Perubahan rencana

Shila duduk dibangku taman yang sepi pengunjung di malam hari. Matanya menelisik ke segala arah untuk mencari keberadaan sosok yang menyuruhnya ketaman. Tadi saat ia selesai belanja bahan masakan, Shila langsung pamit untuk keluar karena ada sesuatu yang lupa ia beli.

Itu alasan!

"Apa dia ngerjain gue ya?" Ucap Shila dengan nada kesal.

Sudah terhitung setengah jam dia ada di bangku taman itu. Menunggu seorang diri hingga ditatap aneh oleh orang yang lewat.

"Gue pikir Lo ga datang." Suara bass masuk ke dalam gendang telinga Shila .

Dengan segera Shila menoleh menatap benci sosok yang membuat nya menunggu.

"Gue ga punya banyak waktu. Kita selesaiin sekarang. Jangan bawa-bawa keluarga gue dalam masalah kita." Ucap Shila tanpa basa basi.

"Gue ga bakal bawa-bawa keluarga Lo kalau Lo nurut!" Balas Gala dengan santai.

"Itu hanya hubungan masa lalu Ga! Itu cinta anak remaja labil. Lupain semua itu dan kita mulai hidup kita masing-masing!" Ucap Shila dengan tegas memberi pengertian Arga.

Ekspresi wajah Arga berubah menjadi dingin sorot matanya menajam menatap Shila yang meneguk ludah nya kasar.

'Gue salah ngomong!' Teriak batin Shila.

"Tarik kata-kata Lo atau gue buat Lo nyesel!" Ucap Arga dengan nada datar penuh amarah.

"A-ar-ga...g-gue...." Shila tak mampu menyelesaikan ucapannya saat matanya bersitatap dengan mata Arga yang menatapnya tajam.

Shila melirik sekitar yang benar-benar sepi tidak ada orang yang lewat atau singgah di taman itu.

"Lo terlalu menggampangkan masalah." Ucap Arga dengan nada dingin kemudian meraih tangan Shila dan memeluk nya.

Shila terkejut kemudian meronta tak lama tubuh nya melemas dan pandangannya gelap.

"Melupakan nya? Cih. Kita bahkan baru memulai."

"enguhhh"

Suara lenguhan terdengar di iringi kedua kelopak mata dari gadis manis yang terbangun dari tidurnya.

Gadis itu terdiam sebentar mengamati sekitarnya. Dalam diamnya ia masih mencerna apa yang terjadi, tak lama tubuh nya tersentak dan duduk mengakibatkan kepalanya pusing.

"Ini dimana?" Tanyanya entah pada siapa, sembari memijat pelipisnya.

"Selamat siang nona." Ucapan seseorang membuat gadis itu menoleh.

"Siang?" Tanya gadis itu lalu melihat ke sekeliling. Matanya membulat saat melihat jam yang tergantung di dinding. Ini sudah pukul 13.25 dia tertidur lama sekali, bukankah kemarin dia bertemu dengan iblis itu malam hari dan kini siang hari. Dengan tangan terkepal kuat Shila menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Shila bangkit membuat orang yang dari tadi diam memperhatikan nya terkejut.

"Nona? Anda baik-baik saja?" Shila tak menghiraukan pertanyaan yang ditujukan untuk nya.

Shila berjalan menuju pintu yang akan membawanya keluar dari kamar sialan ini. Dengan kasar Shila membuka pintu dan menutup pintu tanpa memikirkan keadaan seseorang yang berada di kamar itu tengah memegang dadanya karena terkejut.

Shila terdiam sejenak saat keluar dari kamar, dia ada dimana?

"Nona?" Suara sopan itu mengagetkan Shila yang terdiam di depan pintu.

"Aku mau pulang." Lirih Shila lalu berjalan tanpa arah.

Shila melewati lorong yang terdapat beberapa ruangan, di dinding lorong terdapat banyak lukisan dan vas yang besar. Shila melihat sebuah lift, tanpa membuang waktu lagi Shila segera masuk lift dan menekan nya angka satu.

Ting!

Lift terbuka dan Shila langsung disuguhi dengan pemandangan orang tua nya yang sedang berdebat dengan pria yang Shila tau adalah papanya Arga.

"Ay-hmppppp" ucapan Shila terhenti karena bekapan dimulutnya yang membuat nya meronta. Shila berharap ayahnya menoleh walau itu mustahil.

"Sttt sweety.... Jangan mengacaukan rencana ku dengan kamu hadir saat ini." Shila tau betul itu suara siapa. Shila meronta namun tak bisa, Shila dipaksa masuk ke dalam ruangan yang ternyata adalah kamar. Tubuh Shila terdorong masuk dan suara pintu ditutup lalu di kunci terdengar di rungu Shila.

Shila menatap tajam laki-laki yang berdiri di depan pintu dengan tatapan tajam. Namun, tak ada raut takut di wajah tampan laki-laki itu.

"Apa mau Lo sialan! Gue udah ngikutin perintah Lo. Jangan bawa-bawa keluarga gue!" Teriak Shila marah menatap sosok didepannya dengan wajah merah padam karena amarah.

"Kita akan menikah setelah lulus sekolah dan Minggu depan adalah pertunangan kita." Pernyataan yang baru saja didengar Shila membuat gadis itu tak dapat menahan emosinya. Dengan brutal gadis itu memukul dada Gala dan menjambak rambut Gala dengan kuat.

"Arshi sakit! Lepas! Arshi! ....awww! Sakit! ARSHI!" Teriakan itu membuat pergerakan Shila terhenti dan tubuhnya menjauh dari Gala yang kini penampilan nya seperti gelandang.

Dengan  cepat Shila merebut kunci yang ada ditangan Gala membuat Gala menatap nya tajam.

"Berikan kunci itu padaku Shila!" Ucap Gala datar.

"Memberikan nya padamu?" Tanya Shila dengan nada mengejek.

"Kenapa aku harus memberikan kebebasan ku padamu? Kunci ini adalah kebebasan ku." Lanjut Shila dengan senyum angkuh.

Ekspresi wajah Gala berubah menjadi mengejek membuat Shila berfikir yang tidak-tidak.

"Gue bercanda soal Tunangan dan pernikahan sehabis lulus." Arga berkata dengan santai lalu duduk di tepi ranjang memandang Shila dengan senyum tipis.

"Terus ngapain Lo narik gue kesini? Dan maksud ucapan Lo soal rencana-rencana itu apa?!" Kini suara Shila terdengar menuduh.

"Oh, soal itu.... Bokap Lo berhasil memenangkan kerjasama besar dan bokap gue punya ide buat ngasih kejutan." Balas Arga tidak masuk akal.

'Apa orang tua jaman sekarang gila?!' Teriak batin Shila tidak terima.

Shila yakin pasti ada rencana lain yang sedang dipikirkan oleh Arga. Shila harus waspada dan mencoba menjaga jarak dari Arga. Itulah pilihan Shila saat ini.

"Lo ga perlu kunci itu. Karena pintu nya ga dikunci." Ucap Arga membuat Shila melongo lalu berbalik dan membuka pintu. Dan benar saja pintunya terbuka dengan mudah. Ada rasa kesal, marah, dan benci di hati Shila saat ini. Namun, itu semuanya tidak penting untuk saat ini. Dia harus segera keluar untuk menemui kedua orangtuanya.

"Hati-hati di jalan, satu lagi sampai ketemu di sekolah besok." Ucap Arga yang kini begitu dekat dengan Shila. Membuat tubuh Shila berjengkit kaget akibat terlalu lama melamun.

Shila menghembuskan nafas lega setelah Arga berlalu pergi meninggalkannya di kamar, entah punya siapa. Shila keluar dari kamar menuju ruang tamu dimana sang ayah dan bunda yang duduk sambil mengobrol tidak seperti awal Shila liat tadi. Tapi ekspresi wajah sang ayah masih tidak nyaman dilihat dari lipatan pada kening nya.

"Ayah? Bunda?" Panggilan itu mengalihkan perhatian semua orang yang ada di ruang tamu. Surya berdiri menghampiri sang putri dan memeluk nya erat.

"Putri kecil ayah ga papa kan? Ada yang luka?" Pertanyaan itu membuat Shila menangis dan menggeleng.

"Shi-shila takut ga bisa ketemu ayah lagi." Perkataan Shila membuat Arga yang duduk di samping sang adik mendelik tak suka.

Dia tidak sejahat itu memisahkan anak dan ayah. Berbeda dengan Arga yang terlihat kesal akibat ucapan Shila, yang lain hanya tersenyum melihat adegan melow yang diperlihatkan anak dan ayah itu.

"Om Surya mau adopsi anak lagi ga?" Pertanyaan konyol itu membuat seluruh perhatian tertuju pada gadis imut siapa lagi kalau bukan Ika.

"Kalau buka kenapa kalau engga kenapa?" Bukan Surya yang menjawab tapi Arga dengan nada songongnya.

"Kalau iya, Ika mau nyalon jadi anak angkat om Surya. Kalau engga, ya dipaksain aja supaya om Surya mau jadi Daddy nya Ika." Jawaban santai Ika membuat Alex mendengus tak suka hal itu membuat yang lain tertawa berbeda dengan Arga yang menatap Shila dengan tatapan dan senyum misterius.

'Kita lihat bagaimana selanjutnya sweety'

'Anak ga tau diri!' Batin Alex kesal

Terpopuler

Comments

Dinda

Dinda

semangat terus

2022-09-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!