Bab 4

Begitu turun dari mobilnya Varro bergegas masuk kedalam kantor Hexa Food.Barusan Asisten Jim menelfon,dia mengatakan jika orang yang membocorkan ide perusahaan sudah dia temukan.

Beberapa karyawan yang sedang berpapasan dengan Varro terlihat heran dengan penampilan CEO mereka yang mengenakan baju rumahan,saking terburu-burunya sampai dia tidak ingat untuk berganti pakaian.Bahkan beberapa karyawan yang menyapa dirinya pun tidak dia hiraukan.

Begitu Varro membuka pintu ruang kerjanya dia melihat Jim berdiri dengan di dampingi oleh Smith,yaitu kepala bagian product developer atau pengembangan produk.Smith merupakan seorang pria paruh baya yang sudah bekerja sejak perusahaan Hexa Food baru berdiri,bisa dibilang dia adalah salah satu orang kepercayaan Henry di perusahaan tersebut.

Sedangkan dihadapan mereka berdua, bersimpuh seorang pria berusia kisaran duapuluh empat tahun dengan kepala tertunduk.

Begitu melihat kedatangan Varro,Jim dan Smith pun menyapa sang CEO sambil menganggukkan kepala.

Sedangkan pria yang sedang bersimpuh itu terlihat ketakutan.

"Ceritakan semuanya Jim ".Tanpa basa-basi Varro menyuruh Jim untuk menceritakan kronologinya.

"Jadi gini bos,tadi saya sama pak Smith sudah menginterogasi Evan,karena kebetulan Evan adalah bawahannya.Jadi ternyata Evan disuruh oleh Steven yaitu pemilik G&G Food yang sudah mepuncurkan produk milik kita,dan ternyata Evan dibayar sangat mahal oleh pecundang itu bos ".Kata Jim sambil menatap tajam kearah Evan yang masih setia berlutut,sangat terlihat jika Jim sedang emosi.

"Kenapa kamu melakukan ini Van?apa tidak cukup gaji dan juga bonus yang saya beri selama ini?".Tanya Varro dengan datar.

Sebelum menjawab Evan beringsut mendekati Varro.

"Maafkan saya Tuan,,saya terpaksa melakukan itu karena saya diancam oleh Tuan Steven,disamping itu saya membutuhkan uang yang banyak karena ayah saya sedang sakit dan juga untuk biaya adik-adik saya yang masih sekolah.Tolong ampuni saya Tuan,beri saya kesempatan satu kali lagi,saya mohon,,,".Evan memohon sambil memegang kaki Varro.Penyesalan tampak tersirat dari nadanya bicara.

"Apa sebelum melakukan perbuatan yang merugikan itu kamu tidak berpikir terlebih dahulu?kamu tahu dampak dari perbuatanmu itu perusahaan saya terancam bangkrut?tahu kamu?".Sentak Varro,sepertinya dia tengah melepaskan semua beban dihatinya.

"Maaf Tuan,,,".Ucap Evan lirih,dia sangat ketakutan karena selama ini Varro adalah sosok yang ramah dan sangat jarang memarahi bawahannya,tapi kali ini sepertinya amarah bosnya sedang memuncak.

Kemudian Varro berbisik pada Jim,setelah itu Jim langsung membawa Evan keluar dari ruangannya.

Kini tinggalah Varro dan Smith diruangan tersebut.

"Apa ada yang mau anda katakan Pak Smith?".Tanya Varro sambil duduk dibalik meja kerjanya.

"Saya mau minta maaf Tuan Varro,ini semua karena keteledoran saya,sampai saya tidak tahu jika ada bawahan yang berkhianat, saya berusaha akan memperbaiki semuanya ".Kata Smith sambil menunduk.

"Dengan cara apa Pak Smith?bahkan saat ini sebagian besar para investor menarik saham mereka,dan dana perusahaan kita menipis karena biaya produksi Izo Energy yang ternyata gagal dipuncurkan ".Kata Varro sambil menopang dagunya.

"Saya bersama yang lainnya sudah sepakat untuk mencari ide produk lain, yang jauh lebih baik Tuan ".Ujar Smith.

"Andaikata anda dapat ide yang bagus lalu bagaimana dengan dana pengembangannya?sedangkan untuk saat ini para investor tidak ada yang percaya dengan kita?bahkan entah apa sebabnya produk kita yang lain penjualannya menurun".Tanya Varro sedikit pesimis.

"Saya akan mencoba untuk mencari cara agar tidak menggunakan biaya yang besar Tuan dan untuk penjualan yang menurun saya yakin bagian pemasaran pasti bisa mengatasinya ".Kata Smith.

"Ya sudah,lakukan yang terbaik,saya harap hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi ".

Varro pun menutup pembicaraan dengan Smith,dan pria paruh baya itu pun keluar dari ruangan bosnya.

Varro menyandarkan tubuhnya disandaran kursi,saat ini dia merasa sangat letih.

Dia meraih ponselnya yang ada di saku celananya,saat ini dia ingin menghubungi kekasihnya,dia butuh Clara untuk menguatkan hatinya yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Saat membuka ponselnya dia melihat pesan dari Clara,tapi wajahnya yang semula tersenyum berubah menjadi pucat saat membaca sederet pesan dari kekasihnya.

Varro,saat kamu membaca pesan ini,aku pasti sudah berada didalam pesawat untuk pergi keluar negeri.Maaf aku tidak bisa bertunangan apalagi menikah denganmu,karena aku ingin mengejar karirku untuk menjadi model yang dikenal diseluruh dunia.Lagipula dengan keadaan perusahaanmu saat ini,aku tidak yakin jika dimasa depan kamu bisa membahagiakan dan memenuhi semua keinginanku.

Selamat tinggal .

Varro sungguh terkejut,dia menatap tak percaya ke layar ponselnya,tapi dia segera tersadar dan langsung menelfon Clara namun ternyata ponselnya sudah tidak aktif lagi.

Varro berjalan mondar-mandir diruangannya sambil terus berusaha menghubungi kekasihnya,berharap ini semua hanya prank dari kekasihnya,namun tetap saja panggilannya tidak tersambung.

"Arrghhh,,,,Claraaa,,".Teriak Varro frustrasi,bagaimana tidak pertunangan mereka kurang dari seminggu,tapi wanita yang dicintai malah memilih pergi untuk mengejar karirnya.

"Kenapa Clara,kenapa kamu tega meninggalkan aku di saat aku membutuhkanmu,kenapa kamu pergi disaat aku sedang terpuruk seperti ini ".Ucap Varro seorang diri,tak terasa dua butir air mata mengalir diwajahnya yang tampan.Ya,saking tidak kuasanya menerima cobaan yang bertubi-tubi seorang Varro Nazareth menangis seorang diri diruang kerjanya,untung saja sekretaris Varro tidak menyadari hal itu.

Varro tidak mengerti kenapa cobaan terus menimpa dirinya,mulai dari gagalnya dia mepuncurkan produk terbaru,kemudian papanya meninggal dunia dan sekarang malah wanita yang paling dia cintai pergi dari hidupnya.

Padahal dia sudah berharap akan hidup bahagia bersama Clara,tapi sekarang harapannya itu sudah pupus.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seminggu sudah Varro mengurung diri dikamarnya,seolah-olah dia tidak peduli dengan apapun lagi.

Dia mempercayakan semua urusan kantor pada Jim,asisten itu pun mencoba untuk memakluminya walaupun dia sendiri dibuat kerepotan dengan semua urusan kantor,apalagi dengan masalah besar yang terjadi diperusahaan.

Arumi juga sudah tahu dengan apa yang terjadi pada putranya,namun dia tidak bisa berbuat banyak selain menghiburnya,walaupun didalam hati dia masih berduka dengan kepergian mendiang suaminya.

Seperti pagi ini,selesai mandi Arumi masuk ke kamar Varro,dia berniat mengajak anaknya untuk sarapan. Karena sudah seminggu ini Varro tidak mau menyentuh makanan selain air putih itupun juga sedikit,sepertinya Varro tidak sanggup menelan makanan walaupun hanya sebutir nasi, dan Arumi sangat khawatir jika anaknya nanti jatuh sakit.

Perlahan Arumi membuka pintu kamar anaknya,dia melongok kedalam sebelum memutuskan untuk masuk.Dia melihat kamar anaknya berantakan dan acak-acakan,cermin yang menempel didinding pun tampak retak.

Varro terlihat tidur dengan posisi sembarangan,tubuhnya terlihat kurus dan rambutnya pun awut-awutan.

Arumi menatap sedih kearah anaknya,didalam hatinya dia juga sangat marah pada Clara,ternyata benar feeling seorang ibu tidak pernah meleset.Selama ini Arumi tidak pernah sreg dengan Clara,tapi melihat Varro yang begitu bahagia bersama wanita tersebut Arumi hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

Tapi kini putranya malah terlihat hancur oleh ulah wanita tersebut,ibu mana yang hatinya tidak bersedih melihat hati anaknya terluka.

Perlahan Arumi duduk dipinggir kasur,dengan pelan dia membangunkan anaknya.

"Varro,,bangun nak ".Kata Arumi sambil mengguncang pelan tubuh anaknya.

Tapi Varro tidak kunjung bangun,Arumi sedikit mengeraskan guncangannya tapi Varro hanya menggumam tidak jelas,badannya juga terasa panas sampai-sampai wajahnya bersemu merah.

"Ya ampun Varro,kamu sakit nak?".ucap Arumi dengan panik.

Bergegas Arumi memanggil Bik Kiky dan juga Pak Wan untuk membantunya membawa Varro kerumah sakit.

...****************...

Sampai dirumah sakit Varro segera ditangani oleh dokter,dan untuk beberapa hari Varro harus dirawat dirumah sakit karena mengalami kekurangan gizi dan juga dehidrasi.

Arumi pun dengan telaten mengurus anaknya,kini yang dia milikinya hanyalah Varro dan dia tidak ingin terjadi apapun pada putranya itu.

...****************...

Sudah dua hari Varro dirawat dirumah sakit,pagi ini kondisinya sudah jauh lebih baik dan dokter pun sudah membolehkannya pulang.

Arumi sangat senang mendengar kabar dari dokter,dengan segera dia menghubungi Pak Wan agar menjemputnya kerumah sakit.

Sejak Varro bangun dia menjadi lebih pendiam,tapi dia sudah mau menghabiskan makanannya.

Arumi pun merasa jika dari kemarin anaknya mengalami perubahan,raut wajahnya walaupun sudah tidak pucat tapi saat ini terkesan datar,dan sikapnya juga dingin.

Jika Arumi mencoba mengajak bicara Varro hanya menjawab seperlunya saja,tidak seperti sebelumnya.

Arumi mencoba menerima perubahan sikap anaknya,bagi dia yang terpenting anaknya sembuh itu sudah cukup.

Arumi membereskan barang-barang sebelum mereka pulang,sedangkan Varro hanya berbaring telentang sambil menatap plafon,entah apa yang dipikirkan olehnya.

...****************...

Sampai dirumah,Bik Kiky menyambut mereka dengan tersenyum.

"Selamat datang kembali Tuan Muda,Bibi senang liat Tuan sudah sembuh ".Ucap Bik Kiky saat melihat Varro masuk kedalam rumah.

Tapi Varro tidak mempedulikan perkataan Bik Kiky,bahkan tersenyum pun tidak dia langsung naik kelantai dua menuju kamarnya.

Bik Kiky pun menatap Arumi dan Pak Wan dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Maaf ya Bik,atas perubahan sikap Varro,mungkin dia butuh waktu untuk menata hatinya ".Ujar Arumi yang merasa tidak enak atas sikap putranya.

"Iya Nyonya,tidak apa-apa,Bibi ngerti kok ".Ucap Bik Kiky .

"Yasudah Bik,kalau gitu saya mau ke kamar dulu,dan tolong cuci semua baju yang dari rumah sakit itu ".Ucap Arumi.

"Baik Nyonya ".

Arumi pun berlalu menuju kamar utama,sepertinya dia ingin beristirahat.

Bik Kiky menoleh kearah Pak Wan yang belum beranjak pergi.

"Pak Wan,kasihan Tuan Varro ya ".Kata Bi Kiky pada teman kerjanya.

"Iya Bik,saya ikutan emosi sama Nona Clara,tega sekali dia nyakitin Tuan Varro,padahal Tuan Varro udah ganteng,baik,mapan kok malah ditinggal ".

Pak Wan mengeluarkan unek-uneknya.

Bik Kiky pun manggut-manggut tanda setuju dengan perkataan sang sopir.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

To be continue,,,,

Terimakasih sudah mampir 🙏🙏

Jangan Lupa :

Like

Comment

Favorit

Vote

💞💞💞

Terpopuler

Comments

Yasni Nellu

Yasni Nellu

hei clara ...aku pastikan suatu saat nanti kamu akan menyesal dengan keputusan mu.

2023-01-07

1

Kancah Karya

Kancah Karya

tebakanku slaah. tapi clara emang orgnya tega bgt sih🥲🤣

2022-11-26

0

Kancah Karya

Kancah Karya

tebakanku slaah. tapi clara emang orgnya tega bgt sih🥲🤣

2022-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!