BAB 2 Malam petaka

Aldho mencoba untuk terus meyakinkan Cindy agar dia mau mengijinkan Aldho melanjutkan studi ke Amerika. Begitupun dengan ibu Grace juga terus meyakinkan anak gadisnya itu. Cindy memang agak keras kepala.

Setelah berbagai macam usaha untuk meyakinkan akhirnya Cindy mengijinkan Kakaknya untuk pergi. Bagaimanapun Cindy tidak boleh egois. Aldho harus melanjutkan cita-citanya.

" Baiklah Kak Aldho boleh pergi tapi dengan satu syarat" ucap Cindy.

"syarat apa lagi?" protes Aldho.

"Kak Aldho harus jaga diri baik-baik disana, jangan terlibat masalah dan segera pulang"

Mendengar ucapan Cindy membuat Aldho merasa sangat bahagia. Adiknya begitu perhatian kepadanya.

"Baiklah adikku yang cerewet" Aldho mencubit pipi Cindy yang berakhir protes darinya.

.

Pagi ini seperti biasa semua orang melakukan aktivitas masing-masing. Ayah sedang merawat tanaman di kebun samping rumah dibantu oleh Aldho. Kegemaran ayahnya dengan tanaman membuat suasana rumah menjadi asri.

"Dho, nanti jadi antar mamamu ke Bogor kan? Papa ada jadwal operasi jam 6 sore sekalian piket malam di rumah sakit.

"iya yah, nanti Aldho yang antar mama"

Di dalam rumah Mama Grace mempersiapkan sarapan untuk keluarganya. Cindy keluar kamar dengan berpakaian seragam sekolah rapi. Gadis cantik itu tidak pernah absen dari sekolah kecuali sakit dan acara yang sangat penting sehingga dia diberi peringkat siswi teladan di sekolahnya.

"Selamat pagi Mama" ucap Cindy sembari memeluk pinggang Mama Grace yang sibuk menata piring.

"Pagi putri cantikku, Cindy panggil ayah dan kakakmu untuk sarapan"

"oke siap Ma" Cindy bergegas ke kebun samping rumah untuk memanggil ayah dan kakaknya untuk sarapan.

Keluarga itu menikmati sarapan pagi dengan suasana hangat. Setelah selesai mereka berbincang-bincang santai sebentar sebelum melanjutkan aktivitas masing-masing.

"Ma, nanti jadi ke Bogor kan? Biar Aldho yang antar mama" Ucap Aldho kepada Mamanya.

"Iya Dho, tadi ayahmu juga sudah bilang begitu. Cindy mau ikut Mama ke Bogor?" Mama Grace menawari Cindy.

"Emm.. Cindy tidak ikut Ma, besok ada Ujian Tengah Semester. Cindy harus belajar"

"Tapi nanti ayahmu piket malam lho, kamu berani sendirian di rumah?" tanya Mama Grace lagi.

"Tak apa, Cindy dulu pernah dirumah sendirian juga berani. Cindy udah gede ma.." rengek Cindy. Memang dia anggota keluarga paling kecil terkadang orang masih menganggapnya seperti anak-anak.

"Jangan keluyuran lho" Sahut Aldho.

"enggak lah kak" Cindy memanyunkan bibirnya membuat Aldho terkekeh.

"Sudah, antar adikmu sekolah dulu" ucap Mama Grace.

Aldho mengeluarkan mobil untuk mengantar Cindy ke sekolah. Aldho memang sudah menyelesaikan ujian skripsinya jadi dia sudah tidak terlalu sibuk untuk berangkat kuliah.

"Kak nanti jangan keluar dari mobil, dan jangan buka kaca mobilnya" ucap Maia saat baru saja masuk ke dalam mobil.

"Memangnya kenapa? kamu malu punya kakak seperti ini?" balas Aldho sinis.

"Bukan begitu, tapi aku hanya malas meladeni teman-temanku yang selalu ingin tahu tentang kakak" ucapnya cemberut.

Aldho terkekeh melihat ekspresi lucu Cindy.

"Memang aku terlalu menarik perhatian untuk teman-temanmu"

Maia tersenyum kecut lalu mencubit lengan Aldho.

"Aww... aku sedang nyetir nih" protes Aldho.

"Kak Aldho gemesin sih" Cindy tertawa puas menjahili kakaknya.

Tak berselang lama mereka sudah tiba di depan sekolah Cindy. Cindy memberi isyarat kepada kakaknya untuk melakukan apa yang dia minta.

Saat Cindy sudah berjalan menuju ke sekolah tiba-tiba Aldho berteriak dari belakang.

"Bye Cindy, Have a nice day" Aldho membuka kaca mobilnya sambil menyeringai.

"Kak Aldho..." Cindy geram.

Aldho tertawa sendiri di dalam mobil dan langsung menancap gas untuk segera pergi.

"Maia itu kakakmu sangat keren" ucap salah seorang teman Cindy.

"Iya dia akan menikah" balas Cindy berbohong agar tak ditanyai macam-macam tentang kakaknya.

.

Pagi berganti siang begitu saja. Cindy telah selesai dengan aktivitas di sekolah dan sekarang waktunya pulang.

Aldho sudah hafal dengan jadwal pulangnya Cindy sehingga dia sengaja berangkat menjemput Cindy lebih dulu tanpa menunggu pesan darinya.

"Cindy..." Aldho berteriak memanggil Cindy yang sedang berdiri di samping gerbang.

"Kak Aldho sudah datang?" sambut Cindy.

"Ayo pulang"

"Kak sekalian antar Windy pulang ya, dia tidak ada yang jemput. Rumahnya searah kita pulang" Cindy minta ijin kakaknya.

"baiklah, ayo masuk"

Mereka bertiga memasuki mobil, Cindy dan Windy duduk di kursi belakang.

"Windy rumahmu sebelah mana?" tanya Aldho.

"Perumahan Citra Raya blok M kak" Windy sesekali mencuri pandang ke arah Aldho yang sedang menyetir. Hal itu diketahui oleh Cindy.

"Nggak usah genit" Bisik Cindy sebal.

Selesai mengantar Windy mereka melanjutkan perjalanan pulang. Cindy pindah di kursi depan samping Aldho.

Dia memikirkan teman-temannya yang selalu genit dan mengidam-idamkan Aldho. Perlahan Cindy melihat Aldho yang sedang menyetir.

Memang benar, Aldho memiliki paras rupawan, dia cerdas dan juga sangat perhatian kepada orang lain. Pantas saja semua gadis selalu tergila-gila kepadanya. Cindy secara tidak sadar melamun sembari memandangi Aldho.

"Hey, Cindy kau kenapa memandangku seperti itu?" tanya Aldho membuyarkan lamunan Cindy.

"Emm.. siapa yang memandang kak Aldho, itu di rambut kakak ada kotoran" balas Cindy berbohong.

.

Sampai di rumah Aldho bersiap mengantar Mama Grace.

"Cindy kamu tidak ikut sekalian? Papa jaga malam jadi tidak ada orang di rumah" pinta Mama Grace.

"tidak kak aku besok ada ujian tengah semester jadi harus belajar" balas Cindy.

"kamu yakin baik-baik saja di rumah sendiri?" Aldho sedikit tidak tega kepada Cindy.

Cindy mengangguk.

"Baiklah jika butuh apa-apa telepon saja kakak, nanti kakak minta tolong Roger yang bantu"

Aldho dan Mama Grace sudah berangkat. Papa juga sudah ke rumah sakit sehingga Cindy dirumah sendiri. Hari sudah mulai malam dan hujan cukup deras. Beberapa kali Aldho menelepon Cindy untuk menanyakan keadaannya.

Aldho sangat khawatir meninggalkan Cindy di rumah sendirian sehingga dia memutuskan untuk meminta tolong kepada Roger untuk melihat keadaan Cindy.

Berkali-kali Aldho menghubungi Roger namun tidak ada balasan. Akhirnya dia mengirimi pesan untuk menemui Cindy jika dia membutuhkan bantuan.

Sedangkan Roger sedang asyik berpesta di sebuah klub. Kebiasaannya yang begitu bebas dan minum-minum berbanding jauh dengan Aldho.

Roger terus merasakan ponselnya berdering membuatnya terpaksa melihat ponselnya. Dia pergi ke toilet dan memeriksa ponselnya. Rupanya pesan dari Aldho.

Dengan setengah sadar Roger membaca pesan di ponselnya yang menyuruhnya menemui Cindy tanpa membaca kelanjutannya.

Roger segera pergi menemui Cindy. Pengaruh alkohol membuat pikiran Roger menjadi tidak jernih. Dia terus membayangkan wajah cantik dan tubuh Cindy yang indah. Gadis yang diam-diam ia dambakan.

Dia menyetir mobil dengan kencang hingga menyerempet pembatas jalan. Untung saja jalanan sedang sepi karena hujan. Sesaat kemudian Roger sampai di rumah Cindy.

TOOKKK..TOOKKK.. TOOKKK..

Terdengar seseorang mengetuk pintu cukup keras. Cindy yang sedang membaca buku di ruang tengah segera menuju pintu.

"Siapa malam-malam begini bertamu?" gumam Cindy sembari membuka pintu.

Seorang pria bertubuh kekar mengenakan jaket jeans serta rambut dan wajahnya basah karena air hujan.

"Kak Roger? Silahkan masuk" Cindy mempersilahkan Roger untuk masuk ke dalam rumah, dia sudah terbiasa dengan kehadiran Roger dan Cindy menganggap Roger seperti kakaknya sendiri.

Cindy memberikan sebuah handuk serta membuatkan teh panas untuk Roger.

"Kak Roger pasti disuruh Kak Aldho kan untuk melihat keadaanku" tanya Cindy sembari duduk di sebelah Roger.

Roger hanya tersenyum tipis, dia memperhatikan Cindy yang sedang duduk di sebelahnya mengenakan piyama. Seperti seorang yang kehausan. Roger terus mendekati Cindy, tatapannya berbeda dari biasanya.

Cindy merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat Roger. Pria yang biasanya periang dan banyak bicara tiba-tiba menjadi sosok yang dingin dan misterius.

Roger duduk mendekati Cindy melepas jaketnya dan mengalungkan lengannya di bahu Cindy.

"emm, kak ngapain?" Cindy mulai merasa risih dengan sikap Roger.

Perlahan Roger mendekatkan wajahnya. Cindy mencium bau alkohol dari mulut Roger.

"Kak kamu mabuk?" tanya Cindy mulai panik.

Tanpa menunggu lama Roger langsung memeluk Cindy dan mencium bibirnya. Cindy yang terkejut mencoba melepaskan pelukan Roger namun dia tidak mampu menandingi kekuatan Roger.

"Kak Roger jangan... Cindy tidak mau"

.

.

.

.

.

lanjut Bab 3 ya...

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

Cindy punya rasa kah ke Aldho, sbg seorang wanita bukan adik?

2024-03-22

0

Kerincing_kaki

Kerincing_kaki

mampirrr yaaa

2023-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keluarga Harmonis
2 BAB 2 Malam petaka
3 BAB 3 Ternoda
4 BAB 4 Sebuah rahasia
5 BAB 5 Hamil
6 Bab 6 pengakuan
7 Bab 7 Putus sekolah
8 Bab 8 rencana pernikahan
9 Bab 9 perasaan yang belum disadari
10 Bab 10 i love you
11 bab 11 perlakuan manis
12 bab 12 ketidaksengajaan
13 bab 13 Persiapan pernikahan
14 bab 14 hari yang ditunggu
15 bab 15 berkorban
16 bab 16 Harus memilih
17 bab 17 beban keluarga
18 bab 18 pengagum rahasia
19 bab 19 salah paham
20 bab 20 hari bersamanya
21 bab 21 mengidam
22 bab 22 cemburu
23 bab 23 aku menyukaimu
24 bab 24 minta maaf
25 bab 25 trauma
26 bab 26 cemas
27 bab 27 konseling
28 bab 28 pesta
29 bab 29 mantan kekasih
30 bab 30 malam terindah
31 bab 31 sakit perut
32 bab 32 gosip
33 bab 33 kelulusan
34 bab 34 kejutan
35 Bab 35 mimpi
36 bab 36 baby shower
37 bab 37 kenyataan yang tak terduga
38 bab 38 berdamai
39 bab 39 orang baru
40 bab 40 baby blues
41 bab 41 Tes DNA
42 bab 42 Hasilnya
43 bab 43 saudara sekandung
44 Bab 44 kunang-kunang
45 Bab 45 pengabdian
46 bab 46 melahirkan
47 bab 47 rokok
48 bab 48 rumor
49 bab 49 pulang
50 bab 50 nama
51 bab 51 secercah harapan
52 Bab 52 Sentuhan pertama
53 Bab 53 kejutan
54 Bab 54 memaafkan
55 bab 55 telepon
56 bab 56 jujur
57 bab 57 ulang tahun
58 bab 58 lamaran
59 bab 59 kecelakaan
60 Bab 60 menyesal
61 bab 61 mobil baru
62 bab 62 cemburu lagi
63 Bab 63 cincin kawin
64 bab 64 rencana jahat Viona
65 bab 65 mulai mengusik
66 Bab 66 pertengkaran
67 Bab 67 berkencan
68 bab 68 keguguran
69 bab 69 menyakitkan hati
70 bab 70 ulang tahun Selina
71 bab 71 harus pergi
72 bab 72 tempat baru
73 bab 73 Tersesat
74 bab 74 enam tahun
75 bab 75 tak terduga
76 bab 76 malam yang pahit
77 bab 77 bertemu kembali
78 bab 78 Bertemu kedua orang tua
79 bab 79 perasaan yang belum usai
80 bab 80 jangan pergi
81 bab 81 aku masih istrimu
82 bab 82 Tragis
83 bab 83 Selina diculik
84 bab 84 panggil aku Daddy
85 bab 85 Papa terbaik
86 bab 86 berdamai
87 bab 87 pergi dengan Daddy
88 bab 88 bertemu nenek
89 bab 89 peragaan busana
90 bab 90 pernikahan Roger
91 bab 91 kamu hanya milikku
92 Bab 92 akhirnya Honey Moon
93 bab 93 jangan tinggalin Selina
94 bab 94 ketidakadilan
95 bab 95 kado terindah
96 bab 96 kebahagiaan tak terkira
97 bab 97 masih mencintai
98 bab 98 perjalanan pulang
99 bab 99 Rebecca kecewa
100 bab 100 maafkan aku
101 Bab 101 ceraikan aku
102 bab 102 Rebecca Kritis
103 103 Bertemu teman SMA Cindy
104 bab 104 Cindy selingkuh?
105 bab 105 Salah paham berujung penyesalan
106 bab 106 positif
107 bab 107 Perasaan Canggung
108 bab 108 resah
109 bab 109 keadaan darurat
110 bab 110 malaikat kecil
111 bab 111 mempersiapkan sejak dini
112 bab 112 pilihan Selina
113 bab 113 Takdir Pertemuan
114 Bab 114 melepas rindu
115 bab 115 bertemu lagi
116 bab 116 Akhir bahagia
117 INFO KARYA BARU...!!! JANGAN LUPA MAMPIR YA...
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 Keluarga Harmonis
2
BAB 2 Malam petaka
3
BAB 3 Ternoda
4
BAB 4 Sebuah rahasia
5
BAB 5 Hamil
6
Bab 6 pengakuan
7
Bab 7 Putus sekolah
8
Bab 8 rencana pernikahan
9
Bab 9 perasaan yang belum disadari
10
Bab 10 i love you
11
bab 11 perlakuan manis
12
bab 12 ketidaksengajaan
13
bab 13 Persiapan pernikahan
14
bab 14 hari yang ditunggu
15
bab 15 berkorban
16
bab 16 Harus memilih
17
bab 17 beban keluarga
18
bab 18 pengagum rahasia
19
bab 19 salah paham
20
bab 20 hari bersamanya
21
bab 21 mengidam
22
bab 22 cemburu
23
bab 23 aku menyukaimu
24
bab 24 minta maaf
25
bab 25 trauma
26
bab 26 cemas
27
bab 27 konseling
28
bab 28 pesta
29
bab 29 mantan kekasih
30
bab 30 malam terindah
31
bab 31 sakit perut
32
bab 32 gosip
33
bab 33 kelulusan
34
bab 34 kejutan
35
Bab 35 mimpi
36
bab 36 baby shower
37
bab 37 kenyataan yang tak terduga
38
bab 38 berdamai
39
bab 39 orang baru
40
bab 40 baby blues
41
bab 41 Tes DNA
42
bab 42 Hasilnya
43
bab 43 saudara sekandung
44
Bab 44 kunang-kunang
45
Bab 45 pengabdian
46
bab 46 melahirkan
47
bab 47 rokok
48
bab 48 rumor
49
bab 49 pulang
50
bab 50 nama
51
bab 51 secercah harapan
52
Bab 52 Sentuhan pertama
53
Bab 53 kejutan
54
Bab 54 memaafkan
55
bab 55 telepon
56
bab 56 jujur
57
bab 57 ulang tahun
58
bab 58 lamaran
59
bab 59 kecelakaan
60
Bab 60 menyesal
61
bab 61 mobil baru
62
bab 62 cemburu lagi
63
Bab 63 cincin kawin
64
bab 64 rencana jahat Viona
65
bab 65 mulai mengusik
66
Bab 66 pertengkaran
67
Bab 67 berkencan
68
bab 68 keguguran
69
bab 69 menyakitkan hati
70
bab 70 ulang tahun Selina
71
bab 71 harus pergi
72
bab 72 tempat baru
73
bab 73 Tersesat
74
bab 74 enam tahun
75
bab 75 tak terduga
76
bab 76 malam yang pahit
77
bab 77 bertemu kembali
78
bab 78 Bertemu kedua orang tua
79
bab 79 perasaan yang belum usai
80
bab 80 jangan pergi
81
bab 81 aku masih istrimu
82
bab 82 Tragis
83
bab 83 Selina diculik
84
bab 84 panggil aku Daddy
85
bab 85 Papa terbaik
86
bab 86 berdamai
87
bab 87 pergi dengan Daddy
88
bab 88 bertemu nenek
89
bab 89 peragaan busana
90
bab 90 pernikahan Roger
91
bab 91 kamu hanya milikku
92
Bab 92 akhirnya Honey Moon
93
bab 93 jangan tinggalin Selina
94
bab 94 ketidakadilan
95
bab 95 kado terindah
96
bab 96 kebahagiaan tak terkira
97
bab 97 masih mencintai
98
bab 98 perjalanan pulang
99
bab 99 Rebecca kecewa
100
bab 100 maafkan aku
101
Bab 101 ceraikan aku
102
bab 102 Rebecca Kritis
103
103 Bertemu teman SMA Cindy
104
bab 104 Cindy selingkuh?
105
bab 105 Salah paham berujung penyesalan
106
bab 106 positif
107
bab 107 Perasaan Canggung
108
bab 108 resah
109
bab 109 keadaan darurat
110
bab 110 malaikat kecil
111
bab 111 mempersiapkan sejak dini
112
bab 112 pilihan Selina
113
bab 113 Takdir Pertemuan
114
Bab 114 melepas rindu
115
bab 115 bertemu lagi
116
bab 116 Akhir bahagia
117
INFO KARYA BARU...!!! JANGAN LUPA MAMPIR YA...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!