Hailey sejenak melihat jam di pergelangan tangannya. Itu [Pukul: 12:21]
Masih mengambil langkah demi langkah di sepanjang jalur pejalan kaki jalanan kota yang akan terus semakin ramai menjelang pukul satu siang, Hailey, menghembuskan nafas gerah dari mulutnya. Sesekali mengusap kening dengan punggung tangannya, karena terik matahari yang semakin terasa menusuk kulitnya.
Masih berusaha mencari satupun Bus angkutan umum yang bisa mengantarkannya ke tempat pemberhentian yang ingin ditujunya. Finnup Park.
Bagaimana dengan mobil taxi ?! Entahlah. Hailey ragu.
Salah seorang murid laki-laki yang bersekolah di sekolah yang juga sama dengan Hailey sudah tidak pernah terlihat lagi sampai sekarang.
Dia adalah salah satu dari mereka yang senior di sekolah sebelum Hailey. Juga sebagai kakak kelas_ sebelum Hailey yang memegang pangkat ketua osis dan sampai akhirnya semakin dipercaya untuk menangani stabilitas komunitas sekolah. Faktanya, murid laki-laki yang dimaksud adalah seorang yang memegang masa pangkat ketua Osis sebelum Hailey.
Sudah dua tahun lamanya menghilang entah kemana. Tidak pernah lagi terlihat dimanapun. Tidak di sekolah, begitu pula di sekitar kediamannya. Menghilangnya secara misterius menjadi kasus yang masih belum terpecahkan sampai sekarang.
Polisi belum menemukan petunjuk lain selain seorang saksi mata yang pernah mengatakan, kalau orang yang dicari terakhir kali terlihat menaiki sebuah mobil taxi hitam kemerahan dan melaju menuju ke arah selatan. Jadi dugaan diculik atau semacamnya. Tapi tidak ada yang tahu kemana pastinya mobil taxi itu membawanya pergi.
Kabar kehilangannya benar-benar membuat heboh sesisih sekolah. Menggemparkan!
Setelah ada kabar kejadian itu... sebagian murid-murid yang ada di sekolah menjadi ragu dan enggan lagi untuk menaiki mobil yang biasa pada umumnya berciri berwarna kuning. Termasuk Hailey. Walaupun dipikir-pikir sejenak... jika itu juga sampai terjadi padanya, Hailey sekarang bisa saja menggunakan kekuatan sihirnya sebagai cara perlindungan diri. Itupun jika kemampuannya tidak akan terus payah.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi sebaiknya jangan. Itu hanya akan memperburuk keadaan. Menghabisi seseorang hanya akan memperburuk kemampuannya. Bisa saja semakin tidak terkendali. Dan... lagi pula Hailey sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha tidak mencolok di daerah publik. Setidaknya sampai Hailey benar-benar tiba pada tempat yang di katakan oleh surat undangan misterius itu.
"Akademi Para Penyihir."
Semakin panas dan Hailey semakin lelah. Terik matahari terus menguras tenaganya.
Tidak biasanya akan begitu panas seperti ini?! Pikirnya mengeluh. Mungkin, karena tubuh Hailey sudah terlalu terbiasa dengan musim hujan yang terjadi berkepanjangan sebelumnya. Dan begitu dingin.
Sepertinya hari itu akan menjadi awal dari musim panas berkepanjangan_ Musim panas yang akan mengering habiskan semua air sumur milik penduduk di Kansas. Mungkin. Itu bisa saja terjadi jika sekalipun tidak ada turun hujan dalam setengah tahun lamanya. Kekeringan.
Astaga panasnya! Satu jam lebih terus melangkah tapi masih belum kunjung menemukan satu bus pun yang mengarah ke sana.
Menjulurkan kedua lengannya lurus ke depan, "Kumohon jangan menghitam!" gumamnya keluh. Memandang khawatir sepanjang lengan sampai ke ujung jari-jemari rampingnya.
Hailey membawa jaket lengan panjang berkerudung di ranselnya. Tapi itu jelas ide yang sangat buruk. Me Memangnya siapa yang ingin memakai pakaian tertutup dan tebal_ seperti jaket_ dalam kondisi yang terasa seperti terpanggang di dalam oven kue?!
Orang-orang rela memakai baju tipis berlengan pendek, walaupun tersengat langsung panas matahari yang perlahan akan menggosongkan tubuh.
"Anyway..., " keadaan seperti itu pasti sangat membutuhkan penyegar pastinya. Terutama yang dingin-dingin.
Dan... kebetulan sekali! Hailey baru saja melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Menoleh_ Mendapati sebuah minimarket di seberang jalan sana. Dan tanpa berpikir panjang Hailey pun langsung bergegas ke sana.
Tidak lupa toleh arah kanan kiri mengecek keramaian. Dan belakang, hanya untuk berjaga-jaga tidak ada seseorang yang akan mencoba merogoh isi tasnya. Para panjang tangan.
Atau penguntit.
Tanpa sengaja melihat minimarket di seberang sana membuat kumpulan minuman dingin terbayang melayang-layang di dalam kepalannya. Menggodanya ke sana.
Masuk membunyikan "Klinting!" mini lonceng pada atas pintu minimarket_ Hailey, langsung mengincar lemari pendingin yang menampung barisan minuman segar nan melegakan dahaga.
Diambilnya, "Tsss!" Sekaleng minuman dingin dibukannya. Langsung meneguk minuman soda yang di pilihnya, tanpa harus membayarnya terlebih dahulu. Tak tertahankan lagi.
"Hah...!" Leganya samar. Kini menghembuskan nafas dingin di udara.
Setelah melegakan tenggorokannya Hailey tidak langsung membayar ataupun pergi melanjutkan perjalanan. Tidak mau menyia-nyiakan dirinya di minimarket hanya untuk membeli sekaleng penyegar dahaga_ dirinya berkeliling ke setiap rak gondola melihat-lihat. Siapa tahu ada yang dibutuhkannya untuk menambah perlengkapan di perjalanan atau setibanya di akademi nanti.
"Klinting!"
Sambil sesekali meneguk lagi dan lagi minuman dingin yang di bawa pegangnya, Hailey, melihat apa yang di pajang pada setiap rak gondola yang dilaluinya.
Sampai kemudian dilihatnya alat penerangan_ senter-senter_ terpajang. Mengambil pegang.
Menjadi teringat kembali kalau Hailey sebelumnya tidak sempat terpikirkan untuk membawa alat penerangan. Hanya ponselnya. Lampu pada ponsel pun tidak sepenuhnya dapat menerangi dominasi kegelapan. Jadi Ya! Dia membutuhkannya. Berjaga-berjaga jika sewaktu-waktu kegelapan sebenarnya menerjangnya.
Mengambil pegang senter, "...," Hailey terdiam sejenak. Kemudian langsung menoleh cepat ke arah lorong rak gondola di sebelah kanannya.
Baru saja melihat sesuatu. Seseorang.
Sekilas, seperti ada yang baru saja mengintipnya dari balik rak gondola paling ujung sana.
Matanya menyipit fokus. Merasa curiga kalau dirinya sedang diawasi dan diikuti oleh seseorang. Sungguh ada penguntit?! Entahlah. Tergerak penasaran untuk mengecek di setiap sudut minimarket tapi tidak menemukan seorangpun lagi, selain hanya keberadaan dirinya dan dua orang penjaga minimarket.
Hailey berulang-ulang kali menelusuri setiap sudut tempat sambil terus menoleh-noleh cari dengan ekspresinya yang terlihat seperti orang kebingungan. Tapi tetap saja tidak menemukannya. Walaupun tanpa menoleh, Hailey samar melihat seseorang berdiri menampakan setengah badannya dari balik rak gondola paling ujung. Cukup yakin apa yang baru saja dilihatnya.
Kedua penjaga minimarket yang dari tadi berada di belakang meja kasir pun turut bingung melihatnya bertingkah laku seperti itu.
"Apa yang kamu cari nona muda?" Tanya penasaran seorang dari penjaga minimarket.
Menggelang cepat, "Tidak ada!" Jawab Hailey spontan, mengehentikan pencariannya. Langsung mendekati meja kasir, membayar semua yang sudah dibelinya, dan bergegas keluar dari minimarket.
"Klinting!" Bunyi mini lonceng pintunya lagi. Hailey keluar dari sana_ mengambil lima langkah lurus menjauh. Meneguk tegukan terakhir dan membuang kaleng minuman kosong di tempat sampah yang berada di samping tiang lampu pinggir jalan.
"Klinting!" Lagi?! Bunyi mini lonceng.
Mendengar bunyi lonceng Hailey sontak sigap berbalik. Tapi tidak ada seorangpun di belakangnya. Juga tidak ada yang terlihat baru saja masuk ke dalam sana dari balik dinding dan pintu kaca minimarket.
Hailey semakin kebingungan. Juga semakin waspada.
Mendengar deru besar mesin mobil, Hailey terinterupsi. Kembali berbalik ke depan. Menoleh ke samping_ ada sebuah bus besar melaju perlahan mengarah ke arahnya di tepi jalan.
"Hey!!" Melambaikan tangan ke langit-langit Hailey menarik perhatian si pengemudi untuk menghentikan laju busnya. Menghampiri dengan terburu-buru.
"Finnup Park?" Tepat berdiri di depan ambang pintu bus yang terbuka, Hailey langsung bicara ke inti tujuannya kepada si pengemudi. Dan si supir mengangguk cepat.
...----------------...
Huh! Akhirnya ada juga tujuan yang mengarah ke sana. Hailey lega. Langsung memasuki bus dan memilih kursi yang paling sering di tempatinya disetiap dirinya menaiki bus angkutan umum. Yaitu memojok di kursi paling belakang. Yang paling penting adalah dimana dirinya bisa duduk nyaman menyendiri, tanpa ada pria berjanggut tebal bercerutu, berkemeja dengan dasi panjangnya, berkacamata hitam, dan juga bertopi fedora menutupi tampang wajah_ yang paling sering dicurigai dan diwaspadainya ketika dirinya berada di tengah-tengah keramaian.
Tampang yang terlihat seperti mafia.
Sosok dengan ciri-ciri seperti itu sudah lama dihindarinya semenjak Hailey masih menginjak umur lima tahunan. Ditakutinya! Hailey akan selalu menangis dan memeluk kaki Ibunya ketika melihat pria dengan semua ciri seperti itu lewat di hadapannya. Apalagi ketika mereka terus menatapnya dengan tatapan dingin dari balik kacamatanya.
Melewati beberapa kursi yang sudah di tempati beberapa orang_ yang kebanyakannya berumur sekitar tiga puluh sampai empat puluhan, Hailey, tersenyum kecil berusaha ramah pada mereka. Walaupun kebanyakan dari mereka semua cuek dan tidak sedang memperhatikannya saat lewat.
Langsung menduduki kursi kosong di salah satu sudut. Karena di seberang sudut ditempati oleh seorang Ibu yang sedang memangku gendong bayinya.
Dan Hailey menaruh ranselnya tepat di sebelah kursi yang di dudukinya. Sisi kursi luar. Berusaha menjaga dua kursi penuh kedamaian miliknya, agar tidak ditempati oleh seseorang yang akan menghembuskan kepulan asap rokok ke wajahnya.
Hailey benci itu. Mengganggu dan merusak pernafasannya. Seperti terasa mencekiknya hidup-hidup.
Kenapa kebanyakan orang sangat menikmati benda itu yang jelas perlahan terus mengikis umur demi umur mereka?!
Demi hanya untuk menghilang setres?! Agar bisa dipandang gagah oleh orang disekitarnya?! Sungguh?! Bukankan itu sama saja disebut kecanduan seperti hal nya pecandu obat-obatan?! Pikir Hailey tak habis pikir. Merasa prihatin juga sebenarnya. Mengingat sudah banyak korban berjatuhan karena menghisap benda berbentuk batangan-batangan kecil itu. Benda sepele tapi tanpa mereka sadari dan pedulikan kalau itu dapat beresiko kematian. Bagi penggunanya_ maupun bagi mereka yang tanpa sengaja mengirupnya.
Sepertinya benda semacam itu tidak akan lenyap keberadaannya. Sampai kapanpun. Fakta... benda yang mirip seperti itu sudah ada digunakan sejak masa suku indian dahulu. Masa-masa primitif yang masih terbawa.
Menurutnya, menghisap dan mengunyah permen karet jauh lebih baik. Menghilangkan setres. Walaupun Hailey sendiri tidak begitu gemar mengunyah permen karet. Apalagi rasa jeruk.
Seratus persen "NO!"
Aroma jeruk akan membuatnya mabuk, mual-mual, dan bisa saja sampai termuntah-muntah ketika menghirupnya. Itulah kenapa Ibu Hailey tidak pernah menggunakan pengharum mobil beraroma jeruk di mobilnya. Ibunya tahu kalau Hailey membenci baunya.
Apa jadinya jika aroma dari asap rokok dan pengharum mobil berbau jeruk berada di dalam satu bus bersamanya saat itu juga. Dan menghirup semua itu di sepanjang perjalanannya. Oh ya ampun! Tidak bisa terbayangkan akan seperti apa jasad Hailey.
Tapi sepertinya aman-aman saja. Hailey sama sekali tidak mengendus kedua bau menjengkelkan yang dibencinya.
Dan ngomong-ngomong... lagipula mobil Ibunya tidak memiliki fasilitas pendingin. Jadi apa yang diharapkan dari mobil pickup tua ketinggalan zaman.
Jadi sudahlah! Kembali pada Hailey yang baru saja mendapatkan tumpangan yang tentu saja harus ia bayar setibanya nanti.
Sebelum bus perlahan kembali melajukan keempat roda bannya, Hailey sejenak menoleh_ meluangkan sedikit waktu istirahat pertamanya untuk tersenyum manis kepada seorang ibu yang berada duduk di seberang sudut kursi sana tadi.
Ibu itu juga membalasnya dengan senyuman.
Sebelum laju bus semakin cepat, Hailey menyempatkan untuk menoleh pada minimarket itu lagi. Dari balik kaca bus di hadapannya... Hailey, melihat seseorang.
Berdiri terdiam tepat di depan minimarket_ dia mengenakan mantel panjang menutupi tampangnya sampai ke kaki. Termasuk wajahnya yang tertutup kerudung dari mantel yang dipakainya. Hanya daerah bawah wajahnya. Dan jika dilihat dari bentuk bibir dan postur bahunya... si berkerudung misterius adalah seorang perempuan. Terlihat juga dari beberapa helai juntaian rambut yang menjulur di depan mantelnya.
Si berkerudung misterius di luar sana terus menoleh ikut kepalanya kearah bus yang membawa Hailey pergi menjauh.
Semakin jauh, si berkerudung hitam gelap misterius menghadapkan tubuhnya lurus pada bus yang dinaiki Hailey.
Hailey melihatnya. Sambil terus terpaku menghadap kebelakang kursi di dalam bus, jantungnya mulai berdegup kencang.
Rasa itu lagi.
Dan Sial! Sepertinya benar apa dugaannya! Yang dilihatnya tidak salah. Ada seseorang yang sedang menguntitnya. Dan sepertinya sosok berpakaian serba tertutup itulah yang menguntitnya saat di dalam minimarket barusan. Tapi siapa dia?! Dia mau menginginkan apa dari Hailey?!
Semakin dirinya menjauh dari rumah, semakin banyak pula bahaya yang mengancam. Apalagi bagi kaum perempuan yang masih dalam tahap "Teen level."
Ditambah lagi dengan kekuatan sihir yang ada di dalam diri Hailey. Bisa saja ada yang sedang mengincarnya sekarang. Seperti sosok berkerudung misterius itu barusan_ yang terlihat dari kejauhan masih menghadap ke arah bus yang sedang dinaiki Hailey.
"Nak!" Ibu tadi tiba-tiba memanggilnya. Mengalihkan pandangan Hailey. Sontak menyadarkan.
"Jangan dilihat," lanjutnya, kepada Hailey tapi lebih memelankan suaranya sambil menggeleng.
Kepada Ibu itu Hailey mengerutkan dahinya bertanya-tanya. Sesaat kembali menoleh kebelakang memastikan dan Hailey tidak melihat si berkerudung misterius lagi di sana. Seakan lenyap seketika. Sehabis itu Hailey menghadap lurus kedepan dengan ekspresi wajahnya yang tegang bercampur kebingungan.
Keringat dingin.
...----------------...
Keringat dingin di sepanjang perjalanannya menuju Finnup Park, Garden City, Kansas.
Hampir sesampainya di tempat tujuan pun Hailey masih merasa tidak tenang. Firasatnya mengatakan, kalau sosok misterius itu masih dan akan terus berusaha mengikutinya. Siapapun dia_ dia pasti ingin melakukan sesuatu yang mengerikan kepada Hailey. Cara gerak-gerik sunyinya mengikuti Hailey sangat mencurigakan. Jika orang baik, sudah seharusnya dia menunjukan identitasnya, dan bukannya menyembunyikan wajahnya di balik kerudung. Tapi tidak. Sosok misterius berkerudung itu barusan justru bertingkah layaknya karakter pembunuh psikopat yang sedang terus mengincar sasarannya. Mencari Korban. Seperti yang ada di kebanyakan film pembunuhan. Killer Movie... Or Splatter Horror.
Datang secara misterius_ Pergi dan Lenyap secara misterius.
Ciri gerak-gerik dingin yang serupa.
Tiga menit kemudian... Bus mengerem perlahan. Secara bergilir orang-orang yang bertujuan sama bergegas turun dari bus. Termasuk Hailey, dan juga seorang Ibu yang bersama bayinya.
Turun dari bus, "Cepatlah!" Bisik Ibu tadi kepada Hailey sambil lalu.
[Deru laju bus kembali terdengar] tepat dibelakangnya... Bus pergi menjauh.
Hailey hanya bisa terpaku bingung mendengar apa yang diucapkan Ibu itu. Lagi. Untuk sejenak hanya terus memandangnya mendahuluinya.
Banyak hal-hal aneh yang pernah dilaluinya. Tapi tidak seaneh sosok penguntit berkerudung, dan seorang Ibu yang hampir tanpa henti mengatakan rantaian kata aneh di sepanjang perjalanan.
Rantaian kata seperti peringatan.
Yang lebih anehnya lagi dari seorang ibu tadi adalah... bagaimana dia bisa tahu namanya?! Di tengah-tengah lamanya perjalanan barusan, Ibu itu terdengar jelas oleh Hailey_ sekali_menyebut namanya "Hailey" terselip di setiap kata yang di lontarkannya pelan tanpa menoleh pandang. Sedangkan Hailey dirasa sama sekali tidak pernah mengenal sosok Ibu itu sebelumnya.
Sampai saat itupun tiba.
Berusaha tidak memikirkannya, Hailey, merogoh isi ranselnya. Mengambil surat undangan yang sudah mengarahkannya jauh ke daerah sekitar tempat yang sekarang ini Hailey sedang pijak.
Menoleh-noleh memastikan sekelilingnya sebelum mengecek suratnya.
Dilihatnya lagi_ tampilan seperti potongan-potongan video proyektor kembali tertampilkan. Menampilkan suasana tempat yang masih terlihat berada di Finnup Park, tapi lebih mengarahkannya pada sebuah kereta.
Lebih tepatnya itu adalah sebuah lokomotif tua yang tak lagi di gunakan.
Hailey tahu lokomotif tua itu. Salah satu dari mereka_ para kepala ular besi yang me legenda di Kansas.
Itu adalah Baldwin Mogul Steam Locomotif, yang dirancang dan beroperasi pertama kali pada di tahun 1915. Lalu berhenti beroperasi pada di tahun 1952.
Jadi Hailey bergegas. Sebelum sosok berkerudung misterius tadi mungkin akan segera menyusulnya, menghabisinya dengan sebilah pisau, atau kapak, atau tembakan, atau sihir, atau apapun cara mengerikan yang akan dilakukannya.
Jujur saja, dirinya belum pernah berkunjung ke Finnup Park sebelumnya. Hailey mengetahui sejarah lokomotif tua itu hanya sebatas melalui webside. Belum pernah melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri. Tapi sekarang adalah kesempatannya.
..."Lokomotif tua dengan nomor 25 yang terpampang pada samping dan juga depan wajah besinya."...
Tepat berada di hadapan si kepala ular besi itu Hailey mendongak pandang. Cara pandangannya seakan sedang memandang tokoh bersejarah yang begitu berpengaruh dan banyak di kagumkan oleh banyak orang.
Memandang sambil terhanyut dalam kenangan jasa-jasa masa lalu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments