
34
Bab #33 - Cinta Itu Tanpa Syarat, Tapi...
35
Bab #34 - Jalan Terjal
36
Bab #35 - Melawan Restu?
37
Bab #36 - Dia adalah
38
Bab #37 - Perasaan Kami Juga Penting
39
Bab #38 - Restu Yang tertahan
40
Bab #38 - Jalan Yang Bisa Kita Pilih
41
Bab #40 - Bunga Cinta Yang Dipaksa Layu
42
Bab #41 - Keputusan Akhir?
43
Bab #42 - Takdir?
44
Bab #43 - Misteri Takdir
45
Bab #44 - Tak Semudah Itu
46
Bab #45 - Di Jalan Masing-masing
47
Bab #46 - Langkah Yang Baru
48
Bab #47 - Hidup Yang Baru
49
Bab #48 -
50
Bab #49 - Peran Masing-masing
51
Bab #50 - Seiring Berjalannya Waktu
52
Bab #51 - Permainan Takdir
53
Bab #52 - Tak Terduga
54
Bab #53 - Benarkah Sudah Selesai?
55
Ba#54 - Impian
56
Bab #55 -
57
Bab #56 -
58
Bab #57 - Lamaran Di Pesawat?
59
Bab #58 - Bisakah bersatu?
60
Bab #59 - Akankah Direstui?
61
Bab 60 - Menuju Restu
62
Bab #61 - Pulang Bersama
63
Bab #62 - Memulai Langkah Yang Baru
64
Bab #63 - Syarat?
65
Bab #64 - Restu Terindah
66
Bab #65 -
67
Bab #67
68
Bab #68 - Menjadi Makmummu
69
Bab #69 -
70
Bab #70 -
71
Bab #71 - Pacaran Setelah Menikah
72
Bab #72
73
Bab #73 -
74
Bab 74 - Sulap ala Eliza
75
Bab #75 - TAMAT
76
Promo Author Elis Kurniasih
77
Bonchap 1 - Drama Ala Eliza
78
Bonchap 2 - Kelahiran Sang Tuan Putri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!