Episode 3

Sesampainya Pelangi di kampus baru duduk 2 menit dia sudah mendengar bisik-bisik temannya yang bergosip tentang dirinya. Pasti ada rasa risih bagi Pelangi, namun Pelangi tidak pernah membela dirinya akan gosip-gosip itu, karena Pelangi tidak pernah merasa melakukannya jadi dia tidak merasa perlu mengklarifikasi hal yang tidak pernah dia lakukan.

Karena perasaan risih Pelangi lebih memilih mendengarkan musik dari ponselnya dari pada menanggapi perkataan-perkataan fitnah yang menyebalkan.

"Ih lihat deh si Misty itu gak ada malunya ya, padahal jelas dia bekerja di club gitu." Bisik teman-temannya.

"Udah ah gausah bahas dia nanti kita kena sial, katanya kalau jelekin dia bisa buat sial. Pake dukun dia kayaknya." Ucap teman lainnya.

Pelangi yang masih bisa mendengar perkataan itu membuatnya jengkel, Pelangi memilih pergi keluar dari kelas. Pelangi lebih reka untuk mengganti sks mata kuliahnya nanti dari pada dia harus bertahan mendengar perkataan menjijikkan yang akan menyulut emosinya.

Pelangi pergi ke tempat favoritnya di kampus, yaitu taman di dekat kolam ikan. Disana ada bangku lumayan panjang di bawah pohon besar, Pelangi sangat suka duduk di sana. Saat duduk disana Pelangi mendengarkan lagu sambil menatap ke depan lorong kampus dimana mahasiswa silih berganti melewatinya.

Saat Pelangi fokus menatap kosong lorong tersebut,

pandangan Pelangi di alihkan oleh satu sosok yang membuatnya menjadi fokus ke satu pria yang sedang berjalan melewatinya.

"Hmm aneh, kenapa aku merasa dia tidak asing." Batin Pelangi.

Saat Pelangi membatin seperti itu, pria itu pun menoleh ke arahnya. Jelas Pelangi kaget karena dia baru saja membatin hal aneh. Dan yang anehnya lagi pria itu malah tersenyum kepada Pelangi, Pelangi yang merasa dirinya ketahuan pun dengan cepat menunduk dan pergi dari tempat itu.

"Uh sial ketahuan lagi ngeliatin dia, ini mata kenapa sih buat aku malu aja." Gerutu Pelangi di dalam hati.

Pelangi buru-buru dengan perasaan malu melangkahkan kakinya dengan cepat. Untuk pertama kalinya Pelangi melakukan kontak mata dengan lawan jenisnya.

Karena merasa tidak nyaman lagi berada di kampus, Pelangi memutuskan untuk pergi ke tempatnya bekerja walaupun belum jam kerjanya. Pelangi menunggu di restoran tersebut dengan memesan satu minuman untuk menunggu jam kerjanya tiba.

Karyawan disana sudah tidak heran dengan kebiasaan Pelangi yang seperti itu, malah terkadang Pelangi jadi bisa menggantikan seniornya yang memiliki urusan penting secara tiba-tiba.

Walaupun Pelangi berlagak seperti anti sosial di kampusnya, namun Pelangi sosok yang berbeda jika di tempat kerjanya. Pelangi lebih ramah dan mudah tersenyum saat bekerja, karena Pelangi merasa dia tidak telanjang saat di tempat kerjanya. Tempat dimana tidak seorang pun tau siapa dirinya dan apa latar belakang keluarganya, membuat Pelangi nyaman dengan keadaan seperti itu.

Jam kerja Pelangi pun akhirnya tiba, Pelangi menuju loker tempat penyimpanan bajunya dan mengganti pakaiannya dengan baju kerjanya. Saat Pelangi hendak mencuci piring, entah mengapa sosok lelaki itu dan senyumannya muncul di pikiran Pelangi.

"Kok aku kayak pernah lihat dia sebelumnya ya." Batin Pelangi di dalam hati kembali sambil mencuci piring.

"Kalau pun pernah, di mana ya. Iya deh, kayaknya aku dan dia pernah bertemu." Pelangi berdialog dengan pikirannya sendiri.

"Ah bodo amatlah, kerja dulu yang penting." Pelangi memutuskan untuk menghiraukannya.

Pelangi melanjutkan pekerjaannya dengan cepat.

...----------------...

Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan Pelangi istirahat duduk di lantai dapur bersama salah satu rekan kerjanya hang bernama ibu Nuri.

"Gak capek neng kerja begini??" Tanya bu Nuri.

"Enggak bu, asik kok kerja disini saya nyaman sekali." Jawab Pelangi.

"Seharusnya gadis secantik kamu bisa memegang kasir di cafe mereka di sebelah." Ucap bu Nuri.

"Restoran ini ada cafenya bu??" Tanya Pelangi yang memang tidak tau walaupun sudah hampir setahun bekerja disana.

"Ya Allah neng, kamu gak tau??" Tanya bu Nuri yang heran dengan Pelangi.

"Enggak bu." Jawab Pelangi.

"Wajar sih kamu gak tau, karena emang lumayan tertutup dan kita kan selalu di dapur ya." Ucap bu Nuri sambil tersenyum.

"Nah itu dia bu, jadi maklum toh kalau saya gak tau." Jawab Pelangi yang sedikit tertawa kecil.

Saat Pelangi dan bu Nuri berbincang, Pelangi di panggil oleh kepala dapur untuk menghadap atasannya. Seketika raut wajah Pelangi berubah takut, karena rumor yang beredar bahwa atasannya itu sangat dingin dan tidak berperasaan.

"Maaf pak, kenapa ya bos panggil saya??" Tanya Pelangi gugup.

"Saya juga gak tau neng, sudah hadapi saja. Jangan takut ya, bos kita baik kok." Ucap pak Damar kepala dapur.

"Baik pak, terimakasih pak." Jawab Pelangi dan langsung dengan cepat menuju ruangan atasannya dengan jantung yang berdegup kencang.

Pelangi mengetuk pintu itu dengan hati-hati.

"Permisi pak, saya Mysti." Ucap Pelangi.

"Masuk." Jawab suara itu dengan dingin.

Pelangi masuk ke kantor nya dan berdiri tepat di hadapan atasannya.

"Kamu Mysti Pelangi ya??" Tanya Andre bos Pelangi.

"Iya pak." Jawab Pelangi.

"Saya lebih suka memanggilmu Pelangi, apa kamu tidak keberatan??" Tanya Andre kembali.

"Tidak pak." Jawab Pelangi tersenyum.

"Pelangi mulai besok kamu jadi pekerja tetap di cafe saya. Saya tau kamu kuliah jadi saya hanya akan memberikan shift sore kepada kamu dari jam 4 sore sampai jam 9 malam. Kamu akan saya tempatkan di kasir di cafe sebelah, apa kamu bersedia??" Tanya atasan Pelangi.

"Bersedia pak." Jawab Pelangi dengan cepat.

Mana mungkin dia tidak bersedia, posisinya sudah tidak terlalu melelahkan dan ditambah gajinya naik. Dengan senang hati Pelangi langsung menerima tawaran atasannya itu.

"Hanya itu yang saya ingin sampaikan, kamu bisa kembali ke dapur." Perintah pak Andre.

"Baik pak, terimakasih pak." Jawab Pelangi dan kemudian meninggalkan ruangan pak Andre.

Karena terlalu senang Pelangi meneteskan air matanya.

"Tuhan terimakasih." Batin Pelangi sambil menghapus air mata bahagianya.

Ternyata ada hal lain selain mimpi yang bisa membuatnya sebahagia ini. Semua pekerja dapur sudah tau bahwa Pelangi akan di pindah tugaskan di cafe sebelah, mereka sudah menyiapkan perayaan kecil-kecilan untuk Pelangi.

Saat Pelangi masuk kembali ke dalam dapur, Pelangi di sambut tepuk tangan meriah serta di sodorkan lilin dan pasta makanan yang paling terkenal di restoran tersebut.

"Selamat Pelangi, sudah naik jabatan menjadi kasir." Ucap mereka serentak.

Sontak membuat Pelangi kaget dan meneteskan air matanya, untuk pertama kalinya ada yang mengatakan selamat padanya untuk kerja kerasnya.

Pelangi langsung meniup lilinnya dan menghapus air matanya, bu Nuri yang tau bagaimana kerasnya Pelangi mencoba bertahan di dapur pun memeluknya.

"Kerja bagus neng, kamu berhasil." Ucap bu Nuri.

"Terimakasih bu." Jawab Pelangi.

Pelangi memeluk erat bu Nuri, dia tidak pernah merasakan hangatnya pelukan seseorang seperti ini. Mereka melanjutkan makan bersama di dapur sambil tertawa bersama, tidak lupa juga kepala bagian dapur mengabadikan momen tersebut.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

kesabaran yg membuahkan hasil

2024-06-01

0

Rita

Rita

jangan jangan

2024-06-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!