Bersalah

Pagi ini suasana berbeda dirasakan oleh Shila. Ruang makan yang biasanya selalu ramai dengan obrolan hangat antara ayah, bunda, dan dirinya kini tak ia rasakan. Hanya hening, sang ayah melamun sembari mengaduk sarapan pagi nya sedangkan sang bunda membuat kopi untuk sang ayah.

"Ayah tak apa?" Tanya Shila menyentuh tangan ayahnya membuat Surya kaget.

Menatap sang putri Surya tersenyum lembut dan mengusap rambut shila halus

"Ayah ngga papa." Sahut Surya dengan senyum lembut nya.

"Ayah libur?" Tanya Shila saat tak melihat Surya memakai pakaian kantor nya.

"Perusahaan memberi libur setelah pesta kemarin." Ucap Surya berbohong.

Shila mengangguk dan menatap Jam tangan nya menunjukkan pukul 06.15 itu artinya ia harus segera berangkat ke sekolah.

Jarak yang lumayan jauh dari rumah Shila membuat Shila harus berangkat pagi walau jam masuk sekolah masih 30 menit lagi. Shila hanya menghindari adanya kemacetan, ibu kota dipagi hari sangat padat bukan.

"Shila pamit dulu ayah, bunda Shila berangkat!" Ucap Shila lalu pergi berlalu pergi setelah mencium pipi sang ayah.

"Apa mas yakin mau nyari kerja lain?" Ucap Nania menaruh secangkir kopi di hadapan suaminya.

"Demi kebahagiaan dan masa depan putri ku... Kau masih ingat dia pernah bercerita tentang mimpinya yang ingin menjadi desainer hebat. Aku tidak tega menghancurkan mimpi putri ku." Ucap Surya menggenggam tangan Nania.

Nania tersenyum lembut menatap sang suami.

...*_*...

Shila menghela nafas lega ia belum telat masih ada 10 menit gerbang akan ditutup. Shila melangkahkan kakinya menuju kelasnya, sepanjang koridor Shila seakan tuli dengan bisik-bisik semua murid yang membicarakan dirinya.

Shila masuk kelas pandangan nya mengedar sudah ada Naufal disana, sepertinya laki-laki itu sedang sibuk dengan game di hp nya. Shila berjalan mendekati meja yang cukup jauh dari meja Naufal duduk. Hari ini Shila berniat untuk tukar bangku, ia masih memiliki dendam dengan laki-laki itu.

"Pindah!" Ucap Shila pada siswa yang duduk membaca buku dengan kaca mata bulatnya. Shila yakin siswa itu adalah murid kutu buku dan rajin.

"Pi-pindah?" Ucap siswa itu antara terkejut dan gugup.

"Lo duduk dimeja sana! Gue disini!" Jawab Shila mencoba memasang ekspresi datar dan dingin untuk menakuti siswa itu.

Tanpa sengaja Shila melihat name tag siswa itu yang bernama Nio.

'sangat singkat' batin Shila

Melihat Nio diam dengan ekspresi takut membuat Shila geram dan kesal.

"Lo-" ucapan Shila terhenti karena tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan itu adalah Naufal.

"Lepas Fal!" Ucap Shila dengan penekanan.

Naufal diam lalu mendorong tubuh Shila ke bangku nya menyebabkan Shila mengaduh karena punggungnya membentur dinding. Naufal menatap Shila datar membuat Shila mengernyit heran. Kemana sifat ramah laki-laki itu.

"Lo bisa ngga sih sehari ngga buat masalah!" Ucap Naufal kesal pada Shila.

"Akibat ulah Lo orang lain kena imbasnya!" Lanjut Naufal melihat Shila hanya diam.

"Gue ngga ngerasa ngerugiin orang lain." Jawab Shila datar.

"Ga ngerugiin? Serius? Lo ngga tau kan kemarin temen baru Lo itu hampir mati di tangan kak Arga!" Ucap Naufal membuat Shila menatap penuh pada apa yang diucapkan oleh Naufal.

"Siapa maksud Lo?!" Ucap Shila kini berdiri dihadapan Naufal.

"Duduk!" Ucap Naufal tapi tak dituruti oleh Shila.

"Gue tanya siapa yang Lo maksud!" Teriak Shila mengundang atensi semua murid ke arah Shila dan Naufal.

"Kalian kenapa sih pagi-pagi udah berantem aja?!" Sahut seseorang yang diketahui adalah ketua kelas 'Andrew Jonathan ' lebih dikenal dengan Jona.

"Ini bukan urusan Lo Jo!" Seru Naufal pada Jona yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Shila melangkah melewati Naufal untuk keluar kelas namun ditahan oleh Naufal dan didorong hingga tubuh Shila terduduk di kursi nya.

"Gue bilang duduk Shila! Lo tau akibat ulah Lo Dinda masuk RS!" Teriak Naufal membuat semuanya terdiam.

Sosok Naufal yang biasanya ramah dan periang kini berbeda jauh. Naufal seperti orang yang memendam emosi.

"Dinda?" Beo Shila.

"Dinda kenapa?" Tanya Shila lirih.

Naufal diam dan menghirup udara sebanyak-banyaknya guna meredam emosi nya. Naufal beranjak pergi meninggalkan kelas tak berapa lama seorang guru datang untuk memulai pembelajaran. Shila diam dengan pikiran yang berkecambuk, memikirkan apa yang terjadi dengan Dinda hingga ia masuk RS. Apa yang terjadi dengan Naufal. Hingga guru memberi penjelasan tentang pembelajaran pun tak Shila perhatikan.

"Pantes aja Naufal marah, Dinda kan cewek yang disukai Naufal. Waktu pertama masuk dulu kan Naufal nembak Dinda tapi ditolak." Ucap kedua siswi yang bergosip di belakang Shila.

Shila menghela nafas panjang dan menghembuskan nya kasar. Baru dua hari ia pindah dan sudah menyebabkan masalah. Tidak bisakah Shila tenang?!

Waktu berjalan begitu cepat kini jam istirahat berbunyi Shila memilih duduk di kelas bersama murid yang mager keluar kelas.

"Makan!" Suara seseorang membuat Shila tersentak kaget. Menatap datar sosok Arga yang duduk disampingnya.

Wajah Arga terdapat bekas pukulan, mungkin habis berkelahi pikir Shila. Lalu tatapan Shila berpindah pada sekotak tempat makan yang berisi sayuran atau lebih tepatnya salad sayur.

Apa maksudnya makan?!

"Gue bukan kambing!" Ketus Shila menggeser kotak makan itu itu menjauh.

"Makan! Sebelum Lo nyesel!" Ucap Arga santai.

"Gak!" Balas Shila.

Hilang sudah kesabaran Arga, dengan mengambil sendok dan memakan sayuran nya itu. Shila mengernyit heran hingga mata Shila melotot saat tau apa yang akan dilakukan Arga. Dengan cepat Shila berdiri ingin kabur namun gagal, Karena Arga menarik nya dan menyuapi Shila salad sayur dengan mulut Arga.

Arga sengaja mengigit bibir Shila agar terbuka, saat bibir Shila terbuka segera mungkin Arga a memindahkan salad buah itu ke dalam mulut Shila. Kedua tangan Shila ditahan agar tidak memberontak.

murid yang masih di dalam kelas pura-pura tidak melihat walau masih ada yang mencuri pandang.

"Uhuk uhuk!" Shila terbatuk setelah terpaksa menelan sayuran itu.

"Manis." Ucap Arga santai.

Plak!

Satu tamparan diterima oleh Arga membuat Arga terkekeh sinis.  Menatap Shila yang terlihat lebih cantik dengan wajah memerah menahan amarahnya. Mendorong tubuh Arga kasar Shila berlalu pergi.

"Aaaaa sial! Cowok brengsek!" Geram Shila sembari membasuh bibir nya.

"Ouww jadi ini cewek yang mau ngerebut Arga dari gue?!" Ucap seorang cewek entah siapa yang tiba-tiba masuk kedalam toilet.

Shila berbalik dan menatap datar cewek dengan pakaian yang kekurangan bahan itu. Cewek itu tidak sendiri ada dua temannya yang pakaiannya sama. Sama-sama kekurangan bahan.

"Kita kenal?" Ucap Shila menatap datar ketiga cewek yang mukanya sangat angkuh.

"Heh anak baru jangan sok ya Lo! Arga itu cuma pengen bully Lo! Mana mau Arga sama cewek modelan kayak Lo!" Ucap cewek yang berdiri di tengah.

Shila melihat bad kelas ketiga cewek itu, kakak kelas ucap Shila dalam hati. Lalu berpindah ke arah name tag mereka, Diana, Melinda, Citra.

"Ambil! Gue juga ngga berharap kenal bahkan ketemu sama iblis kayak dia!" Ucap Shila lalu berlalu pergi meninggalkan toilet. Saat meninggalkan toilet Shila sengaja menabrak bahu cewek yang bernama Melinda dengan keras membuat Melinda terjatuh.

"Cewek sialan!" Teriak Melinda  penuh amarah.

Shila berjalan menuju ruang guru untuk bertanya mengenai Dinda. Ia sangat khawatir dengan gadis itu, walau baru kemarin kenal Shila merasa bersalah akibat ucapan Naufal tadi pagi.

"Permisi Bu?" Ucap Shila setelah masuk kedalam ruang guru.

"Ya?" Sahut guru bertubuh gemuk dengan rambut sebahu dan memakai bandana warna hitam.

"Saya mau bertanya soal Dinda." Ucap Shila membuat guru didepannya ini menatap nya dengan ekspresi bingung.

"Dinda siapa?" Tanyanya pada Shila.

Dinda....Dinda yang kemarin dibawa ke RS." Ucap Shila seperti orang bodoh.

"Ouuu Dinda Putriana... Mau tanya apa?" Ucap guru itu.

"Saya mau tanya alamat RS tempat Dinda dirawat." Ucap Shila sembari melirik name tag guru itu 'Bu Wati'

"Ini" ucap guru itu menyerahkan secarik kertas bertuliskan alamat.

"Terimakasih bu Wati" Ucap Shila lalu pergi meninggalkan ruang guru.

"Dengar-dengar calon menantu pemilik sekolah juga bersekolah disini." Bisik-bisik dari guru lain membuat Shila memelankan langkah kakinya.

"Iya, kemarin aku mendengar pembicaraan kepala sekolah dengan pemilik sekolah bahwa calon menantunya bersekolah disini." Ucap guru yang lain menimpali.

'mereka guru atau tukang gosib!?' batin Shila, lalu melanjutkan langkahnya.

Shila mengantongi kertas alamat yang diberikan guru tadi dan kembali ke kelas untuk pelajaran selanjutnya.

Pembelajaran kedua berlangsung, Shila menatap ke arah kursi Naufal yang kosong lalu beralih ke pintu. Tak ada tanda-tanda bahwa lelaki itu akan kembali. Menghela nafas pelan Shila membuang arah pandangan nya ke arah jendela yang memperlihatkan suasana lapangan.

"Kau!" Ucap sang guru membuat semuanya menoleh termasuk Shila.

"Ya pak?" Tanya Shila karena guru itu menunjuk nya.

"Guru mu ada didepan kau lihat siapa diluar sana?! Keluar!" Ucap guru itu dan dengan santai Shila berdiri meninggalkan kelas.

Menyusuri koridor yang sepi Shila mencari tempat untuk ia tidur. Shila bukan murid teladan seperti yang kalian pikirkan, namun Shila sangat pandai.

Hobi Shila hanya membaca novel, rebahan, ngemil, nonton Drakor, tidur. Belajar? Shila hanya belajar jika ia mau. Apakah sang ayah dan bunda tau? Tentu tidak.

Shila kini berhenti di depan perpustakaan, ruangan yang Shila pikir nyaman untuk tidur. Melangkah masuk dan mencari tempat duduk nyaman dan aman untuk tidur, sebelum itu Shila mengambil buku secara acak.

Tanpa Shila tau ada sosok laki-laki yang memperhatikan dirinya. Laki-laki itu berdiri di samping Shila tanpa suara.

"Jadi Lo yang akan menjadi Istri dari iblis itu." Gumam laki-laki itu tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Shila tidur dengan nyaman.

...*_*...

Shila berdiri di depan salah satu ruang inap di RS tempat Dinda dirawat dengan membawa parsel buah Shila menatap ke arah jendela pintu ruang rawat Dinda.

Di dalam sana ada Naufal yang sedang menyuapi Dinda makan.

"Temannya Dinda?" Ucap seseorang membuat Shila terkejut dan membalikkan badannya didepannya ada wanita seumuran ibunya yang Shila yakini adalah ibu dari Dinda.

"Iya." Jawab Shila kaku dan canggung.

"Tante baru lihat kamu...ayo ma-" sebelum ibu Dinda meminta Shila masuk segera Shila tolak.

"Mohon maaf Tante, saya tidak bisa lama, saya sedang ditunggu karena ada acara keluarga... Saya titip ini untuk Dinda...semoga Dinda segera sembuh..sekali lagi maaf." Ucap Shila menyerahkan parsel buah dan pamit pergi setelah mendapat balasan dari ibu Dinda.

"Maafin gue Din.. gara-gara gue Lo sampai di rawat di RS.. gue emang gak pantes punya temen.." ucap Shila lirih meninggalkan RS.

Kini Shila sampai di rumah, namun langkah nya terhenti saat mendengar pembicaraan kedua orangtuanya.

"Mas yakin mau jual rumah di Jawa Tengah buat buka usaha sendiri?" Ucap Nania.

"Mas yakin, kita bisa beli kembali setelah usaha mas sukses." Jawab Surya tegas dan penuk keyakinan.

"Apa mas fikir pak Alex akan membiarkan mas sukses? Aku tau tabiat orang kaya yang mengandalkan uang mas!" Ucap Nania dengan nada kesal.

"Lalu kamu akan membiarkan Shila menikah diusia mudanya dan mengubur semua mimpi-mimpinya?!" Ucap Surya tanpa sengaja meninggikan suaranya.

"Aku akan melakukan apapun demi mimpi Shila bahkan sampai aku harus menjual semua harta ku! Kau tau Arga putra pak Alex itu punya citra buruk, suka balapan, mabuk, apa kamu mau putri mu menikah dengan laki-laki seperti itu?!" Ucap Surya membuat Nania diam.

"Shila pulangggggggg...." Ucap Shila ceria membuat Nania dan Surya terkejut.

"Ayah sama bunda kenapa? Kok kaget lihat Shila pulang?" Ucap Shila dengan ekspresi bingung.

"Shila sejak kapan sampai di rumah?" Tanya Surya merubah ekspresi nya.

Shila menatap sang ayah bingung, "baru saja sampai..ada apa yah?" Jawab Shila membuat Surya dan Nania saling berpandangan.

"Tidak ada apa-apa.. ganti pakaian mu dan segera bantu ibu untuk membeli sesuatu di supermarket." Ucap Nania membuat Shila cemberut.

"Iya Ibu negara." Jawab Shila membuat Nania dan Surya tersenyum.

Shila melangkah menuju kamarnya, dan membuang tas Nye ke kasur. Saat ini ia kesal, mengambil hp lamanya dan menyalakan nya mencari satu kontak dan menghubungi nya.

"Kembalikan ponsel gue sialan!!" Teriak Shila setelah sambungan telepon di jawab.

"Apa hukuman dari gue belum membuat Lo jera sweety?! " Geram Arga dengan nada rendah.

"Lo  terlalu ke kekanakan Arga! Lo bawa- bawa keluarga gue dalam urusan kita!" Shila menghiraukan ucapan Arga dan berteriak dengan penuh emosi.

"Temui gue di alamat yang gue kirim,  Lo akan mendapatkan  ponsel Lo  dan urusan kita akan selesai." Ucap Arga membuat Shila sedikit curiga.

"Lo yakin?" Ucap Shila.

"Gue selalu menepati ucapan gue, sweety." Jawab Gala lalu mematikan sambungan telepon nya.

Tak lama Shila mendapatkan pesan sebuah alamat yang harus Shila datangi. Shila Segera membersihkan diri dan bergegas pergi menuju alamat yang dikirim oleh Arga.

Terpopuler

Comments

Sismita

Sismita

area nya tellu kasar

2023-07-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!