Ainisha berhenti tepat di depan Haikal yang terus menatapnya tidak berkedip. Senyum Ainisha merekah menambah pesonanya. Tanpa sadar, Haikal membalas senyum Ainisha.
"Hai, boleh ikut duduk?" tanya Ainisha dengan senyum menggodanya.
"Oh, boleh. Tentu saja boleh," jawab Haikal salah tingkah.
"Terima kasih, mas ...." ,
"Haikal, panggil saja Haikal. Kamu?" tanya Haikal sambil tersenyum.
"Perkenalkan, namaku Alisha," jawab Ainisha sambil mengulurkan tangan yang segera disambut oleh Haikal.
"Nama yang cantik, secantik orangnya," gumam Haikal pelan.
"Apa?" tanya Ainisha kaget.
"Namamu sangat cantik, tapi kamu lebih cantik lagi," ucap Haikal sambil tersenyum.
Mendengar ucapan Haikal yang serasa menggoda dan memujinya tanpa malu, membuat Ainisha yakin, sebutan Casanova memang pantas di sandang pria itu. Ainisha kemudian duduk di samping Haikal.
"Terima kasih atas pujiannya, Mas Haikal. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada mas Haikal, karena tadi sudah bersedia menjadi model saya saat saya bernyanyi," kata Ainisha.
"Oh, sama-sama. Saya sangat menyukai suara kamu, makanya saya bersedia menjadi model kamu biarpun hanya sementara," kata Haikal kembali memuji Ainisha.
"Kalau begitu, saya tidak akan mengganggu lebih lama, jadi saya permisi pulang dulu," pamit Ainisha.
Ainisha berdiri dan hendak melangkah pergi, tetapi tiba-tiba Ainisha salah pijak dan berpura-pura akan jatuh. Haikal meraih tangannya dan jatuhlah dia di pelukan Haikal. Disaat Haikal fokus membantunya, salah satu tangan Ainisha memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Haikal.
Setelah itu, Ainisha berdiri dan melepaskan pelukan Haikal. Ainisha langsung melangkah pergi saat melihat Resia sudah kembali dari toilet. Hal itu membuat Resia curiga.
"Untuk apa wanita itu ke meja kita?" tanya Resia penasaran.
"Tidak ada. Dia hanya ingin berterimakasih saja padaku," jawab Haikal sambil minum.
"Berterimakasih, untuk apa?"
"Kamu cerewet banget. Aku tidak suka didikte seperti terdakwa. Ingat Resia, apa kesepakatan kita," kata Haikal mengingatkan.
Setelah berkata seperti itu, Haikal tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Haikal merasa tubuhnya panas dan ada gairah yang tidak bisa ditahannya. Sepertinya obat perangsang dari Ainisha sudah mulai bekerja. Haikal mulai curiga pada Resia.
"Resia, obat apa yang kamu masukkan ke dalam minumanku?" tanya Haikal emosi.
"Obat apa, aku sama sekali tidak tahu ...."
"Bohong, kamu pasti merencanakan sesuatu padaku. Resia, aku tidak menyangka, kamu akan melakukan hal yang menjijikan seperti ini. Jangan kira aku akan tidur denganmu," ucap Haikal marah.
"Haikal, aku tidak tahu apa yang kamu tuduhkan padaku!" ucap Resia emosi setelah dituduh melakukan sesuatu yang sama sekali dia tidak tahu.
Haikal berpikir untuk segera pergi dan menghindari Resia sebelum dia melakukan hal yang tidak seharusnya ditempat ini.
"Resia, aku akan membawa minuman ini untuk di tes. Tetaplah di sini, jangan ikuti aku," ucap Haikal lalu pergi meninggalkan Resia yang masih dalam kebingungan.
Sementara Ainisha tersenyum melihat Haikal dan Resia bertengkar. Tapi rencananya tidak sepenuhnya berhasil. Padahal, Ainisha ingin melihat Haikal memaksa Resia sehingga Resia merasa Haikal pria yan tidak pantas di cintai.
Haikal berjalan seperti orang yang sedang mabuk menuju ke arah mobilnya berada. Gelas ditangannya, diletakkan di sembarang tempat karena kesadarannya mulai kabur. Ainisha mendekati Haikal yang sempoyongan berjalan tidak jauh dari mobilnya. Ainisha seolah mau pulang padahal Ainisha sengaja ingin melihat kelanjutan dari rencananya.
"Mas Haikal kenapa? Kenapa sore-sore begini sudah mabuk?" tanya Ainisha mengejutkan Haikal.
"Alisha, kenapa kamu ada di sini?" tanya Haikal setengah sadar.
"Tadi aku mau pulang, tapi ...."
Susah payah, Haikal menahan diri dari pengaruh obat perangsang itu, semuanya gagal ketika Ainisha menyentuh dan membantunya menuju ke mobilnya. Haikal semakin terangsang dengan sentuhan Ainisha dan ketika sampai di mobil, Haikal menarik Ainisha masuk kedalam mobilnya di kursi belakang.
Haikal mengunci pintu mobilnya dengan cepat. Haikal mulai menyerang dan menciumi Ainisha dengan buasnya sehingga membuat Ainisha kaget. Ainisha panik, lalu menampar wajah Haikal dengan keras.
Bukan ini yang Ainisha inginkan. Ainisha hanya ingin membuat Haikal dan Resia saling salah paham sehingga hubungan mereka renggang. Ainisha tidak tahu jika aku akibat dari obat yang diberikan oleh pak Ferdi akan berakibat seperti ini.
Setelah mendapat tamparan dari Ainisha, Haikal mulai sadar dan meminta maaf pada Ainisha.
"Maaf ...."
Hanya kata itu yang keluar dari mulut Haikal yang masih menahan hasratnya yang tidak bisa tersalurkan. Tubuhnya makin berkeringat dan Ainisha merasa kasihan melihat Haikal sangat tersiksa karena perbuatannya. Jika dia tidak memberikan obat perangsang itu, Haikal tidak akan menjadi seperti ini.
"Haikal, adakah cara lain agar aku bisa membantumu?" tanya Ainisha dengan wajah sedihnya.
"Ada," jawab Haikal.
Haikal menarik tangan Ainisha dan Haikal arahkan tangan Ainisha kearah tali pinggangnya. Dan dengan bunyi 'klik', tali pinggang Haikal terbuka. Ainisha terlihat shock dan pikirannya blank, akan tetapi Haikal tidak peduli. Haikal tetap tidak berhenti dan terus mengarahkan tangan Ainisha untuk mengajarkannya bagaimana cara untuk membantunya.
Ainisha sudah tidak bisa berpikir secara normal, ketika Haikal membimbing tangannya secara perlahan membuka pakaian Haikal. Apalagi ketika Haikal mengarahkan tangannya untuk menyentuh bagian paling berharga seorang pria. Tidak hanya menyentuhnya, bahkan Haikal mengajarkan bagaimana membuat Haikal merasakan sensasi tangan Ainisha.
Tidak ada waktu lagi berbalik dan mundur. Ainisha hanya bisa mencoba membantu Haikal sebagai permintaan maafnya dan untuk menghilangkan rasa bersalahnya yang telah membuat Haikal tersiksa.
Ainisha sesaat melihat ke wajah Haikal yang begitu dekat dengannya. Ada suara desah-an yang tidak dapat Ainisha bayangkan bagaimana rasanya. Bimbingan tangan Haikal mulai cepat ketika sesuatu tiba-tiba mengotori tangan Ainisha. Hampir Ainisha berteriak, jika tidak ingat saat ini dia sedang berada didalam mobil bersama seorang pria setengah telanjang.
Tidak cukup sekali, Haikal kembali mengarahkan Ainisha karena efek obat itu masih ada. Dan kali ini Haikal meminta Ainisha untuk melakukannya sendiri tanpa arahannya. Ainisha seperti seorang murid yang sedang diuji atas apa yang pernah diajarkan oleh gurunya. Ainisha tidak berani melihat, dia memejamkan mata karena ketidaknyamanannya melakukan semua itu. Setelah hampir satu jam dan beberapa kali pelepasan, Haikal baru selesai dan kepalanya terbenam di bahu Ainisha.
Dia menghirup wangi Ainisha, sedangkan Ainisha masih sedikit shock tidak bisa mencerna apa yang baru saja terjadi. Karena dia tidak pernah dekat dengan pria lain sebelumnya. Tangan Ainisha terasa kram dan pegel bukan main.
Haikal pun membersihkan tangan Ainisha dengan tisu dan kembali memakai pakaiannya. Haikal melihat wajah Ainisha yang tampak merah padam karena malu. Haikal merasa itu lucu lalu dia memijat sedikit tangan Ainisha yang telah membantu dia.
"Terima kasih sudah membantuku. Maaf, telah membuat kamu ...," ucap Haikal sambil menatap wajah Ainisha.
"Tidak apa-apa," jawab Ainisha semakin bertambah malu.
Setelah menjawab ucapan Haikal, Ainisha langsung kabur dari mobil Haikal, meninggalkan Haikal yang jantungnya sudah berdegup untuk Ainisha.
Gadis dengan aroma khas yang sudah membuat Haikal tergila-gila.
Bersambung
Terimakasih yang sudah mengikuti kisah ini
Silahkan berikan like, koment dan poin juga agar author tambah semangat ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
andi hastutty
aduh ternyata Anisa di beri obat bukan dia sepenuhnya yg punya
2023-04-04
2
@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️
mau jebak ternyata terjebak sendiri untung di masuk ke dalam sarang nya 🤣🤣
2022-09-23
1
Zaim Jepara
baru ketemu novelmu kak thorr... langsung tertarik
2022-09-21
3