BAB 3 Ternoda

Roger terus mendekap tubuh Cindy hingga dia jatuh di sofa. Dengan cepat Roger berada di atasnya. Cindy terus meronta namun hal itu tidak ada gunanya karena Roger mengunci tubuhnya. Satu tangan Roger mencengkeram kedua pergelangan tangan Cindy dan meletakkannya di atas kepala Cindy. Sedangkan tangan satunya terus aktif menjelajahi setiap lekuk tubuh Cindy.

"Kak Roger... ku mohon sadarlah, jangan lakukan itu padaku"

Cindy terus berteriak dan menangis. Namun rupanya hal itu tak digubris Roger sama sekali. Malah kini Roger mulai menyusuri leher jenjang Cindy dan turun ke bawah.

Dengan satu sentakan Tangan Roger piyama yang dikenakan Cindy kini terkoyak dan kancing bajunya bertebaran.

Bagai Singa yang kelaparan Roger langsung menyambar bagian atas tubuh Cindy dengan beringas. Tak lupa Roger mulai melepas kaos yang dikenakannya dan dilempar asal. Hal itu membuat Cindy semakin takut.

Bulir-bulir air mata yang jatuh entah tak terhitung lagi ditambah keringat yang mulai bercucuran di sekujur tubuh Cindy. Dengan terus berusaha meronta Cindy memohon kepada Roger untuk menghentikan perbuatannya namun Roger tetap tak bergeming. Semakin Cindy menangis semakin Roger termakan nafsu.

Hingga akhirnya Roger mulai melepas pakaian Cindy bagian bawah. baju yang dia kenakan kini telah robek semua. Roger mulai melucuti semua bajunya dan hal itu digunakan Cindy untuk berusaha melarikan diri. Namun sia-sia ternyata Roger telah berhasil menarik lengan Cindy hingga dia terjatuh. Dengan cepat Roger naik di atas tubuh Cindy dan mulai melakukan aksi bejatnya.

Cindy berteriak kesakitan tatkala benda itu mencoba memasuki tubuh Cindy dengan paksa. Sakit luar biasa yang Cindy rasakan hingga membuatnya hampir pingsan.

Roger terus menghajar Cindy tiada ampun. Cindy yang pasrah hanya bisa menangis nelangsa. Dia melihat foto keluarga yang terpajang di ruang tengah. Sosok dalam foto itu. Ayah, Mama, dan kak Aldho sosok yang begitu Cindy sayangi. Tubuhnya terasa sangat perih namun hatinya lebih perih. Dia terus menangis karena hanya itu yang bisa dia lakukan.

Berteriak sekencang apapun tidak akan ada orang yang akan membantunya karena hujan deras dan posisi rumah Cindy yang berada di tengah pekarangan luas sehingga tetangga pun tidak akan mendengar suara Cindy.

Roger terus menaikkan tempo gerakan tubuhnya membuat Cindy semakin menjerit kesakitan. Tiada ampun dari Roger hingga tiba-tiba Roger mulai mendesah keras dan terasa cairan hangat mengalir di dalam tubuh Cindy.

Perlahan Roger mulai melambat dan berangsur melemaskan tubuhnya kemudian ambruk menindih Cindy.

Rasanya Cindy tidak kuat menahan tubuh kekar Roger dan dengan sekuat tenaga dia mencoba melepaskan dirinya dari tindihan Roger. Tidak ada perlawanan dari Roger membuat Cindy sedikit lebih mudah. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya akhirnya dia bisa melepaskan diri dari pria itu.

Cindy memunguti bajunya yang terkoyak sana sini. Dengan tertatih Cindy berjalan menuju kamarnya. Dia mengunci pintu rapat-rapat agar Roger tidak bisa mendekatinya lagi.

Tangisnya pecah tatkala gadis itu merasakan ngilu di tubuhnya. Tulang-tulangnya seperti mau copot semua. Dia berjalan menuju kamar mandi dan menyalakan shower air hangat. Cindy meringkuk dibawah guyuran air membiarkan tubuhnya basah oleh air hangat untuk mengurangi rasa sakitnya. Kejadian malam ini sungguh membuatnya sangat trauma.

Setelah beberapa saat Cindy mulai bangkit dan keluar dari kamar mandi. Dia memakai pakaian seadanya untuk menutupi tubuhnya. Tenaganya yang terkuras habis membuat Cindy langsung ambruk di atas ranjangnya tanpa mengeringkan rambut terlebih dahulu. Bulir-bulir air mata terus mengalir dari manik mata indahnya.

"Kak Aldho... tolong aku" gumam Cindy lirih.

Di ruang tengah Roger masih tergeletak di atas sofa tanpa sehelai pakaian di tubuhnya. Peluhnya membasahi seluruh tubuh polos itu. Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari dan hawa dingin mulai menyeruak masuk ke dalam rumah membuat Roger mulai merasakan dingin menerpa tubuhnya.

Perlahan Roger mulai mengerjapkan matanya dan pelan-pelan dia mulai membuka matanya. Suasana berbeda sepertinya ini bukan rumahnya. Roger memperhatikan secara seksama ruangan yang ia tempati dan akhirnya tau bahwa ini rumah Aldho. Dia terkejut melihat tubuhnya yang telanjang bulat lalu langsung memunguti dan memakai pakaiannya yang berserakan di lantai.

Dengan sekuat tenaga dia mulai tersadar dan mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya. Melihat cangkir teh di meja yang masih penuh belum tersentuh namun sudah dingin. Dia mulai mengingat saat Cindy menyajikan minuman itu untuknya dan tentu kejadian selanjutnya yang dia lakukan terhadap Cindy.

"Ya Tuhan, mati aku. Kenapa bisa aku melakukannya kepada Cindy" gumam Roger panik.

Roger mencari kamar Cindy dan mencoba mengetuknya namun tak ada balasan apapun. Rupanya Cindy sudah terlelap karena kelelahan.

Akhirnya Roger kembali ke sofa ruang tengah dan melihat bercak darah menempel di sofa tersebut. Dia takut jika keluarga Cindy mengetahui kelakuan bejatnya. Dengan cepat Roger berusaha membersihkan sisa-sisa kotoran yang dia buat di sofa. Setelah dirasa bersih dan rapi Roger segera meninggalkan rumah Cindy.

"Maafkan aku Cindy" Roger terus menyetir mobil menuju kediamannya.

.

Aldho terus memikirkan Cindy. Entah kenapa dia memiliki firasat yang kurang baik terlebih saat Mama Grace memegang gelas yang akan dipakai untuk minum tiba-tiba terjatuh.

"Ma, kenapa aku terus kepikiran Cindy ya?" Ucap Aldho sembari membantu Mamanya memunguti pecahan gelas.

" Sudah jangan terlalu dipikirkan. Tadi sudah menelepon kan? Aduh..." Tiba-tiba tangan Mama Grace terkena pecahan kaca.

"Mama hati-hati, lihat berdarah kan?" Aldho meraih tangan ibunya dan segera mengobatinya.

"Besok pagi setelah kita menemui bibimu langsung pulang saja. Kelihatannya kamu terus kepikiran Cindy"

"iya Ma..."

.

Pagi ini Pak Tirta pulang dari rumah sakit. Dia terkejut saat membuka pintu rumah yang ternyata tidak terkunci.

"Jangan-jangan Cindy lupa mengunci pintu" gumam Pak Tirta.

Saat memasuki rumah pak Tirta tidak melihat seorangpun karena Aldho dan Mama Grace belum pulang. Kemudian Dia mengetuk pintu kamar Cindy yang terkunci. Berkali-kali dia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. Karena khawatir akhirnya Pak Tirta mengambil kunci cadangan kamar Cindy.

Setelah berhasil membuka pintu Pak Tirta mendapati Cindy yang sedang tertidur pulas. Dia mendekati anak gadisnya untuk membangunkannya.

Saat memegang lengan Cindy Pak Tirta merasakan kulitnya yang terasa panas.

Lalu memegang kening Cindy. Benar saja putrinya saat ini sedang demam.

"Cindy, sayang kamu tidak apa-apa nak?" Pak Tirta menggoyang-goyangkan tubuh Cindy.

Cindy membuka mata dan mendapati Ayahnya yang sudah berada di rumah. Dengan cepat Cindy segera bangkit dan memeluk ayahnya.

"Ayah, aku takut" Cindy merintih dan mulai mengeluarkan air matanya. Dia merasa begitu lega saat melihat keluarganya berada di dekatnya saat ini.

" Cindy, Jangan takut ayah sudah pulang. Maafkan ayah meninggalkanmu sendiri di rumah" Pak Tirta mulai menenangkan Cindy. Dia berpikir bahwa Cindy ketakutan di rumah sendiri saat hujan deras mengguyur semalam.

"Jika kurang enak badan kamu tidak usah masuk sekolah, istirahat di rumah saja" Pak Tirta berjalan keluar kamar untuk ke dapur membuatkan sarapan.

Cindy mendengar suara pesan di ponselnya.

"Cindy, maafkan aku Sungguh aku semalam sedang mabuk berat dan melukaimu. Sungguh kakak minta maaf. Bisa kita bertemu hari ini? Kakak ingin menjelaskan sesuatu kepadamu"

Rupanya Roger yang mengirim pesan. Cindy beringsut ke ranjang dan mulai menangis lagi. Dia masih sangat takut bertemu dengan roger namun dia harus meminta pertanggungjawaban kepadanya.

"Baiklah. Kita bertemu dimana?"

.

.

visual Cindy

lanjut Bab 4 ya...

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

kasihan Cindy jangan sampai dia hamil

2023-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keluarga Harmonis
2 BAB 2 Malam petaka
3 BAB 3 Ternoda
4 BAB 4 Sebuah rahasia
5 BAB 5 Hamil
6 Bab 6 pengakuan
7 Bab 7 Putus sekolah
8 Bab 8 rencana pernikahan
9 Bab 9 perasaan yang belum disadari
10 Bab 10 i love you
11 bab 11 perlakuan manis
12 bab 12 ketidaksengajaan
13 bab 13 Persiapan pernikahan
14 bab 14 hari yang ditunggu
15 bab 15 berkorban
16 bab 16 Harus memilih
17 bab 17 beban keluarga
18 bab 18 pengagum rahasia
19 bab 19 salah paham
20 bab 20 hari bersamanya
21 bab 21 mengidam
22 bab 22 cemburu
23 bab 23 aku menyukaimu
24 bab 24 minta maaf
25 bab 25 trauma
26 bab 26 cemas
27 bab 27 konseling
28 bab 28 pesta
29 bab 29 mantan kekasih
30 bab 30 malam terindah
31 bab 31 sakit perut
32 bab 32 gosip
33 bab 33 kelulusan
34 bab 34 kejutan
35 Bab 35 mimpi
36 bab 36 baby shower
37 bab 37 kenyataan yang tak terduga
38 bab 38 berdamai
39 bab 39 orang baru
40 bab 40 baby blues
41 bab 41 Tes DNA
42 bab 42 Hasilnya
43 bab 43 saudara sekandung
44 Bab 44 kunang-kunang
45 Bab 45 pengabdian
46 bab 46 melahirkan
47 bab 47 rokok
48 bab 48 rumor
49 bab 49 pulang
50 bab 50 nama
51 bab 51 secercah harapan
52 Bab 52 Sentuhan pertama
53 Bab 53 kejutan
54 Bab 54 memaafkan
55 bab 55 telepon
56 bab 56 jujur
57 bab 57 ulang tahun
58 bab 58 lamaran
59 bab 59 kecelakaan
60 Bab 60 menyesal
61 bab 61 mobil baru
62 bab 62 cemburu lagi
63 Bab 63 cincin kawin
64 bab 64 rencana jahat Viona
65 bab 65 mulai mengusik
66 Bab 66 pertengkaran
67 Bab 67 berkencan
68 bab 68 keguguran
69 bab 69 menyakitkan hati
70 bab 70 ulang tahun Selina
71 bab 71 harus pergi
72 bab 72 tempat baru
73 bab 73 Tersesat
74 bab 74 enam tahun
75 bab 75 tak terduga
76 bab 76 malam yang pahit
77 bab 77 bertemu kembali
78 bab 78 Bertemu kedua orang tua
79 bab 79 perasaan yang belum usai
80 bab 80 jangan pergi
81 bab 81 aku masih istrimu
82 bab 82 Tragis
83 bab 83 Selina diculik
84 bab 84 panggil aku Daddy
85 bab 85 Papa terbaik
86 bab 86 berdamai
87 bab 87 pergi dengan Daddy
88 bab 88 bertemu nenek
89 bab 89 peragaan busana
90 bab 90 pernikahan Roger
91 bab 91 kamu hanya milikku
92 Bab 92 akhirnya Honey Moon
93 bab 93 jangan tinggalin Selina
94 bab 94 ketidakadilan
95 bab 95 kado terindah
96 bab 96 kebahagiaan tak terkira
97 bab 97 masih mencintai
98 bab 98 perjalanan pulang
99 bab 99 Rebecca kecewa
100 bab 100 maafkan aku
101 Bab 101 ceraikan aku
102 bab 102 Rebecca Kritis
103 103 Bertemu teman SMA Cindy
104 bab 104 Cindy selingkuh?
105 bab 105 Salah paham berujung penyesalan
106 bab 106 positif
107 bab 107 Perasaan Canggung
108 bab 108 resah
109 bab 109 keadaan darurat
110 bab 110 malaikat kecil
111 bab 111 mempersiapkan sejak dini
112 bab 112 pilihan Selina
113 bab 113 Takdir Pertemuan
114 Bab 114 melepas rindu
115 bab 115 bertemu lagi
116 bab 116 Akhir bahagia
117 INFO KARYA BARU...!!! JANGAN LUPA MAMPIR YA...
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 Keluarga Harmonis
2
BAB 2 Malam petaka
3
BAB 3 Ternoda
4
BAB 4 Sebuah rahasia
5
BAB 5 Hamil
6
Bab 6 pengakuan
7
Bab 7 Putus sekolah
8
Bab 8 rencana pernikahan
9
Bab 9 perasaan yang belum disadari
10
Bab 10 i love you
11
bab 11 perlakuan manis
12
bab 12 ketidaksengajaan
13
bab 13 Persiapan pernikahan
14
bab 14 hari yang ditunggu
15
bab 15 berkorban
16
bab 16 Harus memilih
17
bab 17 beban keluarga
18
bab 18 pengagum rahasia
19
bab 19 salah paham
20
bab 20 hari bersamanya
21
bab 21 mengidam
22
bab 22 cemburu
23
bab 23 aku menyukaimu
24
bab 24 minta maaf
25
bab 25 trauma
26
bab 26 cemas
27
bab 27 konseling
28
bab 28 pesta
29
bab 29 mantan kekasih
30
bab 30 malam terindah
31
bab 31 sakit perut
32
bab 32 gosip
33
bab 33 kelulusan
34
bab 34 kejutan
35
Bab 35 mimpi
36
bab 36 baby shower
37
bab 37 kenyataan yang tak terduga
38
bab 38 berdamai
39
bab 39 orang baru
40
bab 40 baby blues
41
bab 41 Tes DNA
42
bab 42 Hasilnya
43
bab 43 saudara sekandung
44
Bab 44 kunang-kunang
45
Bab 45 pengabdian
46
bab 46 melahirkan
47
bab 47 rokok
48
bab 48 rumor
49
bab 49 pulang
50
bab 50 nama
51
bab 51 secercah harapan
52
Bab 52 Sentuhan pertama
53
Bab 53 kejutan
54
Bab 54 memaafkan
55
bab 55 telepon
56
bab 56 jujur
57
bab 57 ulang tahun
58
bab 58 lamaran
59
bab 59 kecelakaan
60
Bab 60 menyesal
61
bab 61 mobil baru
62
bab 62 cemburu lagi
63
Bab 63 cincin kawin
64
bab 64 rencana jahat Viona
65
bab 65 mulai mengusik
66
Bab 66 pertengkaran
67
Bab 67 berkencan
68
bab 68 keguguran
69
bab 69 menyakitkan hati
70
bab 70 ulang tahun Selina
71
bab 71 harus pergi
72
bab 72 tempat baru
73
bab 73 Tersesat
74
bab 74 enam tahun
75
bab 75 tak terduga
76
bab 76 malam yang pahit
77
bab 77 bertemu kembali
78
bab 78 Bertemu kedua orang tua
79
bab 79 perasaan yang belum usai
80
bab 80 jangan pergi
81
bab 81 aku masih istrimu
82
bab 82 Tragis
83
bab 83 Selina diculik
84
bab 84 panggil aku Daddy
85
bab 85 Papa terbaik
86
bab 86 berdamai
87
bab 87 pergi dengan Daddy
88
bab 88 bertemu nenek
89
bab 89 peragaan busana
90
bab 90 pernikahan Roger
91
bab 91 kamu hanya milikku
92
Bab 92 akhirnya Honey Moon
93
bab 93 jangan tinggalin Selina
94
bab 94 ketidakadilan
95
bab 95 kado terindah
96
bab 96 kebahagiaan tak terkira
97
bab 97 masih mencintai
98
bab 98 perjalanan pulang
99
bab 99 Rebecca kecewa
100
bab 100 maafkan aku
101
Bab 101 ceraikan aku
102
bab 102 Rebecca Kritis
103
103 Bertemu teman SMA Cindy
104
bab 104 Cindy selingkuh?
105
bab 105 Salah paham berujung penyesalan
106
bab 106 positif
107
bab 107 Perasaan Canggung
108
bab 108 resah
109
bab 109 keadaan darurat
110
bab 110 malaikat kecil
111
bab 111 mempersiapkan sejak dini
112
bab 112 pilihan Selina
113
bab 113 Takdir Pertemuan
114
Bab 114 melepas rindu
115
bab 115 bertemu lagi
116
bab 116 Akhir bahagia
117
INFO KARYA BARU...!!! JANGAN LUPA MAMPIR YA...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!