Bertemu calon Mertua

Gadis pemilik wajah imut itu berjalan santai dengan dua botol air mineral di kedua tangannya. Berjalan santai menuju sebuah tempat sepi di dekat lab bahasa yang jarang dipakai. Langkah nya semakin dipercepat saat melihat sosok gadis lain sedang tertidur di bangku kosong.

"Shila, Bangun dulu!" Ucap nya pelan dengan menoel pipi Shila.

Shila membuka matanya dan dapat melihat dengan jelas wajah Dinda yang tepat disampingnya. Shila merubah posisi nya menjadi duduk memberikan ruang kosong kepada Dinda untuk duduk.

"Nih buat Lo." Ucap Dinda menyodorkan sebotol air mineral kepada Shila.

"Makasih." Ucap Shila lalu membuka tutup botol dan menegak nya hingga setengah.

"Lo bisa ke kurung di gudang kosong gimana ceritanya?" Ucap Dinda membuka obrolan.

"Arga." Jawab Shila datar.

"Ha?! Kak Arga?! Seriusan?" Tanya Dinda bertubi-tubi.

Shila hanya mengangguk dan menegak minum nya kembali. Tak ada percakapan lagi diantara keduanya. Hening. Sampai Shila dan Dinda mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Dengar-dengar Arga a lagi nyari cewek yang tadi pagi bermasalah sama Dia deh." Ucap seseorang yang dapat didengar jelas oleh Dinda dan Shila yang kini bersembunyi di balik pintu lab prakarya entah sejak kapan terbuka.

"Hmm, antek-antek si Arga juga pada nyari tuh cewek." Balas sosok satunya yang pasti dua orang itu berjenis kelamin laki-laki.

"Berani bener tuh cewek nyari gara-gara sama Arga." Ucap sosok satunya lagi.

"Dah jangan ghibah aja, buka tuh pintu! Buku tebel gini berat!" Ucap sosok satunya.

Setelah dirasa tak ada suara obrolan lagi Shila menghembuskan nafasnya lega. Dinda langsung terduduk dilantai dengan kondisi tubuh yang seolah-olah lemas.

"Sial! Baru hari pertama masuk udah kena apes gini!" Gerutu Shila menendang salah satu kursi.

"Lo ada masalah apa sih La, sama kak Arga?" Kini pertanyaan Dinda membuat Shila terdiam.

Sekali lagi Shila menghela nafas dan menoleh ke arah Dinda yang sedang menunggu jawaban dari dirinya.

"Cuma cinta monyet aja kok, udah lama juga." Jawab Shila.

"Jadi Lo itu mantan nya kak Arga?!" pertanyaan heboh dari Dinda membuat Shila merotasi kan matanya.

"Cuma cinta monyet? Kayaknya ngga mungkin deh kak Gala sampai segitunya." Sahut Dinda setelah bisa mengendalikan reaksi heboh nya atas jawaban Shila.

"Gue juga ngga tau kenapa Arga sampai segitunya." Balas Shila dengan nada lirih menatap lantai.

"Jangan-jangan kayak di cerita ******* itu.." ucap Dinda dengan wajah cerah yang membuat Shila bingung.

"Itu yang si cowok terobsesi gitu sama si cewek." Lanjut Dinda seolah mengerti apa yang dimaksud oleh Dinda.

"Gila! Itu cuma di cerita fiksi. Ngga mungkin ada di dunia nyata." Bantah Shila.

"Siapa yang tau kalau sebenernya kak Arga punya penyakit psikopat atau ngga dia punya kepribadian ganda." Dinda berucap dengan nada heboh membuat Shila menatap datar gadis pemilik senyum manis itu.

"Lo balik ke kelas sana, sekalian izinin gue ke guru ya... Gue mau istirahat." Ucap Shila membuat Dinda melotot.

"Heh! Kita beda kelas ya!" Protes Dinda namun dihiraukan oleh Shila yang sudah merebahkan tubuhnya di atas kursi yang di satukan.

"Gila, udah molor aja tuh anak!" Gerutu Dinda lalu beranjak pergi meninggalkan lab prakarya.

...*_*...

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.15 gadis itu membuka matanya dan menatap kesekitar ruangan yang sedikit gelap. Merubah posisi menjadi duduk gadis itu memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Sial! Gue masih di sekolah." Ucapnya lalu melihat jam tangannya dan ia kembali terkejut karena jam pulang sudah sejak tadi.

Shila segera beranjak meninggalkan lab prakarya menuju kelasnya untuk mengambil tasnya. Saat sampai dikelas ia merasa kesal karena tas nya sudah tidak ada melainkan sebuah kertas yang tertempel di atas meja nya dan selembar uang 100k.

"Tunggu hukuman dari gue, sweety! "

Shila meremas kertas itu lalu membuangnya sembarangan dan mengambil uang untuk ongkos pulangnya.

Meninggalkan kelas untuk pulang ke rumah, pasti nanti ia akan kena omel sang bunda. Shila berdoa semoga ayahnya sudah ada dirumah.

Sesampainya di rumah Shila tak mendapati sang bunda dan sang ayah melainkan selembar kertas yang ditujukan untuk nya yang bertuliskan pesan dari sang bunda.

Shila menghela nafas lega saat membaca pesan sang bunda yang berpesan agar mengunci pintu karena mereka mungkin pulang larut malam karena menghadiri acara perayaan ulang tahun perusahaan tempat ayah Shila bekerja.

Shila segera beranjak menuju kamarnya untuk mandi dan istirahat. Tubuhnya sangat lelah saat ini.

Butuh waktu 15 menit Shila menyelesaikan mandinya kini ia sudah bersiap-siap untuk menonton Drakor ditemani cemilan dan softdrink kapan lagi Shila bisa meminum minuman itu, jika bundanya tau maka Shila akan mendapatkan hadiah ceramah panjang lebar.

Saat asyik menikmati Drakor bel pintu rumah Shila berbunyi membuat Shila mengerutkan keningnya dan menatap jam yang kini sudah menunjukkan pukul 20.00.

Shila melangkah menuju pintu rumah nya dan membuka nya. Menatap datar sosok lelaki yang kini berdiri di depannya.

"Ngapain Lo kesini?!" Ketus Shila saat melihat Naufal.

Naufal yang mendengar nada ketus dari Shila merasa canggung dan bersalah.

"Gue mau nganter tas Lo." Ucap Naufal mengulurkan tas Shila.

Shila segera menerima tas nya dan mencari sesuatu. Tidak ada! Shila menatap Naufal sedangkan yang ditatap mengangkat alis seolah bertanya kenapa.

"Hp gue mana?!" Ketus Shila saat mendapati tampang cengo Naufal.

"Hp Lo? Gue ngga tau. Gue ngga buka tas Lo!" Sahut Naufal sewot karena merasa dituduh mencuri hp milik Shila.

"Lo kan yang balikin tas gue! Sekarang balikan hp gue!" Kekeh Shila menuduh Naufal.

"Gue cuma disuruh kak Arga ngembaliin tas Lo!" Ucap Naufal membuat Shila menggeram kesal.

Lagi, lagi, dan lagi Argala! Nama yang paling Shila benci saat ini.

"Makasih!" Ucap Shila lalu menutup pintu dengan kasar.

Naufal yang mendapatkan perlakuan tak sopan hanya menyumpah serapah dalam hati untuk Shila. Setelah nya ia meninggal kediaman Shila.

Di lain tempat Arga sedang duduk dengan suasana yang begitu membosankan bersama kedua orangtuanya dan adiknya. Sedangkan didepannya ada sepasang suami istri sepertinya rekan bisnis sang papa.

"Kau begitu sangat suka sayur ya?" Ucap Nania istri dari sosok yang duduk didepan papa Arga kepada Ika adik Arga.

"Diet Tante..jika aku terlalu gendut maka akan ada iblis yang mengolok ku." Ucap Ika melirik sinis ke arah Arga, sedangkan yang dilirik memutar bola matanya malas.

Nania tersenyum lembut mendengar ucapan anak perempuan yang duduk didepannya ini.

"Andai anak Tante suka sayur." Ucap Nania sedih, namun bibir nya tersenyum geli.

"Dengar-dengar anak mu juga sekolah ditempat sekolah putra ku, bener bukan Surya?" Sahut Alex papa Arga dan Ika pada laki-laki yang duduk dihadapannya.

"Benar sekali pak, sesuai rekomendasi dari Anda. Hanya beda satu tahun dengan nak Arga." Ucap Surya melirik Arga yang kini menoleh padanya dengan kening berkerut.

'kenapa sangat formal?' batin Gala.

"Kalau boleh tau siapa namanya?" Tanya Alex kini menatap sang anak dengan tatapan datar.

"Shila, hari ini hari pertama dia masuk." Jawab Surya mampu membuat atensi Arga terpusat pada Surya.

"Shila?" Beo Arga membuat semuanya menoleh dan senyum tipis di bibir Alex terbit.

Arga menatap sang papa yang menyeringai kepadanya. Arga tau bahwa papanya sudah mencari tau tentang Shila.

"Arga kenal?" Kini Sania mama Arga bertanya.

Arga tersenyum miring ke arah papanya kemudian menatap sang mama " Shila pacar ku ma. " Jawab Arga membuat semuanya terkejut kecuali papa Arga yang menatap anaknya datar.

"Pacar?" Ucap Surya terkejut.

"Wah, ternyata putri mu mampu menarik perhatian anak ku Surya." Ucap Alex dengan ekspresi datar.

"Bagaimana bisa? Bahkan Shila belum pernah bertemu nak Arga." Pertanyaan dari Nania membuat Arga tersenyum tipis.

"Aku teman SMP Shila waktu di Jawa Timur Tante. Dan pada akhirnya kalian membawa nya pergi dari ku." Jawaban Arga membuat sepasang suami istri itu terdiam karena aura Arga yang begitu dingin.

Surya terdiam begitu dengan semuanya. Suasana seketika menjadi canggung dan dingin.

"Tak perlu canggung...aku benci situasi ini..jangan terlalu formal pada ku juga Surya... Meskipun kau karyawan ku, sebentar lagi kita akan  menjadi besan?" Ucap Alex membuat semua menatap nya.

'Karyawan?' Batin Arga dan tersenyum menyeringai tanpa diketahui semua orang.

"Aku berencana melamar putri mu untuk putra ku." Ucap Alex sekali lagi tidak menghiraukan keterkejutan semua orang kecuali Arga yang tersenyum miring.

'ah, sekali lagi papa memanjakan ku' batin Arga senang.

"Maaf pak... bukankah anak-anak masih sekolah, masa depan mereka masih panjang...dan ini bukan hak kita u- " Ucapan Surya terhenti saat mendengar bantingan sendok yang berasal dari Arga.

"aku setuju dengan papa...tidak ada salahnya bertunangan dulu.. setelah lulus kita bisa langsung menikah. " Ucap Arga santai.

"Mohon maaf pak...saya tidak bisa, karena ini masa depan putri saya bukan saya yang menentukan." Ucap Surya meraih tangan istrinya.

"Terimakasih untuk makan malam nya." Ucap Surya lalu pamit.

Langkah Surya terhenti saat mendengar perkataan Alex.

"Aku memberi mu waktu untuk berfikir sebelum bulan depan. Pikirkan baik-baik!" Ucap Alex santai.

Surya dengan tangan terkepal meninggalkan tempat itu membawa sang istri dan emosinya.

"Mereka pikir mereka siapa?! Ini masa depan putri ku! Mereka tidak berhak merusaknya!" Gumam Surya penuh emosi.

"Kalian apa-apaan?!" Teriak Sania marah.

"Ma, jangan teriak! Nanti tenggorokan mu sakit." Ucap Alex santai.

Sania menghela nafas panjang lalu menatap suami dan putra nya murka.

"Putra kita mencintai nya, apa-" ucapan Alex terhenti saat melihat Sania menatap nya dengan tajam.

"Kalian pulang lah lebih dulu, mungkin kami akan menginap disini!" Pinta Alex membuat kedua anaknya menghela nafas.

"Jangan membawa berita kalau aku akan memiliki adik lagi!" Ucap Arga lalu berlalu pergi diikuti adiknya.

"Aku tidak ingin punya adik!" Ketus Ika dengan kesal.

"Kita selesaikan masalah ini!" Putus Alex lalu menarik Sania mendekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!