Bab 4 : Kembalinya Cherry

Tak...Tak...Tak...

Suara benturan yang tercipta dari langkah Khanza menggema di lorong sebuah gedung perkantoran, Ia berjalan dengan langkah terburu-buru, sapaan dari para karyawan lain dia jawab dengan anggukan beserta seulas senyuman tipis. Sebuah berkas Ia jinjing di tangan kanannya.

Ceklek... Dia masuk ke dalam ruangan Nic, "Nic, dia menyetujuinya!" ujarnya dengan penuh semangat.

Nic mendongak menatap dengan sedikit heran, "menyetujui apa?"

"Tentu saja, Nona Cherry! Dia sudah setuju untuk membintangi merek kita." Seketika Nic mengingat semuanya tentang rencananya merekrut Cherry sebagai model iklannya, kejadian kemarin sedikit membuatnya teralihkan.

"Ah bagus, sangat bagus! Kapan dia akan datang kemari untuk tanda tangan kontrak?"

"Mungkin siang ini, Manager nya menghubungiku tadi." Nic mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ehem... Khanza, bagaimana penampilanku?" tanyanya.

"Seperti biasa kau sangat tampan!" Khanza mengangkat ibu jarinya.

"Apa perlu menyiapkan baju baru?" tanyanya sedikit tak percaya diri.

"Hey, kau bertemu dengannya untuk membicarakan pekerjaan bukan untuk kencan, untuk apa berganti baju. Begitu saja sudah cukup." Tukas Khanza, yang tak ingin menambah pekerjaannya.

"Hmh... Kau benar," gumamnya.

"Sudah ya, aku pergi dulu aku masih ada pekerjaan lain." Setelah menyampaikan laporannya Khanza keluar dari ruangan tempat Nic berada, seketika ekspresinya berubah. Wajah ceria yang sering Ia tunjukan jika tengah bersama orang lain lenyap begitu saja, saat sendiri jiwa rapuhnya keluar.

"Tahanlah Khanza kau pasti bisa, aku sangat kuat." gumamnya pelan.

Sebuah mobil mewah berhenti di depan gedung tersebut, seorang pria bertubuh kekar serta mengenakan jas serba hitam membukakan pintu mobil dengan sopan. Sesosok wanita berpakaian modis dan mengenakan sepatu berhak tinggi, keluar dari sana. Tubuhnya yang tinggi semampai, memiliki body yang sexy, serta berambut panjang dan indah tersenyum manis menyapa semua orang seraya melambaikan tangan ciri khas seorang bintang.

'Pemeran utama sudah datang, lalu siapa aku? Aku hanya seorang pemeran pembantu yang hanya tampil untuk menyempurnakan kisah mereka.' Batin Khanza, dia tersenyum miris.

Khanza maju untuk menyambut kedatangan Cherry, "selamat datang Nona Cherry Tomlinson, semoga anda akan betah bekerja sama dengan kami." Khanza menyalami Cherry sambil tersenyum ramah. Dia lantas mengajak Cherry ke ruangan Nicholas.

Ceklek...!! Khanza masuk kedalam ruangan bersama Cherry dan juga Manager nya. Terlihat Nic tengah berdiri membelakangi mereka, entah apa yang dia tatap di luar jendela.

"Ehem! Tuan, Nona Cherry sudah di sini." Khanza mengingatkan.

"Nona, silahkan duduk terlebih dahulu, buat diri anda nyaman." Khanza berusaha bersikap profesional.

Nic berbalik dan memandang Cherry yang baru saja duduk di sopa yang tersedia di sana. Pandangan mereka seketika bertemu, Cherry nampak tertegun, namun tidak dengan Nic. Dia langsung memutus kontak mata dan duduk di sopa tunggal yang saling berhadapan dengan sopa yang Cherry gunakan.

"Ha-halo, Nona Cherry." Sapa Nic dengan nada canggung.

"Halo juga," Cherry membalas sapaan canggung Nic. Khanza yang menyaksikan pasangan kekasih masa kecil itu saling menyapa hanya bisa membisu walau dalam hati merasa terganggu.

"Apa kabarmu Cherry?" tanya Nic berusaha mengubah suasana.

"Aku baik, Nici!" Dia tersenyum, Nic nampak terkejut dengan panggilan Cherry. Sudah lama tak ada yang memanggilnya dengan nama itu selain Ayah dan Ibunya. Tantu saja bukannya tidak suka, hanya saja panggilan itu agak sedikit kekanakan.

"Ternyata kau masih ingat," Nic terkekeh.

"Ya, aku ingat semuanya," Cherry tersipu, mereka pun berbincang banyak membuat Khanza berasa menjadi obat nyamuk, seharusnya dia tidak berada di sini.

Khanza mundur perlahan agar tak di sadari Nic jika dia hendak pergi, satu langkah, dua langkah, saat Khanza mengambil langkah ke tiga, "Khanza, kemari lah!" panggil Nic.

'Uh, sial.' gumam Khanza dalam hati.

"Cherry ini adalah Khanza dia sekertaris dan juga asisten ku, dia juga teman baik ku." Khanza menganggukkan sedikit kepalanya sembari tersenyum.

"Ya, Asistenku sudah menceritakannya." Ucapnya tak berminat, Khanza terdiam dia tahu kalau keberadaannya hanya menjadi pengganggu acara reuni kedua orang ini.

"Nic, aku ada pekerjaan lain yang harus aku urus, apa kau bisa menangani situasi di sini?" Tanya Khanza, sebetulnya itu hanya sebuah alasan, agar dia bisa pergi dari ruangan ini.

Nic mengangguk, "oke! pergilah, aku bisa menanganinya."

Khanza pun akhirnya bisa lolos dari tempat itu, namun hatinya masih saja terasa berat. Khanza masuk kedalam ruangannya, membaringkan kepala di atas meja, pikirannya melayang pada apa yang di lakukan Nic dan juga Cherry jika mereka di tinggal berdua di satu ruangan yang sama.

Khanza kembali duduk tegak sembari membuang napas kasar, berharap rasa resah di hatinya ikut terbuang juga. Dia mencoba kembali fokus pada pekerjaan yang sebetulnya tidak terlalu terburu-buru. Namun, dalam situasi sekarang akan lebih baik untuk mengalihkan perhatiannya.

Jam makan siang pun tiba, Khanza memilih untuk makan terlebih dahulu sebelum berkutat kembali dengan pekerjaannya. Dia sengaja tak ingin buru-buru kembali keruang Nic, Khanza keluar sembari meregangkan otot-ototnya dia tak memerhatikan jalan hingga suara seorang wanita terdengar jelas di rungunya.

"Nona Khanza, mari makan siang bersama," ajaknya yang seketika membuat Khanza menoleh.

Hah? Dia memekik saking terkejutnya, dua orang yang paling Ia hindari kini berada tepat di hadapannya.

"Haha, Nona Cherry bukannya saya tidak ingin menerima itikad baik anda, namun pekerjaan saya terlalu banyak jadi saya tidak bisa ikut bergabung dengan kalian." Khanza memberi alasan.

Nic melempar pandang penuh tanya, pasalnya dia tahu betul jika Khanza sama sekali tidak memiliki pekerjaan yang begitu penting sampai dia harus melewatkan makan siangnya, "kalian pergilah, aku akan mengcopy dokumen ini." Khanza berlalu secepat mungkin.

Khanza meminta di belikan makanan dan juga minuman pada salah satu Office girl yang kebetulan lewat di depannya. Hari ini dia tidak akan pergi kemana pun dia akan berdiam diri di ruangannya hingga jam kerja berakhir.

Khanza kembali duduk di kursi kerjanya, dia melihat layar ponselnya yang tiba-tiba menyala, ternyata pesan dari Nic. Dia mengirimkan fotonya dengan Cherry yang tengah berada di salah satu cafe dekat kantor.

Khanza melempar pelan ponsel agar menjauh darinya, dia sama sekali tak ingin melihat dimana Nic dan Cherry berada dan apa yang tengah mereka lakukan.

Dada Khanza tiba-tiba terasa sesak, dia tidak suka, dia cemburu, "Ah hati sialan! Kendalikan dirimu, kendalikan," gumam Khanza pada diri sendiri sembari membuang napas kasar.

Saat ini dia tampak seperti orang bodoh, sembunyi dari semua orang, tenggelam dalam pekerjaan yang sejatinya hanya sebagai penghibur dikala hatinya hancur. Ingin rasanya dia mati saja pikir Khanza, tapi hal itu bukanlah sebuah solusi, namun hanya sebuah bentuk penyiksaan diri.

Terpopuler

Comments

mudah hartatik

mudah hartatik

suka ceritanyA... sepertinya bagus..

2023-02-23

1

Nuraeni Nur

Nuraeni Nur

menarik

2023-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Malam yang tak terlupakan
2 Bab 2 : Semua telah terjadi
3 Bab 3: Menyembunyikan kebenaran
4 Bab 4 : Kembalinya Cherry
5 Bab 5 : Mengapa dia terlihat cantik?
6 Bab 6 : Perasaan asing
7 Bab 7 : Ikan Buntal
8 Bab 8: Kepekaan 0%
9 Bab 9 : Bertemu Darius
10 Bab 10 : Si gila
11 Bab 11 : Ucapan selamat
12 Bab 12 : Arabella Wilson
13 Bab 13 : Hasil USG
14 Bab 14 : Kata yang tak mampu terucap
15 Bab 15 : ketetapan hati
16 Bab 16 : Menyelamatkannya
17 Bab 17 : Alasan tak berguna
18 Bab 18 : Misi Arra
19 Bab 19 : Keluarga harmonis
20 Bab 20 : Cemburu?
21 Bab 21 : Sesuatu yang di anggap penting
22 Bab 22 : Perubahan sikap Nic
23 Bab 23 : Pergerakan pertama
24 Bab 24: Rencana diam-diam
25 Bab 25 : Perdebatan
26 Bab 26 : Kecerobohan yang manis
27 Bab 27 : Amarah David
28 Bab 28 : Keputusan berat
29 Bab 29 : Jarak
30 Bab 30 : Ciuman perpisahan
31 Bab 31 : Pertunangan
32 Bab 32 : See you again
33 Bab 33 : Jantan atau betina?
34 Pengumuman
35 Bab 34 : Menghilangnya Khanza.
36 Bab 35 : Mabuk
37 Bab 36 : Kisah yang terulang kembali
38 Bab 37 : Cherry hamil!
39 Bab 38: Fakta tentang Cherry
40 Bab 39 : Story of Clarisa
41 Bab 40 : Memperbaiki hubungan
42 Bab 41: Sebuah Janji
43 Bab 42 : Misi di Kasino
44 Bab 43 : Misi di Kasino fart 2
45 Bab 44 : Kecurigaan yang mulai timbul
46 Bab 45 : Ayah Meninggal
47 Bab 46 : Penangkapan Richard
48 Bab 47 : Kedatangan Martin Nelson
49 Bab 48 : Cherry berpindah haluan
50 Bab 49 : Misi penyelamatan bagian 1
51 Bab 50 : Misi penyelamatan berhasil!
52 Bab 51 : Richard bebas
53 Bab 52 : Putusan Rapat
54 Bab 53 : Akhir dari Martin Nelson
55 Bab 54 : Pendarahan
56 Bab 55 : Masih belum sadarkan diri
57 Bab 56 : Welcome Baby Boy
58 Bab 57 : Dia anakku!
59 Bab 58 : Ivander Haedar Nelson
60 Bab 59 : Khanza kembali
61 Bab 60 : Memulai hidup baru
62 Bab 62 : Pernikahan!
63 Bab 63 : Ending!
64 Pengumuman Tamat!
65 Bonus Chapter dan Promosi Novel baru
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 : Malam yang tak terlupakan
2
Bab 2 : Semua telah terjadi
3
Bab 3: Menyembunyikan kebenaran
4
Bab 4 : Kembalinya Cherry
5
Bab 5 : Mengapa dia terlihat cantik?
6
Bab 6 : Perasaan asing
7
Bab 7 : Ikan Buntal
8
Bab 8: Kepekaan 0%
9
Bab 9 : Bertemu Darius
10
Bab 10 : Si gila
11
Bab 11 : Ucapan selamat
12
Bab 12 : Arabella Wilson
13
Bab 13 : Hasil USG
14
Bab 14 : Kata yang tak mampu terucap
15
Bab 15 : ketetapan hati
16
Bab 16 : Menyelamatkannya
17
Bab 17 : Alasan tak berguna
18
Bab 18 : Misi Arra
19
Bab 19 : Keluarga harmonis
20
Bab 20 : Cemburu?
21
Bab 21 : Sesuatu yang di anggap penting
22
Bab 22 : Perubahan sikap Nic
23
Bab 23 : Pergerakan pertama
24
Bab 24: Rencana diam-diam
25
Bab 25 : Perdebatan
26
Bab 26 : Kecerobohan yang manis
27
Bab 27 : Amarah David
28
Bab 28 : Keputusan berat
29
Bab 29 : Jarak
30
Bab 30 : Ciuman perpisahan
31
Bab 31 : Pertunangan
32
Bab 32 : See you again
33
Bab 33 : Jantan atau betina?
34
Pengumuman
35
Bab 34 : Menghilangnya Khanza.
36
Bab 35 : Mabuk
37
Bab 36 : Kisah yang terulang kembali
38
Bab 37 : Cherry hamil!
39
Bab 38: Fakta tentang Cherry
40
Bab 39 : Story of Clarisa
41
Bab 40 : Memperbaiki hubungan
42
Bab 41: Sebuah Janji
43
Bab 42 : Misi di Kasino
44
Bab 43 : Misi di Kasino fart 2
45
Bab 44 : Kecurigaan yang mulai timbul
46
Bab 45 : Ayah Meninggal
47
Bab 46 : Penangkapan Richard
48
Bab 47 : Kedatangan Martin Nelson
49
Bab 48 : Cherry berpindah haluan
50
Bab 49 : Misi penyelamatan bagian 1
51
Bab 50 : Misi penyelamatan berhasil!
52
Bab 51 : Richard bebas
53
Bab 52 : Putusan Rapat
54
Bab 53 : Akhir dari Martin Nelson
55
Bab 54 : Pendarahan
56
Bab 55 : Masih belum sadarkan diri
57
Bab 56 : Welcome Baby Boy
58
Bab 57 : Dia anakku!
59
Bab 58 : Ivander Haedar Nelson
60
Bab 59 : Khanza kembali
61
Bab 60 : Memulai hidup baru
62
Bab 62 : Pernikahan!
63
Bab 63 : Ending!
64
Pengumuman Tamat!
65
Bonus Chapter dan Promosi Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!