ALENA Is My Sunshine
Goresan pensil terdengar begitu nyaring. Sejak tadi tangan lincah gemulai itu tidak berhenti mengekspresikan sebuah ide dikepala nya. Wajah cantik nya sesekali mengernyit kecil, dan terkadang bergumam sendiri mengamati hasil karya nya. Gadis itu berada didalam sebuah ruangan kecil yang hanya ada beberapa meja yang terdapat tumpukan kain perca dan gulungan benang, terdapat juga mesin jahit tua dan juga sebuah lemari kaca dimana baju baju gaun tergantung rapi didalam sana.
"Seperti nya ini akan menjadi gaun terindah sepanjang rancangan ku, tinggal menambah aksen Tiara dibeberapa bagian, maka gaun ini akan sangat cantik" gumam nya dengan senyum yang merekah indah.
Suara Guntur dan hujan lebat diluar sana tidak menyurutkan semangat nya untuk menyelesaikan rancangan itu.
Hingga sebuah suara pintu terbuka yang langsung mengalihkan perhatian nya dari kertas ditangan nya.
"Ini sudah malam Alena, hujan diluar juga semakin deras. Tidak bisa kah kau menyelesaikan nya besok saja" ucap seorang wanita paruh baya dengan badan gemuk nya
"Ya bibi. Ini sudah selesai, aku akan beristirahat sekarang" jawab gadis yang bernama Alena itu
"Ya, cepatlah, karena besok pagi pagi sekali kau harus mengantarkan pesanan gaun yang dipesan nyonya Monic" ingat wanita itu lagi
"Iya bibi Grace, aku akan tidur sekarang, gaun itu juga sudah aku siapkan" jawab Alena sembari menyimpan kertas kertas rancangan nya kedalam laci meja nya
Bibi Grace hanya geleng geleng kepala melihat semangat gadis cantik itu.
Ya, Alena, keponakan nya yang telah berusia dua puluh tiga tahun itu, gadis cantik dengan mata biru indah dan rambut pirang nya yang sangat tebal dan panjang. Tubuh nya yang tinggi langsing dan sangat ideal seperti para model diluar sana.
Kulit nya yang putih bersih dan tidak ada cacat sedikit pun membuat nya terkadang merasa tidak cocok jika gadis itu hanya seorang penjahit, rasa nya dia lebih cocok menjadi model saja saat ini. Ya, meskipun dia menjahit rancangan nya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup nya.
Alena meregangkan otot nya yang terasa kaku dan pegal karena duduk berjam jam dimeja nya. Setelah selesai merapikan alat alat nya, Alena segera beranjak dan kembali kekamar nya.
Dia langsung merebahkan tubuh nya diatas kasur nya sembari melirik kearah jam dinding yang berada disamping lemari pakaian nya
"Ah, ternyata sudah tengah malam. Pantas saja bibi Grace menyuruhku istirahat" gumam nya
Dia melirik kearah jendela dimana hujan, angin dan guntur masih turun dengan deras nya.
"Hujan nya deras sekali" gumam nya lagi sembari beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya terlebih dahulu, setelah itu dia langsung masuk kedalam selimut dan tertidur nyenyak disana tanpa terusik dengan suara guntur maupun hujan diluar sana.
...
Keesokan pagi nya, Alena bangun dengan semangat nya yang membara. Hal yang paling disukai nya tinggal didesa nya adalah saat pagi hari, dimana udara sejuk dan suara kicau burung yang selalu menyambut pagi nya.
Wajah nya sudah sangat segar meski tanpa polesan apapun.
Dia membuka pintu rumah itu dengan pelan, karena rumah itu hanya lah sebuah rumah kayu sederhana milik bibi nya.
Grieett
Suara decitan pintu yang selalu membuat nya tersenyum geli, dia merasa selalu ada didalam sebuah rumah tua jika membuka pintu itu. Ya, rumah yang sudah hampir satu tahun ini menjadi tempat nya bernaung, setelah dia melarikan diri dari kehidupan nya yang sesungguh nya.
Alena merekahkan senyum nya saat melihat pemandangan didepan mata nya yang terasa benar benar menyejukan hati dan jiwa nya yang sedang menyimpan luka itu. Luka yang hanya dia sendiri yang mengetahui nya.
Alena merentangkan tangan nya menikmati hembusan angin dan udara yang benar benar menenangkan. Tinggal dipedesaan, yang berada diatas bukit membuat nya benar benar senang dan tenang.
Apalagi setiap saat dia bisa menikmati pemandangan yang begitu memanjakan mata seperti ini.
Desa terpencil dan yang letak nya sangat jauh dari kota Newyork.
Langkah kaki nya berjalan riang dengan sesekali berlari kecil dan melompat bahkan terkadang dia memutar tubuh nya untuk menikmati keadaan disekeliling nya. Jalanan perbukitan dengan padang rumput yang menghijau seluas mata memandang, dihiasi dengan tanaman tanaman dan bunga bunga liar yang tumbuh dibeberapa titik, membuat perdesaan itu benar benar indah apalagi malam tadi sehabis hujan, semua nya benar benar tampak menyegarkan. Suara suara ternak penduduk juga mulai bersahutan, karena disana terdapat sebuah peternakan kuda dan juga sapi.
Tangan kanan Alena sesekali meraba beberapa bunga liar dan rumput liar yang dilewati nya, sedangkan tangan kiri nya memegang sebuah keranjang dimana terdapat beberapa gaun pesanan pelanggan nya.
Meski sepi dan hanya ada beberapa rumah yang dilewati nya, namun tidak membuat semangat gadis cantik itu menciut. Hidup nya terasa lebih baik sekarang, dia tidak lagi dihantui oleh perasaan takut setiap hari nya, ya meskipun dia tahu, suatu hari nanti kehidupan nyaman nya ini pasti akan terusik, terusik oleh seseorang yang berniat merebut segala yang dia punya.
Setelah hampir setengah jam berjalan kaki, akhir nya Alena tiba disebuah rumah yang lumayan besar. Rumah itu adalah rumah keluarga pemilik peternakan kuda didesa nya. Istri pemilik peternakan itu sudah menjadi langganan tetap Alena untuk memesan gaun maupun pakaian lain nya. Meski awal nya hanya membuat gaun untuk diri nya sendiri, namun siapa sangka, ketika dia sedang menjahit wanita itu datang kerumah nya untuk memesan susu pada bibi Grace, dan melihat Alena tengah menjahit sebuah gaun yang terlihat sangat bagus dan indah.
Dan dari situlah nama Alena menjadi diketahui oleh banyak orang sebagai penjahit dipedesaan mereka yang jauh dari pusat kota Newyork.
"Selamat pagi nyonya, ini gaun pesanan anda sudah selesai" kata Alena dengan senyum manis nya
"Ah, terima kasih Alena, aku memang sangat membutuhkan gaun ini. Untung saja cepat selesai, siang ini aku akan kekota untuk menghadiri acara rekan bisnis suami ku" jawab nyonya Monic
"Wah, semoga anda suka nyonya" kata Alena lagi
"Tentu saja, gaun mu tidak kalah bagus dari perancang busana ternama" puji nyonya Monic membuat Alena tersipu malu
"Anda terlalu berlebihan nyonya. Baiklah kalau begitu saya pamit, mau membantu bibi memerah susu" ungkap Alena
"Baiklah, terima kasih banyak Alena. Oh ya, apa kau sudah memikirkan tawaran ku tempo lalu" tanya nyonya Monic membuat Alena mematung
"Tawaran yang mana?" Tanya nya bingung membuat nyonya Monic tergelak
"Tentang putra ku" jawab nya membuat Alena tersentak dan langsung tersenyum canggung
"Ah maaf nyonya, saya masih senang sendiri seperti ini" jawab Alena tidak enak, pasal nya nyonya Monic sudah berulang kali menjodohkan nya dengan anak lelaki nya yang tampan
"Oh, baiklah, tapi jika kau mau menikah, cari saja anak ku itu, dia pasti senang mendapatkan istri seperti mu, pintar ,berbakat dan sangat cantik" kata nyonya Monic lagi
"Iya nyonya, kalau begitu saya permisi" kata Alena langsung cepat cepat pergi dari hadapan nyonya Monic.
Bisa pusing kepala nya berada disana lebih lama. Memang putra nya itu tampan dan seksi, apalagi jika sedang ada dipedesaan itu pasti putra nya selalu berusaha mendekati Alena, namun Alena masih tidak ingin membuka hati nya untuk siapapun. Atau memang dia belum menemukan seseorang yang mampu merebut hati nya.
Alena berjalan dengan penuh semangat kembali, dia sungguh tidak memperdulikan omongan nyonya Monic tadi. Dia hanya ingin menikmati kehidupan nya saja saat ini.
Alena berjalan menyusuri jalan setapak , namun langkah nya terhenti ketika melihat beberapa tangkai bunga dandelion yang bermekaran diujung mata nya, tepat dibawah kaki bukit.
"Wow, cantik sekali" gumam nya. Langkah kaki nya begitu girang dan berlari kecil menuruni sedikit jalanan yang agak terjal, meski banyak bebatuan disana namun dia tidak perduli. Dress pendek dengan motif bunga bunga nya terlihat berkibar terkena angin di pagi itu.
Mata nya berbinar indah saat tiba dibawah sana, bunga itu bermekaran indah, dan langsung saja tangan gemulai itu memetik beberapa tangkai untuk dibawa nya pulang, dan sesekali dia meniup kelopak bunga itu hingga bertaburan terkena angin.
"Kalian begitu cantik meski tumbuh ditengah semak seperti ini" gumam nya lagi
Setelah memetik beberapa tangkai, Alena mencuci tangan nya disebuah danau kecil yang ada disana. Air nya benar benar sejuk dan begitu jernih. Bahkan kabut dingin masih mengepul diatas permukaan danau itu.
Dia menatap keatas bukit, bukan seperti bukit pada umum nya, melainkan diatas sana adalah sebuah jalanan yang dilintasi oleh orang orang yang akan berangkat kekota. Sangat tinggi, bahkan Alena tidak dapat melihat ujung nya.
Mata nya kini kembali mengedar menikmati pemandangan asri disana, meski semak belukar masih banyak tumbuh, namun tidak mengurangi daya tarik nya.
Alena ingin membalik tubuh nya untuk kembali kerumah, namun mata nya menangkap sesuatu yang aneh dibalik semak, tepat dibelakang pohon dan bebatuan
"Apa itu" gumam nya menilik bingung
Meski awal nya ragu, namun kaki nya melangkah perlahan mendekati sesuatu yang menarik penglihatan nya itu.
Alena berjalan perlahan, sedikit naik keatas melangkahi bebatuan. Mata yang awal nya memicing kini melebar sempurna saat melihat sebuah tangan terkulai pucat.
"Astaga, apa itu tangan manusia" gumam nya begitu takut.
Namun nurani nya terus melangkah, dan benar saja, bola mata nya terbelalak sempurna saat melihat seorang pria tersandar dipohon itu dengan banyak luka dan dengan keadaan tubuh yang mengenaskan.
Alena mencoba menepuk nepuk pundak pria yang kini masih tengkurap itu dengan ragu
"Tuan, tuan" panggil nya dengan suara yang terdengar bergetar karena dia benar benar takut.
Penasaran, akhir nya dia membalikan tubuh pria itu dengan susah payah dan mata nya langsung memicing saat melihat pria itu memakai topeng diwajah nya yang sudah terbelah dua.
...
welcome to my story'....
😊
selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
etihajar
nyimak dulu Thor,,tp udh aq kasih like
2023-07-21
0
Astri
sumpah aku baru2 berimajinasi pengen baca novel sy sprt ini eh akhirx aku dpt.. aku yakin pst lakix org kaya
2023-06-18
1
💐Nie Surtian💐
awal ceritanya menarik...
2023-04-13
1