Aku gak akan pernah mencintai orang lain selain Tania.
Dimas
*
Damm..
Setelah selesai mengucap ikrar janji pernikahan itu, Lala mencium tangan Dimas, dimas malah berbisik seperti itu pada Lala. Rasanya jantung Lala seakan dihujam pisau, langsung menancap ke tengan jantungnya. Sakit? Lala juga ingin dicintai Dim.
Ara yang sejak tadi bersama dengan Mita, mama Dimas, seakan merasakan apa yang Lala rasakan. Dia tiba-tiba menangis kencang. Hingga semua yang hadir jadi memandang Ara, kenapa? Ada apa? tangisannya sangat kencang. Mewakili sakit hati Lala.
“Sini jeng.” Bu lek yang disamping Mama Dimas mencoba menggedongAara. Tapi Ara masih saja menangis.
Lala pun terketuk hatinya untuk menghampiri Ara, sekilas air mata jatuh dari mata Lala, tapi Lala langsung menghapusnya, agar tak ada orang yang tau. Dengan susah payah, dengan gaun pengantin putihnya yang panjang, berekor, Lala mencoba berjalan menghampiri Ara.
“Sini Bu Lek biar Lala.” Bu lek pun memberikan Ara kepada Lala. Lala menggendongnya dengan penuh kasih sayang, menepuk pundaknya dengan lembut, mengusap kepalanya. Tak butuh waktu lama, Ara langsung tenang dan diam.
“Kita gak salah pilih Lala jeng!” Kata Mama Dimas yang lega melihat cucunya berhenti menangis. Ara tertidur dalam gendongan Lala, kepalanya bersandar didada Lala.
Setelah selesai acara pernikahannya semua orang kembali ke hotel, hotel tak jauh dari hutan itu, para orang tua sudah mengurusnya dengan baik, tanpa merepotkan Lala dan Dimas, mereka hanya tinggal menikmati. Dimas membantu mengangkat ekor gaun Lala yang panjang.
“Hati-hati La jalannya. Pelan-pelan aja.”
Deg...
Hati Lala langsung tersentuh mendengar Dimas mengatakan itu. Itu, dia... Dimas yang sama yang mengatakan kata-kata yang menyakiti hatinya tadi dan ini?
“Iya mas.” Saut Lala denga lembut. Bu lek, Pak lek, Mama dan Papa Dimas hanya tersenyum berjalan dibelakang mereka, memperhatikan mereka. Romantisnya Lala sudah memanggil Dimas dengan sebutan ‘mas’.
“La, kita duluan ya.” Kata Bu Lek, pamit.
Bu Lek dan Pak Lek sudah sampai di kamar mereka, kamarnya tiga kamar setelah kamar Lala dan Dimas. Ditengahnya kamar orang tua Dimas, lalu sebelahnya kamar Dimas dan Lala.
“Iya bu lek, pak lek.”
Lala berhenti melihat mereka masuk, begitu juga Dimas, yang sejak tadi membantu mengangkat ekor gaun Lala, dan ikut berhenti ketika Lala berhenti.
Setelah bu lek dan pak lek masuk, Lala, Dimas dan orang tua Dimas kembali melanjutkan perjalanan ke kamar masing-masing.
“La, Ara sama kita aja? biar gak ganggu kamu sama Dimas?”
Mama Dimas berhenti didepan pintu kamarnya, sementara Papa Dimas ada diambang pintu, menahan pintu kamar agar tak tertutup. Sama-sama menunggu jawaban Lala.
Mengganggu Lala dan Dimas? Lala sedikit melirik Dimas, yang tak sengaja pandangan mata mereka bertemu. Bagaimana bisa mengganggu, tak akan ada apa-apa diantara mereka?
“Sini.”
Mama Dimas mencoba mengambil Ara dari gendongan Lala, awalnya tidak apa-apa, tidur Ara tak terganggu. Tapi setelah pindah tangan, ara jadi bangun dan menangis. Lala jadi tak tega dan kembali menggendong ara ikut dengannya.
“Gak papa tan,” Lala, salah ngomong, masih canggung panggilnya tante.
“Mama la, mama sama papa. Kan udah jadi orang tua kamu sekarang kita. Ya!”
“Iya, ma.” Lala canggung.
“Ya udah, mama ganti baju dulu deh. Nanti mama ambil Ara kalau udah lelap tidurnya, biar gak kebangun dan gak nangis. Biar gak ganggu kalian juga.”
Mama pamit dan masuk ke kamarnya dengan papa. Lala dan Dimas kembali melanjutkan perjalanan ke kamarnya, tepat di samping kamar mamanya. Lala berhenti didepan pintu karena pintunya masih terkunci. Dimas beranjak kesamping lala. Dia mengambil kartu namanya, kunci untuk membuka pintu hotel dan membukakan pintu untuk Lala.
“Hati-hati La.” Dimas membantu menahan kepala Ara yang hampir jatuh karena sudah terlelap, sepertinya.
“Iya mas.” Lala pun perlahan masuk. Didepan pintu, didalam kamar, Lala berhenti untuk menunggu Dimas yang menutupkan pintunya. Lalu mereka beriringan berjalan mendekati tempat tidur.
Lala kaget melihat tempat tidurnya,
Penuh dengan mawar merah yang dibentuk hati, handuk yang dibuat seperti angsa yang sedang berciuman juga membentuk hanti. Ahh, pasti ini kamar hotel yang dipesan spesial untuk pengantin baru kan? kalau pengantin barunya menikah dengan cinta? kalau gak? bukannya romantis malah tragis. Lala melihatnya senang, ada senyum sedikit dibibirnya, tapi mengingat ucapan Dimas. Senyumnya hilang. Dimas pun melihatnya dengan jijik, apa-apaan itu. Mengganggu orang mau istirahat.
“Mas dimas, tolong bersihin buat Ara tidur?” Tadinya Lala hanya melirik Dimas, tapi yang dilirik tak juga merespon, jadilah Lala bersuara.
“Iya sebentar.” Dimas mulai mebersihkannya
“Apa-apaan sih ini, ganggu aja.” dia menyibakan kelopak bunga yang sudah disusun rapi itu dengan kasar, membuangnya kesembarangan arah bahkan mengambil handuk itu dan menaruhnya begitu saja di meja dekat tempat tidur.
Hal yang membuat hati Lala hancur, sakit. Segitu kasar bagaimana dimas membuang kelopak bunga itu, sama kah tak sukanya dia kepada Lala. Tak akan pernah suka padanya? Lala tak bisa bayangkan jika harus hidup seperti ini selamanya, lala hanya bisa diam, melihat dan berdoa dalam hati.
“Sudah la. Tidurin aranya.” Kata dimas yang sudah membersihkan tempat tidurnya.
Tempat tidurnya sudah bersih. Perlahan lala menaruh Ara ditengah tempat tidurnya, menaruh beberapa bantal disamping Ara. Takut Ara jatuh nanti. Sementara Dimas hanya mengamati, betapa perhatiannya Lala ke Ara. Dimas sedikit tersentuh setiap kali melihat bagaimana Lala memperlakukan Ara.
“Saya mau mandi dulu.” kata Dimas formal, haruskah seformal itu dengan istri. Terdengar sangat asing untuk Lala dan menyakitkan. Saya.
Dimas berjalan ke kamar mandi, dia langsung masuk dan membersihkan diri. Lala lebih memilih ke kaca dekat tempat rias, ada disamping sisi tempat tidur dekat kamar mandi,Lala juga bisa mengawasi Ara dari cermin. Lala duduk disana dan mulai mengaca. Impian masa kecilnya, memakai gaun yang indah seperti barbie dan menikah dengan seorang pangeran tampan. Dimas termasuk yang tampan bagi Lala, badan yang tinggi kekar, paras yang bersih dan tampan. Tapi sayang tak ada cinta seperti cerita barbie yang ada.
Lala perlahan membersihkan make upnya, lalu melepas beberapa cepit rambut yang membuat rambunya dicepol indah, rapi, seperti donat dan juga melepas kerundungnya, antingnya, kalungnya, sarung tangan dan semuanya. Ara sedikit melihat pergerakan Ara, yang masih tertidur. Dia khawatir dan menoleh ke kanan, sampingnya.
Ketika itu tepat Dimas keluar dari kamar mandi, dengan hanya memakai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Lala terkejut dan langsung membuang muka ke kiri.
“Maaf tadi karena gak keburu, saya masuk tanpa bawa baju ganti.” Dimas meminta maaf dan berjalan mengambil kopernya. Dia tak sengaja melihat lala yang langsung membuang muka, tadinya Dimas juga tak mau keluar, tapi mau bagaimana lagi.
“Ahh, itu... tolong liatin Ara, tadi Ara kayak mau bangun.” Kata Lala mengubah topik pembicaraan.
Dimas mendekati Ara, Dimas hanya membenarkan bantal yang sedikit bergeser, mungkin Ara yang menendangnya. Setelah mengambil pakaiannya di koper, Dimas kembali ke kamar mandi untuk ganti baju. Tak lama dia keluar dengan pakaian lengkap. Kaos oblong warna putih dan celana pendek abu-abu. Dengan handuk yang ia pegang dan ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang sedikit basah.
“Mas, saya nitip ara sebentar ya, saya mau ganti baju?” Pinta Lala perlahan.
“Iya, ganti baju aja dulu.”
Lala mengambil pakaiannya dari dalam koper lalu dia masuk ke kamar mandi. Dimas menemani Ara, duduk disamping Ara, dipinggir ranjang sambil mengecek ponselnya. Mengecek beberapa email yang masuk.
*
Lala sudah ada di kamar mandi cukup lama, tapi dia tak juga keluar. Dia sedikit mengalami masalah karena gaun pengantinnya. Resleting gaun pengantinnya macet. Didalam lala sudah meruntuk menyumpahi dirinya sendiri, kenapa ini harus terjadi. Gaun pengantin yang pasti barukan, kenapa resletingnya harus macet. Dia harus meminta tolong kesiapa kalau begini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Sweet Girl
ya minta tolong sama mas Dimas tho La .....
2022-04-07
0
Gustiani Alwand
up
2021-09-05
0
Naftali Hanania
🤣🤣
2021-04-25
0