05

Dibawah panggung. Seorang laki-laki dengan baju menutupi kepala lengkap dengan masker yang menyamarkan identitasnya, berlari menuju ke belakang panggung.

Laki-laki itu menarik lengan penari yang mengenakan penutup muka.

"Aaah" jerit penari itu karena terkejut.

Laki-laki itu menyeret penari menuju ruangan kosong dan mengungkungnya dengan kedua tangan.

Mata penari membulat karena terkejut, ia mendorong dada laki-laki yang menahannya namun tenaganya tidak sebanding dengannya, Tenaganya sangat kuat, bagaimana caraku agar bisa terlepas darinya, katanya dalam hati.

Penari itu nampak tenang dipermukaan. Ketenangannya membuat laki-laki yang menahannya mengeryitkan dahi penuh keheranan. Sedetik kemudian bibirnya terangkat membentuk senyuman samar karena ia yakin gadis yang ada didepannya adalah gadis sungai yang ia cari selama ini setelah kedua matanya memindai dari atas sampai bawah tubuhnya.

"Ketangkap kau" kata laki-laki itu yang tak lain adalah Ashraf.

Hati Ashraf membuncah, karena ia bisa menangkap mangsa buruannya. Namun detik berikutnya hal yang tak terduga terjadi. Duakh bug bug terdengar suara sangat keras diiringi suara kesakitan setelahnya, aaaakh.. hati Ashraf yang awalnya merasa membumbung karena merasa menang kini lenyaplah sudah tak bersisa setelah merasakan tendangan pada perut dan pukulan pada wajahnya yang berharga.

Penari itu berlari pergi sambil berkata "anda salah orang sayang".

Ashraf berusaha mengejar sambil menahan sakit pada perutnya, matanya menatap gadis yang ia duga adalah gadis yang dicarinya, menangkapnya dan membawanya kembali ke ruangan yang sama.

Ashraf menarik kain yang menutup muka penari, namun detik berikutnya ia kecewa karena gadis itu bukan gadis yang ia cari, dengan marah ia bertanya "dimana dia!".

"Maaf tuan apa maksud anda" jawabnya dengan bergetar ketakutan.

"Pergi!" kata ashraf dengan nada tinggi.

Penari itu segera pergi, berlari dengan ketakutan. Setelah jauh meninggalkan lokasi ia mengambil telfon genggam yang ada di sakunya menghubungi seseorang.

Panggilan itu terhubung, dengan nafas terengah-engah ia berkata "semua beres." Setelah mematikan telfon ia pergi naik taksi yang berhenti didepannya.

"Nona Azalea semua terkendali"

"Bagus Ratih" untuk kali ini Azalea bisa merasa tenang. Kejadian kali ini menjadi sebuah peringatan bagi Azalea untuk lebih berhati-hati kedepannya.

Baik Azalea maupun Ratih menghela nafas, lega.

Ashraf kecolongan untuk kedua kalinya. Gadis desa yang ia anggap remeh ternyata bisa lepas dari tangannya.

Setelah sakit yang ia rasakan mereda Ashraf pergi dari belakang panggung dan kembali menuju Penginapan.

**

Penginapan Betah Selawase

Di dalam kamar. Ashraf menyibukkan diri dengan menyelesaikan pekerjaan, setumpuk dokumen berada di depannya. Tangan Ashraf membolak-balik dokumen namun ia semakin merasa frustasi lantaran selalu teringat Azalea yang menari-nari di kepalanya.

"Rian!" panggil Ashraf dengan suara tinggi setelah telfon yang berada di genggamannya terhubung.

Rian menjauhkan telfon genggam dari telinganya karena kerasnya suara yang terdengar dari telfonnya. Tanda-tanda bencana ini kata Rian dalam hati. "Iya Tuan" jawab Rian dengan suara bergetar ketakutan.

"Bawakan aku informasi gadis sungai itu sekarang!"

"Baik Presdir" Rian menutup telfon mengambil berkas informasi dan berlari menuju kamar Ashraf.

Di depan pintu kamar Ashraf. Tok.. tok.. Rian mengetuk pintu kamar Ashraf dan terdengar sautan dari dalam "masuk."

Rian membuka pintu melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan berbalik menutup pintu dan masuk kedalam dengan berkas yang ada ditangannya. "Presdir ini berkas yang anda minta" kata Rian dengan dahi berkeringat menahan ketakuatan.

Ashraf menerima berkas membukanya dan membaca informasi yang ada dalam berkas itu.

Ashraf membanting berkas ditangannya. Rian berjingkat kaget, selama bersama Ashraf ini kali pertama ia melihat atasannya bersikap demikian. Dahi Rian banjir dengan keringat, diusapnya berkali-kali namun keringat yang keluar tidak berkesudahan.

"Ma.. maaf Presdir karena ketidakmampuan saya menangani masalah ini, pencarian informasi sudah dilakukan oleh hacker profesional bahkan saya sampai menawarkan imbalan fantastis terkait informasi Nona Azalea, namun yang kami dapatkan hanyalah informasi sebagaimana anda lihat. Informasi Nona Azalea seakan-akan ditutup jadi saya telah mengerahkan orang untuk mencari keberadaan Nona Azalea Presdir."

Mendengar penjelasan Asistennya emosi Ashraf sedikit mereda.

"Percepat pencarian, kerahkan sebanyak mungkin orang untuk menemukannya"

"Baik Presdir" Rian membungkuk hormat berbalik pergi keluar dari kamar Ashraf.

Ini adalah kali pertama Rian berurusan dengan wanita Presdir yang membuatnya kesusahan. Rian berjalan dengan berlari kecil dan menghubungi seseorang dengan berkata "kerahkan orang sebanyak mungkin dan maksimalkan pencarian!"

Di sisj lain Ratih melaporkan tentang pihak lain yang kini melacak informasi tentang riwayat hidup atasannya.

"Apakah mereka berhasil mendapatkan informasi tentangku"

"Tidak Nona"

Azalea mengambil tas memakai sepatu dan berjalan pergi keluar kediaman.

"Jika ada hal penting segera laporkan padaku"

"Baik Nona"

Kemeja putih dengan celana pensil berwarna hitam tidak bisa menutupi penampilannya yang menawan apapun yang melekat pada tubuhnya nampak indah jika ia yang memakainya. Orang cantik memang beda kata Ratih dalam hati sambil melihat Azalea berlalu pergi. "Nona Azalea memang cantik banget, aku jadi penasaran siapa nantinya yang pantas menjadi pendampingnya" kata Ratih dengan lirih.

Ratih adalah saksi perjalanan Azalea. Sampai saat ini Nonanya tidak dekat dengan pria manapun, Nonanya menutup diri menyembunyikan identitasnya.

Jika ada pria yang tertarik padanya dan berupaya mendekat maka secara otomatis akan mundur teratur ketika mengetahui kemampuan Nona Azalea.

Azalea menguncir rambutnya membentuk ekor kuda dan mengenakan topi berwarna putih di kepalanya. Azalea berjalan sepanjang jalan melihat perkembangan desa dimana ia tinggal. Meskipun tempat ini terpencil jauh dari Kota, namun kemajuan infrastruktur tidak kalah dari Kota. Azalea tiba di kawasan pedagang kaki lima, Azalea puas dengan pengaturan yang sangat apik.

Azalea masuk salah satu warung dan memesan kopi susu.

Azalea duduk dengan pandangan mengarah pada jalan didepannya sambil melihat kendaraan berlalu lalang lewat di jalan.

Tanpa Lea sadari banyak pasang mata yang menatapnya, sedangkan yang diperhatikan sama sekali tidak menyadarinya. Terdengar suara kaki melangkah mendekat. Lea menoleh melihat laki-laki yang mendatanginya.

"Boleh duduk sini"

"Maaf tolong cari tempat lain"

"Sayangnya tidak ada lagi tempat kosong selain meja ini"

Lea menolehkan kepalanya ke kiri ke kanan, semua tempat telah penuh terisi.

"Silahkan" kata Lea dengan acuh.

"Senyum pahala lo Mbak"

Lea hanya mencebikkan bibirnya mengalihkan pandangannya kembali ke jalan raya. Sedangkan laki-laki itu terkekeh pelan mendapatkan perlakuan berbeda dari seorang gadis.

"Boleh kenalan?"

"Tidak" jawab Lea dengan acuh.

Terdengar tawa keluar dari bibir laki-laki itu. "Cantik" kata laki-laki itu sambil melihat muka Dea. Dea tetap melihat ke depan tanpa memedulikan seseorang yang memandangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!