3

Kirana kembali ke rumahnya setelah membeli beberapa kebutuhan pokok dengan uang yang ada.

"Kirana?" panggil Syakir dari tetas rumahnya saat Kirana melewati rumah Nenek Syakir.

Kirana menoleh ke arah Syakir dan tersenyum ramah. Syakir berlari ke arah jalan untuk menemui Kirana.

"Kamu dari mana Kirana?" tanya Syakir pelan kepada Kirana.

"Kiran habis belanja Syakir, untuk Ibu," ucap Kiran pelan.

"Kiran mau melanjutkan kuliah dimana?" tanya Syakir pelan menatap wajah Kiran yang langsung berubah sedih saat Syakir menanyakan tentang kuliahnya.

Kiran menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kiran tidak melanjutkan kuliah Syakir, mungkin Kiran akan bekerja saja membantu mencari nafkah," ucap Kiran dengan suara lirih.

"Boleh Syakir mengantar Kiran sampai rumah, Syakir ingin berkenalan dengan orang tua Kiran," ucap Syakir lembut.

"Untuk apa? Bapak tidak ada, Ibu Kiran sakit dan hanya berada di atas kasur," ucap Kiran melemah.

Syakir tersenyum manis, Kiran adalah sosok gadis sholehah dan penurut. Setiap hari Nenek Syakir bercerita tentang Keluarga Bapak Arif, tidak lain Bapak Kiran.

Kegigihan Bapak Arif dalam mencari nafkah untuk membiayai sekolah Kiran dan pengobatan sang Istri. Alasan itu yang membuat obsesi Bapak Arif menuntut Kiran untuk menjadi yang terbaik.

"Ayahku seorang dokter Kiran, biarkan Syakir melihat kondisi Ibu Asih secara langsung," ucap Syakir pelan meyakinkan.

Kiran tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah bila itu demi kesembuhan Ibu, silahkan datang dan temui Ibu," ucap Kiran dengan lembut.

Kiran dan Syakir berjalan beriringan menuju rumah Kiran yang sederhana. Rumah mereka hanya berbeda sekitar lima rumah saja, namun pertemuan itu mempunyai arti yang sangat berarti bagi keduanya.

Mereka bukan teman dekat di sekolah, hanya saling mengamati dan sekedar tahu, dipertemukan saat berada di depan lapangan sebagai murid teladan dan murid terbaik dengan nilai tertinggi, namun asa salah satu dari keduanya harus terhenti karena sebuah janji.

"Assalamu'alaikum, Ibu, ada Syakir teman Kiran," ucap Kiran pelan langsung memasuki kamar Ibu Asih.

Syakir ikut mengucapkan salam dan masuk ke dalam kamar tidur Ibu Asih mengikuti Kirana.

"Waalaikumsalam, Kiran? Halo Syakir," ucap Ibu Asih lirih sambil melambaikan tangan kanannya. Tatapannya sendu melihat keduanya masuk ke kamar Ibu Asih.

"Ini Syakir Bu, Cucu Nenek Sugondo, putra semata wayangnya Bunda Ayu dan Ayah Basith," ucap Kiran menjelaskan dengan pelan.

Syakir menoleh ke arah Kirana yang masih menatap lekat kedua mata Ibunya.

"Kamu tahu Syakir itu siapa? Hapal dengan kedua orang tuaku?" tanya Syakir pelan kepada Kirana.

Kirana menoleh ke arah Syakir dan tersenyum.

"Siapa yang tidak mengenalmu dan keluargamu Syakir," ucap Kirana pelan.

"Keluargaku sederhana Kiran, jangan kamu anggap berbeda dengan yang lain," ucap Syakir lembut.

"Syakir, Ibu, Kiran mau membuatkan makan siang untuk Ibu. Kiran tinggal sebentar," ucap Kiran pelan lalu beranjak dari duduknya menuju dapur untuk memulai mengolah bahan-bahan makanan yang tadi dibelinya.

Syakir berdua dengan Ibu Asih, saling bertanya dan berbagi cerita. Syakir yang dewasa dengan segala pemikirannya memiliki sikap yang lembut dan bijak.

"Syakir teman sekolah Kiran?" tanya Ibu Asih pelan dan lembut menatap Syakir.

Syakir mengangguk pelan.

"Betul sekali, Syakir teman sekolah Kiran, Syakir baru saja pindah ke sekolah Kiran beberapa bulan yang lalu, tapi kini Syakir harus kembali ke Bandung untuk kuliah kedokteran disana," ucap Syakir pelan menjelaskan.

Ibu Asih tersenyum.

"Selamat ya Syakir, semoga cita-citamu bisa terwujud tanpa halangan apapun dan Allah SWT meridhoi perjalanan hidup dan karirmu," ucap Ibu Asih pelan sambil terbatuk-batuk yang ditutup dengan selembar kain.

Kain itu langsung ditutup agar tidak terlihat oleh Syakir, namun sisa darah dari mulutnya menempel pada bibir Ibu Asih.

"Ibu sebenarnya sakit apa?" tanya Syakir lembut sambil memegang tangan Ibu Asih.

Ibu Asih hanya tersenyum dengan wajah sendu.

"Hanya sakit biasa, mungkin masuk angin," ucap Ibu Asih berbohong. Nadanya lirih dan melemah.

Syakir menatap lekat kedua mata Ibu Asih dan mengeratkan genggaman pada tangan wanita paruh baya itu.

"Ibu Asih bisa saja membohongi Bapak Arif dan Kirana, tapi tidak dengan Syakir. Ibu Asih memiliki penyakit serius, batuk dengan darah menggumpal itu bukan sakit ringan, itu penyakit kronis," ucap Syakir pelan dan lembut dekat telinga Ibu Asih.

Sakit dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah sendu wanita paruh baya yang lemah itu.

Ibu Asih menangis, air matanya dengan mudah sudah mengalir deras, rasanya sudah tidak kuat menahan sakit dan ingin lepas dari rasa sakit ini.

"Jangan katakan apapun pada Kirana, Ibu tidak ingin Kirana terbebani dengan penyakit Ibu. Sudah cukup hari ini Kirana menangis dan mengadukan kekecewaannya karena tidak bisa mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Impiannya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi pun hilang seketika. Kirana adalah gadis penurut, sifat ambisiusnya terdidik dari Bapak Arif yang selalu menuntut Kirana harus menjadi yang terbaik di manapun juga sejak kecil," ucap Ibu Asih pelan menjelaskan.

Syakir mengangguk pelan tanda paham dan mengerti apa yang dijelaskan oleh Ibu Asih.

"Ibu tahu siapa yang mendapatkan nilau tertinggi di sekolahnya?" tanya Syakir menyelidik.

Ibu Asih menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kirana tidak bercerita, dan Ibu juga tidak perlu tahu. Menurut Ibu, ini semua sudah kehendak Allah SWT, apapun yang terjadi pada kita itulah yang terbaik untuk kita," ucap Ibu Asih pelan.

Satu tangan Ibu Asih memegang bagian dadanya yang terasa sakit dan sesak, namun tetap ditahan dan tetap bertahan demi Kirana.

"Ibu Asih sesak?" tanya Syakir melihat Ibu Asih dengan napas yang sudah terlihat sulit.

Ibu Asih tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Jaga Kirana untuk Ibu, jauhkan Kirana dari Bapak Arif. Ibu tidak tega Kirana selalu disiksa karena tidak bisa mendapatkan yang terbaik di sekolahnya," ucap Ibu Asih pelan menjelaskan.

"Sebenarnya ada apa Ibu, bisa ceritakan pada Syakir? Insha Allah, Syakir akan amanah menjaga Kirana untuk Ibu Asih. Ceritakan ada apa sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Syakir pelan dengan rasa penasaran terus memaksa Ibu Asih bercerita.

Ibu Asih memejamkan kedua matanya sejenak. Rasanya berat untuk menceritakan aib keluarga kecilnya sendiri tapi mungkin ini adalah cara terbaik untuk membuat lega pada hati dan pikiran Ibu Asih. Selama ini ibu Asih memendam beban perasaan dan beban moral yang sangat besar, tapi demi sebuah cinta semua dilakukannya walaupun tanpa restu dari keluarga.

Kedua mata itu semakin terlihat sayu dan lemah, Ibu Asih membuka mata itu dengan perlahan menatap kedua mata Syakir seolah memohon agar bisa menjaga Kirana sebelum maut kematian merenggut nyawanya.

Terpopuler

Comments

Cinta Suci

Cinta Suci

knp pk arf menyiksa ya

2022-12-25

0

Taufiq Saparudin

Taufiq Saparudin

😭

2022-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 BUKAN SALAH TAKDIR
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 pengumuman
198 Season 2. Melati. Bab 1
199 2
200 3
201 4
202 5
203 6
204 7
205 8
206 9
207 10
208 11
209 12
210 13
211 14
212 15
213 16
214 17
215 18
216 19
217 20
218 21
219 22
220 23
221 24
222 25
223 26
224 Season 3 Bab 1
225 Season 3 Bab 2
226 Season 3 Bab 3
227 Season 3 Bab 4
228 Season 3 Bab 5
229 Season 3 Bab 6
230 Season 3 Bab 7
231 Season 3 Bab 8
232 Season 3 Bab 9
233 Season 3 bab 10
234 Season 3 Bab 11
235 Season 3 Bab 12
236 Season 3 Bab 13
237 Season3 Bab 14
238 Seaso 3 Bab 15
239 Season 3 Bab 16
240 Season 3 Bab 17
241 Season 4 Bab 1
242 Season 4 Bab 2
243 Season 4 Bab 3
244 Season 4 Bab 4
245 Season 4 Bab 5
246 Season 4 Bab 6
247 Season 4 Bab 7
248 Season 4 Bab 8
249 Season 4 Bab 9
250 Season 4 Bab 10
251 Season 4 Bab 11
252 Season 4 Bab 12
253 Season 5 Bab 1
254 Season 5 Bab 2
255 Season 5 Bab 3
256 Season 5 Bab 4
257 Season 5 bab 5
258 Season 5 Bab 6
259 Season 5 Bab 7
260 Season 5 Bab 8
Episodes

Updated 260 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
BUKAN SALAH TAKDIR
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
pengumuman
198
Season 2. Melati. Bab 1
199
2
200
3
201
4
202
5
203
6
204
7
205
8
206
9
207
10
208
11
209
12
210
13
211
14
212
15
213
16
214
17
215
18
216
19
217
20
218
21
219
22
220
23
221
24
222
25
223
26
224
Season 3 Bab 1
225
Season 3 Bab 2
226
Season 3 Bab 3
227
Season 3 Bab 4
228
Season 3 Bab 5
229
Season 3 Bab 6
230
Season 3 Bab 7
231
Season 3 Bab 8
232
Season 3 Bab 9
233
Season 3 bab 10
234
Season 3 Bab 11
235
Season 3 Bab 12
236
Season 3 Bab 13
237
Season3 Bab 14
238
Seaso 3 Bab 15
239
Season 3 Bab 16
240
Season 3 Bab 17
241
Season 4 Bab 1
242
Season 4 Bab 2
243
Season 4 Bab 3
244
Season 4 Bab 4
245
Season 4 Bab 5
246
Season 4 Bab 6
247
Season 4 Bab 7
248
Season 4 Bab 8
249
Season 4 Bab 9
250
Season 4 Bab 10
251
Season 4 Bab 11
252
Season 4 Bab 12
253
Season 5 Bab 1
254
Season 5 Bab 2
255
Season 5 Bab 3
256
Season 5 Bab 4
257
Season 5 bab 5
258
Season 5 Bab 6
259
Season 5 Bab 7
260
Season 5 Bab 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!