🍁 Happy Reading 🍁
"Panjang umur, ini dia yang menyuruh kami mengantarkan barang-barang hantaran." Kata pria si pemilik ponsel saat melihat nama Dave di layar ponselnya.
Pria itu pun menggeser tombol hijau yang ada di layar ponselnya mengaktifkan pengeras suara ponselnya agar Dhea dan Ibu-nya bisa mendengar.
"Ada apa ini?" Tiba-tiba saja Ayah Doddy datang.
"Ssttt.." kompak Ibu Dini dan Dhea meletakkan jari telunjuk mereka ke bibir untuk menyuruh Ayah Doddy diam.
"Halo Tuan."
"Apa barang hantaran untuk orang tua calon istri ku sudah kalian antar?" Tanya Dave di seberang telepon.
Mata Dhea membulat tapi wajah-nya juga memerah.
Hah? Apa aku tidak salah dengar? Tuan Dave mengakui ku sebagai calon istri??
Gumam Dhea dalam hati.
Sedangkan Ibu Dini juga membulatkan matanya, kaget.
"Sekarang kami sudah sampai di rumah orang tua calon istri Anda, Tuan." Jawab pria itu.
"Bawa sini ponsel-nya, biar saya bicara!" Ucap Ibu Dini.
Pria itu pun memberikan ponselnya pada Ibu Dini.
"Halo." Sapa Ibu Dini setelah ponsel berada di tangannya.
Hening. Tak ada jawaban dari seberang telepon.
"Halo." Ibu Dini menyapa Dave yang ada di seberang telepon sekali lagi.
"Ya, halo." Akhirnya Dave menjawab, tapi dengan nada yang angkuh.
"Apa maksud mu kata-kata mu tadi?" Tanya Ibu Dini.
"Kata-kata yang mana?"
"Yang Anda mengatakan kalau barang-barang ini untuk orangtua calon istri Anda. Siapa calon istri Anda?"
"Tanyakan saja putri Anda, Dhea Latisha. Dan saya mengantarkan barang hantaran itu hanya sebagai simbol lamaran saya." Jawab Dave.
"Kamu ini laki-laki berpendidikan tidak!! Sudah bicara dengan orangtua tidak sopan, sekarang mau melamar putri saya hanya dengan mengantarkan barang hantaran. Kamu pikir putri saya apa!!" Ibu Dini mulai emosi.
Melihat Ibu-nya yang mulai emosi, takut Dave semakin tinggi hati dan bicara seenaknya pada Ibu-nya hingga membuat penyakit jantung Ibu-nya kambuh, cepat-cepat Dhea mengambil alih ponsel pria itu.
Sedangkan Ayah Doddy yang masih belum mengerti hanya mengernyitkan keningnya masih mencerna percakapan antara istrinya dan laki-laki yang ada diseberang telepon.
"Maaf Sayang, aku belum bicara apa-apa pada Ibu. Jadi Ibu belum tahu tentang pernikahan kita. Nanti kalau aku sudah bicara sama Ayah dan Ibu, aku telepon kamu lagi." Ucap Dhea dengan di bumbui sedikit drama keromantisan.
Tanpa mendengar jawaban dari Dave, Dhea pun langsung mengakhiri panggilan telepon sepihak lalu mengembalikan ponsel pada si pemiliknya.
"Jadi, mau di letakkan dimana barang-barang hantaran yang di kirim Tuan Dave ini, Nona?" Tanya salah satu pria.
Dhea melihat ada sat unit AC beserta dengan mesin kipas-nya, lalu satu unit televisi berukuran 50 inch di teras rumah.
"Pu-" belum selesai Ibu Dini mengatakan kata pulangkan, Dhea sudah menutup mulut sang Ibu.
"Bawa masuk saja." Jawab Dhea lalu menggiring Ibu-nya masuk ke dalam rumah.
"Tapi Nona, bukan hanya ini barang-barang hantaran yang di kirim Tuan Dave." Kata salah satu pria saat Dhea dan Ibu-nya baru beberapa langkah menjauh dari pintu.
"Bukan hanya ini, lalu?"
"Di depan gang masih ada dua mobil pick-up barang-barang hantaran dari Tuan Dave. Dan sedang menunggu perintah dari kami untuk menurunkannya." Jawab pria itu.
Mata Ibu Dini dan Dhea membulat sempurna.
Dua mobil pick-up? Barang hantaran apa saja yang Tuan Dave kirimkan?!
Gumam Dhea bertanya-tanya dalam hati.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Niechenie Cwekgemini Clalud'hti
🤣🤣🤣🤣🤣
2025-03-21
0
Zizie Malek
/Drool/
2024-11-26
0
Karunia Kalengkongan
dua pickup itu hantaran apa pindah rumah😁
2023-01-28
1