Pernikahan Tak Direncana

Sejak kecil, Sabia yang selalu berpikiran positif dan ceria tak pernah bermimpi akan mengalami musibah seperti ini. Ia sadar dari tidur panjangnya dan tak lagi bisa melihat indahnya dunia. Impiannya untuk menjadi penulis pudar sudah, hidupnya telah hancur tepat di saat mobil itu menabraknya minggu lalu.

“Bia.”

Panggilan lembut dari suara yang sudah sangat Bia kenal membuatnya tersentak. Ya, ia harus mulai terbiasa mengenali orang dari suara, bukan lagi dari wajah. Hati Sabia mencelos.

“Memey,” lirih Sabia sendu.

“Bia, maafin gue ya. Gara-gara gue—“

“Jangan bilang gitu, Mey! Lu nggak salah, laki-laki itu yang udah nabrak kita! Dan gue juga salah karena nggak pake helm malam itu,” potong Sabia.

Memey mengawasi sahabatnya dengan sedih, ia pun duduk di samping ranjang Sabia.

“Laki-laki itu udah dipenjara kok, Bia. Dia sudah dihukum. Dia pasti akan membusuk di penjara! Perusahaannya pasti hancur!”

“Perusahaan??”

“Iya, di calon CEO pengganti ayahnya. Yang gue denger sih begitu kemarin!”

Sabia mengerjap takjub, jadi CEO-CEO itu memang ada?? Ia pikir hanya ada di novel saja!

“Dia ganteng nggak, Mey?” tanya Sabia penasaran.

“Mana gue tahu! Gue dah panik pas kita kecelakaan, jadi nggak memperhatikan keadaan dia waktu itu. Tapi kalo lu mau, gue bisa carikan data dia di situs bisnisnya dia!”

“Boleh, cari tahu gih!” perintah Sabia cepat. Ia penasaran seperti apa lelaki yang sudah mencelakainya.

Memey mengeluarkan ponselnya, ia membuka situs pribadi milik lelaki bernama Kaisar itu dan tercengang tak percaya melihat foto profilnya.

“Gilak!” rutuk Memey.

Sabia reflek menoleh pada suara Memey yang memekik kaget. “Kenapa, Mey?”

“Dia ganteng banget, Bia! Tapi sayangnya bukan selera gue sih! Dia terlalu maskulin!”

Sabia semakin penasaran, sayangnya keadaannya kini sudah berbeda. “Dia secakep artis siapa?? Biar gue bisa bayangin.”

“Hmmm, campuran wajah Reza Rahadian dan Edward Cullen, sih! Lu bayangin aja kek mana wajahnya!”

Sabia tersipu, seganteng itukah??

“Keluarganya mau nikahin dia sama lu buat tanggung jawab dan agar dia bisa bebas dari penjara, sayangnya bokap lu nolak!”

“Kenapa nolak?!”

“Emang lu mau nikah sama dia?”

Sabia mengangguk cepat. Apa salahnya menikah muda, toh sama orang kaya dan ganteng pula!

“Gila lu, Bia! Lu bahkan belum kenal dia orangnya kaya gimana. Kalo dia psikopat gimana?!”

“Bilangin sama Ayah gue, Mey! Gue bersedia nikah sama dia.”

Dan keesokan harinya. Pernikahan itu benar-benar terjadi. Di kamar Rumah Sakit yang sederhana ini, keluarga Darma sudah siap sejak beberapa jam yang lalu. Meski Pak Darma menentang keras pernikahan Sabia, namun pada akhirnya ia mengalah ketika Bu Darma mengatakan bila Sabia sudah dewasa dan sudah waktunya ia bertanggung jawab atas pilihan hidupnya.

Kaisar yang tadinya menolak untuk menikahi gadis cacat itu, akhirnya menyerah dan memilih untuk mengalah karena ia tak mau kehilangan jabatan sebagai calon CEO di perusahaan properti Mahaputra Group. Ancaman hukuman yang ia hadapi tidak main-main, berkendara hingga menyebabkan korban luka berat bisa dipidana dengan hukuman 10 tahun. Belum lagi ancaman hukuman karena ia mengemudi di bawah pengaruh alkohol, bisa-bisa ia tua dipenjara! Tak mengapa menikahi gadis cacat itu sekarang, toh dia buta, kan? Jadi Kaisar masih bisa hidup bebas karena gadis itu tidak bisa melihat apapun!

“Saya terima nikah dan kawinnya Sabia Raysha Binti Darma Bagaskara dengan mas kawin perhiasan seberat 100 gr dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!”

Dalam satu kali helaan nafas, Kaisar dengan lancar mengucapkan ijab kabul itu tanpa kesalahan. Ia pun heran, bagaimana bisa ia mengucapkan kalimat yang baru ia hafalkan selama di perjalanan menuju Rumah Sakit dengan sangat lancar dan lugas.

“Bagaimana saksi?” tanya penghulu pada Diki dan Pak Polisi yang menjadi saksi pernikahan.

“Sah!!” Diki menyahut bersamaan dengan saksi lain.

“Alhamdulillah.”

Ucapan syukur terdengar dari seluruh keluarga yang menghadiri pernikahan siri antara Kaisar dan Sabia. Mereka akan menikah secara sah di KUA setelah semua berkas siap seminggu lagi. Jadi demi Kaisar segera bebas, akhirnya mereka pun menikah secara agama terlebih dahulu.

Sabia yang mendengar pernyataan ijab kabul dari Kaisar tadi tanpa terasa meneteskan air mata. Ia memang tak mengenal lelaki yang kini menjadi suaminya itu, tapi entah mengapa hati kecilnya seolah berbisik bila langkah yang ia ambil sudah tepat. Mungkin inilah jalan dari Tuhan, jodoh yang selalu ia panjatkan setiap malam.

“Aku ingin menikah dengan lelaki seperti pangeran dari negeri dongeng, Tuhan. Tolong kabulkan doaku, aamiin!”

Doa itu kembali terngiang di telinga Sabia tepat setelah Kaisar dengan lancarnya mengucapkan janji suci yang mengikat keduanya di hadapan Tuhan. Ya, inilah jodoh yang Tuhan kirimkan.

Kaisar yang sedari tadi tegang karena gugup, perlahan mulai santai dan rileks. Ia menoleh pada gadis belia yang minggu lalu ia tabrak. Gadis bernama Sabia yang kini telah sah menjadi istrinya itu kini sedang duduk dengan pandangan kosong, diapit oleh dua orang wanita. Salah satu gadis yang seumuran Sabia menatap tajam pada Kaisar. Sejenis tatapan dingin dan membunuh.

“Silahkan mempelai wanita dibawa kemari,” perintah penghulu pada Bu Darma.

Kaisar mengawasi setiap gerak-gerik Sabia yang nampak kikuk, Bu Darma mendorong kursi roda Sabia untuk mendekat.

“Titip Sabia ya, Nak Kaisar. Meskipun kamu belum mengenal dia dengan baik, jangan pernah lukai hatinya setitik pun,” pinta Bu Darma setelah berdiri di depan Kaisar.

Kaisar mengangguk, bibirnya tiba-tiba kelu. Melihat Sabia yang duduk di kursi roda dengan pandangan lurus ke depan tanpa ekspresi membuat hatinya tiba-tiba ngilu.

“Hai Sabia,” sapa Kaisar kikuk sambil berdiri di depan kursi rodanya.

Sabia tersenyum, wajah yang sedari tadi diam tanpa ekspresi itu menyunggingkan senyum tercantik yang pernah Kaisar lihat. Tidak, bukan yang tercantik, karena di mata Kaisar yang tercantik hanyalah Patricia seorang. Mimpi apa ia sebulanan ini hingga harus menikah dengan gadis ingusan macam Sabia! Bahkan keanggunannya hanya seujung kuku kaki Patricia!! Cih.

“Hai, Kaisar.”

Nyes.

Suara mungil yang lembut itu seolah menyiram hati Kaisar yang panas dengan air es. Adem seperti minuman pereda panas dalam!

“Kalian sekarang sudah sah sebagai suami istri. Nak Kaisar, bimbinglah istrimu dengan baik karena surga dan nerakanya istri berada di tangan suami.” Pak Penghulu memberi wejangan.

Kaisar mengangguk, meski dalam hati masih dongkol namun ia berusaha menutupinya.

Dan malampun tiba. Semua tamu sudah pulang termasuk kedua orang tua Sabia. Kini tinggallah Kaisar yang harus menemani istri cacatnya seorang diri. Besok Sabia sudah boleh pulang, dan keluarga Syailendra akan memboyong menantu barunya ke rumah mereka yang megah bak istana.

“Kai, apa kamu sudah tidur?” tanya Sabia dari atas ranjangnya.

Kaisar yang sedari tadi tiduran di sofa tak menyahut, toh gadis itu tak bisa melihat, biar saja dia menganggap Kaisar sudah tidur.

“Sudah tidur, ya? Hmm, baiklah. Selamat malam,” lanjut Sabia lirih, ia kembali merebahkan kepalanya ke bantal dan memejamkan mata. Sejak tadi usai acara pernikahan mereka, ia bahkan tak sempat berbincang-bincang dengan Kaisar.

Keesokan paginya, Mira dan Bu Darma kembali ke Rumah Sakit untuk menjemput Sabia pulang. Kaisar tidak bisa ikut karena ia harus kembali ke kantor setelah hampir dua minggu ini ia tinggalkan. Bu Darma mengantar Sabia ke rumah barunya di kediaman keluarga Syailendra yang megah bak istana. Halaman yang luas dengan berbagai macam tanaman bunga tumbuh di sisi kanan, sementara di sisi kiri ada lapangan golf mini. Andai Sabia bisa melihat, dia pasti akan berdecak kagum sejak memasuki pagar rumah mewah ini. Bu Darma mendorong kursi roda putrinya masuk ke dalam.

“Sebenarnya kamar Kaisar ada di lantai atas, tapi karena kondisi Sabia maka kami memindahkannya di lantai bawah,” terang Mira sembari memerintahkan Bik Yati membawa tas koper milik menantunya.

Bu Darma hanya menanggapi perkataan Mira dengan senyuman dan anggukan. Sabia yang sejak tadi hanya diam membisu, membuat Bu Darma mulai khawatir.

“Sabia, kamu lelah? Mau langsung beristirahat?” tanya Bu Darma was-was.

“Iya, Ma. Sabia pusing.”

Mira menoleh pada menantunya dengan khawatir. “Kamu belum terbiasa ya, Bia? Istirahat di kamar ya?”

Sabia mengangguk. Mira langsung mengajak besan dan menantunya ke kamar. Tepat di saat mereka berdua akan mengangkat Sabia ke tempat tidur, seseorang tiba-tiba masuk dan mengetuk pintu kamar.

“Hai, selamat datang Kak Bia!”

Terpopuler

Comments

Author Gabut.

Author Gabut.

Aku pun mau kalau gitu.🤣

2022-09-25

0

Author Gabut.

Author Gabut.

tapi gak pucat kayak Edward Cullen, kan?🤭

2022-09-25

2

no name

no name

sat set set weh nikahnya 😅.

2022-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Bencana
2 Bencana Tak Terelakkan
3 Pernikahan Tak Direncana
4 Selamat Datang!
5 Misteri Tentangmu
6 Anak yang Terbuang
7 Dia Pulang!
8 Ambil Saja Untukmu!
9 Kecurigaan Hari
10 Hadiah untuk Sabia
11 Dijemput Paksa
12 Rumah Mertua
13 Menginap di Rumah Mertua
14 Otot Kalis
15 Living Squishy
16 Make Over
17 Perjanjian
18 Gosip Tentang Kaisar
19 Bagaimana Caranya?
20 Mencari Tahu Sendiri
21 Visual Cast
22 Kenyataan Terpahit
23 Chapter Terpisah : Promosi Novel
24 Terpuruk
25 Kamu adalah Bencana
26 Dia Sangat Cantik
27 Bad Mood
28 Belajar dalam Kegelapan
29 Peredam Amarah
30 Liburan Keluarga
31 Seranjang Lagi
32 Penderitaanku Hanyalah Secuil
33 Skyview
34 Kejutan Tak Terduga
35 Aku Tahu Apa Mimpiku
36 Ketika Kaisar Sakit
37 Serba Salah
38 Perang Saudara
39 Nona Perawat yang Terbuang
40 Jangan Menolakku
41 Tertangkap Basah
42 Di ambang Batas Kesabaran
43 Sibuk Les
44 Putus Sementara
45 Rencana
46 Aku Sibuk!
47 Karya Pertama
48 Di Hari Kelahiran
49 Pertama Kali
50 Kejutan yang Lain
51 Jebakan
52 Amarah dan Nafsu
53 Kamu Milikku
54 Nekat
55 Beginikah Rasanya Takut Kehilangan?
56 Terbangun Dari Mimpi
57 Menjaga Jarak
58 Aku Memaafkanmu
59 Menjauhlah Dariku
60 Jauhi Dia!!
61 Perebut!
62 Ulang Tahun Papa
63 Perkenalkan, Dia Istriku!
64 Dewi Mabuk
65 Tahan??
66 Hangover
67 Semanis Gulali
68 Kenyataan Pahit
69 Ada Apa Denganku?
70 Syok
71 Garis Dua
72 Mari Kita Berdamai
73 Pagi Terindah
74 Terjebak
75 Rasa Bersalah
76 Menyesal
77 Bermalam
78 Chapter Promosi
79 Curhat Tengah Malam
80 Berita Heboh
81 Demi Kamu
82 Kali ini dengan Cinta
83 I'm Addicted to ...
84 Berita Menggemparkan
85 Perpisahan
86 Hancur
87 Merindukanmu
88 Aku Sangat Merindukanmu
89 Terusir
90 Memey yang Plin-Plan
91 Sekarat
92 Membalas Perlahan
93 Apakah Kamu juga Mencintainya?
94 Aku Sangat Mencintainya
95 Si Tukang Cari Gara-Gara
96 Celaka
97 Kehilangan
98 365 Hari Kemudian
99 Tenggelam di Kegelapan
100 Curiga
101 Nyaris Saja!
102 Mengais Kenanganmu
103 MataHari Foundation
104 Pelipur Lara
105 Hey, kamu!!
106 Tertangkap Basah
107 Aku Mencintaimu!!
108 Menyerah
109 Mengurai Benang Kusut
110 Persiapan Pernikahan
111 Palang Merah Menjelang Hari H
112 Pernikahan
113 Bulan Madu di Kapal Pesiar
114 Barcelona
115 Sampai Mati Bersama
116 I Love You, Mr. CEO!
117 Promote
118 Promote New Story!!
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Awal Bencana
2
Bencana Tak Terelakkan
3
Pernikahan Tak Direncana
4
Selamat Datang!
5
Misteri Tentangmu
6
Anak yang Terbuang
7
Dia Pulang!
8
Ambil Saja Untukmu!
9
Kecurigaan Hari
10
Hadiah untuk Sabia
11
Dijemput Paksa
12
Rumah Mertua
13
Menginap di Rumah Mertua
14
Otot Kalis
15
Living Squishy
16
Make Over
17
Perjanjian
18
Gosip Tentang Kaisar
19
Bagaimana Caranya?
20
Mencari Tahu Sendiri
21
Visual Cast
22
Kenyataan Terpahit
23
Chapter Terpisah : Promosi Novel
24
Terpuruk
25
Kamu adalah Bencana
26
Dia Sangat Cantik
27
Bad Mood
28
Belajar dalam Kegelapan
29
Peredam Amarah
30
Liburan Keluarga
31
Seranjang Lagi
32
Penderitaanku Hanyalah Secuil
33
Skyview
34
Kejutan Tak Terduga
35
Aku Tahu Apa Mimpiku
36
Ketika Kaisar Sakit
37
Serba Salah
38
Perang Saudara
39
Nona Perawat yang Terbuang
40
Jangan Menolakku
41
Tertangkap Basah
42
Di ambang Batas Kesabaran
43
Sibuk Les
44
Putus Sementara
45
Rencana
46
Aku Sibuk!
47
Karya Pertama
48
Di Hari Kelahiran
49
Pertama Kali
50
Kejutan yang Lain
51
Jebakan
52
Amarah dan Nafsu
53
Kamu Milikku
54
Nekat
55
Beginikah Rasanya Takut Kehilangan?
56
Terbangun Dari Mimpi
57
Menjaga Jarak
58
Aku Memaafkanmu
59
Menjauhlah Dariku
60
Jauhi Dia!!
61
Perebut!
62
Ulang Tahun Papa
63
Perkenalkan, Dia Istriku!
64
Dewi Mabuk
65
Tahan??
66
Hangover
67
Semanis Gulali
68
Kenyataan Pahit
69
Ada Apa Denganku?
70
Syok
71
Garis Dua
72
Mari Kita Berdamai
73
Pagi Terindah
74
Terjebak
75
Rasa Bersalah
76
Menyesal
77
Bermalam
78
Chapter Promosi
79
Curhat Tengah Malam
80
Berita Heboh
81
Demi Kamu
82
Kali ini dengan Cinta
83
I'm Addicted to ...
84
Berita Menggemparkan
85
Perpisahan
86
Hancur
87
Merindukanmu
88
Aku Sangat Merindukanmu
89
Terusir
90
Memey yang Plin-Plan
91
Sekarat
92
Membalas Perlahan
93
Apakah Kamu juga Mencintainya?
94
Aku Sangat Mencintainya
95
Si Tukang Cari Gara-Gara
96
Celaka
97
Kehilangan
98
365 Hari Kemudian
99
Tenggelam di Kegelapan
100
Curiga
101
Nyaris Saja!
102
Mengais Kenanganmu
103
MataHari Foundation
104
Pelipur Lara
105
Hey, kamu!!
106
Tertangkap Basah
107
Aku Mencintaimu!!
108
Menyerah
109
Mengurai Benang Kusut
110
Persiapan Pernikahan
111
Palang Merah Menjelang Hari H
112
Pernikahan
113
Bulan Madu di Kapal Pesiar
114
Barcelona
115
Sampai Mati Bersama
116
I Love You, Mr. CEO!
117
Promote
118
Promote New Story!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!