Satu Minggu kemudian.
Biasanya orang lain senang jika libur panjang. Tapi tidak dengan Naura. Naura malah sangat bosan, sebab ia tidak mempunyai kegiatan. Paling jika libur seperti ini, Naura menghabiskan waktu bersama Rizky, entah jogging ataupun bersepeda.
Trining! Trining!
Tiba-tiba ponsel Naura berbunyi, spontan ia menjawab panggilan tersebut. "Hallo."
"Ra, aku ada didepan rumah kamu," ujar seseorang yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.
"Mau ngapain kesini?"
"Aku mau ajak kamu piknik."
"Ya udah kalau gitu aku siap-siap dulu ya." Naura mematikan panggilan telepon dan ia langsung bersiap-siap.
Skip
Naura masuk kedalam mobil Rizky. Ia heran, karena tumben sekali Rizky mengendarai mobil no ke rumah Naura, padahal jarak rumah Rizky dan Naura tidak terlalu jauh.
Saat ditanya tentang itu, Rizky berkata bahwa dirinya sengaja membawa mobil dikarenakan ada makanan dan minuman. Sedangkan kalau membawa motor, nanti dia tidak bisa menaruh makanan.
Naura melihat Rizky yang memakai kacamata hitam. Seketika Naura jadi ingin mencobanya, karena sepertinya ia akan terlihat keren jika memakai kacamata yang Rizky gunakan.
Karena Naura terus mengamati Rizky, akhirnya
Rizky memberikan kacamatanya kepada Naura, sebab sudah terlihat jelas bahwa Naura ingin mencoba memakai kacamata milik Rizky.
"Aku jadi ngerasa keren kalau pakai kacamata." Naura melihat dirinya di kaca spion. Disisi lain, Rizky menoleh kearah Naura dan ia tersenyum tipis.
Rizky yang ingat akan taruhannya, jadi mengingatkan kembali agar Naura menepati taruhan yang waktu itu. Tetapi ketika ditanya, Naura malah lupa dengan taruhannya.
"Kalau mau manggil aku dengan sebutan itu jangan didepan orang lain. Cukup panggil itu disaat kita lagi berdua aja."
"Iya deh."
"Asistenku, tolong ambilkan makanan dibelakang dong!" perintah Rizky.
"Baik, tuan muda," ucap Naura dengan malas. Sedangkan orang yang disebut tuan muda, hanya tersenyum.
Rizky memerintahkan Naura agar menyuapi makanan karena Rizky sedang menyetir.
"Ya ampun manja banget sih."
"Cepat suapin, Babe!"
Naura mendengus kesal, karena Rizky memanggilnya dengan sebutan itu. Sudah jelas-jelas mereka hanya berteman, tetapi Rizky malah berkata seperti itu.
"Cepat suapin!" perintah Rizky. Dengan terpaksa Naura menyuapi Rizky.
"Manis buahnya, kayak kamu." Rizky menatap sekilas kearah Naura. Lalu, Naura hanya diam saja.
"Ra, kamu pernah baper gak sama aku?"
"Gak pernah."
Rizky memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. "Serius gak pernah?" tanyanya sambil menatap Naura dengan intens.
"Iya, gak pernah."
"Emang aku gak ganteng ya? sampai-sampai kamu gak pernah baper."
"Iya, kamu jelek." Naura mengalihkan pandangannya.
"Jelek ya? pantas aja gak ada cewek yang menyatakan perasaan duluan ke aku," gumam Rizky namun masih terdengar oleh Naura.
Sebenarnya banyak yang ingin menjadi pacar Rizky. Namun karena Rizky tidak peka, jadi cewek-cewek yang deketin dia memilih untuk cari cowok lain. Bahkan ada rumor bahwa Rizky ini seringkali nge-ghosting cewek.
"Sebagai lelaki harusnya kamu yang ngejar cewek, bukan cewek yang ngejar kamu."
"Tapi aku males ngejar-ngejar cewek."
Rizky kembali melajukan mobilnya. "Btw, kamu kenapa dari dulu sampai sekarang belum pernah pacaran?"
"Soalnya aku gak mau pacaran."
"Kenapa gak mau?"
"Malas. Pasti nanti ujung-ujungnya putus."
"Bener juga sih apa kata kamu."
Naura mengedarkan pandangannya ke sebelah kiri. "Ky, kita mau piknik dimana sih?"
"Di pantai."
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya Rizky menemukan pantai yang tidak terlalu ramai. Memang sih masih ada orang, tapi setidaknya lebih sedikit dari pantai yang lain.
"Akhirnya sampai juga di pantai yang sesuai dengan keinginan Asistenku," sindir Rizky.
"Jangan panggil asisten dong!" kesal Naura.
"Terus mau dipanggil apa? mau dipanggil sayang?"
"Gak mau."
"Asisten itu panggilan kesayangan aku ke kamu."
"Mana ada sayang tapi panggilannya 'asisten'."
"Kan biar beda dari yang lain."
Lagi-lagi Rizky menyuruh Naura menuruti perintahnya. Tetapi Naura menolak karena ia tidak ingin disuruh-suruh.
Lalu, Rizky menggunakan jurus andalannya lagi, yaitu tentang perjanjiannya dengan Naura. Jadi, dengan terpaksa Naura membawa makanan-makanannya. Sedangkan Rizky, ia membawa tikar.
Rizky menaruh tikar diatas pasir, lalu ia dan Naura duduk ditikar. Mereka mengobrol sambil menikmati makanan dan minuman yang telah dibawa Rizky.
"Sini kacamata aku." Rizky kembali mengambil kacamatanya dan memakainya.
Naura melihat kearah orang yang sedang berpacaran. "Pantai terasa milik berdua."
Rizky melihat kearah pandangan Naura. "Aku jadi pingin punya pacar deh."
"Ya udah cari pacar lagi. Udah lama juga kan kamu jadi jomblo."
"Teman kuliah kamu ada yang jomblo gak, Ra?"
"Ada."
"Kenalin ke aku dong."
"Ya udah nanti aku kenalin kamu ke Irfan."
Rizky mendengus kesal. "Aku normal kali."
Tiba-tiba ada bola mengenai wajah Naura.
BUGH!
"Aww!" ringis Naura.
Rizky mengambil bola tersebut. "Dek, hati-hati dong!"
"Maaf gak sengaja, Kak," ucap anak kecil itu kepada Naura.
"Iya, gak apa-apa"
"Main bolanya jangan disini!" teriak Rizky sambil mengembalikan bola tersebut, lalu anak kecil tersebut pergi ke tempat yang agak jauh.
"Kamu gak kenapa-napa, kan?"
"Mata aku kayaknya kemasukan pasir deh"
Rizky mendekat ke Naura. Ia membantu Naura membersihkan pasir disekitar mata.
Rizky mendekat kearah wajah Naura. Jujur saja Naura merasa deg-degan karena jarak wajahnya dan wajah Rizky sangat dekat.
Ketika Rizky meniup-niup mata Naura, entah kenapa Naura malah menahan nafas. Tak lama, Naura mendorong Rizky karena ia tidak kuat menahan nafas lama-lama.
"Mau dibantuin, kok malah didorong sih," kesal Rizky.
"Habisnya mulut kamu bau jigong," ujarku, padahal sebenarnya aku kehabisan nafas karena sedari tadi aku menahan nafas ku.
"Kurang ajar! aku udah sikat gigi, jadi gak mungkin bau," ujar Rizky namun ia juga malah tertawa.
Naura semakin tertawa karena Rizky ikut-ikutan tertawa. "Tapi kok masih bau." Lalu, Rizky mendekat kearah Naura.
"Kamu mau ngapain, Ky?"
Rizky sengaja mendekat ke Naura agar Naura mencium bau mulutnya.
HAHHH~
"Kamu apa-apaan sih!"
"Mulut aku bau peppermint, Ra." Rizky meyakinkan Naura kalau mulutnya bau peppermint, sebab tadi saat di mobil ia memakan permen peppermint.
"Gak bau peppermint tuh."
"Mau aku cium gak? biar kamu percaya," canda Rizky.
"Ih apaan sih! main cium-cium segala"
"Bercanda kali, Ra. Lagian aku gak akan cium kamu, kan kamu itu sahabat aku."
Terlintas satu pertanyaan dibenak Rizky. Kemudian, Rizky bertanya kenapa Naura tentang apakah Naura sudah pernah berciuman atau tidak.
Pada saat Rizky bertanya seperti itu, Naura tentu saja mengatakan bahwa ia sama sekali belum berciuman. Karena mempunyai pacar saja belum, apalagi berciuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments