Bab 3

Jim bergegas menemui Varro,karena baru saja dia membaca berita di tab yang selalu dia pegang.

Tapi begitu sampai diruang kerja milik Varro,Jim melihat bosnya dalam keadaan syok dan di dekatnya berdiri Emy yang memasang raut wajah tegang.

"Bos,sepertinya ada yang mencuri ide produk terbaru kita dan mencoba membuat perusahaan kita hancur bos ".Ujar Jim dengan napas memburu.

"Tapi siapa yang melakukan semua ini Jim?siapa yang telah berkhianat diperusahaan kita ?".Varro terlihat frustrasi.

Jim pun terdiam sambil berpikir sembari menatap layar TV,disana ditayangkan sebuah perusahaan sedang meluncurkan sebuah produk yang sama dengan produk yang akan luncurkan oleh Hexa Food Tbk.Tentu saja Varro tidak mungkin meluncurkan produknya karena pada nantinya akan dianggap sebagai plagiat.

"Jim,sekarang kamu atasi para wartawan yang ada di aula,kita batal meluncurkan produk dan satu lagi, selidiki semua staff siapa kira-kira yang telah berkhianat ".Titah Varro dengan menahan amarah.

"Baik bos ".

Jim pun bergegas pergi ke aula,begitu juga dengan Emy yang kembali ke meja kerjanya.

Varro pun duduk dibalik meja kerjanya,dia menerka-nerka siapa kiranya yang telah membocorkan ide produknya.Pasti ada orang diperusahaannya sendiri yang membantu saingannya itu.

Selama ini Varro tidak pernah menaruh curiga pada siapa pun,dia yakin jika seluruh karyawannya itu setia.Tapi kini dia dihadapkan pada sebuah kenyataan yang mengecewakan.

Varro mengecek harga saham perusahaannya yang perlahan mulai menurun ,sepertinya para investor sudah melihat berita ditelevisi tentang gagalnya peluncuran produk miliknya.

Varro menoleh saat mendengar pintu ruangannya terbuka,tampak Emy masuk seperti mau melaporkan sesuatu.

"Ada apa Emy?".

"Itu Tuan,dari tadi para investor menelfon terus,mereka menanyakan kenapa kejadian ini bisa terjadi,sebagian ada yang langsung menarik sahamnya karena mereka merasa perusahaan kita tidak kompeten ".Lapor Emy .

Varro menyugar rambutnya dengan kasar ketika mendengar perkataan sekretarisnya.

"Kamu jawab aja apa adanya Emy,karena saat ini tidak ada yang bisa kita lakukan selain menangkap pengkhianat yang ada disini ".Ujar Varro datar.

Emy pun menganggukkan kepalanya,karena tidak ada yang perlu dilaporkan lagi dia pun kembali ke meja kerjanya.

Baru saja sekretarisnya keluar,tiba-tiba ponsel Varro bergetar dan ternyata sang mama menelfon.

"Halo,ada apa ma?".Tanya Varro.

"Papa kamu Varro,papa kamu,,".Suara Arumi terdengar panik.

"Ada apa ma?bicara yang jelas,papa kenapa?".Tanya Varro yang ikutan jadi panik,apalagi dia mendengar suara deru mesin kendaraan,sepertinya sang mama sedang berada didalam mobil.

"Papa kamu baru saja pingsan Var,dan sekarang mama dalam perjalanan menuju rumah sakit,mama takut papa kamu kenapa-napa".

Varro mendengar isak tangis mamanya.

"Iya ma,aku akan segera kesana,mama yang tenang ya,papa pasti akan baik-baik aja ".Varro berusaha menenangkan mamanya walau saat ini pikiran dia sendiri sangat kacau.

Setelah sambungan telfon terputus,Varro bergegas keluar dan di depan pintu dia hampir tabrakan dengan Jim yang hendak masuk.

"Bos,,"

"Jim,tolong kamu handle dulu masalah disini,aku mau pergi soalnya papa aku baru saja dikabarkan pingsan dan dilarikan kerumah sakit ".Ujar Varro .

"Apa tidak sebaiknya saya aja yang antar bos?".Tanya Jim karena dia melihat raut panik diwajah bosnya.

"Gak apa-apa Jim,aku bisa sendiri ,kalau begitu aku pergi dulu ya Jim".

Tanpa menunggu jawaban dari asistennya Varro setengah berlari menuju lift.

"Kasihan si bos,masalahnya datang bertubi-tubi ".Gumam Jim sambil berlalu menuju ruang kerjanya,kini tugas dia adalah menemukan pengkhianat yang sudah membuat bosnya kacau.

...****************...

Sampai dirumah sakit Varro bergegas menuju ruangan tempat papanya di periksa,didepan pintu ruangan dia melihat sang mama mondar-mandir dengan wajah cemas,didekatnya berdiri pak Wan sopir pribadi keluarga Varro juga dengan raut wajah khawatir.

"Ma,,gimana keadaan papa?apa yang sebenarnya terjadi?".Tanya Varro begitu dia sampai di dekat mamanya,walaupun dia sudah menduga jika kejadian ini pasti ada hubungannya dengan masalah yang baru menimpa perusahaannya itu.

Arumi menoleh kearah Varro dengan mata sembab,sepertinya wanita tersebut habis menangis.

"Tadi papa kamu sedang nonton TV,lalu tiba-tiba dia manggil mama dengan kencang,pas mama hampiri papa kamu sudah kesakitan sambil megang dadanya,sepertinya dia habis nonton berita di TV yang menayangkan turunnya harga saham perusahaan kita,sebenarnya apa yang terjadi di kantor Var?".Arumi berucap sambil menahan tangisnya.

Varro pun terlihat sedih mendengar cerita mamanya,dia juga terlihat sangat khawatir dengan kondisi sang papa.

"Ini semua salah aku ma,aku yang gak becus urus perusahaan,sampai-sampai aku tidak menyadari bahwa ide milik perusahaan bocor ke pihak lain,maafin aku ma".ujar Varro dengan rasa bersalah.

Sungguh Varro merasa sangat marah dan kecewa dengan dirinya sendiri,padahal papanya sangat berharap pada dirinya agar membuat Hexa Food menjadi perusahaan makanan dan minuman nomor satu di dunia,tapi malah sebaliknya dia menghancurkan harapan papanya itu.

Bertepatan dengan Arumi yang hendak menghibur putranya,dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan dengan wajah lesu.

Melihat dokter yang memeriksa suaminya keluar dari ruangan,Arumi pun bergegas menghampiri dan bertanya dengan nada yang tak sabar.

"Dokter,bagaimana kondisi suami saya?dia baik-baik sajakan Dok?".Tanya Arumi dengan raut wajah cemas.

Sebelum menjawab dokter tersebut menghela napas,sepertinya dia merasa tidak tega untuk mengatakan keadaan pasien yang sebenarnya.

"Nyonya Henry,sebelumnya saya mau minta maaf karena harus menyampaikan kabar buruk,saya bersama dokter yang lain sudah berusaha untuk menyelamatkan nyawa Tuan Henry,tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain,Tuan Henry dinyatakan meninggal dunia ".Ujar Dokter tersebut.

"A,,apa??meninggal?tidak mungkin dokter,suami saya tidak mungkin meninggal,tolong dok,tolong selamatkan suami saya ".Jerit Arumi sambil mengguncang lengan dokter tersebut.

Varro pun langsung syok dan wajahnya tampak pucat,dia tidak menyangka jika papanya pergi secepat ini.

"Maaf Nyonya,tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi,saya harap nyonya dan sekeluarga bisa mengikhlaskan kepergian almarhum,dan saya turut berduka cita Nyonya ".Ujar dokter tersebut.

Arumi pun terduduk lemas dilantai,dia menangis sesenggukan sambil memanggil nama suaminya.

"Ma,,tenang ma,kita ikhlaskan kepergian papa,mama gak akan sendirian,ada Varro disini yang akan menjaga mama".

Varro mencoba menghibur mamanya walaupun dia juga sedang dilanda kesedihan,tapi di depan mamanya dia berusaha untuk tegar.

Sang sopir yaitu pak Wan yang berdiri disana pun berkali-kali mengusap air matanya yang menetes,dia ikut bersedih saat mendengar majikannya meninggal,selama ini Henry memperlakukan sopirnya itu dengan baik,seringkali Henry membantu pak Wan jika sedang mengalami masalah keuangan,tapi kini majikannya yang baik hati itu telah pergi untuk selama-lamanya.

Setelah agak tenang,Arumi dan Varro pun mengurus kepulangan jenazah Henry Gareth yang rencananya akan dimakamkan besok siang.

...****************...

Pemakaman Henry Gareth telah selesai dilakukan,para kerabat Varro pun sudah semuanya pulang.

Rumah besar itu kini terasa sunyi,sejak pulang dari pemakaman Arumi mengurung diri dikamarnya,begitu juga dengan Varro yang sedang duduk bersandar dipinggiran tempat tidur.Bahkan mereka melewatkan makan malam karena tidak ada yang merasa lapar.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam,tapi Varro belum merasa mengantuk sama sekali pikirannya sangatlah kacau.Perasaan sedih,marah,kecewa dan rasa bersalah campur aduk di dalam hatinya.

...****************...

Cahaya mentari menerobos masuk ke kamar Varro lewat celah-celah tirai,Varro pun bangun sambil mencari-cari ponselnya,dia baru sadar jika dari kemarin Clara tidak mengabarinya samasekali.Terakhir Clara mengabari dua hari yang lalu,dia mengatakan jika jadwal pemotretannya sedang padat sehingga tidak bisa menghadiri pemakaman papanya.

Varro pun mencoba untuk memakluminya,walau sebenarnya dia sangat berharap kehadiran kekasihnya itu untuk menghibur dirinya.

Setelah menemukan ponselnya,Varro pun mengecek apakah ada kabar dari Clara atau tidak,tapi ternyata tidak ada sama sekali,dia pun mencoba untuk tetap berpikir positif siapa tahu kekasihnya itu masih sibuk.

Dengan lesu Varro masuk kedalam kamar mandi,dia ingin berendam di bathup untuk menjernihkan pikirannya.

Sejam kemudian,Varro pun turun dari kamarnya menuju meja makan,tapi sampai disana hanya ada Bik Kiky.

"Selamat pagi Tuan muda,Bibi sudah siapkan sarapannya,kalau ada yang Tuan inginkan biar Bibi buatkan sekarang ".Ucap Bik Kiky sambil berdiri diujung meja makan.

"Gak usah Bik,biar saya makan ini aja,oh ya mama mana Bik?apakah mama sudah sarapan?".Tanya Varro sambil mulai sarapan berupa bubur ayam.

"Nyonya masih belum turun Tuan muda,tadi sudah saya panggil dikamarnya tapi Nyonya mengatakan makannya nanti saja ".Jawab Bik Kiky.

Varro melatakkan sendoknya,padahal dia baru makan bubur tiga suap,Varro merasa tidak berselara makan.

"Kalau begitu biar saya lihat ke kamarnya Bik".Varro pun beranjak bangun lalu berjalan menuju kamar utama.

Sebelum masuk Varro mengetuk pintu terlebih,lalu dia membuka pintu kamar mamanya secara perlahan.Varro melihat mamanya sedang duduk dekat jendela,dan menatap kosong kearah luar.

Perlahan Varro mendekati mamanya.

"Ma,mama baik-baik ajakan ?".Tanya Varro sambil berjongkok dihadapan wanita yang sudah melahirkannya.

Arumi menatap Varro dengan sedih,mata Arumi terlihat bengkak dikarenakan terlalu banyak menangis.

"Mama masih belum percaya kalau papa kamu pergi secepat ini Var "Ucap Arumi lirih.

Varro memegang kedua tangan mamanya seolah-olah menguatkan.

"Varro tau mama pasti sulit menerima kenyataan ini,aku juga merasakan hal yang sama ma,tapi aku yakin papa tidak akan senang jika melihat kita terus bersedih seperti ini ".Kata Varro dengan mata-mata berkaca-kaca "Papa selalu bersama kita ma,karena papa ada disini,di dalam hati kita ma ".Varro menepuk dadanya sendiri.

Arumi malah terisak saat mendengar perkataan anaknya,dan Varro pun membiarkan mamanya menangis.

Sesaat kemudian Arumi tampak kembali tenang.

"Kamu benar Var,papa masih ada didalam hati kita ".Kata Arumi sambil tersenyum penuh keikhlasan.

Varro pun memeluk mamanya,dia berharap mamanya tidak akan bersedih lagi.

"Nah,sekarang mama sarapan dulu ya,Varro gak mau kalau mama nanti sampai jatuh sakit ".Ujar Varro sambil mengurai pelukannya.

Lalu Arumi dan Varro pun kembali ke meja makan.

Selesai sarapan Varro berencana untuk menghubungi Clara,tapi belum juga niatnya terlaksana ternyata Asisten Jim sudah menghubunginya terlebih dahulu.

"Halo,ada apa Jim ?".Tanya Varro .

[...............]

"Baiklah,aku segera kesana ".

Setelah menutup telfon,Varro bergegas menyambar kunci mobilnya lalu pergi menuju perusahaannya.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

To be continue,,,,

Terimakasih sudah mampir 🙏🙏

Jangan Lupa :

Like

Comment

Favorit

Vote

💞💞

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

menangislah, karena dengan menangis beban akan berkurang ❤️💪💪

2023-03-08

1

Kancah Karya

Kancah Karya

kok aku curiga sama s clara jadi pengkhianat, ya?😅

2022-11-22

1

Feby N.A :]

Feby N.A :]

siapa pengkhianat di perusahaan hexa food milik Varro?! sampe buat papanya meninggal dan mamanya sedih😖

2022-11-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!