Saat diperjalanan pulang, Naura hanya diam saja. Entah kenapa saat ini mood Naura sedang tidak baik. Ditambah lagi Naura merasa bahwa Rizky sedang curi-curi pandang kearahnya dan itu membuatnya sangat tidak nyaman.
Bukan terlalu pede, namun Naura memang tahu bahwa Rizky sedang melihat ke arahnya.
"Kamu ngapain sih ngelihat kearah aku mulu?"
"Siapa juga yang lihatin kamu."
"Aku lihat loh dari sudut mata aku."
"Iya, aku lihatin kamu. Emang kenapa? masalah?"
"Kamu fokus aja ke jalan, jangan lihatin aku. Nanti bisa-bisa ketabrak kalau kamu terus lihat ke arahku."
"Gak akan lah! lagipula aku cuma sekilas doang lihatin kamunya."
Trining! Trining!
Kulihat layar ponselku, ternyata ada panggilan telepon dari mamah. Naura buru-buru mematikan panggilan telepon itu, karena Naura tahu pasti mamah akan memarahinya, sebab Naura tidak bilang kepadanya bahwa Naura akan pergi bersama Rizky.
"Siapa yang telepon?"
"Mamah."
"Ngomong-ngomong tadi pagi, kamu udah bilang belum kalau kamu mau jalan-jalan sama aku?"
"Aku gak bilang."
"Kamu gimana sih, harusnya kamu ijin dulu."
"Yang harusnya ijin itu kamu, kan kamu yang ajak aku."
Rizky terdiam, karena ucapan Naura memang benar. Harusnya ia bicara dulu ke orang tuanya Naura, karena kan ia yang mengajak Naura untuk jalan-jalan. "Nanti kalau udah sampai, aku bakal bilang deh ke orang tua kamu."
"Telat banget kamu bilangnya."
"Gak apa-apa, yang penting bilang."
...****************...
Sesampainya di rumah, Naura dan Rizky turun dari mobil. Lalu mereka masuk kedalam rumah. Kebetulan sekali saat masuk ternyata Mamah Naura sudah menunggu di ruang tamu. Sepertinya kalau Rizky tidak ada disini, mungkin Mamah akan mengamuk karena Naura tidak ijin kepadanya.
"Hallo, Tante," sapa Rizky.
"Habis dari mana?" tanya Mamah dengan menatap tajam kearah Naura.
"Kita habis jalan-jalan, Tante," balas Rizky.
"Tante, maaf ya tadi Iky gak ijin dulu ke Tante."
"Iya gak apa-apa, Ky."
Naura menatap datar kearah mamahnya dan ia heran kepadanya, mamahnya selalu bersikap baik ke Rizky. Sedangkan kepada anaknya sendiri, mamah selalu marah-marah.
Naura sempat berpikir, apakah sebenarnya Naura bukan anak dari kedua orang tuaku yang sekarang? atau mungkin memang orang tuaku tidak menginginkan Naura?
Setelah itu, Rizky pamit kepada Naura dan Mamahnya Naura, karena ia merasa suasananya sangat tidak enak. Sesudah pamit dengan mereka, akhirnya Rizky pergi.
"Jadi anak kerjaannya main terus, sekali-kali cari duit dong."
"Iya, nanti Naura bakal cari uang yang banyak buat Mamah."
"Jangan nanti-nanti! sekarang kalau bisa." Karena Naura sangat kesal, akhirnya Naura memutuskan untuk pergi ke kamar.
Pada saat di kamar, Naura memasukan beberapa pakaian kedalam tas. Naura ingin kabur saat ini juga, karena Naura merasa tidak nyaman di rumah.
Setelah mengemas barang-barangnya, Naura langsung pergi keluar. Saat melewati ruang tamu, Naura melihat mamah yang masih setia duduk sambil memainkan ponsel. "Mau kemana bawa tas segala?"
"Naura mau kerja, Mah."
"Mau kerja apa kamu? mau jadi l*nte?"
Tanpa sadar air mata Naura terjatuh. Mulai detik ini, Naura sangat yakin kalau dirinya bukanlah anak kandung dari kedua orang tuanya. Mana ada seorang ibu yang tega berkata seperti itu. Mungkin kalau ada, pasti ibu itu memang tidak menginginkan anak atau bahkan bukan ibu kandungnya.
Naura pergi keluar rumah. Pada saat keluar, ternyata Rizky masih ada didepan rumah. "Ra, kamu gak apa-apa, kan?" cemas Rizky.
Rizky memang sangat bodoh. Mana ada orang yang menangis dalam keadaan baik-baik saja, tentunya orang yang menangis pasti kenapa-napa.
"Ra, kamu mau kemana?"
"Mau pergi," ucap Naura sambil pergi.
Rizky masuk kedalam mobil dan ia melajukan mobilnya. "Ra, mau pergi kemana?"
Naura berhenti berjalan. "Kamu ngapain sih ngikutin aku?"
"Ya karena aku khawatir sama kamu."
"Ky, kamu lebih baik pulang deh! tadi katanya kamu mau pulang."
"Lebih baik kamu nginep di rumah aku aja. Daripada luntang-lantung kayak gini."
Sebenarnya Naura ingin sekali menginap di rumah Rizky, karena sebenarnya saat ini uangnya pas-pasan kalau untuk menyewa kost-kostan.
Rizky menyuruh Naura untuk naik kedalam mobil. Tetapi disisi lain, Naura masih bimbang untuk menerima tawaran Rizky atau tidak.
"Emang aku boleh nginep di rumah kamu?"
"Ya boleh lah, lagian orang tua aku pasti ngijinin kok."
"Tapi kamu jangan bilang ke orang tua aku ya kalau aku nginep di rumah kamu."
"Iya, aku gak akan bilang ke mamah kamu kok." Kemudian, Naura masuk kedalam mobil Rizky.
Sambil menyetir, Rizky mengatakan kepada Naura bahwa dirinya mendengar perdebatan antara Naura dan mamah Naura.
"Ky, aku merasa dia bukan mamah aku."
"Jangan bicara kayak gitu."
"Emang faktanya kok. Lagian mana mungkin ada seorang ibu yang ngomong kayak gitu ke anaknya."
"Mungkin mamah kamu kebawa emosi kali karena kamu pergi gak ijin."
"Enggak! Dia emang kayak gitu sifatnya, selalu marah-marah ke aku."
Rizky hanya menyuruh Naura untuk bersabar, karena siapa tahu seiring berjalannya waktu, mamah Naura bisa berubah menjadi lebih baik.
"Sebenarnya bukan mamah aku aja yang kayak gitu, tapi papah aku juga sama. Cuma papah gak separah mamah."
"Emang kalau lagi marah, mamah kamu emosian banget ya?"
"Iya, bahkan kepala aku pernah dipukul pake sapu."
Rizky bingung dengan Naura, Naura seperti bercanda saat berkata seperti itu. Karena menurut Rizky, ekspresi Naura terlihat biasa saja.
"Kamu anggap aku bercanda ya?"
"Iya, habisnya ekspresi muka kamu gak meyakinkan."
"Terus ekspresi muka aku harus gimana?"
"Harusnya kamu nangis kayak tadi, soalnya kan ini cerita sedih."
Naura menyeka air mata yang ada disudut matanya. Sebenarnya Naura ingin sekali menangis. Tapi karena Naura tidak mau terlihat lemah, ia berusaha menahan tangisannya. "Ky, orang tua kamu beneran bakal ngijinin aku, kan?"
"Iya. Orang tua aku pasti ngijinin kamu nginep di rumah kok. Lagian mereka berdua udah menganggap kamu seperti anaknya sendiri."
Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai. Naura dan Rizky turun dari mobil. Kemudian Naura dan Rizky masuk kedalam rumah Rizky.
Rizky meminta ijin kepada Mamahnya supaya Mamahnya mengijinkan Naura tinggal disini untuk sementara waktu. Dan tentunya Mamah Rizky memperbolehkan Naura menginap, karena dia sudah menganggap Naura seperti anaknya sendiri.
Karena sudah diperbolehkan menginap, akhirnya Naura berterima kasih kepada Mamah Rizky.
"Tapi tidurnya di kamar tamu, jangan di kamar Rizky," ujar Mamah Rizky.
"Ya iyalah, Mah," sahut Rizky.
Rizky mengajak Naura untuk pergi ke ruang tamu. Lalu, Naura mengikuti Rizky menuju kamar tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments