Bab 5

Naura hanya berdiam diri didalam kamar. Tetapi walaupun ia sedikit kesepian, namun ia sangat menikmatinya. Jujur, ia merasa lebih nyaman disini dibandingkan di rumahnya sendiri.

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba pintu kamar diketuk oleh seseorang. "Ra, ayo makan dulu!," ujar Rizky. Kemudian, Naura berjalan kearah pintu dan membukanya.

Rizky menyuruh Naura makan, tetapi Naura malah menolaknya. "Ayo lah! nanti kamu sakit kalau gak makan."

"Aku gak nafsu makan, Ky."

"Mamah udah masak loh, masa kamu gak menghargai masakan mamah aku."

Naura terdiam sejenak. "Ya udah deh."

Akhirnya Naura dan Rizky pergi ke ruang makan. Saat di ruang makan, Naura dan Rizky duduk bersebelahan.

Naura sedikit canggung, walaupun sebenarnya ia sangat dekat dengan kedua orang tua Rizky.

"Ra, ayo makan," suruh papah Rizky.

"Iya, Om." Naura memakan makanan yang telah disediakan di meja.

...****************...

Selesai makan, Naura, Rizky dan kedua orang tuanya Rizky pergi ke ruang keluarga untuk menonton televisi bersama.

Menonton televisi bersama menjadi hal wajib untuk keluarga Rizky. Karena dengan meluangkan waktu seperti ini membuat mereka bertiga semakin harmonis.

Memang sangat berbeda jauh dengan keluarga Naura. Bahkan Naura sendiri jarang mengobrol dengan kedua orang tuanya.

Beberapa menit kemudian.

Rizky melihat kearah Naura. "Lah! malah tidur ini bocah."

Spontan kedua orang tua Rizky melihat kearah Naura. "Gendong ke kamar sana! dia pasti capek, kan tadi habis jalan-jalan sama kamu," ujar mamah Rizky.

"Nyusahin banget ini anak," ujar Rizky sambil menggendong Naura.

"Kalian itu beneran sahabatan atau pacaran sih?" heran papah Rizky.

"Sahabatan lah, Pah." Rizky segera membawa Naura ke kamar tamu. Sesampainya di kamar, Rizky meletakkan Naura di kasur.

Trining! Trining!

Ponsel milik Naura berbunyi. Dengan cepat, Rizky mengambil ponsel itu.

Rizky bingung jika ia tidak mengangkat panggilan teleponannya, pasti nanti orang tua Naura khawatir. Tapi disisi lain, ia juga tidak mau Naura marah.

Grep!

Naura memegang pergelangan tangan Rizky. "Jangan diangkat, Ky," ucapku setengah sadar.

"Gak aku angkat kok." Rizky kembali meletakkan ponsel milik Naura di meja.

Naura panik saat Rizky mengambil ponselnya, sebab ia takut itu telepon dari mamah.

"Kamu kenapa bangun lagi?"

"Aku tadi denger suara dering telepon, makanya aku bangun."

"Ya sudah sekarang tidur lagi aja," suruh Rizky.

Naura menatap Rizky yang sedang memainkan ponselnya. Ia sangat merasa bersyukur memiliki sahabat sebaik Rizky. Walaupun mereka berdua sering bertengkar, namun Naura sangat menyayanginya.

Tetapi, dibandingkan akur, Naura malah lebih memilih bertengkar dengan Rizky. Aneh memang, tapi kenyataannya ia memang menyukai hal itu. Naura tidak suka akur, karena jika sehari saja akur, ia akan merasa aneh.

Jika membahas soal pertengkaran, Naura dan Rizky pernah bertengkar paling lama sampai 1 bulan. Itupun cuma gara-gara hal kecil.

Jadi waktu itu sekitar umur 10 tahun, Naura dan Rizky sedang bermain boneka Barbie. Sebenarnya Rizky terpaksa bermain Barbie. Tapi karena Rizky dipaksa oleh Naura, akhirnya dia mengikuti kemauan Naura.

Kejadian pertengkarannya dimulai saat Rizky memutuskan kepala Barbie milik Naura.

Saat mau menghampiri Rizky, tiba-tiba Rizky berlari keluar rumah.

Karena takut bonekanya dicuri, akhirnya Naura berlari mengejar Rizky. Dan pada saat itu kepala boneka milik Naura terjatuh ke selokan gara-gara Rizky. Akhirnya sejak saat itu Naura bertengkar dengan Rizky.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" pertanyaan Rizky membuyarkan lamunan Naura.

"Kamu kenapa?" ulang Rizky.

"Aku jadi inget kejadian dulu."

"Kejadian apa?"

"Kejadian waktu kepala boneka punya aku jatuh ke selokan."

"Kepala boneka?"

"Iya. Gara-gara kamu lepas kepala boneka aku, jadinya kepala boneka aku menggelinding ke selokan." Kemudian, Rizky mengingat-ingat kembali.

Sejujurnya Naura sedikit kecewa, karena harusnya momen itu menjadi kenangan terlucu untuknya dan juga Rizky. Namun Rizky malah tidak ingat sama sekali.

Trining! Trining!

Lagi-lagi teleponku berdering. Karena Naura sudah muak mendengar suaranya, akhirnya ia memblokir kontak orang tuanya.

30 menit kemudian.

Tok! Tok! Tok!

"Dia ngapain kesini lagi sih," batin Naura.

"Ra, udah tidur belum," ucap Rizky dengan suara yang pelan, namun masih terdengar olehku.

Naura membuka pintu. "Ada apa?"

"Kamu ngantuk belum?"

"Tadinya sih ngantuk. Tapi karena tadi dengar suara kamu yang ngetuk pintu, jadinya aku gak ngantuk."

"Ya udah kalau gitu temenin aku nonton yuk!"

"Gak mau!"

"Ayo lah! aku takut kalau nonton sendiri di ruang tengah."

Dengan terpaksa, Naura menuruti keinginan Rizky. "Ya udah deh."

Akhirnya kita berdua pergi menuju ruang tengah untuk menonton televisi. "Kamu mau nonton apa?"

"Kamu gimana sih, kan kamu yang mau nonton. Kok jadi malah nanya ke aku."

"Ya siapa tahu selera tontonan kita berbeda."

"Emang kamu kalau malam-malam suka nonton apa?"

"Aku suka nonton sepak bola."

"Aku kira kamu suka nonton anime."

"Enggak lah! aku bukan wibu."

Skip

Naura mulai mengantuk. Sedangkan Rizky, ia masih fokus menonton. Mungkin sepertinya Rizky tidak akan tertidur karena saking asiknya menonton.

Jika kalian bertanya Rizky nonton apa, maka jawabannya dia sedang menonton anime. Naura juga heran padanya, padahal tadi Rizky berkata bahwa dia tidak suka menonton anime. Tapi buktinya, sekarang dia malah menonton anime.

"Aku ke kamar ya, soalnya aku ngantuk."

"Jangan!"

"Aku ngantuk, Ky."

"Ya sudah tidur disini. Nanti aku pindahin kamu ke kamar, kalau kamu udah selesai nonton."

"Gak mau! gak ada bantal."

"Ya udah ambil aja bantalnya di kamar, nanti setelah itu balik lagi kesini."

Dengan terpaksa Naura pergi ke kamar untuk mengambil bantal. Tadinya Naura ingin sekali tidur di kamar, tapi karena ini bukan rumahnya, jadi ia harus mengikuti apa kata Rizky.

Setelah mengambil bantal, Naura kembali menghampiri Rizky di ruang tengah. "Kamu kenapa sih nyuruh aku disini? padahal sebenarnya kamu kan gak takut."

"Iya, aku gak takut. Cuma aku bosen aja gitu kalau nonton sendirian."

"Ya udah kalau gitu aku tidur ya." Aku tidur dibantal yang tadi aku bawa. Lalu, Rizky juga ikut tidur dibantal yang sama denganku. Spontan aku bangun lagi. "Kamu ngapain tidur dibantal aku?"

"Ini bantal punya aku kali."

Naura terdiam karena lupa bahwa sekarang dirinya sedang berada di rumahnya Rizky.

"Rizky menepuk-nepuk bantal sambil menyuruh Naura untuk tidur dibantal yang sama dengannya.

"Gak mau!"

"Yaelah! aku gak bakal ngapa-ngapain kamu, lagipula cuma tiduran doang."

"Aku gak mau!"

"Kamu takut deg-degan ya kalau deket aku?"

"Enggak kok! percaya diri banget kamu."

"Ya udah tidur! lagian aku gak akan macem-macemin kamu."

Dengan terpaksa, Naura tidur dibantal yang sama dengan Rizky. Karena Naura sudah mengantuk, akhirnya ia memilih untuk tidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!