BAB 5 Hamil

Mama Grace sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya pagi ini. Semua sudah berkumpul di meja makan tinggal Cindy yang belum turun.

"Aldho, coba panggil adikmu kenapa lama sekali" titah Mama Grace.

"Iya Ma," Aldho beranjak dari tempat duduknya untuk memanggil Cindy.

"Cindy, ayo sarapan semua sudah menunggu"

Pintu kamar Cindy diketuk oleh Aldho namun tidak ada balasan. Akhirnya Aldho langsung masuk ke kamar gadis itu. Tidak terlihat Cindy di kamar lalu Aldho memeriksa kamar mandi dan benar saja Cindy sedang membungkuk di wastafel.

"Cindy kamu kenapa?" Aldho menghampiri Cindy yang sudah memakai seragam sekolah lengkap.

"emm.. kak Aldho.." belum sempat Cindy melanjutkan ucapannya tiba-tiba dia kembali mual-mual.

"Kamu sakit?" Aldho memijat tengkuk Cindy.

"tidak apa-apa kak. Perutku sedang bermasalah. Mungkin kemarin terlalu banyak makan pedas" Cindy mencoba meyakinkan Aldho.

"Baiklah nanti kakak carikan obat lambung untukmu. Jika masih sakit tidak usah masuk sekolah"

Mereka turun ke bawah untuk sarapan.

"kenapa kalian lama sekali?" tanya Mama Grace penasaran.

"tadi Cindy mual-mual ma, sepertinya dia sakit perut" jawab Aldho.

Cindy hanya diam. Saat mencium aroma masakan Mama Grace dia merasa mual kembali lalu berlari ke toilet. Dia merasa tubuhnya menjadi aneh, indra penciumannya menjadi lebih peka serta gampang sekali lelah.

"Cindy jika tidak enak badan tidak usah memaksakan diri untuk pergi ke sekolah" Mama Grace mulai khawatir dengan Cindy.

Akhirnya Cindy menuruti perintah ibunya. Di dalam kamar Cindy mulai gelisah jangan-jangan dia hamil. Akhirnya dia memberanikan diri untuk memakai alat tes kehamilan yang di beli diam-diam kemarin sepulang sekolah.

Cindy membaca dengan seksama langkah-langkah memakai alat itu dan dengan segera dia menuju toilet untuk mencoba secara langsung.

Setelah beberapa saat dia menunggu hasil yang keluar dari alat tersebut. Jantungnya berdegup kencang. Akhirnya sebuah garis berwarna merah muncul di alat tersebut. Terdapat satu garis merah namun samar-samar muncul lagi garis merah yang akhirnya menjadi jelas.

Dua garis merah. Matanya terbelalak dan jantungnya terasa mau copot. Kedua kakinya terasa lunglai seketika. Air matanya mulai membasahi pipinya. Dia terisak mengetahui fakta bahwa dia sedang hamil.

"tidak... ini tidak mungkin" Cindy memukul-mukul kepalanya berharap semua ini hanya mimpi.

Bagaimana jika keluarganya mengetahui hal ini dan bagaimana dia menutupi kehamilannya sedangkan dia harus menyelesaikan sekolahnya yang masih 8 bulan lagi.

Cindy segera meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Roger. Berkali-kali dia menelepon Roger akhirnya diangkat juga.

"Kak, bisa kita bertemu? Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu"

"Iya Cindy, kita bertemu ditempat biasa"

"Aku ke rumah kak Roger saja"

"Baiklah"

Cindy berpamitan kepada Mama Grace untuk mengerjakan tugas kelompok. Dia berangkat dengan ojek online. Selang beberapa saat dia sampai di rumah Roger.

Rumah mewah dengan arsitektur minimalis. Tak kalah bagus dengan kediaman keluarga Cindy.

Cindy memencet bel rumah tersebut lalu seseorang membukakan pintu.

"Selamat siang nona Cindy. Ada yang bisa saya bantu?" Bi Lila asisten rumah tangga Roger. Memang sudah hafal dengan Cindy karena beberapa kali Aldho mengajak Cindy ke rumah Roger.

"Saya mencari kak Roger apakah ada?"

"Ada, silahkan masuk" Bi Lila mempersilahkan Cindy menunggu di ruang tamu lalu memanggil Roger. Tak lama kemudian Roger datang menemui Cindy.

"Hey, Cindy. Kamu sudah datang. Tumben sekali mau kesini?" sapa Roger.

"Kak Roger..." Cindy begitu kalut hingga sulit mengucapkan kata-kata dengan benar. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Ada apa Cindy?" Roger tampak bingung namun Cindy malah menangis.

Roger berusaha menenangkan Cindy dengan mengelus rambut Cindy.

"A-aku hamil" Dengan terisak Cindy mengeluarkan hasil tes kehamilannya.

Roger begitu terkejut dengan ucapan Cindy. Dia tak berkata-kata dan hanya menatap alat tes itu. Lalu meletakkan di meja dengan kasar.

"Itu.. itu tidak mungkin kan Cindy? Aku hanya main sebentar saja kok" Roger tampak menggaruk kepalanya dengan kasar.

"Tapi kamu harus tanggung jawab kak.. kamu sudah memperkosaku. Aku sudah menurutimu untuk tidak mengatakan perbuatanmu ini kepada kak Aldho." Cindy semakin terisak.

"Cindy kamu harus gugurkan bayi itu sebelum ada yang tahu" pinta Roger.

PLLAAKKK..!!!

Cindy langsung melayangkan tamparan di pipi Roger. Dia begitu sakit hati dengan pernyataan Roger.

"kamu pikir semudah itu menggugurkan kandungan? Ini semua salahmu kak kenapa aku yang harus menanggung semuanya? Aku tidak mau tau kamu harus tanggung jawab atau aku harus melaporkanmu ke polisi" Ancam Cindy lalu dia langsung pergi keluar dari rumah Roger. Dia sudah tidak mempedulikan lagi panggilan Roger dari belakang.

Sementara di balik ruang tamu Bi Lila akan menyajikan minuman tidak sengaja mendengar pembicaraan Roger dan Cindy hingga hampir menjatuhkan nampan berisi gelas yang di bawa. Dia begitu terkejut dengan apa yang dia dengar.

"Apa semua itu benar? jika iya sungguh kasihan sekali non Cindy" gumam Bi Lila.

Cindy menghentikan taksi yang kebetulan lewat dan langsung masuk.

Di perjalanan dia terus menangis. Dia begitu kecewa dengan ucapan Roger yang seakan tidak mau bertanggung jawab.

Sampai di rumah Cindy berjalan dengan gontai. Kepalanya terasa sangat berat serta pandangannya menjadi semakin kabur.

BRUUKKK...

Cindy pingsan saat akan menaiki tangga. Keningnya terbentur dinding dan mengeluarkan darah. Mama Grace yang sedang berada di dapur segera menghampiri Cindy.

"Cindy sayang, bangun nak..." Mama Grace sangat terkejut melihat Cindy jatuh pingsan.

Aldho dan Pak Tirta sedang ada urusan di luar. Akhirnya Mama Grace memanggil ambulans dan membawa Cindy ke Rumah Sakit.

Setelah sampai di Rumah Sakit Cindy segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat(IGD). Mama Grace mengabari Aldho dan suaminya. Tak lama kemudian mereka juga datang ke rumah sakit.

"Ma, bagaimana keadaan Cindy?" Aldho dan ayahnya datang dengan tergesa-gesa.

"Tadi dia pamit ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas, lalu pulang dan tiba-tiba pingsan. Kepalanya terbentur dinding" Mama Grace begitu panik.

"Sudah.. tidak apa-apa, sudah ada dokter yang menangani Cindy. Semoga dia baik-baik saja" Pak Tirta mencoba untuk menghibur Mama Grace.

Setelah beberapa saat dokter yang menangani Cindy menghampiri mereka.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya?" Mama Grace langsung bertanya.

"Nona Cindy sudah siuman. Sebentar lagi akan dipindah ke kamar perawatan. Pasien sudah bisa ditemui" jawab dokter.

Mama Grace langsung masuk dan menemui Cindy. Dia ingin segera melihat keadaan Cindy sementara Aldho dan Pak Tirta bergantian menunggu di luar.

" Pak Tirta, Pak Aldho bisa kita bicara sebentar? Ada hal penting yang ingin saya sampaikan" Dokter mengajak ke ruangannya.

"Baiklah silahkan"

Aldho dan pak Tirta berjalan mengikuti dokter Adi menuju ruangannya.

"Begini Pak, sebelumnya saya ingin menyampaikan keadaan Cindy bahwa dia mengalami anemia dan kadar gula darahnya rendah" ucap Dokter Adi.

"Benar dok, akhir-akhir ini adik saya sering mual jadi asupan makanannya berkurang" jawab Aldho.

"Sebenarnya hasil pemeriksaan nona Cindy bahwa dia sekarang sedang mengandung. Usia kandungannya memasuki 2 minggu. Apa anda sudah mengetahui hal ini?" ucap Dokter Adi serius sembari memberikan laporan hasil pemeriksaan.

Bagai tersambar petir, Aldho dan Pak Tirta begitu terkejut. Pak Tirta langsung terkulai lemas tak berdaya mendengar berita itu. Aldho yang hanya diam terperangah tidak percaya bahwa adik yang begitu disayanginya tiba-tiba hamil.

"Jika memang kalian belum membicarakan ini dengan pasien, mohon untuk sementara tunggu keadaan pasien membaik dulu. Saya takutkan ini akan berpengaruh terhadap kesehatannya" Saran dokter

"Bagaimana mungkin Cindy...." Aldho tidak mampu meneruskan kata-katanya.

.

.

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

ya Tuhan yg aku takut kan terjadi juga

2023-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keluarga Harmonis
2 BAB 2 Malam petaka
3 BAB 3 Ternoda
4 BAB 4 Sebuah rahasia
5 BAB 5 Hamil
6 Bab 6 pengakuan
7 Bab 7 Putus sekolah
8 Bab 8 rencana pernikahan
9 Bab 9 perasaan yang belum disadari
10 Bab 10 i love you
11 bab 11 perlakuan manis
12 bab 12 ketidaksengajaan
13 bab 13 Persiapan pernikahan
14 bab 14 hari yang ditunggu
15 bab 15 berkorban
16 bab 16 Harus memilih
17 bab 17 beban keluarga
18 bab 18 pengagum rahasia
19 bab 19 salah paham
20 bab 20 hari bersamanya
21 bab 21 mengidam
22 bab 22 cemburu
23 bab 23 aku menyukaimu
24 bab 24 minta maaf
25 bab 25 trauma
26 bab 26 cemas
27 bab 27 konseling
28 bab 28 pesta
29 bab 29 mantan kekasih
30 bab 30 malam terindah
31 bab 31 sakit perut
32 bab 32 gosip
33 bab 33 kelulusan
34 bab 34 kejutan
35 Bab 35 mimpi
36 bab 36 baby shower
37 bab 37 kenyataan yang tak terduga
38 bab 38 berdamai
39 bab 39 orang baru
40 bab 40 baby blues
41 bab 41 Tes DNA
42 bab 42 Hasilnya
43 bab 43 saudara sekandung
44 Bab 44 kunang-kunang
45 Bab 45 pengabdian
46 bab 46 melahirkan
47 bab 47 rokok
48 bab 48 rumor
49 bab 49 pulang
50 bab 50 nama
51 bab 51 secercah harapan
52 Bab 52 Sentuhan pertama
53 Bab 53 kejutan
54 Bab 54 memaafkan
55 bab 55 telepon
56 bab 56 jujur
57 bab 57 ulang tahun
58 bab 58 lamaran
59 bab 59 kecelakaan
60 Bab 60 menyesal
61 bab 61 mobil baru
62 bab 62 cemburu lagi
63 Bab 63 cincin kawin
64 bab 64 rencana jahat Viona
65 bab 65 mulai mengusik
66 Bab 66 pertengkaran
67 Bab 67 berkencan
68 bab 68 keguguran
69 bab 69 menyakitkan hati
70 bab 70 ulang tahun Selina
71 bab 71 harus pergi
72 bab 72 tempat baru
73 bab 73 Tersesat
74 bab 74 enam tahun
75 bab 75 tak terduga
76 bab 76 malam yang pahit
77 bab 77 bertemu kembali
78 bab 78 Bertemu kedua orang tua
79 bab 79 perasaan yang belum usai
80 bab 80 jangan pergi
81 bab 81 aku masih istrimu
82 bab 82 Tragis
83 bab 83 Selina diculik
84 bab 84 panggil aku Daddy
85 bab 85 Papa terbaik
86 bab 86 berdamai
87 bab 87 pergi dengan Daddy
88 bab 88 bertemu nenek
89 bab 89 peragaan busana
90 bab 90 pernikahan Roger
91 bab 91 kamu hanya milikku
92 Bab 92 akhirnya Honey Moon
93 bab 93 jangan tinggalin Selina
94 bab 94 ketidakadilan
95 bab 95 kado terindah
96 bab 96 kebahagiaan tak terkira
97 bab 97 masih mencintai
98 bab 98 perjalanan pulang
99 bab 99 Rebecca kecewa
100 bab 100 maafkan aku
101 Bab 101 ceraikan aku
102 bab 102 Rebecca Kritis
103 103 Bertemu teman SMA Cindy
104 bab 104 Cindy selingkuh?
105 bab 105 Salah paham berujung penyesalan
106 bab 106 positif
107 bab 107 Perasaan Canggung
108 bab 108 resah
109 bab 109 keadaan darurat
110 bab 110 malaikat kecil
111 bab 111 mempersiapkan sejak dini
112 bab 112 pilihan Selina
113 bab 113 Takdir Pertemuan
114 Bab 114 melepas rindu
115 bab 115 bertemu lagi
116 bab 116 Akhir bahagia
117 INFO KARYA BARU...!!! JANGAN LUPA MAMPIR YA...
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 Keluarga Harmonis
2
BAB 2 Malam petaka
3
BAB 3 Ternoda
4
BAB 4 Sebuah rahasia
5
BAB 5 Hamil
6
Bab 6 pengakuan
7
Bab 7 Putus sekolah
8
Bab 8 rencana pernikahan
9
Bab 9 perasaan yang belum disadari
10
Bab 10 i love you
11
bab 11 perlakuan manis
12
bab 12 ketidaksengajaan
13
bab 13 Persiapan pernikahan
14
bab 14 hari yang ditunggu
15
bab 15 berkorban
16
bab 16 Harus memilih
17
bab 17 beban keluarga
18
bab 18 pengagum rahasia
19
bab 19 salah paham
20
bab 20 hari bersamanya
21
bab 21 mengidam
22
bab 22 cemburu
23
bab 23 aku menyukaimu
24
bab 24 minta maaf
25
bab 25 trauma
26
bab 26 cemas
27
bab 27 konseling
28
bab 28 pesta
29
bab 29 mantan kekasih
30
bab 30 malam terindah
31
bab 31 sakit perut
32
bab 32 gosip
33
bab 33 kelulusan
34
bab 34 kejutan
35
Bab 35 mimpi
36
bab 36 baby shower
37
bab 37 kenyataan yang tak terduga
38
bab 38 berdamai
39
bab 39 orang baru
40
bab 40 baby blues
41
bab 41 Tes DNA
42
bab 42 Hasilnya
43
bab 43 saudara sekandung
44
Bab 44 kunang-kunang
45
Bab 45 pengabdian
46
bab 46 melahirkan
47
bab 47 rokok
48
bab 48 rumor
49
bab 49 pulang
50
bab 50 nama
51
bab 51 secercah harapan
52
Bab 52 Sentuhan pertama
53
Bab 53 kejutan
54
Bab 54 memaafkan
55
bab 55 telepon
56
bab 56 jujur
57
bab 57 ulang tahun
58
bab 58 lamaran
59
bab 59 kecelakaan
60
Bab 60 menyesal
61
bab 61 mobil baru
62
bab 62 cemburu lagi
63
Bab 63 cincin kawin
64
bab 64 rencana jahat Viona
65
bab 65 mulai mengusik
66
Bab 66 pertengkaran
67
Bab 67 berkencan
68
bab 68 keguguran
69
bab 69 menyakitkan hati
70
bab 70 ulang tahun Selina
71
bab 71 harus pergi
72
bab 72 tempat baru
73
bab 73 Tersesat
74
bab 74 enam tahun
75
bab 75 tak terduga
76
bab 76 malam yang pahit
77
bab 77 bertemu kembali
78
bab 78 Bertemu kedua orang tua
79
bab 79 perasaan yang belum usai
80
bab 80 jangan pergi
81
bab 81 aku masih istrimu
82
bab 82 Tragis
83
bab 83 Selina diculik
84
bab 84 panggil aku Daddy
85
bab 85 Papa terbaik
86
bab 86 berdamai
87
bab 87 pergi dengan Daddy
88
bab 88 bertemu nenek
89
bab 89 peragaan busana
90
bab 90 pernikahan Roger
91
bab 91 kamu hanya milikku
92
Bab 92 akhirnya Honey Moon
93
bab 93 jangan tinggalin Selina
94
bab 94 ketidakadilan
95
bab 95 kado terindah
96
bab 96 kebahagiaan tak terkira
97
bab 97 masih mencintai
98
bab 98 perjalanan pulang
99
bab 99 Rebecca kecewa
100
bab 100 maafkan aku
101
Bab 101 ceraikan aku
102
bab 102 Rebecca Kritis
103
103 Bertemu teman SMA Cindy
104
bab 104 Cindy selingkuh?
105
bab 105 Salah paham berujung penyesalan
106
bab 106 positif
107
bab 107 Perasaan Canggung
108
bab 108 resah
109
bab 109 keadaan darurat
110
bab 110 malaikat kecil
111
bab 111 mempersiapkan sejak dini
112
bab 112 pilihan Selina
113
bab 113 Takdir Pertemuan
114
Bab 114 melepas rindu
115
bab 115 bertemu lagi
116
bab 116 Akhir bahagia
117
INFO KARYA BARU...!!! JANGAN LUPA MAMPIR YA...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!