Episode 4

Di sebuah cafe terkenal yang berada di kawasan Jakarta, Terlihat seorang wanita cantik tengah duduk santai di salah satu kursi sambil memainkan ponselnya, Sesekali Mata nya beralih memandang ke pintu masuk, siapa tau sang sahabat telah sampai dan tidak mengetahui posisi nya.

Samar - Samar para pengunjung cafe berbisik melihat kehadiran nya, Mengapa ? mereka merasa takjub melihat sang model yang beberapa kali dilihatnya di majalah fashion ataupun di sosmed kini berada di hadapan nya.

setelah beberapa saat menunggu, datanglah seorang wanita hamil menghampirinya dan kehadiran nya pun kembali membuat semua orang kaget, dimana sang model cantik yang sudah pensiun itu berada di cafe yang sama dengan mereka.

"Sesil.." Teriak sang wanita hamil yang membuat wanita tersebut menoleh, lantas ia pun bangkit dan segera memeluk sang sahabat.

"Oh my God Thalita, gue kangen banget sama Lo" Ucap Sesil

"Gue juga kangen sama Lo Sil, Gimana kabar Lo ?"

"kabar gue baik, Lo sendiri?"

"Gue dan anak gue baik Sil, Lo tega banget sih semenjak gue nikah jarang banget kita ketemu. sok sibuk amat Lo" ucap Thalita mendengus Yang membuat sesil tertawa

"Sorry bumil, Lo tau kan saat ini gue lagi banyak banget kerjaan ini pun gue mohon mohon sama manager minta libur supaya bisa ketemu sama Lo. Oh iya anak Lo udah berapa bulan ?" Tanya sesil sambil mengelus perut buncit Thalita.

"udah mau 9 bulan, deg degan banget gue makin mendekati hari kelahiran"

"Iya sih, tapi tenang aja lagi Lo punya suami sama keluarga yang sayang banget sama Lo, jadi jangan khawatir, oh iya Revan apa kabar ? dia masih kayak es salju gak sih ?"

mendengar sang suami di panggil es salju, Thalita lantas tertawa terbahak. Lucu sih mengingat dulu sang suami yang begitu dingin hingga dijuluki es salju.

"Udah nggak kok, malahan dia perhatian dan hangat sama gue dan anak gue. kabar revan baik, sekarang dia juga ikut ngajar di yayasan"

"Ngajar di yayasan ? Revan Jadi guru ? wih multitalent juga dia." ucap sesil.

lantas dua orang sahabat itu pun kembali bertukar cerita, saling tertawa, berfoto bersama dan sebagainya.

.........

Kring kring kring

Suara bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya bagi para penghuni sekolah untuk kembali ke rumah dan seluruh kegiatan pembelajaran di lanjut kan keesokan paginya.

Satu persatu siswa telah berjalan pulang meninggalkan area sekolah, tak terkecuali dengan Adelia. Saat ini, ia memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki selain untuk menghemat uang, ia juga berfikir kalau dengan berjalan kaki ia akan lebih sehat.

Saat di tengah - tengah perjalanan, tanpa sengaja ada mobil hitam melaju dengan kencang dan hampir saja menabraknya, untung saja dengan sigap Adel melompat ke samping.

"Uhh astaga, untung saja aku bisa menghindar kalau tidak, sudah terbaring di brangkar rumah sakit kayaknya. lagian tuh mobil udah tau di jalan raya eh malah kebut kebutan, di fikir ini sirkuit apa" Ucap Adelia kesal.

Setelah tenang, ia pun kembali melanjutkan langkah nya hingga ia melewati sebuah kafe.

Dari kejauhan Adel melihat seorang wanita hamil yang tengah berdiri di depan sana, dan ia juga melihat ada sebuah mobil kencang yang mengarah kepada wanita hamil tersebut.

Lantas dengan sigap, Adel pun berlari untuk menyelamatkan wanita hamil tersebut.

"Mbak Awas, ada mobil yang ingin menabrak mu" Teriak Adel, Namun sepertinya wanita hamil itu tidak mendengar.

"Mbakk Awassss"

Dan brughhhh

Sebuah tabrakan pun tak dapat di elakkan.

Adelia, mendorong wanita hamil tersebut agar tidak tertabrak mobil.

Sehingga Si wanita hamil tubuhnya terlempar, Perutnya terbentur keras ke aspal dan kepalanya mengeluarkan banyak darah akibat benturan ke trotoar jalan.

Sementara itu, Adelia tubuhnya menabrak kap mobil itu dengan kencang hingga terhuyung ke belakang, Tubuhnya penuh dengan luka dan ia pun seketika tidak sadarkan diri.

Lalu wanita hamil yang masih memiliki kesadaran itu pun, berusaha untuk berteriak meskipun ia sudah tidak kuat.

"To..tolong kami, Se selamatkan aku dan gadis itu" Ucapnya sebelum menutup ke dua mata.

Sementara itu, Sahabat si wanita hamil begitu syook melihat kejadian tersebut.

"Thalitaaaaaa" Ucapnya berteriak.

.........

Satu persatu mata, bergantian memandang ke arah pintu yang bertuliskan "Ruang operasi". Mereka semua sedang harap harap cemas dan berdoa supaya orang yang tengah berjuang di dalam sana akan selamat.

"Revan duduklah nak, kamu harus tenang. Kita berdoa supaya Thalita dan calon anak kamu akan selamat" Ucap papah Revan menenangkan sang anak.

Iya, Thalita lah yang kini tengah berada di ruang operasi.

"Bagaimana Revan bisa Tenang pah, sedangkan di dalam sana Thalita tengah berjuang antara hidup dan mati" Ucap Revan sendu, lantas ia pun beralih menatap sesil yang kini tengah menangis di pelukan mamah nya.

"Sebenarnya apa yang terjadi sil ? kenapa bisa ada kejadian seperti ini ?" tanya Revan kepada sesil.

"Gue minta maaf Van, gue lalai jaga Thalita. sebenernya tadi itu....."

Flashback on :

"Sil, udah sore ini kita pulang yuk. Bentar lagi Revan balik dari sekolah" ucap thalita.

"Oh gitu, ya udah yuk. Eh emang Lo gak dijemput sama dia ?" tanya sesil

"Nggak, kasihan dia cape jika harus jemput. tenang aja gue udah hubungin supir kok buat ke sini dia lagi di perjalanan" ucap Thalita yang diangguki sesil

Lantas mereka berdua pun bangkit dan meninggalkan area cafe.

Sesampainya di luar, Tiba - tiba Sesil mendapatkan sebuah panggilan lantas ia Pun mengangkat nya dan mulai berbicara di telfon yang ternyata itu dari sang manager.

"Bentar ya, manager gue telfon nih" pinta sesil

"Oke, gue tunggu depan ya" pamit Thalita, lantas ia pun berjalan meninggalkan sesil.

Lalu beberapa saat kemudian, terdengar suara benturan keras diiringi teriakan ramai dari orang - orang disekitarnya.

Sesil yang tengah berbicara di telfon pun lantas mengalihkan perhatian nya ke depan, hingga tak lama kemudian sekujur tubuhnya membeku, aliran darah nya seketika berhenti. Ia syok melihat sang sahabat dan seorang gadis SMA terkapar di jalan berlumuran darah.

"Thalitaaaaaa" Ucapnya berteriak.

Flashback off

"Begitu ceritanya, gue minta maaf hiks hiks Andai saja gue gak terima panggilan itu semua ini gak bakalan terjadi. Sekali lagi gue minta maaf hiks" ucap sesil menangis.

Revan yang mendengar hal itu pun lantas menjambak rambut nya kasar, ia menyesal telah mengizinkan Thalita pergi tanpa di dampingi oleh nya.

"Sudahlah, jangan saling menyalahi diri sendiri. Ini adalah musibah dan takdir dari Allah, Lebih baik sekarang kita berdoa agar Thalita dan bayinya selamat" Ucap sarah menenangkan.

.........

Hai hai readers, apa kabar ?? maaf ya Author baru bisa up sekarang🥺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!