Bab. 3

"Dring dring dring..." Willy baru saja mendudukkan bokongnya dikursi pengemudi,langsung terdengar suara nada dering panggilan yang masuk di HPnya,ia melihat beberapa detik nama kontak yang sedang memanggilnya itu.

Ternyata pria tua itu yang meneleponnya,iapun mengangkatnya sambil menebak-nebak apa lagi tujuannya pak tua itu sampai harus meneleponnya ditengah malam seperti ini.

"Hallo..." jawab Willy dengan nada malasnya, karena ia mulai merasa ngantuk.

"Apakah kamu sedang sibuk?" tanya Hendri dari seberang sana,Hery adalah mantan Tuan dan sekaligus sahabat baiknya yang telah berumur sekitar 40-50 tahun.

Mereka berdua telah bersama dengan melalui banyak hal pahit maupun manis dimasa lalu selama hampir 20 tahun lamanya,hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri pada 2 tahun yang lalu.

"Memangnya apa yang harus aku sibukkan pada tengah malam seperti ini?" tanya Willy balik dengan nada yang terdengar begitu malas dan ia berpikir jika sahabatnya ini meneleponnya pasti bukanlah hal yang baik untuknya,karena memang seperti itu biasanya.

"Bukankah kamu memang selalu sibuk disiang hari maupun dimalam hari seperti ini? Bahkan kadang-kadang suka sampai pagi harinya baru akan tidur" tanya Hendri lagi,dan Willy tidak bisa menyangkalnya,karena memang begitu kenyataannya.

Dirinya yang selalu bersikap waspada ini, kadang-kadang memang selalu akan mendapatkan serangan yang tiba-tiba dari para musuh pada tengah malam.Belum lagi dengan perkerjaan ilegal maupun yang legal yang ia miliki tersebut,kadang-kadang juga memang harus dikerjakan pada tengah malam.

"Tidak perlu berpura-pura sok perhatian denganku,kamu bisa langsung katakan saja" Willy yang malas bertele-tele,iapun berkata dengan nada santainya sambil memasukkan santai kunci mobil ketempatnya.

Hendripun langsung tertawa kecil diseberang sana,sahabat masa mudanya ini memang sangat mengerti dirinya.

"Kenapa aku sedang merasakan kalau kamu sedang merasa kesal saat ini,siapa yang telah berani membuatmu kesal,hm?" tanya Hendri dengan nada santainya,tapi terdengar seperti ejekan ditelinganya Willy.

"Kalau kamu tidak mau mengatakannya,akan aku tutup saja" rasa kesalnya Willy tadipun menjadi semakin kesal saja,tapi belum sempat ia menjauhkan HPnya,suara buru-buru sahabatnya itupun langsung terdengar ditelinganya.

"Baiklah,baiklah,aku akan mengatakan maksudku meneleponmu ditengah malam seperti ini" Hendri tidak mau sahabatnya ini menutup telepon mereka,iapun segera mengatakan niat sebenarnya.

Sebenarnya ia juga bukan sengaja ingin meneleponnya ditengah malam,hanya saja waktu di 2 Negara seperti mereka memiliki waktu yang sangat berbeda jauh.

Jadi sekarang ditempatnya sana baru saja jam 12 siang,ia juga baru selesai makan siang bersama keluarga

"Aku ingin kamu menjaga kedua putri kembarku selama beberapa tahun kedepan nanti,bisa dikatakan kalau kamu akan menjadi pengawal pribadi untuk kedua putriku nanti" lanjut Hendri dengan nada seriusnya,dan ia sudah bisa menebak bagaimana ekspresi wajah dan jawaban yang akan diberikan oleh sahabat baiknya ini.

"What? Tidak,tidak,aku tidak mau,kamu cari orang lain saja.Lagi pula perkerjaanku sangat banyak disini,jadi aku tidak memiliki banyak waktu untuk menjadi bawahanmu lagi" ucap Willy dengan cepat.

Hari itu pak tua itu telah menyuruhnya untuk menjaga putra kandung dan menantunya,ia tidak merasa masalah karena ia kenal baik dengan putra kandung sahabatnya itu,tapi tidak dengan wanita.

Tapi sekarang ia malah disuruh untuk menjaga kedua putri kembar dari istri kedua sahabatnya itu,tidak,ia tidak akan mau menurutinya kali ini,ia tidak mau mengambil resiko apapun.

Baginya wanita adalah makhluk yang paling merepotkan dan membingungkan,ia tidak mau mengambil resiko dan juga mencari kesulitan untuk dirinya sendiri nantinya.

Apa lagi ia harus senantiasa berada disekitarnya kedua wanita kembar itu,belum lagi,tentang respon semua bawahannya terhadap Tuan mereka yang kejam ini nantinya.

"Kalau kamu tidak mau,jangan salahkan aku kalau perusahaanmu yang disana akan menghilang begitu saja setelah ini" mau tidak mau ia harus menggunakan ancaman yang biasanya akan selalu ampuh ini,walaupun ia merasa ragu kalau kali ini akan berhasil juga seperti biasanya.

Terdengar helaan napas yang berat diseberang sana selama beberapa detik,sepertinya Willy sedang kembali mengontrol segala rasa kesalnya terhadap sahabatnya ini yang baik pada hal tertentu saja,dan tentunya selalu punya maksud tertentu dibalik kebaikannya itu.

"Kamu bisa menyuruh Mark,kenapa harus aku?" tanya Willy dengan nada kesalnya,ternyata rasa kesalnya tidak ingin menghilang sepenuhnya.

Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya ini,kenapa setiap kali ingin mencari penjaga untuk keluarganya,pasti akan mencari dirinya,padahal dirinya bukan seorang bodyguard tapi mafia kejam yang dikelilingi oleh banyak bawahan dan juga musuh.

"Jika Mark memang memiliki begitu banyak waktu,aku pasti tidak akan menghubungimu lagi" jawab Hendri dengan pura-pura bernada serius,dan Willy bukan orang yang bisa ia bohongi dengan mudah.

Tapi untungnya,Mark memang sangat sibuk belakangan ini,Willy pasti juga tahu kalau alasan yang ia katakan barusan ada benarnya juga.

"Cih,,,jadi maksudmu,aku memiliki banyak waktu yang kosong begitu? Apakah kamu mengira aku ini seorang pengangguran?" tanya Willy dengan nada sekesal-kesalnya,padahal dirinya sudah lama pensiun dari perkerjaan menjadi asistennya sejak lama,tapi kenapa sampai sekarang sahabatnya ini selalu saja menyulitkan dirinya dengan berbagai hal yang tidak ia sukai.

Kalau mau diibaratkan,mereka berdua seperti air yang dibelah tapi tidak akan bisa terpotong sedikitpun.Jika ini dulu,mungkin ia akan merasa sangat senang,tapi sekarang ia merasa kalau sepertinya pertemuan mereka berdua dimasa lalu adalah sebuah kesalahan yang disengajakan.

"Jika memang itu yang sedang kamu rasakan, lalu aku bisa berbuat apa?" tanya Hendri balik dengan nada santainya.

"Apakah kamu benar-benar tidak bisa bertahan hidup tanpa diriku,sahabatku?" tanya Willy dengan berusaha meredakan perasaan kesalnya lagi.

"Aku rasa,apa yang kamu katakan itu memang benar" jawab Hendri dengan nada tidak bersalahnya sedikitpun,lagi pula kali ini kedua putri kembar angkatnya itu memang harus memiliki seorang mafia yang seperti sahabatnya ini supaya tidak akan terjadi hal-hal yang tidak terduga nantinya,ia sangat mempercayai kemampuan sahabatnya ini sejak dulu hingga sekarang.

"Kalau begitu terserah apa yang ingin kamu lakukan,tapi apapun yang akan kamu lakukan nanti, aku tetap akan menolaknya" ucap Willy dengan nada seriusnya.

"Tut tut tut..." belum sempat Hendri membujuknya lagi,terdengar suara nada dering telepon yang telah ditutup oleh sebelah pihak.

"Pria ini benar-benar begitu keras kepala, padahal hanya perlu menjalankannya saja. Baiklah kalau begitu,sepertinya aku harus benar-benar melakukan apa yang telah aku katakan tadi.Aku ingin melihat,apakah dia masih akan menolaknya nanti?" Hendri bergumam pelan dengan senyum licik yang penuh makna baik diwajah tampan tuanya itu, sambil menekan beberapa no dilayar HPnya.

Sedangkan di Negara seberangnya,Willy terus saja menggerutu kesal hingga merasa lelah dan terdiam sendiri selama beberapa menit.

"Kenapa aku bisa memiliki sahabat licik seperti dia?" sepertinya Willy tidak ingin mengingat kembali bagaimana dirinya bisa sampai bertemu dengan Hendri dimasa lalu,pertemuan yang penuh dengan kenangan-kenangan yang nenyenangkan.

Padahal diawal telepon tadi Hendri juga sangat tahu dan berkata kalau dirinya sangat sibuk tapi kenapa barusan sahabat terbaiknya itu malah memaksakan keinginannya pada dirinya,padahal dia juga tahu jelas kalau dirinya tidak suka berdekatan dengan wanita manapun sejak dulu.

Beberapa menit kemudian...

"****,apa yang sedang aku pikirkan..." Willy kembali menggerutu dan mengumpat kesal sambil menggeleng-gelengkan pelan kepala untuk mengusirnya,saat bayangan indah tubuhnya wanita mabuk tadi kembali melintas diantara kekesalannya itu.

Iapun memasang kunci mobilnya dengan gerakan kesalnya,lalu melajukannya dengan sedikit cepat supaya ia bisa cepat sampai di Apartemennya,lalu ia bisa segera beristirahat diatas kasur empuknya yang ada di Apartemen sana.

Keesokan harinya...

Willy yang tadi malam tidur terlalu larut,hingga membuat dirinya masih tertidur pulas sampai sekarang,padahal matahari sudah begitu terik dan jam telah menunjukkan hampir pukul 9 pagi.

"Dring dring dring..." pada akhirnya nada panggilan teleponnya yang berhasil membangunkan dirinya yang masih berada didalam mimpi itu,ia meraba dan mengangkat teleponnya dengan perasaan kesalnya tanpa membuka kedua matanya karena masih terasa begitu ngantuk.

"Hal,hallo,Tuan..." panggil pria dari seberang sana,bahkan keningnya sudah mulai berkeringat dingin karena takut kalau dirinya telah menganggu istirahat Tuannya ini saat ini.

"Ada apa? Aku harap apa yang ingin kamu sampaikan ini,adalah berita penting..." tanya Willy dengan nada seraknya tapi masih tetap terdengar tegas,sambil mengucek pelan kedua mata ngantuknya,ia bisa langsung mengenal pemilik suara tersebut dengan mendengar suaranya saja.

"Tu,Tuan,ada sedikit masalah yang sedang terjadi diperusahaan sekarang" lapor pria yang ternyata Asisten pribadinya diperusahaannya tersebut.

"Apakah kamu tidak bisa berbicara lebih cepat lagi?" tanya Willy dengan nada tegasnya,sambil mengernyitkan keningnya dengan heran.

Biasanya Asistennya ini memang selalu saja akan menelepon beberapa kali setiap 1 bulan,tapi untuk melaporkan tentang keuntungan dan setiap perkembangan yang ada diperusahaannya itu,bukan tentang terjadi masalah yang seperti ini.

Ia mulai bertanya-tanya memangnya masalah apa yang bisa terjadi diperusahaannya itu,kedua matanya mulai terbuka pelan saat ia mengingat kembali percakapan antara dirinya dan sahabat liciknya malam tadi.

Mungkihkah?...

"Tuan,sekarang semua pemegang saham tiba-tiba saja menarik sahamnya kembali tanpa ingin mendengar bujukan dariku terlebih dahulu, termasuk Tuan Hendri.Mereka semua bahkan menjual semua sahamnya mereka kepada Tuan Hendri,hingga semuanya telah menjadi miliknya Tuan Hendri sekarang,dengan miliknya Tuan sendiri yang hanya tersisa 30 % saja.Tuan Hendri juga mengatakan padaku,jika Tuan tidak juga ingin menyetujui permintaan darinya tadi malam, maka Tuan Hendri akan menekan harga saham. Para pengusaha juga telah dilarang tegas untuk berkerja sama dengan perusahaan kita,atas perintah dan ancamannya Tuan Hendri.Jika hal itu benar-benar terjadi,maka kemungkinan besar perusahaan kita akan mengalami banyak kesulitan nantinya,Tuan..." Asistennya langsung melaporkan semuanya dengan satu tarikan napas saja,saat ia mendengar nada tegas dari Tuannya barusan.

Walaupun ia sedikit banyak juga mengetahui tentang hubungan baik antara Tuan Hendri dan Tuannya itu, tapi ia tidak begitu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Hendri padanya tadi pagi karena tidak begitu jelas.Tapi untuk sekarang yang terpenting,Tuannya harus turun tangan, kalau tidak dirinya dan yang lainnya juga akan ikut sama-sama mengalami kesulitan karena hal tersebut.

"Tuan..." panggil Asistennya lagi dengan perasaan was-wasnya saat ia tidak mendengar jawaban apapun lagi dari Tuannya sana,ia hanya mendengar beberapa kali helaan napas berat dari Tuannya saja,takut-takut kalau Tuannya akan memarahinya sebentar lagi.

"Biarkan saja dulu..."perintah Willy dengan nada pelan dan tegasnya,setelah ia terdiam selama 15 menit.

"Tut tut tut..." kemudian terdengar suara nada telepon yang telah terputus,hingga membuat Asistennya langsung menghela napas lega tapi juga sekaligus merasa semakin bingung dan khawatir dengan keadaan yang sedang ia hadapai sekarang,tapi akhirnya ia hanya mampu menuruti kata-kata Tuannya saja.

Disebuah salah satu Apartemen mewah...

"Benar-benar keterlaluan,kenapa dia bisa setega itu padaku? Dan itu semua hanya demi putri kembarnya itu,benar-benar keterlaluan" Willy hanya mampu terus menggerutu kesal diatas kasurnya dengan posisi duduknya,sambil mengenggam erat HPnya.

Setelah ia selesai meredakan segala rasa kesalnya,iapun segera turun dari atas ranjangnya,lalu membersihkan dirinya selama 10 menit

Disalah satu Club terbaik sana,seorang wanita yang masih terlelap dengan keadaan tanpa busana itupun mulai terbangun dari mimpi indahnya.

"Hahhh!" wanita tersebut langsung menguap pelan saat ia baru saja terbangun,ia juga merentangkan kedua tangannya,lalu mengucek-ngucek pelan kedua mata ngantuknya.

"Sudah jam berapa sekarang? Sepertinya aku telat bangun lagi" ucap wanita tersebut dengan nada lemahnya,sambil mencari HPnya tapi ia tetap tidak berhasil menemukannya padahal biasanya ia hanya akan meletakkannya disamping kasurnya saja.

Dan yang lebih parahnya lagi,ia bahkan masih belum sadar kalau sekarang dirinya bukan berada di Apartemennya sendiri.

Beberapa menit kemudian...

"Oh my god,aku sedang berada dimana ini? Kenapa ruangannya terlihat agak berbeda dengan kamar Apartemen milikku?"lanjut wanita tersebut dengan nada dan wajah kagetnya,saat ia baru menyadari ruangan berbeda yang ia tempati saat ini.

"Dan apa ini? Kenapa,,,,,,? Apa yang telah terjadi padaku sebenarnya? Dan kenapa aku bisa Sampai berada didalam ruangan ini?" wanita tersebut hanya mampu bertanya dengan dirinya sendiri, sambil duduk memegang erat selimutnya saat ia baru menyadari kalau tubuhnya tanpa benang sehelaipun saat ini, kedua matanya juga kembali menyapu setiap sudut dan sisi ruangan tersebut.

Ia kemudian memijit pelan kepalanya yang tiba-tiba saja merasa pusing,ekspresi wajah kagetnya juga semakin kaget.

Ia terus berusaha untuk mengingat-ngingat tentang apa saja yang ia lakukan tadi malam,tapi ia mengingat tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Erik mantan kekasihnya tadi malam.

Setelah itu ia minum-minum dengan ditemani oleh kakaknya,dan meminta izin untuk kekamar mandi.

Tapi saat ia sudah berjalan hampir sampai dikamar mandi,kepalanya malah semakin lama terasa semakin pusing dan mulai berhalusinasi ntah kemana-mana, kemudian ia tidak mengingat apapun lagi.

"Apakah aku sudah tidak perawan lagi sekarang? Kenapa aku begitu bodoh? Seharusnya aku tidak datang ke Club untuk minum-minum tadi malam,hiks,hiks,hiks..." lanjut wanita tersebut lagi dengan nada sedihnya,sambil kembali memeriksa bawahnya dan sampingnya.

Tapi nyatanya ia tidak menemukan seorang pria atau siapapun yang ada diruangan tersebut, selain dirinya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!