Dengan susah payah Alena meletakan pria itu diatas tempat tidur nya dibantu oleh bibi Grace dan seorang anak remaja yang kebetulan sedang mencari rumput sekaligus mengembalakan ternak nya tidak jauh dari tempat Alena menemukan pria bertopeng itu.
"Terimakasih Peter, aku sungguh berhutang Budi padamu" kata Alena pada Peter yang mengangguk dengan senyum manis nya
"Tidak apa Alena, aku senang bisa membantu" jawab nya
Alena kemudian hendak membuka topeng yang masih tersangkut diwajah pria itu namun segera dihalangi oleh bibi Grace
"Alena, kau yakin dia bukan orang jahat" tanya bibi Grace yang terlihat khawatir, pasal nya penampilan pria ini benar benar terlihat seperti bukan orang sembarangan, pakaian serba hitam dengan jas yang terlihat mahal namun sudah robek dibeberapa bagian.
"Bibi, dia terluka dan membutuhkan pertolongan, aku rasa dia bukan orang jahat. Lihat saja penampilan nya begitu rapi dan kulit nya yang bersih" kata Alena membuat bibi Grace menghela nafas pasrah
Dengan perlahan Alena melepas topeng yang menutupi separuh wajah pria itu.
Dan seketika pandangan nya membeku menatap wajah itu.
"wah tampan sekali" ucap Peter langsung, dan tentu saja itu mewakili isi hati Alena dan bibi Grace
"Kau benar Peter, lelaki ini benar benar tampan" timpal bibi Grace, sedangkan Alena masih terdiam mengamati wajah tampan yang rahang nya terluka itu, seperti nya luka gores karena terperosok dari atas bukit
"Kepala nya terluka Alena" kata bibi Grace membuyarkan tatapan kagum Alena
"Ah iya bibi, sebaik nya kita mengobati nya. Denyut jantung nya juga lemah, apa kita harus membawa nya kerumah sakit?" Tanya Alena sedikit cemas dengan keadaan pria tampan ini, sebisa mungkin dia menepis rasa kagum nya pada wajah tampan yang terlihat sangat pucat itu
"Rumah sakit sangat jauh, memerlukan waktu berjam jam, lagi pula kita tidak punya uang untuk membawa nya, kita juga tidak tahu dia siapa" jawab Bibi Grace membuat Alena langsung mengangguk setuju dan menatap iba pria itu
"Kau periksa tubuh nya yang lain, siapa tahu ada luka lagi, bibi akan membuatkan ramuan untuk membantu menyembuhkan luka nya" kata Bibi Grace , dan Alena langsung mengangguk
"Tolong bantu aku Peter" pinta Alena pada Peter yang langsung mendekat
Mereka mulai membuka jas yang dikenakan pria itu dengan sedikit kesulitan, karena tubuh pria itu begitu besar dan kekar
"Seperti nya aku pernah melihat nya, tapi dimana ya" gumam Peter sembari membantu Alena melepaskan kemeja pria itu, kemeja yang sudah dipenuhi oleh bercak darah
"Jangan mengkhayal Peter, mana ada orang setampan ini didesa kita, kerjaan mu setiap hari juga hanya mencari rumput dan bergembala, bagaimana bisa kau melihat nya" ledek Alena membuat Peter mendengus kesal
Mata Alena dan Peter terbelalak kaget saat melihat bahu bagian atas pria itu terluka.
"Astaga, ini luka apa," tanya Alena meraba bahu bidang itu
"Seperti luka tembak" jawab Peter yang juga ikut melihat kesana
"Astaga, ini pasti sakit sekali" gumam Alena, dia langsung beranjak kedapur meninggalkan Peter yang tengah kebingungan dan masih menatap takjub pria tampan itu
"Benar benar menakjubkan, baru ini aku melihat pria setampan dia. Gagah, tubuh nya juga kekar. Ada roti roti sobek nya juga. Tato nya juga keren, seperti batu permata atau apa ya, hmm, ini juga ada mawar kecil nya" gumam Peter masih menelisik tato didada pria itu.
Hingga sebuah tepukan mendarat sempurna dibahu nya membuat nya terkesiap kaget
"Apa yang sedang kau lihat Peter" tanya Alena sembari meletakan sebuah pisau kecil dan seember air diatas meja, dan beberapa perlengkapan obat obatan lain nya
"Tato nya keren" tunjuk Peter pada dada bidang pria itu membuat Alena juga ikut melihat kearah sana. Dada bidang yang dipenuhi oleh bulu bulu halus itu benar benar menggoda mata nya, hingga membuat Alena tidak tahan melihat nya jika lebih lama lagi
"ck, diam lah, sekarang tolong bantu aku, pegang ini" kata Alena meletakan sebuah baskom berisi air pada Peter
Dia mengusap kepala pria itu yang dipenuhi oleh darah hingga bersih. Luka nya tidak lebar, tapi cukup membuat sebagian daging nya menjadi lunak, dan itu pasti sangat sakit.
Alena juga mengusap seluruh tubuh pria yang sudah bertelanjang dada itu, dia tahu seperti nya hanya luka dibahu dan dikepala saja, kaki nya masih baik baik saja karena dia sudah memeriksa nya tadi.
Tidak lama kemudian bibi Grace datang dengan membawa dua mangkuk ramuan ditangan nya.
"Tempelkan ini diluka nya Alena, lalu lilitkan dengan perban" kata bibi Grace menyerahkan sebuah mangkuk berisi ramuan yang seperti dari dedaunan yang ditumbuk nya
Alena pun langsung mengambil sedikit ramuan itu dan menempelkan nya dikepala sipria dengan perlahan, setelah itu dia melilitkan kepala nya dengan perban
"Bibi, seperti nya bahu nya tertembak" kata Alena saat bibi Grace memeriksa luka dibahu pria itu
"Ya, kita harus mengeluarkan peluru nya" jawab bibi Grace sembari mengambil pisau kecil diatas meja, membuat Alena dan Peter meringis ngilu
"Apa tidak apa apa?" Tanya Alena ragu
"Tidak, bibi sudah pernah melakukan ini saat paman mu tertembak dulu" jawab Bibi Grace yakin
Dia membakar sebentar pisau itu dengan pemantik api dan setelah panas langsung menghunuskan nya kedalam luka lelaki itu.
Wajah Alena pucat saat membayangkan betapa sakit nya saat mata pisau panas itu menusuk kedalam luka itu, namun dia heran melihat laki laki itu yang tidak menunjukan respon apapun, wajah nya masih terpejam rapat dan sangat pucat.
Bahkan dapat Alena lihat bahwa banyak bekas luka ditubuh kekar nya. Apa dia seorang penjahat, batin Alena, tapi apa ada penjahat setampan ini, batin nya lagi.
Dan tidak berapa lama kemudian sebuah peluru berhasil dikeluarkan dari bahu lelaki itu membuat darah nya langsung merembes keluar. Dan Alena dengan sigap menahan laju darah nya agar tidak terlalu banyak yang keluar.
Bibi Grace langsung menutup luka itu dengan ramuan nya dan Alena juga membantu melilitkan perban disana.
"Ah selesai" ucap nya sembari mengusap keringat didahi nya
"Pasti itu sangat sakit" gumam Peter yang sedari tadi memperhatikan bibi Grace mengobati pria tampan itu
"Hmm, aku sampai lemas melihat nya" gumam Alena
"Seperti nya dia akan lama tertidur. Tubuh nya benar benar lemah dan penuh luka" kata Bibi Grace saat sudah meminumkan ramuan kedalam mulut lelaki itu, entah sampai masuk kedalam tenggorokan nya atau tidak, yang terpenting mereka sudah berusaha untuk menyelamatkan nyawa manusia itu, yang entah orang baik atau orang jahat.
"Seperti nya, dia jatuh dari atas tebing bi" ungkap Alena
"Bisa jadi, tubuh nya benar benar penuh luka" jawab bibi Grace
"Tidak ada apapun yang bisa kita lihat, dia tidak memiliki satupun tanda pengenal" kata Peter sembari meletakan jas dan kemeja pria itu
"Ya, mau tidak mau kita harus menunggu sampai dia sadar" kata Alena dan langsung diangguki oleh bibi Grace
Setelah proses pengobatan selesai, Peter pamit pulang dan bibi Grace kembali kepertenakan untuk melanjutkan pekerjaan nya memerah susu.
Dan kini tinggallah Alena dengan pria yang tidak dikenal nya itu
"Dia tampan sekali, laki laki misterius bertopeng" gumam Alena memperhatikan wajah tampan nan datar yang masih terpejam dengan rapat.
...
Keesokan hari nya, Alena baru saja bangun dari tidur nya. Saat sudah membasuh wajah nya, dia langsung keluar kamar untuk menghirup udara pagi yang sangat menyegarkan.
Namun ketika tiba diruang tengah, kepala Alena langsung menoleh kearah kamar tamu, dimana pria tampan yang ditemukan nya semalam berada.
"ah iya, bagaimana keadaan nya, aku juga harus memeriksa luka luka nya" gumam Alena yang seakan lupa jika ada orang asing dirumah mereka
Alena membuka pintu kamar itu, dan mendapati jika pria itu masih saja terpejam dan belum menunjukan kesadaran nya.
"tuan" panggil Alena pelan
Dia mengernyit karena pria itu tidak menunjukan reaksi apapun.
"bertahan lah, jangan mati disini, kau harus cepat bangun, keluarga mu pasti mencari mu" gumam Alena lagi.
Tangan nya menyibakan selimut yang menutupi dada telanjang pria itu. Kain perban nya masih rapi, mungkin besok pagi baru akan diganti nya.
Alena beranjak dan keluar dari kamar itu, dan beberapa saat kemudian dia datang lagi dengan sebuah wadah berisi air dan handuk kecil.
Alena meletakan wadah berisi air itu diatas meja disamping tempat tidur pria itu.
Dia kembali menatap pria itu dengan wajah yang merona.
"emm maafkan aku tuan, tapi tubuh mu perlu dibersihkan" ucap nya sembari membasahi handuk untuk membersihkan tubuh pria itu
Alena mulai membersihkan wajah pria itu dengan perlahan dan sangat hati hati, wajah nya masih sangat pucat seperti tidak dialiri darah, namun tetap saja sangat tampan bagi Alena.
"tampan sekali" gumam dengan senyum yang merekah indah
kini tangan nya mulai membersihkan dada bidang pria itu yang dipenuhi tato
"tato apa ini" gumam nya lagi namun tangan nya masih terus bekerja
Dan Alena langsung terhenti saat melihat bagian bawah pria itu
"apa harus dibersihkan juga, tapi bagaimana mungkin" kata Alena ragu
dan dia langsung terkesiap saat pintu terbuka dan menampakan bibi Grace disana
"oh Alena, kau sudah disini, aku baru saja ingin membersihkan tubuh pria itu" ungkap bibi Grace. Ditangan nya terlihat sebuah celana kain bewarna hitam
"aku sudah membersihkan tubuh nya bibi. Tapi bagian ini" kata Alena merona, dia sangat malu sekarang, namun bibi Grace malah tertawa melihat nya
"tidak apa apa, jika kau malu, jangan melihat nya. Celana nya perlu diganti, jika tidak bagian itu nya bisa iritasi" ungkap bibi Grace
"emm baiklah" jawab Alena
"ayo tolong aku membuka celana nya" ajak bibi Grace. Alena terasa begitu canggung, namun benar kata bibi Grace, jika tidak diganti, kasihan pria itu. Dan membiarkan bibi Grace bekerja sendiri juga tidak mungkin, karena tubuh pria itu begitu besar dan gagah.
Akhir nya Alena membantu bibi Grace membuka celana pria itu dan membiarkan bibi Grace yang membersihkan bagian itu.
Alena benar benar malu untuk melihat nya, dan tentu saja , dia ditertawakan oleh bibi Grace, apalagi wajah Alena yang memerah seperti udang rebus. Sungguh gadis yang sangat polos.
Setelah selesai membersihkan tubuh nya, Alena mengoleskan cairan pengobat luka, sedangkan bibi Grace meminumkan kembali ramuan herbal buatan nya, dia hanya berharap, ramuan itu bisa masuk ketenggorokan pria itu sedikit demi sedikit.
...
next jangan lupa like dan komen nya ya guys. terimakasih sudah membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Astri
nyimak
2023-06-18
0
Hairani Siregar
Baru mulai baca mlam ini thor, jdi masih kasih like aja dulu yo. Tetap semangat unt trus berkarya.
2023-05-23
0
Friasta
Lah, salah fokus dia 😂
2023-01-08
2