Misteri Tentangmu

Siang atau malam tak ada bedanya lagi bagi Sabia. Sejak divonis buta beberapa hari yang lalu, pelan-pelan Sabia mulai membiasakan diri mengasah indranya yang lain. Ia mulai bisa membedakan siang dan malam dari suhu udara dan bunyi di sekitar. Seandainya ponselnya masih ada, mungkin Sabia tak perlu kerepotan untuk mencari tahu jam berapa sekarang, namun sejak kecelakaan itu ponselnya raib entah ke mana.

Tok tok tok.

Sabia tersentak, respon tubuhnya memerintahkan kepala Sabia menoleh ke asal sang suara.

"Non, ini Bik Yati," terdengar suara asing yang baru kali ini Sabia dengar. "Boleh Bibik masuk?" timpalnya.

"Masuk aja, Bik!" perintah Sabia.

Pintu pun dibuka, Bik Yati datang dengan membawa nampan berisi makan malam untuk Sabia.

"Saya disuruh Nyonya buat bawakan makan malam Non Sabia ke sini," terang Bibik sembari meletakkan nampan itu di meja nakas di samping ranjang Sabia.

"Terima kasih banyak, Bik. Tapi saya belum lapar." Sabia berusaha menarik ujung bibirnya dengan susah payah, suasana hatinya sedang tidak baik. Ia mulai gelisah dan kesepian.

"Non, dari siang Non Sabia belum makan apa-apa. Apa perlu Bibik suapi? Ngomong aja gapapa Non, jangan sungkan sama Bibik!" Bik Yati memaksa Nona mudanya.

"Saya cuma pengen jalan-jalan keluar kamar, Bibik bisa bantu angkat saya ke kursi roda dan bawa saya ke taman?" pinta Sabia mengiba.

"T- tapi Non—"

"Saya akan makan di sana, gimana?" sela Sabia mencari ide agar Bik Yati tak menolak.

Sambil menghela dan menghembuskan napas berat, akhirnya Bik Yati mengangguk dengan terpaksa. "Ya sudah, tapi Non janji harus makan, ya?!"

Sabia mengangguk cepat, ia mengulurkan tangannya pada Bik Yati yang sedang berada di sisi kanan tubuhnya. Insting dan nalurinya yang mulai tajam mengatakan hal itu.

Bik Yati tertegun melihat tingkah Sabia yang seperti orang normal, seolah Sabia tahu dan melihat di mana posisi dia sedang berdiri. Tapi saat mengawasi tatapan Sabia yang kosong tanpa ekspresi, seketika pemikiran Bik Yati pudar. Dengan sangat hati-hati, Bik Yati membantu Sabia berpindah dari ranjang ke kursi roda. Kondisi kakinya yang retak dan masih di gips membuat Sabia belum bisa bergerak bebas. Meski sudah berumur tapi tubuh Bik Yati lumayan kekar untuk ukuran tubuh seorang wanita. Dia pun masih enerjik dan kuat mengangkat Sabia seorang diri.

Dengan mengendap-endap, Bik Yati mendorong kursi roda Sabia menuju halaman belakang rumah yang berhadapan langsung dengan kolam renang dan gazebo. Setelah sampai di taman tak jauh dari kolam, Bik Yati mengunci kursi roda Sabia agar tak bergerak dan ijin kembali ke kamar gadis itu untuk mengambil nampan yang berisi makan malam.

Tak lama, Bik Yati kembali ke halaman belakang dengan tergopoh-gopoh sembari tolah toleh ke kanan dan ke kiri, khawatir ketahuan oleh Nyonya Besar kediaman Mahaputra.

"Non, yuk, makan!" Bik Yati dengan cekatan dan telaten menyuapi Sabia hingga nasi di piring habis tak bersisa hanya dalam hitungan 10 menit.

"Ngapain kalian di sini?"

"Eh ayam mati, ayamnya siapa? Ayamnya saya, ayam goreng!" Bik Yati sontak berteriak latah karena kaget. Latahnya panjang dan berirama seperti iklan ayam goreng.

Sabia yang sempat kaget mulai menajamkan pendengarannya dengan waspada, suara Hari yang sedang tertawa sepertinya berada tak jauh darinya.

"Tuan Hari, ih! Bikin Bibik pengen loncat aja!" sungut Bik Yati seraya meletakkan kembali piring di nampan, untung saja tadi dia tak reflek melempar piring itu ke arah tuan mudanya!

Hari tertawa, dia paling suka menggoda Bik Yati yang latah dan suka membanyol.

"Loncat aja nggak papa kali, Bik! Kali aja bisa ikut lomba loncat indah!"

"Iya kalo badan Bibik seksi, kaya Non Sabia gini! Lah badan udah kaya gentong beranak gini gimana mau ikut loncat indah, yang ada kolamnya kabur duluan sebelum Bibik nyebur!"

"Hahaha ..." tawa Hari kembali pecah. Bik Yati selalu bisa membuatnya tertawa.

Sabia yang mendengar lelucon Bik Yati pun terkekeh kecil. Padahal suara Bik Yati terdengar tegas dan tak bersahabat, namun ternyata dia lucu juga, Sabia membatin dalam hati.

"Eh, Non Sabia tertawa. Baru ini Bibik lihat ekspresi Non Bia berubah. Cantik loh Non kalo ketawa, ya kan, Tuan?!" Bik Yati menoleh pada Hari yang berdiri tak jauh darinya.

Hari yang masih tertawa lebar sontak terdiam saat Bik Yati memanggil namanya, ia melirik Sabia yang masih menyunggingkan senyum malu-malu di wajahnya.

"Tuh, Tuan Hari aja sampai terpukau!" solot Bik Yati lagi, ia memperhatikan wajah Tuan mudanya yang merona merah saat menatap senyuman di wajah Sabia.

Hari terbelalak, ia membuang muka dan jadi serba salah. Sabia yang mendengar gurauan Bik Yati sontak melenyapkan senyumnya. Apa-apa'an terpesona pada Kakak Iparnya sendiri?! Apa Hari sudah gila?!

"Tuan, titip Non Sabia sebentar ya! Saya mau nyuci piring ini dulu sama beresin meja makan!" Tanpa menunggu jawaban dari Hari, Bik Yati sudah lebih dulu berdiri dan meninggalkan dua manusia yang masih belum saling mengenal itu di taman.

Hening sesaat, Sabia memaku di kursi rodanya tanpa tahu harus berbuat apa. Oh, andai saja dia bisa kabur! Betapa kakunya berdiam diri begini dengan orang asing!!

"Berapa usiamu??" tanya Hari sembari duduk di gazebo. Kursi roda Sabia berada tepat di sebelahnya.

Sabia menghela dan menghembuskan napasnya gugup. "19 tahun," sahutnya lirih.

"Huh? Serius?!" Hari terbelalak tak percaya. Berarti selisih usia Sabia dan Kaisar cukup jauh!

"Emang harusnya berapa? 40 tahun?" cecar Sabia dongkol. Apa wajahnya terlalu tua untuk gadis berusia 19 tahun? Yang benar saja, bahkan suara Hari terdengar mirip Papanya Kaisar! Pasti usia mereka selisih tak jauh.

"Aku pikir masih 12 tahun, hahaha ..." Hari mencoba mencairkan suasana. Buset, Kakak iparnya galak juga ternyata ...

"Kamu sendiri berapa?! Pasti lebih tua dari aku!"

"Oh, jelas. Usiaku 25 tahun sejak bulan ini. Minggu lalu pas Kak Kaisar menabrakmu adalah hari ulang tahunku betewe," jelas Hari sendu.

Sabia terbungkam. Hari di mana seharusnya dirayakan dengan meriah pasti jadi kacau balau karena kecelakaan itu.

"Kamu berhutang satu momen kebahagian padaku, Kak Bia. Karena kecelakaan kalian, aku jadi harus merayakan momen pertambahan usiaku sendirian."

"Dih, apa peduliku! Minta tanggung jawab aja sana sama Kakakmu, kan dia yang sudah mencelakaiku." Sabia bersungut dengan wajah terlipat kesal.

Hari terkekeh, menggoda gadis belia ternyata seru juga. Galak-galak menggemaskan!

"Omong-omong soal Kakakku, bukankah kalian harusnya berduaan di momen-momen seperti ini? Pengantin baru kok malah nyepi sendirian di taman!"

"Emangnya kalo pengantin baru nggak boleh sendirian?" sela Sabia heran, sejak kapan peraturan seperti itu berlaku?

"Bukan nggak boleh, sih. Cuma mengherankan saja. Harusnya kalian sedang ehem-ehem di dalam kamar, ini malah kaya orang berantem nyepi sendirian!"

"Ehem-ehem??" Sabia mengerutkan keningnya bingung. Ia yang masih polos dan lugu mulai bingung dengan arah pembicaraan Hari.

Hari terkikik, apakah Kakak Iparnya ini baru menetas dari telur? Kenapa dia polos sekali! Dapat dari mana si Kaisar itu manusia keluaran terbaru macam begini?

"Iya, ehem-ehem! Emangnya kalian belom pernah?"

Sabia menggeleng. Sudah dua hari ini dia menikah namun mereka tak pernah berkomunikasi, kecuali saat saling menyapa usai ijab kabul kala itu.

"Ehem-ehem itu apa?" tanya Sabia polos.

Hari terbelalak, ia mengawasi mimik wajah Sabia yang memang penasaran dengan istilah itu.

"Hmmm, apa ya? Istilah kerennya sih, bermain jarum!"

"Jarum?" Bola mata Sabia membulat, Hari yang memperhatikan itu sontak berkeringat dingin karena kembali terpesona.

"Iya, jarum! Kamu tanyakan sendiri saja sama Kak Kai nanti begitu dia datang!" Hari membuang muka, wajahnya pasti memerah karena membayangkan yang tidak-tidak!

"Gimana bisa bertanya, dia sendiri nggak pernah mengajakku bicara!" keluh Sabia sedih.

"Oh ya?"

Sabia mengangguk beberapa kali, membuatnya semakin terlihat menggemaskan seperti bayi. Andai bukan Kakak Iparnya, mungkin Hari akan menggigit pipi Bia saking gemasnya!

"Kaisar itu pelit bicara, ya? Atau mungkin aku aja yang terlihat nggak menarik untuk diajak ngobrol?"

"Nggak, kok. Aku suka mengobrol denganmu, Kak Bia. Kak Kai memang susah beradaptasi dengan orang baru, nanti juga dia pasti luluh dan dekat denganmu. Bersabar saja."

..

..

..

..

Nyatanya, di tempat berbeda di lantai 35. Suara dessahan napas dan erangan tertahan bergantian mendominasi permainan panas di atas ranjang itu. Kaisar sedang menikmati himpitan hangat dari inti Patricia yang naik turun di atas tubuhnya.

Sejak satu jam yang lalu, penyatuan itu seolah menjadi pelampisan rindu di antara keduanya. Pertengkaran yang dua minggu sebelumnya mengganggu hubungan asmara keduanya, pernikahan Kaisar yang memutar balikkan kehidupannya seolah tak lagi berarti ketika dua insan itu telah dikuasai nafsu.

"I love you, Pat!" bisik Kaisar lembut seraya mencium pundak Patricia yang basah oleh keringat setelah permainan mereka berakhir.

Kaisar menoleh pada jam di atas nakas, jam 12 malam. Ia merengkuh tubuh seksi Patricia ke dalam pelukannya dan mulai memejamkan mata. Ia lelah ...

Terpopuler

Comments

Atiek As Ardhy

Atiek As Ardhy

haram blm halal mba
Kai ini cari mslh aja ada yg halal
tp cinta mo lawan kah😍

2025-02-26

0

Nila

Nila

tokoh utamanya suka zina ya

2023-06-05

0

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

sepasang manusia laknat

2022-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Bencana
2 Bencana Tak Terelakkan
3 Pernikahan Tak Direncana
4 Selamat Datang!
5 Misteri Tentangmu
6 Anak yang Terbuang
7 Dia Pulang!
8 Ambil Saja Untukmu!
9 Kecurigaan Hari
10 Hadiah untuk Sabia
11 Dijemput Paksa
12 Rumah Mertua
13 Menginap di Rumah Mertua
14 Otot Kalis
15 Living Squishy
16 Make Over
17 Perjanjian
18 Gosip Tentang Kaisar
19 Bagaimana Caranya?
20 Mencari Tahu Sendiri
21 Visual Cast
22 Kenyataan Terpahit
23 Chapter Terpisah : Promosi Novel
24 Terpuruk
25 Kamu adalah Bencana
26 Dia Sangat Cantik
27 Bad Mood
28 Belajar dalam Kegelapan
29 Peredam Amarah
30 Liburan Keluarga
31 Seranjang Lagi
32 Penderitaanku Hanyalah Secuil
33 Skyview
34 Kejutan Tak Terduga
35 Aku Tahu Apa Mimpiku
36 Ketika Kaisar Sakit
37 Serba Salah
38 Perang Saudara
39 Nona Perawat yang Terbuang
40 Jangan Menolakku
41 Tertangkap Basah
42 Di ambang Batas Kesabaran
43 Sibuk Les
44 Putus Sementara
45 Rencana
46 Aku Sibuk!
47 Karya Pertama
48 Di Hari Kelahiran
49 Pertama Kali
50 Kejutan yang Lain
51 Jebakan
52 Amarah dan Nafsu
53 Kamu Milikku
54 Nekat
55 Beginikah Rasanya Takut Kehilangan?
56 Terbangun Dari Mimpi
57 Menjaga Jarak
58 Aku Memaafkanmu
59 Menjauhlah Dariku
60 Jauhi Dia!!
61 Perebut!
62 Ulang Tahun Papa
63 Perkenalkan, Dia Istriku!
64 Dewi Mabuk
65 Tahan??
66 Hangover
67 Semanis Gulali
68 Kenyataan Pahit
69 Ada Apa Denganku?
70 Syok
71 Garis Dua
72 Mari Kita Berdamai
73 Pagi Terindah
74 Terjebak
75 Rasa Bersalah
76 Menyesal
77 Bermalam
78 Chapter Promosi
79 Curhat Tengah Malam
80 Berita Heboh
81 Demi Kamu
82 Kali ini dengan Cinta
83 I'm Addicted to ...
84 Berita Menggemparkan
85 Perpisahan
86 Hancur
87 Merindukanmu
88 Aku Sangat Merindukanmu
89 Terusir
90 Memey yang Plin-Plan
91 Sekarat
92 Membalas Perlahan
93 Apakah Kamu juga Mencintainya?
94 Aku Sangat Mencintainya
95 Si Tukang Cari Gara-Gara
96 Celaka
97 Kehilangan
98 365 Hari Kemudian
99 Tenggelam di Kegelapan
100 Curiga
101 Nyaris Saja!
102 Mengais Kenanganmu
103 MataHari Foundation
104 Pelipur Lara
105 Hey, kamu!!
106 Tertangkap Basah
107 Aku Mencintaimu!!
108 Menyerah
109 Mengurai Benang Kusut
110 Persiapan Pernikahan
111 Palang Merah Menjelang Hari H
112 Pernikahan
113 Bulan Madu di Kapal Pesiar
114 Barcelona
115 Sampai Mati Bersama
116 I Love You, Mr. CEO!
117 Promote
118 Promote New Story!!
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Awal Bencana
2
Bencana Tak Terelakkan
3
Pernikahan Tak Direncana
4
Selamat Datang!
5
Misteri Tentangmu
6
Anak yang Terbuang
7
Dia Pulang!
8
Ambil Saja Untukmu!
9
Kecurigaan Hari
10
Hadiah untuk Sabia
11
Dijemput Paksa
12
Rumah Mertua
13
Menginap di Rumah Mertua
14
Otot Kalis
15
Living Squishy
16
Make Over
17
Perjanjian
18
Gosip Tentang Kaisar
19
Bagaimana Caranya?
20
Mencari Tahu Sendiri
21
Visual Cast
22
Kenyataan Terpahit
23
Chapter Terpisah : Promosi Novel
24
Terpuruk
25
Kamu adalah Bencana
26
Dia Sangat Cantik
27
Bad Mood
28
Belajar dalam Kegelapan
29
Peredam Amarah
30
Liburan Keluarga
31
Seranjang Lagi
32
Penderitaanku Hanyalah Secuil
33
Skyview
34
Kejutan Tak Terduga
35
Aku Tahu Apa Mimpiku
36
Ketika Kaisar Sakit
37
Serba Salah
38
Perang Saudara
39
Nona Perawat yang Terbuang
40
Jangan Menolakku
41
Tertangkap Basah
42
Di ambang Batas Kesabaran
43
Sibuk Les
44
Putus Sementara
45
Rencana
46
Aku Sibuk!
47
Karya Pertama
48
Di Hari Kelahiran
49
Pertama Kali
50
Kejutan yang Lain
51
Jebakan
52
Amarah dan Nafsu
53
Kamu Milikku
54
Nekat
55
Beginikah Rasanya Takut Kehilangan?
56
Terbangun Dari Mimpi
57
Menjaga Jarak
58
Aku Memaafkanmu
59
Menjauhlah Dariku
60
Jauhi Dia!!
61
Perebut!
62
Ulang Tahun Papa
63
Perkenalkan, Dia Istriku!
64
Dewi Mabuk
65
Tahan??
66
Hangover
67
Semanis Gulali
68
Kenyataan Pahit
69
Ada Apa Denganku?
70
Syok
71
Garis Dua
72
Mari Kita Berdamai
73
Pagi Terindah
74
Terjebak
75
Rasa Bersalah
76
Menyesal
77
Bermalam
78
Chapter Promosi
79
Curhat Tengah Malam
80
Berita Heboh
81
Demi Kamu
82
Kali ini dengan Cinta
83
I'm Addicted to ...
84
Berita Menggemparkan
85
Perpisahan
86
Hancur
87
Merindukanmu
88
Aku Sangat Merindukanmu
89
Terusir
90
Memey yang Plin-Plan
91
Sekarat
92
Membalas Perlahan
93
Apakah Kamu juga Mencintainya?
94
Aku Sangat Mencintainya
95
Si Tukang Cari Gara-Gara
96
Celaka
97
Kehilangan
98
365 Hari Kemudian
99
Tenggelam di Kegelapan
100
Curiga
101
Nyaris Saja!
102
Mengais Kenanganmu
103
MataHari Foundation
104
Pelipur Lara
105
Hey, kamu!!
106
Tertangkap Basah
107
Aku Mencintaimu!!
108
Menyerah
109
Mengurai Benang Kusut
110
Persiapan Pernikahan
111
Palang Merah Menjelang Hari H
112
Pernikahan
113
Bulan Madu di Kapal Pesiar
114
Barcelona
115
Sampai Mati Bersama
116
I Love You, Mr. CEO!
117
Promote
118
Promote New Story!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!