Bab. 2

Kedua tangannya yang merentang kesal tadipun mulai santai,dan telah beralih kebawah kepalanya dengan posisi menopang kepalanya.

Dan tatapan dinginnya juga mulai terlihat agak santai,ia juga dapat melihat jelas kalau kedua matanya wanita yang ada diatasnya saat ini terdapat berbagai luka dan kecewa.

"Iya,aku memang sangat bodoh.Aku bahkan begitu mempercayaimu kalau kamu akan setia untuk mencintaiku seorang saja,tapi ternyata kamu sama saja seperti pria-pria yang lainnya, brengsek dan tidak tahu malu" lanjut wanita tersebut sambil melepaskan dan melemparkan syalnya yang baru saja ia lepaskan itu kelantai begitu saja,hingga menampakkan leher jenjang mulusnya tersebut.

"Kenapa kamu tidak mau bersabar sedikit lagi,sampai kita menikah nanti.Jika saat itu sudah tiba,aku pasti akan memberikan semuanya dan termasuk milikku yang berharga itu padamu saat itu juga.Tapi ternyata kamu malah lebih memilih wanita j*l*ng itu dari pada diriku,sekarang aku akan membuatmu menyesal karena telah menduakan cintaku yang tulus ini" lanjut wanita tersebut lagi.

Ia dan Erik baru bersama selama sekitar 6 bulan tapi Erik semakin hari malah semakin genit terhadapnya,tapi tentu saja ia selalu berusaha untuk menolak semua usaha genitnya Erik,hingga tanpa ia sadari kalau ternyata Erik tidak menyukai sikapnya itu.

Dan ternyata pria yang sibuk mengejar dirinya dan ntah telah mengatakan berapa ratus ungkapan cinta padanya sebelumnya itu malah terlihat sedang bersama wanita lain dengan keadaan tanpa busana apapun didalam salah satu hotel yang berbintang 5,ia baru saja menangkap basah mereka tadi pagi secara tidak sengaja.

Dan itu berhasil membuat dirinya kecewa dan sakit hati,apa lagi Erik adalah kekasih pertamanya dengan umurnya yang sudah 22 tahun pada tahun ini.

'Apa mungkin wanita ini masih perawan? Tapi tidak mungkin bukan...' Willy terlihat sedang bertanya-tanya pada dirinya sendiri dengan ekspresi penasaran diwajahnya,tapi lebih kuat ekspresi tidak percaya.

Karena dinegara sebesar ini belum pernah ada wanita yang ia temui,yang masih perawan. Semuanya telah lepas segel,dan yang ia percayai kalau dalam 10.000,mungkin hanya ada 1 yang masih bersegel.

Dan lihatlah wanita ini kalau masih bersegel, pasti wanita ini adalah wanita baik-baik,tapi tidak mungkin wanita baik-baik akan berani minum dan sembarangan memasuki ruangan pria sampai seperti ini bukan...

"Tapi jika dilihat-lihat,kenapa kamu malah lebih tampan dari pada mantan brengsekku itu,hm?" tanya wanita tersebut lagi,dengan nada yang semakin manja,sambil terus membelai wajahnya pria yang ia anggap tampan tersebut hingga tidak ada yang tidak ia sentuh dari wajah tampan tersebut.

'Wanita ini benar-benar...' Willy kembali merasakan kesal,baru kali ini juga ada wanita yang berani menyentuhnya seperti ini,sepertinya alkohol tersebut berhasil membuatnya semakin lama semakin gila dan stok kesabarannya hampir habis saat ini.

"Setelah dilihat-lihat lagi,kamu memang lebih tampan dari pada brengsek itu.Apakah kamu mau bermain bersamaku malam ini,aku yakin milikku pasti lebih baik dari pada wanita j*l*ng itu" lanjut wanita tersebut,ia juga telah menjauhkan kedua tangannya dari wajah tampannya Willy sebelum Willy sempat menangkap kedua tangannya yang telah berani menyentuh wajahnya itu.

"Hei,apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Willy dengan nada kesalnya saat ia melihat wanita tersebut malah sibuk membuka kancing dressnya,wanita didepannya ini benar-benar tidak tahu malu walaupun ia tahu pasti kalau itu karena berkat rasa mabuknya.

Dan karena model kancing dressnya yang memang agak kebawah sedikit,jadi hanya dengan tarikan kedua tangan kecilnya saja, dressnya telah berhasil ia lepaskan dengan cepat.

"Tentu saja aku ingin memperlihatkan kehebatanku diranjang padamu,dan pria brengsek itu pasti akan menyesal karena telah mengkhianati cintaku yang tulus ini" jawab wanita tersebut dengan nada yang terdengar serius dan tekad yang kuat sambil melempar dressnya kesembarang tempat,tapi tetap saja kalau orang yang sedang mabuk itu, perkataannya pasti tidak semuanya benar-benar serius karena mereka hanya sibuk dengan halusinasinya mereka saja.

Willy yang memang sudah selalu bersenang-senang dan akan mencari wanita jika ia menginginkannya,iapun menelan air liurnya beberapa kali,benda kenyal yang sedang menyembul tapi masih terbungkus rapi yang ada didepan wajahnya saat ini terlihat begitu menggoda jiwa lelakinya dan imannya mulai goyah saat ini.

Padahal tadinya ia berniat ingin melukai wanita tersebut dengan beberapa luka peluru atau ikatan pinggangnya dikulitnya wanita tersebut karena telah berani menggodanya,tapi sekarang sepertinya telah ia berubah pikiran.

"Baiklah jika memang itu maumu,jangan salahkan aku setelah ini semua selesai nanti..." ucap Willy dengan nada seraknya karena bendanya sudah mulai terbangun dibawah sana, ia langsung menarik pinggulnya wanita tersebut mendekat kedada kekarnya.

Ia bahkan langsung menerkam bibir merah meronanya wanita tersebut,dan karena memang sedang mabuk dan perasaannya dilanda dengan perasaan yang kacau,wanita tersebutpun langsung membalasnya menurut naluri hatinya.

Detik demi detik dan menit demi menit, pergelutan sepasang manusia yang telah dilanda oleh rasa n*km*t tersebut terus berlanjut hingga mereka berdua sama-sama tanpa busana sama sekali saat ini.

Saling menyentuh dan kedua bibir mereka juga tidak henti-hentinya saling membalas sedari tadi, suara-suara sesapan dan merdu yang n*km*tpun terdengar dari mulutnya sang wanita.

Dua buah gunung kenyal yang tidak terlalu besar tapi tidak bisa dikatakan kecil itu terasa begitu penuh ditelapak tangannya yang besar itu, hingga membuatnya tersenyum tipis senang dibalik ekspresi nikm*t diwajahnya itu,karena ia merasa puas dengan apa yang sedang ia remas itu,kedua gunung kembar itu memang pas dengan tipenya.

Ruangan pribadinya semakin lama suhunya terasa semakin panas,mereka berdua saling memberi napas,dan juga saling bergelut diatas kasur besar yang empuk tersebut.

Hingga beberapa menit kemudian...

"Mengapa kali ini terasa begitu sulit?" Willy menggeram kesal dengan gumaman pelannya,saat baru saja bendanya ingin menerobos masuk kedalamnya wanita tersebut, tapi malah terasa seperti ada yang menghadang dibawah sana.

"Bukankah biasanya langsung bisa masuk begitu saja,kenapa kali ini malah terasa begitu sulit dan jugaa,,semmpiittt.Apakah wanita ini benar-benar...?" gumaman pelannya Willy langsung perlahan berhenti saat ia mencoba untuk kedua kalinya,dan pikirannya melayang kekalimatnya wanita tersebut yang tidak ia percaya tadi.

"Ternyata wanita ini benar-benar masih perawan..." lanjutnya lagi,sambil memundurkan tubuhnya dengan tidak rela dan memperhatikan wajah menuntutnya wanita mabuk tersebut.

Ia memiliki prinsip dalam hidupnya,yaitu ia tidak akan meniduri wanita yang masih perawan. Selama ini ia hanya suka bersenang-senang saja tapi tidak suka menyakiti wanita yang masih perawan,ia bahkan juga tidak berniat untuk berhubungan serius dengan wanita manapun sama sekali karena ia hanya ingin bersenang-senang dengan caranya sendiri disisa hidupnya ini.

Ia memiliki masa lalu yang menyedihkan,jadi ia tidak berharap kalau dirinya akan menikah suatu hari nanti.

Lagi pula hidupnya yang seperti ini menurutnya sudah begitu menyenangkan,jadi ia tidak perlu menambahkan beban dihidupnya lagi,dengan harus menikah.

"Kamu mau kemana? Kenapa kamu tidak melanjutinya,aku sangat menginginkannya sekarang" baru saja ia ingin bergerak turun dari kasurnya itu,lengannya malah ditarik dan disertai suara manjanya wanita mabuk tersebut.

Willy ingin melepaskan paksa tangannya,tapi wanita tersebut malah bangun dan langsung memeluknya dengan erat,hingga akhirnya ia menyerah dan kembali mencumbui wanita mabuk tersebut dengan nafas yang berat.

20 menit kemudian,karena pengaruh alkohol,Willy hanya perlu memberi sedikit gerakan jari dibawah dan remas-remasan dikedua gunung kembarnya dan juga cumbu-cumbuan nikm*t dibibir lunaknya hingga diseluruh tubuh mulusnya,wanita tersebutpun akhirnya berhasil dipuaskan dan tertidur pulas begitu saja.

"Wanita ini benar-benar menyebalkan" Willy benar-benar merasa sangat kesal,ia melirik sekilas kearah jari-jarinya yang telah dipenuhi lendir dan juga wajah lelapnya wanita tersebut yang masih terlihat merah berkat alkohol.

Bagaimana tidak,dirinya yang biasanya hanya perlu bersantai dan menunggu sang wanita yang akan memuaskan nafsu prianya.

Tapi apa yang terjadi tadi,malah ia yang harus memuaskan wanita yang sama sekali tidak ia kenal ini dengan kedua tangannya dan juga mulut tipis seksinya.

Walaupun ia dapat merasakan begitu manisnya tubuh wanita mulus tersebut tapi nyatanya bendanya dibawah sana masih tetap berdiri tegak sedari tadi,dan hal itu hanya demi untuk menjaga prinsip hidupnya supaya tetap utuh saja.

Ingin sekali ia memarahi wanita tersebut dan melemparnya ketengah jalan besar sana,tapi karena memikirkan benda yang masih bersegel itu,hatinya malah melunak tanpa ia sadari.

Tapi ia benar-benar tidak menyangka kalau ternyata wanita ini benar-benar masih perawan,selama ia bersenang"senang,baru kali ini pertamanyabia menemui yang bersegel seperti ini.

Bukan hanya bersegel rapat saja,tapi tubuhnya yang mulus,lengkungan tubuh yang sempurna, dan juga kedua gunung kembar yang besar padat itu berhasil membuat dirinya merasa puas dan begitu men*km*t*nya tadi,karena semua itu memang benar-benar sesuai dengan bentuk yang ia sukai.

"Sebaiknya aku harus segera menidurkan milikku ini dulu" lanjut Willy dengan ekspresi pasrah tidak berdaya diwajah tampannya,sambil menatap lemah kearah bendanya yang masih terlihat begitu tegak bersemangat.

Walaupun telah berumur 36 tahun pada tahun ini,tapi wajahnya masih terlihat begitu tampan dan mempesona,tidak kalah dari ketampanan yang dimiliki oleh pria muda yang masih berumur belasan.

Lalu iapun segera turun dari atas ranjangnya setelah selesai menghela napas berat yang begitu panjang,pertanda kalau ia begitu tersiksa saat ini.

Ia melangkah lebar kearah kamar mandi,dan mau tidak mau akhirnya ia memilih untuk berendam air dingin didalam sana selama 1 jam lamanya.

1 jam kemudian...

"Ceklek..." terdengar suara pintu kamar yang telah terbuka kembali,Willy berjalan pelan dari dalam sana dengan handuk kecil yang menutup bawahnya sebatas pinggang,sambil mengeringkan rambut basahnya,wajah tampannya juga sudah terlihat lebih baik dan segar dari pada wajah tersiksanya tadi.

"Cih..." ia kemudian berdecih kesal saat langkah kakinya berhenti tepat disampingnya kasur,ia melihat wajahnya wanita tersebut yang terlihat begitu tenang dan lelap dalam tidurnya, sementara dirinya harus menderita karena harus berendam air dingin ditengah malam seperti ini.

Baru kali ini ia berendam didalam air dingin karena wanita,dan karena rasa kesalnya tersebut,ia bahkan tidak berpikir ingin mencari wanita lain untuk memuaskan nafsunya tersebut.

Padahal jika ia menginginkan saat inipun,pasti tidak ada satupun wanita yang mampu menolak pesonanya,bahkan mereka semua akan rela antri untuk dirinya.

"****..." decihan kesal berubah menjadi umpatan kesal saat arah kedua mata segarnya turun lebih kebawah lagi,ia baru ingat kalau wanita tersebut masih dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.

Iapun segera mengalihkan tatapannya kearah lain,kemudian kedua tangan besarnya segera menarik selimut dan menutupi tubuh polos indahnya wanita tersebut,bisa-bisa benda bawahnya yang baru saja tertidur itu akan terbangun lagi karena permandangan indah ini,dan ia pasti akan kembali menderita.

Setelah itu ia duduk disofa sana dengan gerakan dan wajah kesalnya,lalu ia kembali lanjut mengeringkan rambut basahnya,tapi kedua mata kesalnya tidak berhenti menatap wajah lelapnya wanita tersebut dalam diam.

Tanpa ia sadari kalau baru kali ini juga ia mengalah dan tidak mengusir paksa wanita yang telah berani membuatnya marah sampai seperti ini,apa lagi tadi tingkah lakunya wanita ini telah membuatnya begitu kesal sampai sedari tadi hingga sekarang masih belum mengurang sedikitpun.

30 menit kemudian...

Setelah menatap kesal selama 10 menit, sekarang Willypun telah selesai memakai pakaiannya yang lainnya,lalu ia berjalan keluar dari dalam ruangan pribadinya.

"Tuan..." panggil beberapa bawahannya yang memang sedang berjaga didepan pintu ruangannya,saat ia telah berjalan keluar.

"Aku akan tidur di Apartemenku saja,dan jangan biarkan ada satupun pria yang masuk kedalam" Willy langsung memberi perintah yang tegas, tanpa menghentikan langkahnya.

Ia merasa kalau tadi saja dirinya begitu menderita, kenapa juga ia harus memberi para bawahannya untuk menikm*t* hal yang belum pernah ia rasakan itu,ini akan terasa begitu tidak adil bagi dirinya.

"Baik Tuan..." beberapa bawahannya tetap menjawab dengan cepat,walaupun merasa agak heran dengan sikap beda Tuan mereka malam ini.

"Dan satu lagi,besok pagi suruh pelayan wanita untuk mengantar sebuah pakaian yang baru untuknya.Ingat,harus pelayan wanita" Willy menghentikan langkahnya tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun,ia menekan kata-katanya pada kalimat terakhirnya.

Ia teringat pakaian wanita tersebut yang mungkin saja telah berbau alkohol,tiba-tiba hati nuraninya sedikit tergerak dan merasa tidak tega tanpa ia sadari.

Setelah selesai bicara,lalu iapun kembali melanjutkan langkah lebar dan tegasnya untuk menuju kemobilnya dan pulang ke Apartemennya.

"Baik,Tuan..." jawab bawahannya secara serentak,mereka semua malah merasa semakin heran dan juga bingung dengan perubahan sikap Tuan mereka yang tiba-tiba ini,tapi mereka hanya mampu menelan semua rasa heran dan bingungnya mereka tersebut tanpa bisa dipertanyakan sedikitpun.

Kemudian mereka menatap punggung besarnya Tuan mereka dan pintu ruangan tersebut secara bergantian,sebanyak beberapa kali,lalu akhirnya mereka semua hanya mampu saling menatap bingung saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!