Tubuhnya telah dipenuhi oleh bercakan-bercakan merah yang sudah berubah menjadi kebiruan sekarang,tiba-tiba ia mengingat sekilas pergelutan panas antara dirinya dan pria yang tidak ia kenal itu tadi malam.
Tapi sayangnya ia tidak bisa mengingat jelas wajahnya pria tersebut,hanya wangi parfum saja yang tertinggal pada hidung mancungnya.
Iapun langsung menangis tersedu-sedu dengan menundukkan kepala lemahnya diantara kedua lutut kakinya,setelah ia selesai bergumam sedih barusan.
Ia merasa sangat sedih dan juga bingung sekarang,apa ya harus ia lakukan sekarang,masa depannya telah hancur dalam sekejap mata,dan itu semua karena kecerobohannya sendiri
Punggung polosnya terlihat bergetar hebat, wajahnya bahkan telah dipenuhi air mata sekarang. Perasaan sedih,kaget dan bingung bercampur menjadi satu,dirinya benar-benar tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
Setelah 15 menit,tangisan tersedu-sedunya mulai mereda dan kedua matanya sudah membengkak,lalu kedua matanya tertuju pada sehelai dress indah merah yang ada disampingnya kasur tersebut.
"Ternyata pria itu memiliki sedikit hati nurani juga..." lanjutnya dengan nada kesalnya,sambil turun dari atas kasur dan mengambil dress tersebut,dengan selimut yang telah bergulung rapat ditubuh polosnya.
Ia takut kalau tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut terbuka,lalu iapun segera berjalan cepat kearah kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Diluar Club...
Setelah selesai membersihkan diri dan membersihkan wajahnya dari air mata,iapun mencoba berjalan keluar dari dalam sana,wanita tersebut akhirnya berhasil keluar dari Club tersebut,ia juga baru sadar kalau sedari tadi malam ternyata ia masih berada di Club yang sama.
Untung saja tidak ada satupun penjaga yang mencoba untuk menghalangi langkah kecilnya tadi,walaupun ia merasa agak heran dan juga bingung,tapi untuk saat ini ia tidak memiliki waktu banyak untuk memikirkan hal tersebut.
Ia juga tidak menyangka kalau dress yang diberikan oleh pria yang tidak ia kenal dan tidak ia tahu namanya itu sangat pas dibadan langsingnya,ia terus berusaha untuk berjalan anggun,bersikap tenang dan hingga akhirnya ia berdiri kebingungan ditepi jalan sana karena HP berserta dompetnya menghilang ntah kemana.
"Ellin,ternyata kamu ada disini.Kemana saja kamu tadi malam,kenapa menghilang begitu saja? Apakah kamu tidak tahu kalau tadi malam kakak sudah seperti orang gil*,kakak sampai mencarimu kemana-mana,ternyata kamu malah berdiri cantik disini" baru saja ia berdiri bingung disana beberapa detik,terdengar suara nyaring kesal kakaknya dari belakangnya.
"Ka,kakak,maafkan aku..." Ellin yang ditemukan oleh kakaknya itupun langsung merasa lega dan juga bersalah sambil menggaruk-garukkan pelan tengkuk lehernya,apa lagi saat ia melihat ekspresi wajah kesal kakaknya tersebut.
"Kamu kemana saja tadi malam?" tanya kakaknya lagi dan menghentikan langkahnya tepat didepan adiknya,ia mengabaikan permintaan maaf adiknya barusan dan memperhatikan adiknya dari atas kebawah hingga tatapan menyelidiknya berhenti dikedua mata adiknya yang masih terlihat merah dan bengkak.
Adiknya ini selalu saja berhasil membuat dirinya merasa khawatir dan sekaligus merepotkan dirinya,padahal jelas-jelas ia sudah melarangnya kesini tadi malam,tapi adiknya ini malah nekad dan berjanji kalau dia tidak akan merepotkan dirinya.
Tapi lihatlah sekarang, dirinya dibuat sampai harus terus berjaga semalaman karena rasa khawatir dan pencarian adiknya yang tidak menemukan hasil itu,tapi adiknya sekarang terlihat baik-baik saja dengan dress yang begitu indah.
"Dan kenapa dressmu bisa berbeda,dimana dressmu yang kamu pakai tadi malam?" tanya kakaknya lagi,dibenaknya mulai muncul pikiran-pikiran yang buruk untuk adiknya.
"Apakah telah terjadi sesuatu padamu?" tanya kakaknya lagi saat ia melihat sang adik yang hanya diam saja,sambil membolak-balikkan pelan tubuh adiknya.
"Kenapa kamu malah diam saja,cepat katakan pada kakak,apa sebenarnya yang telah terjadi padamu tadi malam?" rasa khawatir kakaknya semakin besar saat ia memperhatikan kalau kedua mata indahnya Ellin yang bermata biru bening itu,sudah mulai memerah dan berair.
"Kakak,hiks,hiks,hiks..." Ellin tidak mampu mengungkapkan masalah yang telah terjadi padanya tadi malam,apa lagi saat ia mengingat kembali bercak-bercak merah yang memenuhi tubuh polosnya tadi pagi.
Bukan hanya pada kakaknya saja tapi juga pada keluarganya,terutama pada Mommynya. Bagaimana caranya ia mengatakan kalau malam pertama yang harusnya ia serahkan pada suaminya dimasa depannya nanti,malah direnggut oleh pria yang sama sekali tidak ia ketahui bagaimana rupanya.
"Sudah,sudah,sudah,jangan menangis lagi. Katakan pada kakakmu ini,dimana pria itu? Kamu tenang saja,biar kakak yang akan meminta pertanggung jawabannya sekarang juga" melihat reaksi Ellin yang seperti ini,ia langsung bisa mengerti,dan sepertinya tebakan dibenaknya tadi benar-benar terjadi.
Ia merasa sangat marah tapi saat ia melihat Ellin yang sedang menangis tersedu-sedu dipelukannya saat ini,iapun berusaha untuk menenangkan amarahnya yang mengebu-ngebu itu.
"Kakak,tadi malam itu,,,,,,,,,,,," Ellinpun mulai menceritakan apa saja yang terjadi padanya sedari tadi malam hingga tadi pagi,tapi tentunya,yang ia ingat dan lihat saja.
Rasa khawatirnya tadipun bertambah rasa sedih dan juga marah yang tidak terhitung lagi banyaknya,adiknya ini begitu polos dan tidak mengerti dunia malam hingga bisa dipermainkan oleh pria manapun dengan mudah.
Apa lagi tadi malam ia bisa melihat kalau adiknya itu memang sudah mulai mabuk,hanya saja ia tidak menyangka kalau Ellin malah bisa tersesat kekamarnya pria.
"Baiklah.Kalau begitu,kakak akan masuk kedalam untuk mencari pria brengsek itu. Bagaimanapun caranya,pria brengsek itu harus mau bertanggung jawab" ucap kakaknya dengan nada marahnya,bukan apa-apa tapi ia takut bagaimana kalau nanti Ellin hamil,jadi bagaimanapun caranya ia harus bisa mencari pria brengsek itu sampai dapat.
"Tidak,jangan kak,aku rasa tidak perlu lagi.Bagaimana kalau mereka malah mempermalukan kita nanti,aku bahkan tidak mampu mengenali atau mengingat wajah pria itu sama sekali.Bagaimana caranya kakak bisa menemukan pria itu?" cegah Ellin dengan nada sedih dan khawatirnya sambil melirik sekilas kearah Club yang lumayan besar dan ternama tersebut.
Walaupun kakaknya bisa sedikit bela diri dan perkataan kakaknya ada benarnya juga tapi ia pernah mendengar kalau Club tersebut,tidak ada yang berani mencari masalah dengan orang-orang mereka.
Jika tidak,orang yang berani mencari masalah,pasti orang yang bod*h dan ingin mati.
Jadi bagaimana caranya mereka berdua yang hanya wanita saja,mampu memaksa pria brengsek itu keluar,apa lagi jika pria brengsek itu adalah salah satu orangnya mereka.
"Tapi,,," kakaknya terlihat begitu tidak puas dengan perkataannya Ellin,walaupun memang ada benarnya juga.
"Kakak,sudahlah,aku tidak mau kalau kakak akan mendapatkan masalah karena aku.Ayo,kita pulang kak,aku merasa sangat lelah saat ini" Ellin segera menyela,karena takut kalau kakaknya benar-benar akan nekad masuk kedalam sana dan mengamuk,ia tidak ingin sampai terjadi apa-apa sama kakaknya ini nantinya.
Kakaknya akhirnya hanya mampu menghela napas berat dengan panjang,lalu ia menatap kearah Club tersebut selama beberapa detik,setelah itu ia melambaikan tangannya kearah beberapa pengawalnya yang berada tidak jauh dari sana.
Beberapa pengawal tersebut langsung mengerti, salah satu dari merekapun berubah menjadi supir dan membawa mobilnya mendekat kearah mereka berdua.
"Apa yang harus kita katakan pada Mommy nanti,apa lagi jika sampai perutmu ini mem,,," setelah mereka sudah duduk rapi didalam mobil dan mobil juga mulai melaju pelan,kakaknya langsung mengungkapkan rasa khawatirnya tersebut,ia langsung menghentikan perkataannya saat ia baru ingat kalau ada supir diantara mereka saat ini.
Setelah ia menatap khawatir kearah perut datarnya Ellin selama beberapa detik,iapun memijit pelan pangkal hidungnya karena merasa bingung dan juga pusing.
"Kakak,aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan nanti,jika hal itu benar-benar terjadi. Tapi kak,semoga saja tidak..." jawab Ellin setelah diam selama beberapa menit,kakaknya saja bingung,apa lagi dirinya yang telah menjadi korban pelecehan tersebut.
"Semoga saja..." ucap kakaknya dengan wajah tidak berdayanya,tanpa menghentikan pijatan pelan dipangkal hidungnya.
Ia benar-benar merasa sangat menyesal sekaramg,karena telah memutuskan untuk membawa adiknya ke Club tadi malam.Tapi buat apa ia menyesal sekarang,semuanya telah terjadi dan ia juga tidak mampu mengubahnya sedikitpun.
"Baiklah,hal itu nanti saja kita bicarakan lagi. Sekarang kita memiliki hal buru-buru yang harus kita lakukan,setelah sampai di Apartemen nanti,kita harus segera bersiap-siap" lanjut kakaknya,iapun berusaha untuk menepikan masalah yang telah menimpa adiknya itu terlebih dahulu.
"Kakak mengapa kita harus bersiap-siap?" wajah sedihnya Ellin tadipun berubah menjadi bingung dengan cepat.
Kakaknya kembali menghela napas berat dengan panjang,adiknya ini memang seperti ini memiliki satu kelebihan yang tidak ia miliki, selalu saja bisa melupakan masalahnya dengan cepat,mau masalah itu kecil ataupun besar.
"Apakah kamu sudah melupakannya? Seminggu yang lalu Mommy menyuruh kita untuk tinggal bersamanya dan yang lainnya,jadi sekarang juga kita harus berangkat ke Indonesia,tiketnya juga sudah berada padaku" ia tidak habis pikir dengan sikap adiknya yang suka pelupa ini, padahal masih belum menikah dan memiliki anak.
Bagaimana nanti jika adiknya ini sudah memiliki suami dan anak,apakah Ellin akan menjadi lebih parah dari yang ini? Ntahlah,untuk sekarang ia tidak ingin terlalu memikirkannya.
"Owh,iya,aku baru mengingatnya..." ucap Ellin dan hanya ditanggapi helaan napas kesal oleh kakaknya,hingga membuat dirinya tersenyum cenges-ngesan karena tahu apa penyebab rasa kesal kakaknya.
Didalam Club,dilantai 2,terlihat seorang pria tampan yang berumur 25 tahun sedang berdiri dijendela kamar tidurnya,karena Club tersebut memang telah menyediakan kamar tidur khusus untuk orang-orang yang tertentu pastinya.
"Dasar wanita..." sedari tadi ia terus memperhatikan kedua wanita yang sedang saling berpelukan tersebut,tadinya ia hanya ingin sekedar berdiri sebentar saja didekat jendela,tapi tidak sengaja kedua matanya malah tertuju kearah kedua wanita tersebut.
Terlihat yang satunya sedang menangis,dan yang satunya lagi terlihat jelas kalau sedang marah-marah.
Ia tidak mengerti apa yang kedua wanita itu bicarakan tapi sebagai pria yang sering keluar masuk Club yang seperti ini,ia bisa menebak kalau pasti telah terjadi hal buruk pada kedua atau salah satu dari kedua wanita tersebut.
Ia hanya bertanya-tanya,jika takut dilecehkan atau dipermainkan,kenapa kedua wanita tersebut malah datang bermain ketempat yang seperti ini.Bukankah itu sama saja dengan namanya mencari masalah sendiri...
Kedua wanita tersebut memang terlihat sama-sama cantik,tapi sayangnya ia tidak menyukai wanita-wanita yang suka keluar masuk Club.
Setelah ia melihat kedua wanita tersebut sudah pergi dari sana,iapun berbalik badan dan langsung berjalan keluar dari ruangannya dengan langkah tegasnya.
"Tuan Mark,apa ada yang perlu kami bantu?" tanya salah satu pengawal yang sedang berjaga diluar pintu.
Pengawal tersebut segera bertanya,saat ia melihat Tuan Mark yang sedang menginap malam tadi sudah berjalan keluar dari dalam kamarnya.
Biasanya Tuan Mark akan meminta mobil atau senjata pada mereka,jadi iapun dengan senang hati bertanya,supaya Tuan Mark tidak akan dalam kesulitan saat berada disini.
"Aku memerlukan beberapa pistol,ambilkan beberapa pistol yang terbaik untukku..." jawab Mark dengan nada dan wajah tegasnya,tanpa menghentikan langkahnya.
"Aku akan menunggu didalam mobil..." lanjut Mark,karena sore ini ia memiliki satu perkerjaan dari Tuannya di Negara besar ini.
Ia ditugaskan untuk membasmi beberapa tikus yang telah berani mencari masalah dan menganggu beberapa perusahaan Tuannya yang ada disini.
"Baik,Tuan Mark..." jawab pengawal tersebut dengan cepat,ia segera berjalan pergi untuk mengambil barang yang diinginkan oleh Tuan Mark barusan.
Ia tahu bagaimana hubungan antara Mark dan Tuannya sendiri,tapi ia dan yang lainnya tidak terlalu mengetahui secara detail.Hanya saja,ia dan yang lainnya tahu kalau Tuan Mark ini termasuk orang yang tidak boleh disinggung sama sekali.
Seminggu kemudian...
"Dring dring dring..." terdengar nada dering masuk diteleponnya Willy yang sedang sibuk bercinta,dan padahal waktunya baru saja menunjukkan pukul 3 sore.
Tapi Willy tidak berniat ingin mengangkatnya,karena dirinya sibuk men*km*t* goyangan seksi dari seorang wanita tanpa busana yang berada diatas tubuhnya pada saat ini.
Nada dering tersebut terus saja berdering,hingga terdengar ke 3 kalinya,barulah Willy mengangkatnya dengan ekspresi wajah marahnya setelah ia memerintahkan wanita tanpa busana tersebut untuk berhenti.
"Sebaiknya ini adalah hal yang penting..." terdengar suara yang tegas dan juga marah yang masuk kependengaran sipenelepon tersebut,hingga membuat sipenelepon segera mengambil napas dalam-dalam dan juga mengelap keringat dingin yang sudah mengalir diujung keningnya saat ini.
Dengan mendengar suara marah Tuannya saja,ia sudah tahu kalau dirinya telah menganggu waktu senang Tuannya,tapi ia tidak memiliki pilihan yang lain selain menelepon Tuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments