Waktu sudah menunjukkan pagi hari, tangan Keyla mulai terlihat bergerak sedikit demi sedikit namun Martin yang sedang tertidur lelap di kursi yang ada disamping Keyla belum menyadari akan hal itu. Mungkin Martin terlalu lelah karna dia menunggu Keyla semalaman sampai tertidur di kursi.
Plap!
Keyla mulai membuka matanya perlahan dia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Keyla meringis kesakitan sembari memegangi kepalanya yang terlilit perban. Keyla merasakan nyeri pada jahitan yang ada di kepalanya itu, dan dia merasakan sakit di bagian perutnya akhibat benturan semalam namun Keyla masih bisa menahan rasa sakit di perutnya itu. Mata Keyla mulai terbuka lebar, mata Keyla menyapu seisi ruangan tersebut dilihatnya ruangan yang bercat kan putih semua lengkap dengan infus ditangannya. Mata Keyla beralih menatap kesamping dia merasakan tangannya di pegang oleh seseorang yang tak lain ialah suaminya sendiri.
Wajah Keyla langsung berubah menjadi manyun seketika saat melihat Martin ada disampingnya. Pastilah Keyla masih merasa marah jika mengingat perlakuan Martin terhadapnya di restoran malam itu. Keyla menarik kasar tangannya dengan wajah ditekuk. Martin langsung tergelak dari tidur lelapnya karna dia merasa kaget akan tarikan kasar tangan istrinya yang sedang merajuk itu.
Martin mengeryip ngeryipkan matanya menatap kearah Keyla, dia melihat Keyla sudah membuang mukanya tak ingin menatap kearahnya, Martin tau jika Keyla pasti marah karna sikapnya yang membela wanita lain dari pada istrinya.
Martin langsung berdiri kasar dari posisi duduknya dia membelai lembut wajah istrinya yang masih terlihat pucat pasih. Namun Keyla masih membuang pandangannya dia seakan enggan untuk menatap balik wajah ganteng suaminya. Martin hendak mengecup pipi Keyla namun dengan sigap Keyla menutupi pipinya dengan tangannya yang tidak terlilit infus.
"Sayang, kau baik-baik saja?" Keyla tak menjawab dia masih tak bergeming menatap dinding putih rumah sakit. "Sayang apakah kau haus?" Keyla masih tidak mau membuka mulutnya untuk bicara.
Martin mulai kebingungan membujuk istrinya itu. Haha sungguh lucu melihat orang yang kejam itu sedang mencoba meluluhkan hati istrinya padahal didalam urusan bisnis Martin tidak pernah mengalami kesulitan sedikitpun namun dalam menangani istrinya dia harus putar otak ekstra mengumpulkan semua tenaganya agar bisa merayu Keyla.
10 menit kemudian
20 menit kemudian
30 menit kemudian!
Martin masih tidak bisa membujuk Keyla padahal dia sudah menceritakan tentang kejadian didalam restoran itu. Namun Keyla masih saja merajuk dia bahkan tak mau menatap wajah Martin sedikitpun.
"Sayang, aku sudah menceritakan semua yang terjadi. Apa yang membuatmu masih marah?" Tanya Martin dengan suara terdengar sangatlah lembut.
Sinta sudah menasehati Martin jika sampai Keyla ngambek, anak bungsunya itu akan sangat sulit di bujuk Keyla bahkan tidak akan mau memakan apapun jika dia sedang dalam masa ritual marahnya belum selesai. Keyla tipe orang yang tidak bisa melupakan amarahnya begitu saja, dia akan mengingat ingat kejadian yang membuatnya marah sampai berhari-hari tapi jika MOODNYA sedang bagus maka cukup satu hari saja ritual marah itu akan selesai dengan sendirinya.
Ternyata yang dikatakan oleh Sinta pada Martin memanglah benar, Keyla bahkan tak membuka mulutnya sedikitpun untuk bicara. Hingga suasana bisu didalam ruangan itu tak. bisa di hindari karena Martin juga mulai terdiam dia masih memikirkan suatu cara agar Keyla mau bicara lagi padanya.
"Sayang, kumohon bicaralah," PintaMartin untuk yang kesekian kalinya.
"Ngomong sama dinding!" Tandas Keyla dengan menoleh sesaat pada Martin saat bicara sebelum akhirnya dia kembali membuang pandangannya.
Haha sungguh imut wajah Keyla saat mengucapkan kata-kata yang sama sekali tak pernah didengar Martin sebelumnya. Karna baru kali pertama ada yang bilang hal tidak masuk akan seperti itu padanya. Bahkan Martin sampai melotot kaget saat mendengar Keyla bicara padanya seperti itu.
Martin sudah susah payah merayunya malah di suruh ngomong sama tembok putih rumah sakit yang tidak akan pernah bisa bicara. Andaikan semua benda yang ada didalam ruangan itu bisa bicara maka hal pertama yang mereka lakukan adalah menertawakan CEO kejam yang kini terlihat jinak tanpa perlawanan itu.
Sialllll! Aku malah di suruh ngobrol sama tembok. "Sayang, anak kita,"
Menoleh kasar menatap kearah Martin sembari satu tangannya memegangi kepalanya yang terasa nyeri, "Kenapa dengan anak ku?"
Haha berhasil akhirnya dia mau bicara juga, "Anak kita baik-baik saja."
Keyla terlihat menghembuskan nafas lega saat mendengarkan ucapan Martin barusan, "Bagaimana dengan kakak? Kamu sudah pasti mengetahui hal yang sebenarnya kan?"
"Ya!" Jawab Martin singkat.
"Jangan sentuh Kak Jeni! Dia pasti tidak sengaja melukaiku!" Hati Keyla sungguh baik dia bahkan tidak dendam sedikitpun pada Jeni setelah apa yang kakanya itu lakukan hampir membunuh janin yang sedang dia kandungan sekarang.
Karna menurut Keyla asalkan anak yang ada di rahimnya baik-baik saja.
"Sikap baik dan sayangmu pada Jeni akan membunuh calon bayi kita!" Sahut Martin sembari mengusap perut istrinya yang terdapat benih cinta mereka yang sedang tumbuh didalam sana.
Sama seperti Martin menjaga Keyla maka dia akan menjaga calon bayinya yang masih ada didalam rahim Keyla! Martin akan menjaga kedua orang yang sangat penting itu dalam hidupnya walaupun mempertaruhkan jabatan dan nyawanya sendiri. Begitu besar cinta Martin pada Keyla hingga dia tak memperdulikan lagi hal yang ada di dunia ini. Bahkan Martin rela menunda meeting yang sangat penting hanya demi memenuhi ngidam konyol istrinya itu beberapa waktu yang lalu.
"Kak Jeni tidak tau jika aku sedang hamil. Kumohon jangan sentuh Kak Jeni."
Keyla memohon dengan mata terlihat berkaca-kaca, Keyla sangat menyayangi kakaknya bahkan dia sangat merindukan Jeni sejak lama. Martin yang tak ingin melihat Keyla menangis hanya bisa diam menatap kearahnya dengan mengusap pelan pipi istrinya.
"Jangan sentuh aku!" Ucap Keyla sembari menepis kasar tangan Martin
"Baiklah aku tidak akan menyentuh Jeni! Tapi kamu tidak boleh sampai berdua saja dengan Jeni!" Ucap Martin sembari kembali mengusap pipi Keyla.
"Terimakasih Kak Martin sudah mau mengerti aku!" Ucap Keyla sembari tersenyum garing. "tapi masalah kita belum selesai!" Ucapan Keyla bagaikan petir disiang bolong.
Ya Tuhan dia marah lagi! Dia pasti cemburu melihat Liana menciumiku.
ini visual Martin dan Keyla saat ada di pantai SANGO yang ada didepan rumahnya
Visual CEO Martin.
Visual Keyla Hans
Visual Jeni Hans.
Visual Dikra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Tristan Adya Nugroho
Kenapa visual pemeran wanita rata2 Dilraba Dirmulat semua yak? Hahahaha.. kykna yg cakep juga banyak, artis2 indonesia skrg juga bnyk yg cantik2…
2021-08-28
0
Susilawati Dewi
semoga saja jeni ga jht lgsm kayla
2021-08-14
0
Dian Mustika Sari
OMG visualnya pas banget 😍😍😍
2021-07-21
0