Enter The Sorcerers World "The Strongest Will Stand!"

Enter The Sorcerers World "The Strongest Will Stand!"

Prologue: Long...Long Time Ago!

Sihir adalah kekuatan mistis yang biasa pada umumnya hanya dimiliki oleh para kaum penyihir. Kekuatan yang tidak terbatasi oleh realita dan logika. Dulu-dulu sekali_ jauh sebelum kehidupan dengan ponsel dan penuh ai ada seperti masa mederen sekarang ini, Kekuatan mereka dianggap berbahaya dan terkutuk bagi kebanyakan orang. Bahkan bagi semuanya. Bagi orang-orang yang dimasa itu, tidak ada dan tidak akan ada penyihir yang baik sebaik berhati melati. Semuanya kejam berdarah dingin.

Berpenampilan topi kerucut dan bersapu terbang?!

Tidak!

Mungkin hanya ada pada kebanyakan buku dongeng anak-anak saja lah yang memilik gambaran yang dominan seperti itu.

Faktanya! Sebagian para penyihir mengenakan pakaian yang sama, seperti para penduduk pada umumnya yang biasa sering dikenakan dimasa itu. Dan juga ada yang mengenakan jubah berkerudung khusus mereka_ yang hampir dipenuhi dengan simbol dan tulisan-tulisan, yang tidak akan bisa dipahami selain bagi hanya mereka kaum penyihir. Itu biasanya hanya dipakai oleh para penyihir yang sudah ditahap level dominasi. Atau bisa dibilang penyihir dengan kemampuan tinggi.

Masa-masa itu... para anak dan laki-laki lah yang sering menjadi korbannya. Para penyihir kejam menjadikan mereka sebagai bahan ritual mereka. Guna untuk memperkuat diri, keabadian, sampai yang ingin mendominasi dunia.

Dibalik kekejaman mereka terhadap para penduduk dimasa itu, mereka juga tidak pernah sepenuhnya saling mempercayai sebagai sesama penyihir. Siapapun bisa saja dengan diam-diam menikam dari belakang. Karena itu pernah dan juga sering terjadi.

Mereka bersaing. Berlomba menjadi yang terkuat dari yang terkuat.

Berduel mantra dan kekuatan sihir adalah satu-satunya cara untuk membuktikan siapa yang jauh lebih hebat diantara mereka. Mereka biasa membuat keributan itu pada malam hari_ pada saat kebanyakan para penduduk sudah bersembunyi didalam rumah mereka, karena tahu kalau itu akan selalu terjadi.

"No Mercy!"

Adalah moto yang sering diucapkan dari mulut mereka. Itu berarti tidak ada ampun. Kata itu juga, mereka maksudkan disaat mereka melakukan duel kemampuan.

Dua, tiga, empat, atau lebih_ tapi akan ada hanya satu yang bertahan. Itu berarti yang lain akan mati dalam duel. Mayat para penyihir akan terlihat bergeletakkan dikeesokan harinya. Diberbagai sudut jalan_ diamanapun. Sampai yang berada diatap-atap rumah para warga_ yang siapapun akan khawatir dan penuh ketakuatan ketika para penyihir itu sedang berduel tepat diluar rumah mereka.

Dan bau busuk itu... Oh astaga! Seakan terus menghantui.

Mereka yang mati, akan dibiarkan dicabik-cabik oleh para kerumunan burung gagak yang rakus akan daging yang membusuk.

......................

Kekacauan terus berlanjut. Berulang ulang kali semua itu terus dialami para penduduk di masa itu. Mereka seakan tidak biarkan untuk diberikan satu menit pun nafas legah. Terus menghantui! Dan banyak yang mencoba untuk membunuh dirinya sendiri karena merasa tak kuat lagi dengan keadaan disekitar mereka.

Lelah dengan kondisi seperti itu, para penduduk mengadakan deklarasinya sendiri. Mereka ingin memburu para penyihir itu dengan atau tampa bantuan raja-raja diluar sana. Sampai saat itu tidak ada sedikitpun bantuan yang dikerahkan kerajaan dari timur, barat, maupun dari yang lainnya. Seolah mereka semua juga takut, dan tak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa duduk pesta minum teh_ bersembunyi dibalik dinding kokoh termakan umur mereka disaat para penduduk non kerajaan diluar sana benar-benar dalam bahaya dan membutuhkan bantuan.

Karena dominan semua para penyihir dimasa itu kebanyakan adalah wanita... jadi para wanita lah yang lebih terkena imbasnya. Mereka yang tak bersalah dicurigai sebagai penyihir. Secara masal para wanita_ terutama yang gelandangan diburu dan diintrogasi. Ketika para penduduk yakin dengan keputusan tergesah-tegesahnya, Kaki, tangan, dan seluruh badan mereka yang dicurigai akan diikat diatas sebuah kursi. Dan kursi itu diletakkan di atas semacam wadah tungku besar yang nantinya akan diselimuti kobaran bara api.

Mereka yang dicurigai sebagai penyihir yang bersembunyi diantara penduduk, satu persatu di eksekusi dalam bakaran api yang menghabis abukan.

Para penduduk tidak peduli lagi. Mereka mengubur dalam-dalam rasa takut mereka yang selama itu terus menjebaknya dalam kondisi seperti itu. Tak peduli akan terbunuh_ para penduduk juga berbondong-bondong keluar dari zona aman mereka_ memburu para penyihir pada setiap larut malam hari yang benar-benar sunyi mencekam dengan kabut yang hampir menutupi seluruh pandangan.

Sampai sekitar puluhan wanita tak bersalah akhirnya kehilangan kehidupan mereka. Itu berarti kehilangan nyawa. Termakan ketidak percayaan mereka yang padahal murni sesama darah manusia. Tapi para penduduk yang menjalani pemburuan seakan tak lagi memiliki rasa bersalah, takut, dan baik hati. Semakin lama mereka seperti manusia dengan otak primitif yang tidak memiliki hati yang manusiawi lagi terhadap sesamanya. Seakan mereka benar-benar menikmati apa yang mereka putuskan dan lakukan. Dan mereka pikir yang mereka lakukan adalah "Benar!"

Para penduduk selalu mengadakan pesta perjamuan setelah sehabis membakar abukan seseorang yang padahal belum terbukti itu adalah kaum penyihir.

Mereka semua saling melontarkan candaan dan tawaan. Juga menghambur-hamburkan minuman yang akan selalu memabukkan diri mereka semua.

Sampai pada malam pesta perjamuan yang entah sudah keberapa kalinya... seseorang mendatangi mereka. Mendatangi kerumunan penduduk yang tentu saja lagi-lagi sambil bermabuk-mabukan.

Datang menghampiri kerumunan orang yang sudah tidak lagi berotak dan berperasaan_ Dia mengenakan jubah panjang berkerudung menutupi kaki, dan memegang sebuah tongkat yang menyala.

Melihat kedatangannya_ Beberapa pria disana langsung berlari tergoyah-goyah memasang badan dihadapan yang diduga mereka kalau dia adalah seorang penyihir lainnya. Tetap berusaha menjaga jarak.

"Berhenti disana! Penyihir!" Kata seorang penduduk kepada yang hanya samar terlihat mulutnya. Berusaha mengancam dia yang berjubah abu, dan dengan jejeran simbol-simbol keemasan yang tidak akan bisa dipahami oleh mereka.

Sejenak suasana mensunyi. Para kerumunan warga mabuk itu sejenak hanya melihatnya berdiri terdiam dengan sinar tongkatnya yang seakan menghipnotis mata dan pirkiran.

"Memalukan sekali kalian! Kalian orang-orang yang tidak beradab. Perbuatan kalian ini benar-benar aib," ucap si berjubah yang belum memperkenalkan diri. "Apa yang telah membutakan kalian sehingga tega menghabisi sesamamu?! Sadarkah apa yang telah kalian perbuat?!"

Menodongkan obor api, "Berani sekali kau menggurui kami?! memangnya siapa kau?! apa kau samacam orang bijak?!..."

"Pendeta?!" Lanjutnya meledek_ yang berdiri paling depan. Membuat yang lainnya tertawa geli. "Mereka itu penyihir! Kaumu sendiri! Kami melakukan yang sudah seharusnya kami lakukan sejak dulu!"

Mendengar itu... Orang berjubah itu mendongakan kepalanya, yang tadinya masih terus ditundukan menyembunyikan tampang wajahnya. Mengangkat kedua tangannya, dan perlahan membuka kerudungnya.

Menatap penduduk dengan tajam, "Kalian bisa memanggilku, Merlin!" Ucap yang berjubah itu. Akhirnya mengenalkan diri kepada mereka. Dan yang terdepan tadi samar terngangguk-ngangguk mendengarnya.

"Merlin?! Sungguh?!" Mendongak kepala menantang. "Merlin itu hanya takhayul! Bodoh!"

"Aku mengatakan, bisa! Dan aku tidak mengatakan, namaku!" Jelas lebih menekankan si yang mengenakan jubah_ yang jelas seorang penyihir pria tua berjanggut lebat. "Mencerna kata-kataku saja kalian tidak bisa! Pantas kalian seperti ini!

"Diamlah penyihir tua!!" Ucap yang si di depan lagi. Membentaknya. "Tutup mulutmu! Kenapa kau tidak langsung saja menjelaskan tujuanmu mendatangi kami?!

Merlin menyipit. Mengalihkan tongkat yang digenggam berdiri di tangan kanannya... ke tangan kirinya. "Aku menawarkan kalian...,"

"...Kedamaian!"

Tawar si penyihir Merlin. Dan penduduk mengerutkan alis dan dahinya. Saling menoleh kekanan dan kirinya sambil menggumam yang tak jelas. "Apa maksudmu?! Kedamaian macam apa?!"

"Ya! Kedamaian apa itu?!" Ikut salah satu dibelakang yang bersuara lantang.

"Aku akan pastikan tidak akan ada lagi penyihir yang mengganggu kalian! Selamanya! Tapi ingat! kalian harus berjanji untuk tidak lagi membakar sesama kalian!" Ujar Merlin benar-benar mengatakannya dengan serius.

"Termasuk dirimu, Pria tua?!" Tanya yang didepan_ menunjuk lurus-lurus kearah Merlin. Dan Merlin mengangguk pelan tapi yakin.

"Dan bagaimana kami bisa percaya padamu?! Kau adalah penyihir! Apa itu berarti kau akan membunuh sesamamu?!" Satu penduduk itu berusaha memastikan. Memastikan penawaran Merlin yang menurutnya janggal dan tak masuk diakal.

"Jangan samakan aku dengan mereka. Aku jauh berbeda. Tidak semua penyihir mempunyai niat jahat... "Omong kosong!" Putus yang didepan. Tak mempercayainya.

Dan yang lain serentak ikut memanas. Mereka semakin menggerutu tak jelas.

"Bruuush!" Tongkatnya di hentakkan kuat ke tanah. Sinar semacam berlian diujung tongkatnya sekejap menghempas suasana. Memterpakukan semua kerumunan penduduk memanas yang berada dihadapannya.

Matanya semakin menyipit. Menurunkan alis-alisnya tajam. "Cukup!!" Balasnya membentak. Merlin mendengus.

"Ini yang terakhir kalinya. Aku akan tetap memegang penawaran ini. Dan aku akan membuktikan kepada kalian semua, penduduk yang jahat! Aku akan menyegel semua kekuatan sihir para penyihir di berbagai penjuru. Termasuk Desa kalian. Dan agar kalian dapat kembali ke kehidupan kalian yang jauh lebih manusiawi."

"Malam ini aku akan pergi melakukannya. Dan ketika keesokan harinya aku tidak terlihat lagi dimata kalian, itu berarti aku sudah binasa demi kalian! Dan apa yang aku lakukan sudah berhasil terlaksana."

"Kalian tak perlu lagi melakukan semua ini. Percayalah padaku. Aku akan menghentikan semua ini," lagi jelasnya. Merlin memohon dengan tegas.

"Semoga Tuhan mengampuni kalian semua," akhir dari kalimatnya. Kembali mengenakan kerudungnya, penyihir Merlin langsung berpaling pergi menjauh dari sana. Pergi meninggalkan penduduk disana, ke tempat dimana dirinya akan melakukan penyegelan kekuatan sihir. Termasuk kekuatannya. Itu berarti akan membunuhnya.

...----------------...

Seperti apa yang dibicarakannya. Benar! Kalau dirinya bukanlah salah satu dari golongan para kaum penyihir jahat. Dan sebenarnya juga bukan hanya dirinya. Tapi penyihir baik yang jumlahnya tak lagi banyak seperti dirinya sudah menyepakati dan rela dengan apapun keputusan Merlin untuk mengatasi kekacauan itu. Kehilangan salah satu penyihir terhebat mereka. Sang penyihir Merlin itu sendiri.

Langit-langit semakin gelap bergemuruh. Penyihir itu terus melangkah menembus kabut dan hempasan badai disuatu tempat yang sudah jauh sekali dari kehidupan para penduduk. Hanya ada serangga-serangga berterbangan yang terbawa hempasan badai.

Melangkah berusaha tak goyah...

Sampai tibalah Penyihir Merlin di suatu tempat yang ditujunya. Tempat yang hanya terlihat ketika badai angin yang begitu kuat_ yang hanya terjadi setahun sekali. Dan tempat itu tepat berada di tengah-tengah badai yang seakan mengelilingi, menyembunyikan, dan melindungi keberadaannya dari orang-orang.

Tempat itu hanya diketahui oleh para penyihir. Dan tidak semua penyihir yang mengetahuinya. Mungkin hanya golongan Penyihir teratas dan kuat yang mengetahui dan dapat menembus badai disana. Seperti Penyihir Merlin itu sendiri. Yang baru saja berhasil menembus hempasan badai yang begitu kuat. Orang biasa tak akan bisa menembusnya hanya dengan berjalan kaki. Bahkan alat berat seperti tank yang ada dimasa sekarang pun juga belum tentu bisa menembusnya.

"Stormstones Teritori !" adalah nama tempat yang diberikan oleh para penyihir.

Terdapat tujuh batu berdiri memanjang dengan simbol-simbol terang menyala pada masing-masing batunya. Para penyihir yang pernah pergi kesana tahu kalau Itu sebenarnya adalah ketujuh simbol yang berarti bagus, tapi juga malapetaka.

"Bruuuussh!!" Tongkatnya kembali menghempas. Tapi lebih kuat.

Berdiri tepat ditengah-tengah ketujuh batu yang mengelilingi_ Sang Penyihir Merlin mulai melakukan apa yang akan dilakukannya. Penyegelan.

Mulutnya samar berbisik sedang merapalkan mantra. Tongkat yang ditancapkan ditanah tepat dihadapannya mulai bersinar. Begitu pula simbol-simbol pada ketujuh batu disekelilingnya_ yang juga ikut bersinar terang menyinari terang sekitarnya dan juga diri Merlin itu sendiri.

Tangan kanannya menelapak ketanah. Dan terlihat garis-garis terang muncul saling menghubung, membentuk suatu pola simbol lingkaran memenuhi tengah-tengah diantara Ketujuh batunya. Dan tepat diatas Merlin.

Kemudian petir mulai menyambar dari langit-langit. Turun menyambar dari satu batu kebatu lainnya seperti penghantar listrik. Dan terus begitu berulang-ulang kali sampai seluruh hempasan badai yang berada disekitar Stormstones Teritori mengepul ditengah-tengah. Badainya membentuk sebuah kubah begitu besar menutupi Stormstones Teritori. Sang Penyihir yang hebat, Merlin, berusaha tetap bertahan disana dengan dalam posisi masih menelapak tangannya di tanah.

Jubahnya terkoyak-koyak karena badai yang seakan mencabik-cabik. Dan terlepas. Terbawa hempasan angin badai yang terus hampir membuatnya tergoyah dan terbawa hempas. Tapi dia tidak sedikitpun panik. Merlin tahu kalau itu akan terjadi. Jadi dia benar-benar sudah sepenuhnya mempersiapkan dirinya dengan semua itu.

Tapi entah sampai seberapa lama lagi dirinya dapat bertahan. Suasana terlihat semakin kacau.

Daerah Stormstones semakin menggemah dan bergemuruh. Berlian pada tongkat Penyihir Merlin disana mulai meretak semakin retak seretak-retaknya. Sinar pada tongkatnya juga samar terlihat berkedip-kedip pertanda sihir yang dimilikinya tak bisa mampu bertahan lebih lama lagi. Tapi mau bagaimana lagi. Dia disana membutuhkan waktu yang diperlukannya, untuk melakukan penyegelan seluruh sihir dari para penyihir. Terutama para penyihir yang tunduk pada salah satu tuannya yang dijuluki sebagai "The Bloody Mary Witch!" Penyihir yang paling kejam di masa itu.

...----------------...

Karena sudah diambang batas kemampuannya... dan sepertinya sudah cukup waktu yang diperlukannya, Merlin, kembali bangkit berdiri. Tubuhnya tegak berusaha menahan hempasan badai yang semakin kuat. Matanya menyala. Kedua tangannya saling mengkait membentuk suatu simbol di depan tubuhnya.

Dan... "ZRAAAAASH!!!" Badainya terhempas lenyap seketika. Gelombang hempasannya sampai dirasakan oleh para penduduk di desa yang sebelumnya didatangani oleh Sang Penyihir Merlin.

Proses mantra penyegelannya berhasil. Tapi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya_ kalau itu juga akan membuatnya kehilangan sihirnya sendiri.

Dan kehilangan kehidupannya. Nyawanya.

Tubuh Merlin yang masih kokoh tak tergoyahkan disana semakin menghitam dan mengeras menjadi batu. Tongkat miliknya_ sinarnya meredup padam. Kemudian tongkat itu terkubur dengan sendirinya, dalam posisinya yang masih berdiri tertancap ditanah. Dan terkuburlah dalam-dalam tongkat itu didalam tanah.

Setelah terkuburnya tongkat itu, tubuh Penyihir yang sudah sepenuhnya mengeras menjadi batu.... kemudian, langsung terpecah berhamburan menjadi bongkahan dan puing-puing batuan kecil.

Itu dia! Itu yang akan terjadi jika dirinya melakukannya. Nyawanya yang akan menjadi imbalannya. Stormstone Teritori adalah wilayah untuk penyegelan berbagai macam kekuatan yang kuat termasuk sihir. Tapi itu membutuhkan kekuatan dan sihir yang begitu kuat pula. Apalagi bertujuan untuk menyegel semua kekuatan sihir para penyihir yang tak terhitung, termasuk para penyihir pembuat kekacauan yang membuat para penduduk tadi menjadi kehilangan ketidak percayaan mereka terhadap sesama_ yang kebanyakan dari penyihir disana semuanya betipe penculik dan peritual.

Tipe penyihir yang kekuatannya sudah pasti telah tersegel oleh karena pengorbanan Merlin.

Jika Merlin hampir gagal dalam prosesnya, bagaimana jika yang melakukannya adalah penyihir yang masih di tahap awal atau menengah?! Siapapun itu, dia pasti akan terhempas termakan badai jauh sebelum waktunya selesai.

Dan tiba di keesokan harinya...

Saat matahari baru menunjukan kehangatan wajahnya, Ketujuh batu masih terlihat berdiri kokoh seolah tidak terjadi apapun. Padahal badai pada malam kemarin benar-benar memporak-porandakan Stormstones Teritori dengan begitu hebatnya. Bisa terlihat banyaknya tanah yang terbongkar dan berhamburan disekitarnya.

Tapi ketujuh batunya seakan tidak tersentuh sedikitpun. Itu semua tampak kokoh. Hanya saja ada satu perbedan pada simbol-simbol pada masing ketujuh batunya.

Simbolnya... lenyap. Sama sekali tidak terlihat lagi.

Mulai saat itu, Stormstones Teritori hanyalah wilayah dengan berdirinya ketujuh batu yang biasa. Tanpa sihir. Orang-orang biasa pun mungkin dapat pergi kesana. Karena Stormstones Teritori kini keberadaanya bisa terjangkau mata, walapun tanpa adanya badai yang biasanya menerjang pada setahun sekali.

Suasana tampak terlihat sunyi dan damai. Juga pada salah satu Desa itu.

Penduduk di desa yang pada waktu malam kemarin didatangi Merlin_ terlihat mulai beraktifitas. Tapi tak banyak. Sebagian dari mereka... mungkin masih tertidur di dalam kediamannya.

Entahlah....

Satu orang penduduk yang sebelumnya paling depan berhadapan dengan Merlin, melangkah memasang badan di tengah-tengah jalan yang sepi. Memandang sipit arah kemana Penyihir itu melangkah pergi pada waktu malam kemarin.

Dia mendengus. "Siapkan kayu-kayu dan minyak yang banyak untuk malam ini," titahnya kepada satu warga lain yang berada disebelahnya_ yang juga sejenak ikut memandang arah Penyihir Merlin itu pergi dan tak akan pernah kembali lagi.

Sesuai apa yang dikatakannya_ setiap janji yang akan selalu di tepatinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

F.T Zira

F.T Zira

sub plus like✌️✌️✌️

2024-07-27

1

F.T Zira

F.T Zira

seriuss sih ini keren ceritanya... lanjut baca nanti ya kak. ninggalin jejal dulu
-one Step Closer-

2024-07-27

1

F.T Zira

F.T Zira

belajar tentang sihir🥰

2024-07-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue: Long...Long Time Ago!
2 Chapter 1: Barbara Hailey
3 Chapter 2: Barbara Hailey(Part 2)
4 Chapter 3: Paper Plane
5 Chapter 4: Road To Academy
6 Chapter 5: "Rolling Roll!" Undead Train On The Rails
7 Chapter 6: "Rolling Roll!!" Undead Train On The Rails(Part 2), Abandoned Village
8 Chapter 7: "Rolling Roll!" Undead Train On The Rails(Part 3), Book Of Spell
9 Chapter 8: Arrived To The Sorcerers City
10 Chapter 9: Welcome To Academy
11 Chapter 10: Welcome To Academy(Part 2)
12 Chapter 11: Marked
13 Chapter 12: Marked(Part 2)
14 Chapter 13: First Tournament, "Show Your Skills!"
15 Chapter 14: First Tournament, "Show Your Skills!"(Part 2)
16 Chapter 15: Among The Sorcerers
17 Chapter 16: Blood Of Anastasha Edith
18 Chapter 17: Her
19 Chapter 18: The Sisters Around The Town
20 Chapter 19: The Sisters Around The Town(Part 2)
21 Chapter 20: The Sisters Around The Town(Part 3)
22 Chapter 21: The Sisters Around The Town(Part 4)
23 Chapter 22: Jump into the beehive.
24 Chapter 23: Jump Into The Beehive(Part 2),The Sisters Throne.
25 Chapter 24: Escape... Or Die!
26 Chapter 25: Escape... Or Die! (Part 2)
27 Chapter 26: Something
28 Chapter 27: Something(Part2)
29 Chapter 28: More Training "Making Magicstone Crystal"
30 Chapter 29: More Training (Part 2) "Tori's Skill!"
31 Chapter 30: More Training (Part 3) "The Leaving Nine!"
32 Chapter 31: Dress Up And Power Up!
33 Chapter 32: Dress Up And Power Up! (Part 2)
34 Chapter 33: Dress Up And Power Up! (Part 3)
35 Chapter 34: Undiscovery Past!
36 Chapter 35: Unleash The Magic
37 Chapter 36: Unleash The Magic (Part 2) Flashback "Come Play With Us, Danny!"
38 Chapter 37: Unleash The Magic (Part 3) Flashback "Aye Aye!"
39 Chapter 38: Unleash The Magic (Part 4) Flashback "Free Gelato!"
40 Chapter 39: Unleash The Magic (Part 5) Flashback "It's a Trap!"
41 Chapter 40: Unleash The Magic (Part 6) Flashback "Torches At Night!"
42 Chapter 41: Unleash The Magic (Part 7) Flashback "The Nutcrackers!"
43 Chapter 42: Unleash The Magic (Part 8) Flashback "Show Off!"
44 Chapter 43: Unleash The Magic (Part 9) Flashback "All Magic Types!"
45 Chapter 44: Unleash The Magic (Part 10) Flashback "You're Lame!"
46 Chapter 45: Unleash The Magic (Part 11) Flashback "Don't Look In Their Eyes!"
47 Chapter 46: Unleash The Magic (Part 12) Flashback "Impostor Among Them!"
48 Chapter 47: Unleash The Magic (Part 13) Flashback "Playing With Illusions!"
49 Chapter 48: Unleash The Magic (Part 14) Flashback "Welcome To The Final Level!"
50 Chapter 49: Unleash The Magic (Part 15) Flashback "Battle Around 1!"
51 Chapter 50: Unleash The Magic (Part 16) Flashback "Battle Around 2!"
52 Chapter 51: Unleash The Magic (Part 17) Flashback "Battle Around 3, Meet Edith!"
53 Chapter 52: The Second Tournament "Get Ready!"
54 Chapter 53: The Second Tournament (Part 2) "First Fight, First Round!"
55 Chapter 54: Flashback "Legends Of The Past!" (Part 1)
56 Chapter 55: Flashback "Legends Of The Past!" (Part 2)
57 Chapter 56: The Second Tournament (Part 3) "Dragon On Arena!"
58 Chapter 57: The Second Tournament (Part 4) "Duel Continues!"
59 Chapter 58: The Second Tournament (Part 5) "Duel Fight Between Two Friend!"
60 Chapter 59: The Second Tournament (Part 6) "She Looks Like The Devil!"
61 Chapter 60: The Second Tournament (Part 7) "Hailey's Turn!"
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prologue: Long...Long Time Ago!
2
Chapter 1: Barbara Hailey
3
Chapter 2: Barbara Hailey(Part 2)
4
Chapter 3: Paper Plane
5
Chapter 4: Road To Academy
6
Chapter 5: "Rolling Roll!" Undead Train On The Rails
7
Chapter 6: "Rolling Roll!!" Undead Train On The Rails(Part 2), Abandoned Village
8
Chapter 7: "Rolling Roll!" Undead Train On The Rails(Part 3), Book Of Spell
9
Chapter 8: Arrived To The Sorcerers City
10
Chapter 9: Welcome To Academy
11
Chapter 10: Welcome To Academy(Part 2)
12
Chapter 11: Marked
13
Chapter 12: Marked(Part 2)
14
Chapter 13: First Tournament, "Show Your Skills!"
15
Chapter 14: First Tournament, "Show Your Skills!"(Part 2)
16
Chapter 15: Among The Sorcerers
17
Chapter 16: Blood Of Anastasha Edith
18
Chapter 17: Her
19
Chapter 18: The Sisters Around The Town
20
Chapter 19: The Sisters Around The Town(Part 2)
21
Chapter 20: The Sisters Around The Town(Part 3)
22
Chapter 21: The Sisters Around The Town(Part 4)
23
Chapter 22: Jump into the beehive.
24
Chapter 23: Jump Into The Beehive(Part 2),The Sisters Throne.
25
Chapter 24: Escape... Or Die!
26
Chapter 25: Escape... Or Die! (Part 2)
27
Chapter 26: Something
28
Chapter 27: Something(Part2)
29
Chapter 28: More Training "Making Magicstone Crystal"
30
Chapter 29: More Training (Part 2) "Tori's Skill!"
31
Chapter 30: More Training (Part 3) "The Leaving Nine!"
32
Chapter 31: Dress Up And Power Up!
33
Chapter 32: Dress Up And Power Up! (Part 2)
34
Chapter 33: Dress Up And Power Up! (Part 3)
35
Chapter 34: Undiscovery Past!
36
Chapter 35: Unleash The Magic
37
Chapter 36: Unleash The Magic (Part 2) Flashback "Come Play With Us, Danny!"
38
Chapter 37: Unleash The Magic (Part 3) Flashback "Aye Aye!"
39
Chapter 38: Unleash The Magic (Part 4) Flashback "Free Gelato!"
40
Chapter 39: Unleash The Magic (Part 5) Flashback "It's a Trap!"
41
Chapter 40: Unleash The Magic (Part 6) Flashback "Torches At Night!"
42
Chapter 41: Unleash The Magic (Part 7) Flashback "The Nutcrackers!"
43
Chapter 42: Unleash The Magic (Part 8) Flashback "Show Off!"
44
Chapter 43: Unleash The Magic (Part 9) Flashback "All Magic Types!"
45
Chapter 44: Unleash The Magic (Part 10) Flashback "You're Lame!"
46
Chapter 45: Unleash The Magic (Part 11) Flashback "Don't Look In Their Eyes!"
47
Chapter 46: Unleash The Magic (Part 12) Flashback "Impostor Among Them!"
48
Chapter 47: Unleash The Magic (Part 13) Flashback "Playing With Illusions!"
49
Chapter 48: Unleash The Magic (Part 14) Flashback "Welcome To The Final Level!"
50
Chapter 49: Unleash The Magic (Part 15) Flashback "Battle Around 1!"
51
Chapter 50: Unleash The Magic (Part 16) Flashback "Battle Around 2!"
52
Chapter 51: Unleash The Magic (Part 17) Flashback "Battle Around 3, Meet Edith!"
53
Chapter 52: The Second Tournament "Get Ready!"
54
Chapter 53: The Second Tournament (Part 2) "First Fight, First Round!"
55
Chapter 54: Flashback "Legends Of The Past!" (Part 1)
56
Chapter 55: Flashback "Legends Of The Past!" (Part 2)
57
Chapter 56: The Second Tournament (Part 3) "Dragon On Arena!"
58
Chapter 57: The Second Tournament (Part 4) "Duel Continues!"
59
Chapter 58: The Second Tournament (Part 5) "Duel Fight Between Two Friend!"
60
Chapter 59: The Second Tournament (Part 6) "She Looks Like The Devil!"
61
Chapter 60: The Second Tournament (Part 7) "Hailey's Turn!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!