Bab 5 : Mengapa dia terlihat cantik?

Pukul dua siang, sekiranya Khanza tahu jika Cherry beserta timnya telah pulang dia pun kembali ke rungan Nic untuk mengurus berkas yang tadi telah di tanda tangani dia tak ingin bertemu Cherry untuk saat ini.

Ceklek...!! Khanza membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu itu sudah biasa dia lakukan, namun untuk sekarang, alangkah terkejutnya dia, ternyata Cherry masih ada di dalam sana dan Nic hendak membetulkan resleting gaun yang Cherry kenakan. Dia berdiri menghadap punggung Cherry dengan leher jenjang yang nampak terbuka.

Deg... Seketika Khanza membalikan tubuhnya jantungnya hampir saja berhenti berdetak, dadanya berdenyut nyeri.

"Maaf aku sudah mengganggu, seharunya aku mengetuk pintu dulu," Nic berdehem, menetralkan suasana canggung yang begitu saja tercipta.

"Masuklah." Perintahnya, Nic sudah kembali duduk di kursi kerjanya, sedangkan Cherry dia sudah duduk di sopa sembari memainkan ponselnya.

Khanza masuk sesuai perintah Nic, dia memasang ekspresi profesionalnya agar tidak terlalu kentara jika dia sebetulnya cemburu.

"Khanza, tolong berikan surat kontrak ini pada Nona Cherry dan sebutkan beberapa syarat dan ketentuan yang kita miliki, begitu pun sebaliknya." Nic kembali memposisikan diri di depan komputernya.

'Kenapa harus aku yang katakan? Bukannya sudah jelas tertera di surat kontrak,' gumam Khanza dalam hati, namun dia tetap melakukan apa yang Nic suruh.

Setelah menyetujui dan menandatangani kontrak, Cherry bersama asistennya pun pergi. Kini tinggallah Khanza dan Nic di rungan itu.

"Maaf tadi aku mengganggumu." Ujar Khanza.

"Tidak papa, lagi pula tidak ada hal aneh yang ku lakukan," jawab Nici enteng.

"Tidak ada hal aneh?" Khanza melempar pertanyaan ambigu.

"Tentu saja, itu hanya membantunya membetulkan resleting, dasar apa yang kau pikirkan? Bersihkan otakmu itu," tegur Nic, sembari memukul kepala Khanza pelan dengan sebuah map.

"Otakku selalu bersih, oke!" Khanza merapikan rambutnya yang sempat berantakan akibat ulah Nic.

Heh... Nic melempar pandang meledek, dia sama sekali tak percaya dengan ucapan Khanza. Khanza hanya membalasnya dengan memutar bola matanya jengah, membuat Nic seketika terkekeh geli.

'Kenapa sih nih anak sukanya ngeledekin aku mulu,' keluh Khanza dengan wajah cemberut lucu. Membuat Nic seketika tertegun, entah mengapa dia merasa jika Khanza terlihat imut.

Ehem, "kemarikan kontraknya aku ingin lihat." Nic mengambil lembaran kontrak dari tangan Khanza untuk mengalihkan perhatiannya.

'Sial ada apa denganku? Dia itu Khanza bukan Cherry.' Nic tak tetap tak bisa mengalihkan perhatiannya pada kontrak tersebut, karena Khanza berdiri tepat di hadapannya dia tengah membereskan meja Nic yang berserakan.

Nic menatap leher Khanza yang putih bersih, garis wajahnya yang nampak sempurna serta dagu runcing dan hidung mancungnya, entah mengapa dia jadi tampak lebih cantik di mata Nic saat ini, 'dia ternyata cantik juga, kenapa aku baru menyadarinya. Kemana aku selama ini?'

"Nic!" Khanza menjentikkan jari tepat di hadap wajah Nic.

Hem.. Jawabnya sembari melengos membuang muka ke arah lain, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kenapa kau melamun?"

"Tidak, siapa yang melamun," dalihnya, "aku hanya memikirkan langkah kedepannya."

"Tembak aja langsung!"

Hah...? Nic menuntut jawaban dengan wajah keheranan.

"Kalau suka ya bilang suka, apa susahnya." Khanza berucap dengan wajah datar.

"Bukan itu, aku memikirkan tentang perusahaan," Nic melipat tangan di dada sembari menyandar di kursi putarnya, Ia menilik wajah Khanza lagi, "kenapa aku merasa jika kau cemburu."

Deg... Mata Khanza membola seketika, apa dia sudah ketahuan?

"Sepertinya kau sudah gila, bagaimana mungkin aku cemburu, apa lagi padamu," Khanza menggeleng-gelengkan kepalanya sembari memberi tatapan mengejek dari ujung matanya.

"Oke, oke." Nic manggut-manggut sembari mengangkat kedua telapak tangannya setengah badan, "lalu apa kau punya pacar?"

'Ini lagi-lagi pertanyaan yang paling malas aku jawab,' Khanza menghela napas sembari beralih menatap Nic.

Nic masih menuntut jawaban, "tidak mungkin kan kau melakukan itu untuk yang pertama kali dengan orang lain, pasti kau melakukannya dengan pacarmu."

"Aku ingatkan kamu, kita berada di kantor. Lagi pula, aku tak wajib menjawab pertanyaan privasi ku kan, meski kita adalah teman." Jawaban yang Khanza berikan seketika membuat bibirnya bungkam, tapi dalam benaknya dia masih saja penasaran siapa pria itu.

Nic menunduk, "sorry!"

"Sudahlah, tak apa," Khanza menghela napas lantas pergi sembari membawa setumpuk berkas kembali ke ruangannya.

'Nic, aku tahu kamu masih mengingat apa yang terjadi waktu itu, aku tahu kau Pria yang baik dan mungkin jika aku mengatakan kalau kau yang pertama dan satu-satunya yang menyentuhku kau akan bertanggung jawab terhadapku. Tapi yang aku inginkan adalah dirimu seutuhnya.'

Khanza meletakan semua yang Ia bawa di mejanya dan berkutat kembali pada pekerjaannya.

Sore selepas pekerjaan selesai seperti biasa Khanza menyetir dan Nic duduk di belakang, sebagai asisten dia harus mengantar jemput Nic setiap hari dan menemaninya kapan pun dan kemana pun Nic pergi.

"Menepi di sana." Perintah Nic, dia menunjuk sebuah cafe dengan nuansa klasik.

"Kenapa? Kau lapar? Sebentar lagi kita akan sampai di rumahmu," tanya Khanza sembari melajukan mobil ke dalam parkiran.

"Aku sedang ingin makan di luar." Jawab Nic sembari turun. Khanza mengikuti Nic turun pula, mereka langsung masuk dan memilih tempat duduk.

"Pesan saja apa yang kau suka." Nic membuka laptopnya dan mulai menyibukkan diri di sana.

"Kamu bukannya lapar?" tanya Khanza keheranan sembari memilih makanan di buku menu.

"Kau saja yang pilihkan," jawab Nic tanpa mengalihkan pandangannya.

Khanza berdecak, 'apa sih maksudnya, mengajak aku makan tapi dia malah sibuk bekerja. Lebih baik pulang ke rumah.' Al hasil Khanza makan sendiri dan Nic tetap sibuk dengan pekerjaan.

"Sudah selesai?" tanya Nic kala melihat makanan di piring Khanza sudah lenyap.

Khanza mengangguk sebagai jawaban, "kau tidak makan?" Khanza balik bertanya karena makanan Nic masih utuh.

"Sudah biarkan saja, ayo kita pulang." Nic hendak beranjak, namun Khanza masih tetap pada posisinya.

Nic menoleh, "ayo!" ajaknya.

"Habiskan dulu makananmu," perintah Khanza tegas, "aku akan menunggu." Nic kembali duduk.

Nic menghela napas dan mulai makan, dia tak bisa membantah perintah Khanza jika soal makan. Nic punya masalah lambung dan Khanza tahu betul semua itu, dulu waktu Nic jatuh sakit karena penyakit lambungnya Shelia amat sedih dan panik dan Khanza lah yang merawatnya. Jadi, sekarang dia tak pernah membiarkan Nic telat makan sedikit pun.

"Oke!" Nic mulai menyantap makanannya dengan perlahan, sesekali dia melirik Khanza yang tengah memainkan ponsel di tangannya. Khanza terlihat tertawa kecil entah apa yang dia tertawakan di sana.

Nic mengerutkan dahi, 'siapa yang dia hubungi?'

Episodes
1 Bab 1 : Malam yang tak terlupakan
2 Bab 2 : Semua telah terjadi
3 Bab 3: Menyembunyikan kebenaran
4 Bab 4 : Kembalinya Cherry
5 Bab 5 : Mengapa dia terlihat cantik?
6 Bab 6 : Perasaan asing
7 Bab 7 : Ikan Buntal
8 Bab 8: Kepekaan 0%
9 Bab 9 : Bertemu Darius
10 Bab 10 : Si gila
11 Bab 11 : Ucapan selamat
12 Bab 12 : Arabella Wilson
13 Bab 13 : Hasil USG
14 Bab 14 : Kata yang tak mampu terucap
15 Bab 15 : ketetapan hati
16 Bab 16 : Menyelamatkannya
17 Bab 17 : Alasan tak berguna
18 Bab 18 : Misi Arra
19 Bab 19 : Keluarga harmonis
20 Bab 20 : Cemburu?
21 Bab 21 : Sesuatu yang di anggap penting
22 Bab 22 : Perubahan sikap Nic
23 Bab 23 : Pergerakan pertama
24 Bab 24: Rencana diam-diam
25 Bab 25 : Perdebatan
26 Bab 26 : Kecerobohan yang manis
27 Bab 27 : Amarah David
28 Bab 28 : Keputusan berat
29 Bab 29 : Jarak
30 Bab 30 : Ciuman perpisahan
31 Bab 31 : Pertunangan
32 Bab 32 : See you again
33 Bab 33 : Jantan atau betina?
34 Pengumuman
35 Bab 34 : Menghilangnya Khanza.
36 Bab 35 : Mabuk
37 Bab 36 : Kisah yang terulang kembali
38 Bab 37 : Cherry hamil!
39 Bab 38: Fakta tentang Cherry
40 Bab 39 : Story of Clarisa
41 Bab 40 : Memperbaiki hubungan
42 Bab 41: Sebuah Janji
43 Bab 42 : Misi di Kasino
44 Bab 43 : Misi di Kasino fart 2
45 Bab 44 : Kecurigaan yang mulai timbul
46 Bab 45 : Ayah Meninggal
47 Bab 46 : Penangkapan Richard
48 Bab 47 : Kedatangan Martin Nelson
49 Bab 48 : Cherry berpindah haluan
50 Bab 49 : Misi penyelamatan bagian 1
51 Bab 50 : Misi penyelamatan berhasil!
52 Bab 51 : Richard bebas
53 Bab 52 : Putusan Rapat
54 Bab 53 : Akhir dari Martin Nelson
55 Bab 54 : Pendarahan
56 Bab 55 : Masih belum sadarkan diri
57 Bab 56 : Welcome Baby Boy
58 Bab 57 : Dia anakku!
59 Bab 58 : Ivander Haedar Nelson
60 Bab 59 : Khanza kembali
61 Bab 60 : Memulai hidup baru
62 Bab 62 : Pernikahan!
63 Bab 63 : Ending!
64 Pengumuman Tamat!
65 Bonus Chapter dan Promosi Novel baru
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 : Malam yang tak terlupakan
2
Bab 2 : Semua telah terjadi
3
Bab 3: Menyembunyikan kebenaran
4
Bab 4 : Kembalinya Cherry
5
Bab 5 : Mengapa dia terlihat cantik?
6
Bab 6 : Perasaan asing
7
Bab 7 : Ikan Buntal
8
Bab 8: Kepekaan 0%
9
Bab 9 : Bertemu Darius
10
Bab 10 : Si gila
11
Bab 11 : Ucapan selamat
12
Bab 12 : Arabella Wilson
13
Bab 13 : Hasil USG
14
Bab 14 : Kata yang tak mampu terucap
15
Bab 15 : ketetapan hati
16
Bab 16 : Menyelamatkannya
17
Bab 17 : Alasan tak berguna
18
Bab 18 : Misi Arra
19
Bab 19 : Keluarga harmonis
20
Bab 20 : Cemburu?
21
Bab 21 : Sesuatu yang di anggap penting
22
Bab 22 : Perubahan sikap Nic
23
Bab 23 : Pergerakan pertama
24
Bab 24: Rencana diam-diam
25
Bab 25 : Perdebatan
26
Bab 26 : Kecerobohan yang manis
27
Bab 27 : Amarah David
28
Bab 28 : Keputusan berat
29
Bab 29 : Jarak
30
Bab 30 : Ciuman perpisahan
31
Bab 31 : Pertunangan
32
Bab 32 : See you again
33
Bab 33 : Jantan atau betina?
34
Pengumuman
35
Bab 34 : Menghilangnya Khanza.
36
Bab 35 : Mabuk
37
Bab 36 : Kisah yang terulang kembali
38
Bab 37 : Cherry hamil!
39
Bab 38: Fakta tentang Cherry
40
Bab 39 : Story of Clarisa
41
Bab 40 : Memperbaiki hubungan
42
Bab 41: Sebuah Janji
43
Bab 42 : Misi di Kasino
44
Bab 43 : Misi di Kasino fart 2
45
Bab 44 : Kecurigaan yang mulai timbul
46
Bab 45 : Ayah Meninggal
47
Bab 46 : Penangkapan Richard
48
Bab 47 : Kedatangan Martin Nelson
49
Bab 48 : Cherry berpindah haluan
50
Bab 49 : Misi penyelamatan bagian 1
51
Bab 50 : Misi penyelamatan berhasil!
52
Bab 51 : Richard bebas
53
Bab 52 : Putusan Rapat
54
Bab 53 : Akhir dari Martin Nelson
55
Bab 54 : Pendarahan
56
Bab 55 : Masih belum sadarkan diri
57
Bab 56 : Welcome Baby Boy
58
Bab 57 : Dia anakku!
59
Bab 58 : Ivander Haedar Nelson
60
Bab 59 : Khanza kembali
61
Bab 60 : Memulai hidup baru
62
Bab 62 : Pernikahan!
63
Bab 63 : Ending!
64
Pengumuman Tamat!
65
Bonus Chapter dan Promosi Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!