Positif Hamil

Selamat membaca!

Satu bulan sudah berlalu, kini kehidupan Zoya tampak lebih bahagia dari sebelumnya. Wanita itu berhasil mewujudkan impiannya untuk tinggal hanya berdua dengan sang ibu tanpa Jonathan, ayah tirinya.

Selain membeli sebuah rumah, Zoya juga membuka usaha toko bunga. Menggunakan uang yang diperolehnya dari Lucas. Zoya memutuskan untuk tinggal jauh dari kota yang sama dengan ayah tirinya. Hal ini dimaksudkan agar pria temperamen itu tak lagi menemui ibunya. Zoya benar-benar ingin mengubur semua cerita kelam tentang kekejaman Jonathan. Tak hanya sering menghabiskan malam dengan wanita lain, beberapa kali pertengkaran dengan sang ibu pun sampai berujung tindak kekerasan.

"Zo, waktu itu kamu sudah janji sama Mama, 'kan?"

"Janji apa, Mah?" tanya Zoya. Menghentikan tangannya yang tengah merangkai sebuket bunga.

"Janji jika kamu ingin memberitahu Mama soal dari mana kamu mendapatkan uang itu. Kamu bukan hanya bisa membelikan rumah untuk Mama, tapi usaha ini. Mama tahu untuk memperolehnya pasti memerlukan uang yang banyak. Rumah ini saja kamu beli seharga 500 juta, belum lagi modal untuk toko bunga ini."

Zoya tercekat. Ia pun ingat saat janji itu terucap ketika sang ibu terus mendesaknya. Namun, Zoya masih bergeming untuk tak menjawab. Bahkan hingga detik ini, Zoya benar-benar ragu untuk menceritakan semua yang telah terjadi padanya.

"Mama, apa Mama harus tahu tentang itu?" Zoya coba menawar karena ia merasa tidak sanggup untuk berkata jujur kepada sang ibu. Wanita cantik yang memiliki lesung pipit di kedua pipinya itu tak bisa membayangkan jika hati ibunya pasti akan hancur kalau sampai mengetahui kenyataan bahwa dirinya sudah tak lagi suci. Lebih tepatnya ternoda karena kejadian malam itu.

"Sayang, sampai kapan kamu terus menyembunyikan semuanya? Sejak kamu punya uang, setiap malam kamu selalu mengalami mimpi buruk, tapi Mama sama sekali tidak tahu apa yang membuatmu bisa seperti itu. Tolong, Zo, cerita sama Mama!"

"Maafkan aku, Mah. Aku rasa semua itu tidak penting lagi untuk dibahas. Hidup kita sekarang sudah jauh lebih tenang tanpa Jonathan. Jadi aku mohon, Mah, Mama tidak perlu tanyakan itu lagi!" Sambil berpindah posisi Zoya coba menjauh dari sang ibu. Menghindar adalah jalan ninja yang dipilihnya. Bagi Zoya, kejujurannya hanya akan membuat ibunya bersedih dan itu yang tidak ingin Zoya lihat. Sudah banyak kesedihan yang dialami oleh ibunya, maka itu Zoya tak ingin menambahkannya lagi. Situasi yang benar-benar sangat dibencinya.

Penolakan Zoya tak membuat Adeline berhenti memburu jawaban dari putrinya. "Zo, apa pun cerita kamu, Mama siap. Mama hanya tidak ingin kamu menyimpan masalah kamu sendirian."

Tiba-tiba desakan itu membuat kepala Zoya mulai berdenyut. Ia seperti merasakan ada sesuatu yang mendesak pada kerongkongannya dan itu hampir keluar dari mulutnya. Zoya pun berlari sambil menahan rasa mual. Meninggalkan sang ibu ke sudut ruangan di mana sebuah wastafel tersedia di sana.

"Kamu kenapa, Zo? Apa kamu sakit?" Wanita berusia 50 tahun itu dengan cepat menghampiri putri semata wayangnya. Ada rasa khawatir yang seketika timbul dalam pikirannya.

Zoya tampak masih sibuk memuntahkan isi perutnya. Membuat sang ibu merasa iba karena putrinya begitu kerja keras menjadi tulang punggung untuk menghidupinya. "Zo, kamu sebaiknya istirahat di rumah! Biar Mama saja yang jaga toko. Kamu itu sepertinya kecapekan, Zo." Sambil mengusap tengkuk Zoya, Adeline terus membantu putrinya. Memuntahkan rasa mualnya hingga Zoya menjadi lemah tak bertenaga.

"Enggak apa-apa, Mah. Ini cuma masuk angin saja, minum obat juga sembuh. Nanti aku beli deh ke apotik."

"Kamu enggak boleh menyepelekan sakit kamu ini! Pokoknya kita harus berobat! Sementara kita tutup dulu saja toko ini!" Adeline pun berinisiatif membawa Zoya ke rumah sakit setelah melihat wajah putrinya yang berubah pucat.

"Ya sudah, biar aku berobat sendiri saja ya, Mah. Soalnya satu jam lagi akan ada jasa pengiriman yang akan ngambil buket bunga, bukan cuma satu, tapi 5. Jadi harus ada orang di toko, Mah."

"Kamu yakin bisa sendiri?" tanya Adeline sambil mengusap wajah putrinya dengan lembut. Ada rasa khawatir yang besar, tapi wanita paruh baya itu tak mungkin bisa menolak karena usaha ini adalah sumber penghasilan untuk mereka hidup.

"Iya, Mah. Aku kuat kok. Nanti aku pesan taksi online saja ke rumah sakit. Jadi Mama enggak perlu khawatir ya."

Adeline tersenyum getir, melepas kepergian putrinya yang mulai melangkah pergi keluar dari toko.

***

Zoya masih tak menyangka dengan apa yang dibacanya. Kedua matanya terus menatap hasil diagnosa dari sang dokter dengan nanar. Hancur hatinya, membuat mata indah miliknya tak henti-hentinya basah oleh air mata. Tak tertahan, wanita cantik itu terus merintih di dalam kamar mandi rumah sakit. Hanya itu tempat satu-satunya untuk melampiaskan kesedihannya.

"Bagaimana ini? Kenapa aku bisa hamil? Kenapa, Tuhan?" batin Zoya tak kuasa menahan tangisannya.

Butuh waktu sekitar 30 menit untuk Zoya dapat berpikir. Menguatkan hati bahwa hidup tidak akan menunggunya bangkit dari keterpurukan. Zoya sadar betul jika dirinya harus bertindak. Bukan diam menerima takdirnya, tapi meminta pertanggungjawaban kepada ayah dari janin yang dikandungnya.

"Pria seperti dia pasti tidak akan mau bertanggung jawab dengan kehamilanku," batin Zoya masih ragu untuk menemui pria itu.

Di tengah rasa bimbangnya, Zoya kini mulai melangkah keluar dari kamar mandi. Berjalan dengan penuh kalut, menatap kosong sekelilingnya hingga kedua matanya terhenti tepat di satu titik. Seorang pria di kursi roda itu seketika membawa ingatannya jauh ke belakang.

"Dia ...." Zoya mengusap kedua matanya. Langkahnya berangsur cepat menghampiri pria yang ada di depan sana. Pria yang tak mungkin dilupakannya, pria yang dulu ia lepas begitu saja hanya demi uang, walau telah merenggut mahkotanya. Namun, keyakinannya berubah seketika. Lidahnya kelu membisu, mematung di belakang kursi roda tanpa berkata apa-apa.

"Tidak, pria ini tidak boleh tahu jika aku hamil. Lagi pula waktu itu aku sudah mengiyakan untuk menerima uangnya. Aku tidak mau dia sampai merendahkan derajatku yang jauh berbeda dengannya, apalagi sampai menghina anak yang aku kandung ini," batin Zoya mulai berbalik membelakangi pria itu.

Sampai akhirnya, panggilan dari Lucas membuat langkah Zoya yang hendak pergi terhenti.

"Ada apa, Nona? Sepertinya ada yang ingin Anda bicarakan dengan saya." Lucas memutar kursi rodanya menghadap Zoya yang masih membelakanginya.

"Sekarang bagaimana ini?" gumam Zoya ragu untuk menjawabnya.

Belum sempat keyakinan terkumpul, suara seorang wanita yang tiba-tiba hadir dari sisi berlawanan dengan Zoya kembali membuatnya ragu.

"Sayang, maaf ya telah membuatmu menunggu." Wanita bernama Flora itu mulai melihat Zoya dengan penuh tanda tanya. "Apa kamu mengenal wanita ini, Lucas?"

Lucas pun berpaling dari menatap punggung Zoya. Pandangannya beralih melihat Flora yang kini sudah berada tepat di samping kursi rodanya. "Aku tidak tahu, wanita ini belum menjawabnya."

"Apa wanita itu adalah istrinya?" batin Zoya merasa keputusannya menghampiri Lucas adalah sebuah kesalahan besar.

Tadinya ia merasa harus melampiaskan rasa kecewa tentang kehamilannya pada Lucas, tapi saat ini, ia merasa semua itu tidak lagi penting. Zoya tak ingin menjadi pengganggu di tengah hubungan kedua orang yang masih menanti jawabannya.

"Aku akan menjalani kehamilan ini sendirian, tidak boleh ada yang tau, baik pria ini ataupun Mama sekalipun." Tekad Zoya di dalam hatinya.

Menahan rasa sesak yang mulai mengeratkan napasnya. Zoya tak ingin menangis, sekuat hati ia menahan air mata untuk tak menetes. Tanpa berkata, Zoya berlari pergi. Meninggalkan Lucas dan Flora dalam kebingungan tentangnya.

"Tuhan, kuatkan aku dalam menjalani hidup yang aku tahu jauh dari impianku. Sesungguhnya aku hanya ingin bahagia, tapi jika kesedihan ini adalah jalan awal untukku dapat merasakan itu. Maka dengan senang hati, aku akan menjalaninya," gumam Zoya yang terus berlari tanpa menoleh sedikit pun ke belakangnya.

Bersambung ✍️

Terpopuler

Comments

stela

stela

semangat zoya semua itu NNT ada hikmahnya

2023-05-09

1

𝐀⃝🥀 ᴅͨɪͧᴀᷡɴͨɴͣᴀᷡ ᴳᴿ🐅

𝐀⃝🥀 ᴅͨɪͧᴀᷡɴͨɴͣᴀᷡ ᴳᴿ🐅

beban Zoya amat berat,,lepas dari ayah tiri malah sekarang hamil di luar nikah,
lebih baik jujur saaja sama ibu nya,,

2023-01-28

0

Fitria novia

Fitria novia

Lucas d kursi roda knp ya 🤔

2022-11-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!