4

Ibu Asih memberanikan diri untuk mengutarakan seluruh isi hatinya kepada Syakir. Beban beratnya akan ditumpahkan pada hari ini juga.

"Janji pada Ibu, untuk menyimpan seluruh rahasia ini," ucap Ibu Asih pelan kepada Syakir.

"Syakir berjanji Bu, Syakir akan menyimpan rahasia Ibu untuk selamanya," ucap Syakir meyakinkan Ibu Asih.

Ibu Asih mulai menceritakan kehidupannya dimasa lalu, saat semuanya belum berubah drastis seperti sekarang ini. Ada hikmah dibalik semua ujian yang diterima keluarga kecilnya ini, hingga tetap kuat dan tabah dalam menjalaninya.

"Kehidupan kami sewaktu awal menikah tidak seperti ini, Ibu menyukai Bapak karena Bapak adalah seorang pekerja keras. Cinta yang membutakan segalanya hingga kami berdua memutuskan untuk menikah. Restu dari kedua orang tua kedua belah pihak sudah didapat, namun keluarga Ibu masih kurang merestui pernikahan itu dengan sebab kasta. Ibu dan Bapak nekat menjalani kehidupan yang penuh kerumitan ini, namun kami berdua senantiasa sabar hingga kami memiliki Kirana. Semenjak Kirana lahir, Bapak menjadi berubah sikap, lebih posesif, protektif, ambisius dan terlalu terobsesi untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal alasannya adalah faktor sakit hati dengan keluarga Ibu yang menuntut banyak hal dari Bapak," ucap Ibu Asih dengan pelan.

Air matanya kembali menetes luruh ke pipinya, mengingat kembali kejadian belasan tahun yang lalu.

Syakir mengusap air mata Ibu Asih dengan kain yang ada di samping kasur. Dengan pelan air mata itu dihapus agar tidak berbekas.

"Lalu?" tanya Syakir dengan lembut kepada Ibu Asih.

"Sejak Kirana masuk sekolah lanjutan tingkat pertama, awal mula perubahan sikap Bapak kepada keluarga terutama kepada Kirana. Bapak selalu menuntut Kirana menjadi anak yang selalu unggul dalam segala bidang. Kirana harus belajar, belajar dan belajar sampai suatu hari Kirana jatuh sakit saat mendapatkan nilai tidak sempurna dan dikurung dikamar belakang," ucap Ibu Asih menjelaskan.

Syakir masih menatap lembut ke arah Ibu asih, masih mencari tahu tentang keluarganya terutama tentang Kirana. Kesederhanaan dan kesholehan Kirana telah mencuri hati Syakir selama beberapa bulan terakhir ini sejak kepindahannya ke kampung ini.

"Lalu bagaimana kondisi Kirana saat itu?" tanya Syakir pelan masih memegang tangan Ibu Asih dengan erat.

Tangan itu semakin dingin dan tidak membalas genggaman Syakir.

"Bapak seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda, terkadang memiliki sifat buruk yang menyiksa batin Kirana dengan keinginan konyolnya, namun terkadang menjadi Bapak yang baik, peduli dengan keluarga, penyayang dan pekerja keras. Ibu tidak tahu apa yang akan terjadi bila Bapak mengetahui Kirana lulus bukan dengan nilai tertinggi," ucap Ibu Asih pelan.

"Ibu Asih, Syakir cukup mengerti dan paham, apa yang Ibu Asih jelaskan pada Syakir. Syakir akan amanah menjaga Kirana apapun resikonya," ucap Syukur dengan mantap meyakinkan.

"Kamu yakin dengan ucapannya itu? Syakir kamu hanyalah anak sekolah yang baru saja lulus dan akan meneruskan pendidikanmu untuk menggapai cita-citanu menjadi seorang dokter. Dengan cara apa kamu akan menjaga Kirana?" tanya Ibu Asih menyelidik.

Syakir tersenyum lebar, dirinya paham dengan maksud pertanyaan Ibu Asih.

"Dengan doa dan lewat doa, hanya itu yang Syakir bisa lakukan saat ini. Nama Kirana akan Syakir pinjam untuk disebut selalu di sepertiga malam," ucap Syakir pelan.

Ibu Asih tersenyum sangat manis, senyum yang sejak tadi tidak pernah terbit dari wajahnya yang masih terlihat cantik.

Kedua mata Ibu Asih semakin lama mulai terpejam dan seluruh tubuhnya mulai dingin. Syakir menyadari ada yang aneh langsung memegang denyut nadi Ibu Asih yang sudah tidak terasa denyutnya.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ..." ucap Syakir pelan, kedua matanya basah secara tiba-tiba.

Senyum manis Ibu Asih yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup Syakir. Amanah yang diberikan kepadanya tidaklah sulit namun berat untuk dijalani.

"Ibu, Kirana buatkan sup dan telur untuk Ibu," ucap Kirana dari ruang tengah dengan suara yang keras sambil membawa piring berisi nasi dan sup serta teh manis panas untuk Ibu Asih.

Kirana masuk ke dalam kamar dengan rona bahagia. Seumur hidupnya baru hari ini Kirana memasak dengan tangannya sendiri, walaupun Kirana tidak yakin dengan hasilnya, minimal Kirana sudah pernah mencoba membuatnya.

Saat Kirana masuk ke dalam kamar, Kirana mendengar Syakir mengucapkan kata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un dengan lirih, namun masih terdengar oleh Kirana. Tangan Kirana gemetar, piring dan gelas yang dipegangnya jatuh ke lantai dan pecah, isinya pun berhamburan dan berceceran di lantai.

"Ibu!!" teriak Kirana dengan suara yang sangat keras.

Kirana berlari dan menubruk tubuh ibu Asih yang sudah mulai dingin dan sedikit kaku. Tubuh Ibunya di goyang-goyang agar terbangun kembali, namun kedua mata Ibunya tetap terpejam dan tidak membuka sama sekali.

Tangisan Kirana begitu keras dan sangat kencang hingga memenuhi seluruh ruangan kamar sempit itu.

Syakir menatap ke arah Kirana yang merubuhkan kepalanya di atas perut Ibu Asih, tangisannya tidak mau berhenti, wajahnya sudah penuh leleran air mata dan cairan dari hidung yang bercampur menjadi satu.

Syakir berdiri dan mendekati Kirana mengangkat bahu gadis itu dengan pelan.

Gadis itu meronta dan menolak untuk menegakkan tubuhnya. Kirana terus saja meraung-raung di atas tubuh Ibu Asih, sesekali mengeratkan kedua tangannya pada tayangan Ibu Asih.

"Kirana, sudah cukup. Percuma kamu menangisi Ibu Asih yang sudah tiada lebih baik kamu doakan saja Ibu Asih," ucap Syakir pelan kepada Kirana yang masih kacau dengan pikirannya.

Baru saja Kirana terbebani dengan masalah kelulusannya yang tidak mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya, dan kini harus kehilangan Ibunya yang selama ini membelanya dan memberikan motivasi positif untuk Kirana pada hari yang sama dengan waktu yang hampir bersamaan pula.

Syakir memberanikan diri memeluk Kirana, dengan menarik gadis itu untuk menyandarkan kepalanya di dada Syakir.

"Menangislah bersamaku, luapkan semua emosimu dan lupakan semua beban yang memberatkanmu. Ada aku disini Kiran," ucap Syakir dengan suara pelan dan lirih tepat di dekat telinga Kiran.

Kiran memukul dada Syakir berulang kali, rasanya masih belum bisa dipercaya. Ibu Asih Zura ibundanya seolah masih hidup dan hanya tertidur dengan pulas.

Syakir menyandarkan Kiran ke dinding kamarnya yang dingin.

"Kiran, aku ingin mencari ustad dan beberapa tetangga untuk mengurus jenazah Ibu Asih agar segera di kebumikan, karena hari semakin sore," ucap Syakir dengan suara pelan.

Kiran hanya mengangguk pelan, kedua matanya masih tertuju pada jenazah Ibundanya.

'Bolehkah Kiran marah Ya Allah? Bolehkah Kiran menangisi takdir Kiran?' batin Kiran di dalam hatinya.

Syakir sudah beranjak ke luar rumah Kiran dan memanggil ustad dan beberapa tetangga untuk membantunya mengurus jenazah ibu Asih untuk segera dikebumikan.

Terpopuler

Comments

Cinta Suci

Cinta Suci

tunggu suaminya lah

2022-12-25

0

Taufiq Saparudin

Taufiq Saparudin

koq sedih gini🤧😭

2022-11-16

1

Lela Lela

Lela Lela

Duuh kasiann kirani

2022-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 BUKAN SALAH TAKDIR
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 pengumuman
198 Season 2. Melati. Bab 1
199 2
200 3
201 4
202 5
203 6
204 7
205 8
206 9
207 10
208 11
209 12
210 13
211 14
212 15
213 16
214 17
215 18
216 19
217 20
218 21
219 22
220 23
221 24
222 25
223 26
224 Season 3 Bab 1
225 Season 3 Bab 2
226 Season 3 Bab 3
227 Season 3 Bab 4
228 Season 3 Bab 5
229 Season 3 Bab 6
230 Season 3 Bab 7
231 Season 3 Bab 8
232 Season 3 Bab 9
233 Season 3 bab 10
234 Season 3 Bab 11
235 Season 3 Bab 12
236 Season 3 Bab 13
237 Season3 Bab 14
238 Seaso 3 Bab 15
239 Season 3 Bab 16
240 Season 3 Bab 17
241 Season 4 Bab 1
242 Season 4 Bab 2
243 Season 4 Bab 3
244 Season 4 Bab 4
245 Season 4 Bab 5
246 Season 4 Bab 6
247 Season 4 Bab 7
248 Season 4 Bab 8
249 Season 4 Bab 9
250 Season 4 Bab 10
251 Season 4 Bab 11
252 Season 4 Bab 12
253 Season 5 Bab 1
254 Season 5 Bab 2
255 Season 5 Bab 3
256 Season 5 Bab 4
257 Season 5 bab 5
258 Season 5 Bab 6
259 Season 5 Bab 7
260 Season 5 Bab 8
Episodes

Updated 260 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
BUKAN SALAH TAKDIR
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
pengumuman
198
Season 2. Melati. Bab 1
199
2
200
3
201
4
202
5
203
6
204
7
205
8
206
9
207
10
208
11
209
12
210
13
211
14
212
15
213
16
214
17
215
18
216
19
217
20
218
21
219
22
220
23
221
24
222
25
223
26
224
Season 3 Bab 1
225
Season 3 Bab 2
226
Season 3 Bab 3
227
Season 3 Bab 4
228
Season 3 Bab 5
229
Season 3 Bab 6
230
Season 3 Bab 7
231
Season 3 Bab 8
232
Season 3 Bab 9
233
Season 3 bab 10
234
Season 3 Bab 11
235
Season 3 Bab 12
236
Season 3 Bab 13
237
Season3 Bab 14
238
Seaso 3 Bab 15
239
Season 3 Bab 16
240
Season 3 Bab 17
241
Season 4 Bab 1
242
Season 4 Bab 2
243
Season 4 Bab 3
244
Season 4 Bab 4
245
Season 4 Bab 5
246
Season 4 Bab 6
247
Season 4 Bab 7
248
Season 4 Bab 8
249
Season 4 Bab 9
250
Season 4 Bab 10
251
Season 4 Bab 11
252
Season 4 Bab 12
253
Season 5 Bab 1
254
Season 5 Bab 2
255
Season 5 Bab 3
256
Season 5 Bab 4
257
Season 5 bab 5
258
Season 5 Bab 6
259
Season 5 Bab 7
260
Season 5 Bab 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!