Sekarang Dara sudah kelas 1 SMA, usianya juga sudah 16 tahun. Dara selalu ingin memperjuangkan mimpinya, ingin menjadi seorang wanita luar biasa dengan semua cita-cita yang selalu dia impikan.
Hari ini Pak Rusdi pulang agak telat karena pria itu mengalami sebuah insiden, Pak Rusdi tidak ingin mengatakannya kepada Dara karena dia tidak ingin membuat Dara semakin bersedih.
"Tumben bapakmu pulang telat, Dara?" tanya Mbok Iyem.
"Nggak tahu Mbok, iya kok Tumben ya telat." jawab Dara yang sedikit kebingungan.
Terlihat raut wajah Pak Rusdi memang benar-benar begitu kelelahan. "Coba kamu lihat apa ada sesuatu yang terjadi sama bapakmu." ucap Mbok Iyem.
"Memangnya ada apa Ya mbok?" tanya Dara.
"Aku tidak tahu, cepat kamu coba cari tahu jangan-jangan bapakmu kurang enak badan." jawab Mbok Iyem yang kemudian meminta Dara untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan Pak Rusdi.
Langkah kaki Dara berjalan menuju kamar Pak Rusdi, terlihat Dara memikirkan apa yang dikatakan oleh Mbok Iyem.
"Apa benar ya Bapak tidak enak badan, jangan-jangan bapak sakit." ucap Dara yang kemudian membuka pintu kamar Pak Rusdi. terlihat Pak Rusdi sudah terbaring di atas kamar tidur, tatapan mata Dara terus menatap Pak Rusdi yang wajahnya mulai terlihat pucat.
"Pak, Bapak." Panggil Dara. tak ada jawaban yang keluar dari mulut Pak Rusdi, terlihat pria itu memejamkan matanya dengan nafas yang sedikit terputus-putus. Dara yang melihat hal itu seketika dia panik, dia langsung menyentuh dahi ayahnya sembari mengguncang tubuh Pak Rusdi.
"Pak, Bapak bangun Pak." Panggil Dara sambil menggoncang tubuh Pak Rusdi.
Sesaat kemudian Pak Rusdi membuka matanya dengan begitu berat, ada sedikit kelelahan dan sesuatu yang membuat Pak Rusdi begitu berat membuka matanya.
"Ada apa Pak? bapak sakit ya?" tanya Dara.
Pak Rusdi menggelengkan kepalanya, sesaat kemudian pria itu sedikit terbatuk.
"Ada apa Pak." ucap dara yang kemudian membantu Pak Rusdi untuk duduk.
"Tidak apa-apa, Dara. Bapak cuma capek, Bapak mau istirahat." ucap Pak Rusdi yang tersenyum kepada Dara.
"Bapak sakit ya? bicara dong pak sama Dara, Bapak jangan seperti ini kalau ada apa-apa sama bapak lalu aku bagaimana." ucap Dara sembari meneteskan air matanya.
Pak Rusdi menatap Dara dengan tatapan mata yang begitu sedih, dalam hati jika terjadi sesuatu kepadanya lalu apa yang akan terjadi dengan gadis yang sudah bersamanya selama 6 tahun tersebut. seorang gadis kecil yang sudah menyerahkan hidupnya untuk dibesarkan oleh Pak Rusdi.
"Tidak apa-apa Dara, Bapak cuma tidak enak badan. Bapak mau tidur sebentar." ucap Pak Rusdi.
"Bapak, tolong bapak Jangan berbohong. Ada apa Pak?" tanya Dara sambil menangis.
Terlihat Pak Rusdi begitu sedih saat melihat Dara terus menangis. "Bapak tidak apa-apa, Bapak cuma kelelahan tadi bapak itu terpeleset dan tidak sengaja bapak jatuh." ucap Pak Rusdi sambil tersenyum.
Mendengar jawaban seperti itu dari ayahnya seketika Dara menangis tersedu-sedu sembari memeluk Pak Rusdi.
"Maafkan Dara ya Pak, maafin Dara. maafin Dara yang sudah membuat bapak dalam kesulitan." ucap Dara.
"Kok kamu bicara gitu?" tanya Pak Rusdi.
"Maafin Dara karena Bapak harus membiayai sekolah Dara." ucap Dara sambil menangis dan memegang tangan Pak Rusdi.
"Kamu ini bicara apa sih, kamu itu putri Bapak jadi membesarkanmu itu tanggung jawab Bapak." jawab Pak Rusdi.
Karena begitu ketakutan Dara meminta Pak Rusdi untuk pergi ke dokter bersamanya.
Bastian baru pulang sekitar pukul 8 malam pria itu mencari keberadaan gadis muda yang selalu membuat keributan di rumahnya.
"Kok sepi mbok?" tanya Bastian kepada Mbok Iyem.
"Dara ada di kamarnya bersama Pak Rusdi, kelihatannya pria itu sedang tidak enak badan." jawab Mbok Iyem.
"Sudah panggil dokter belum, Mbok?" tanya Bastian.
"Pak Rusdi nggak mau, Katanya dia tidak apa-apa." jawab Mbok Iyem.
Bastian kemudian berjalan menuju kamar Pak Rusdi, dia ingin tahu apa yang terjadi dengan pria itu.
TOK...
TOK...
TOK...
Bastian mengetok pintu kamar Pak Rusdi,
CEKLEK...
Dara membuka pintu kamar itu. "Om Bastian." ucap Dara.
"Ada apa Dara, katanya bapakmu sakit ya?" tanya Bastian.
"Iya Om, katanya Bapak habis jatuh." jawab Dara. langkah kaki Bastian memasuki kamar Pak Rusdi, pria itu menatap Pak Rusdi yang wajahnya sedikit pucat.
"Buka baju bapak kamu, Dara." ucap Bastian yang membuat Dara langsung membuka pakaian bapaknya tersebut.
"Om, Apa Bapak baik-baik saja?" tanya Dara kepada Bastian.
"Om kan belum lihat, om buka dulu pakaian bapakmu kalau begitu." jawab Bastian yang kemudian membuka pakaian Pak Rusdi. ketika melepas pakaian pria itu kedua bola mata Bastian nampak sangat terkejut, pria itu menatap beberapa luka yang ada di punggung Pak Rusdi. "Mas, apa yang terjadi?" tanya Bastian kepada Pak Rusdi.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Pak Rusdi, pria itu nampak terdiam dengan semua jawaban yang dia sembunyikan. Dara melihat apa yang terjadi dengan Pak Rusdi, gadis muda itu meneteskan air matanya sembari menyentuh luka yang ada di punggung Pak Rusdi.
"Om, tolong rawat Bapak dong." minta Dara.
"Tenang saja, kamu minta sama Mbok Iyem untuk menanak air panas. setelah itu aku akan mengambilkan obat yang ada di kamarku." ucap Bastian.
Dara selalu menangis jika terjadi sesuatu kepada Pak Rusdi, pikiran Dara seketika melayang entah ke mana. dia sudah tidak mempunyai siapapun, hanya pria itu yang mau menerimanya jika terjadi sesuatu kepada Pak Rusdi mungkin Dara akan mengalami kesedihan yang begitu berat.
Dara adalah seorang gadis muda yang bekerja keras, Setelah dia pulang sekolah dia akan bekerja paruh waktu di salah satu counter ponsel yang tidak jauh dari rumah Bastian. sebenarnya Bastian sudah melarang Dara, tapi dia selalu mengatakan kalau dia ingin hidup sebagai manusia yang berguna dan bertanggung jawab. Dara tidak ingin terus menerus menempel hidup kepada Bastian.
"Bagaimana keadaan Bapak?" tanya Dara.
"Sudah baikan, kamu tidur sana Om juga sudah memberikan obat sama bapakmu." jawab Bastian.
Dua minggu kemudian kondisi Pak Rusdi sudah lebih baik, pria itu tidak bisa bekerja karena punggungnya terluka akibat kejatuhan barang-barang bangunan.
"Hati-hati Dara!" seru Pak Rusdi.
"Iya Pak." jawab Dara yang pergi berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda. Gadis itu mengayuh sepedanya dengan kecepatan yang lumayan cepat, Dara tidak mau telat dan dimarahi oleh gurunya.
Seorang pemuda yang ada di tempat itu terlihat menatap Dara dengan tatapan mata yang selalu takjub dengan perjuangannya, seorang pria yang bernama Ferdy. seorang pemuda yang bertempat tinggal di sebelah rumah Bastian.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatan mu
- Mawar hitam berduri
- I love you uncle Bastian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
sehat terus pak rusdi.. temani dara dl ya.. kasian dia..
2022-09-13
1
Fitri
KK keren 😘😘😘
2022-09-12
0