Chapter 3 Quality Time With My Family

Jika kebersamaan tercipta di keluarga rasanya damai banget ya,,,,. Ayah, Ibu, dan anak-anak bisa kompak dan solid. Cuma, kadang kala ada juga keluarga yang merasa sulit menciptakan kebersamaan. Mungkin, memang kebersamaan itu harus diciptakan.

Kita dapat menciptakan kebersamaan dalam keluarga misalnya sering berkerja sama saat kegiatan ,seperti berkerja bakti di hari Minggu diantara anggota keluarga juga harus saling membantu dan menghormati. makan bersama juga dapat mewujudkan kebersamaan jika semua hal tersebut dilakukan dengan baik dan benar maka kebersamaan keluarga dapat terjalin.

Ruang Keluarga*

Iya Mah, Yah.... makasih banyak karena sudah mau menerima keputusan Fauzan dan memahami Fauzan dengan baik" Ucap Fauzan dengan penuh haru sambil mencium tangan kedua orang tuanya tanpa sadar dia meneteskan air mata begitu juga dengan Pa Ferdi dan Bu Nadia yang mencium pucuk kepala tanpa mereka sadari bulir bening bak kristal menetas di kedua pipi yang sudah tak mudah lagi.

Fauzan begitu bahagia karena keputusan yang diambil bisa diterima dengan lapang dada oleh kedua orangtuanya. Restu orang tua menjadi penyemangat untuk terus bekerja membantu beban berat yang dipikul oleh kedua orang tua terutama Ayahnya.Fauzan sangat menyayangi kedua orangtuanya karena Ayah dan mamanya itu layaknya pelita sebagai penerang hidup. Ibarat cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap sudut jalan. Dan sebagai semangat yang menjadi motivasi tuk tetap kuat untuk terus melangkah maju.

Sementara Bu Nadia penasaran kenapa kemarin anaknya pulang ke rumah terlambat. Bu Nadia berfikir dari pada bingung sendiri dia memutuskan untuk bertanya langsung kepada Fauzan.

"Nak....mengapa kemarin pulangnya terlambat sebenarnya apa yang kamu lakukan" Bu Nadia bertanya dengan penuh antusias untuk menghilangkan rasa penasaran terhadap putranya

"Maaf Yah, Ma.... Fauzan sudah buat kalian khawatir dan cemas, apalagi aku sudah buat mama sampai menangis" Ungkapan permintaan maaf Fauzan kepada kedua orang tuanya diapun berjalan menghampiri sang Ibu menggenggam dan mencium tangan yang begitu lembut membesarkan, merawat, mengurus nya sejak bayi, Fauzan tidak hanya menggenggam dan mencium tangan Bu Nadia tapi dia langsung memeluk Ibunya dengan penuh kasih sayang dan kehangatan.

"Ayah dan Ibu, Aku tahu betapa sulitnya kalian merawat dan menjagaku, membesarkanku juga mendidikku hingga dewasa, namun semua itu tidak akan ku sia-siakan. Ku berjanji, pengorbanan kalian adalah kebahagiaan kalian kelak." Ungkapnya begitu Tulus kepada kedua orangtuanya

" Aku mencintai ibu karena ia telah memberikanku segalanya. Dia beri aku cinta, dia beri aku jiwanya, dan dia memberiku seluruh waktunya. Ibu, aku menyanyangimu sampai akhir hidupku, meski aku tau aku selalu mengecewakanmu. Maafkan aku yang belum bisa membuatmu bahagia. Ibu, engkau adalah wanita yang paling cantik, wanita yang paling tangguh, wanita yang paling hebat, dan merupakan mahluk Tuhan yang paling agung dalam ciptaanNya. Ibu adalah bagaikan sebuah lagu yang tak pernah berakhir di hatiku. Lagu itu memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan seluruh dirinya. Kadang-kadang aku memang lupa syair dari lagu itu, tapi aku tak akan pernah dapat melupakan melodinya" Fauzan bergumam dalam hatinya sambil memeluk Ibunya semakin erat seakan akan esok hari ketika membuka mata dia takkan pernah lagi melihat sosok malaikat tak bersayap sehingga ia akan merasakan kehilangan pelukan hangat yang penuh ketulusan dan keikhlasan.

"Ibu sangat mencintaimu mendengar apa yang kamu katakan bahkan memahami apa yang belum engkau katakan." Bu Nadia bergumam dalam hatinya sambil balik memeluk erat dan mencium pujuk kepala putranya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan

"Sebenarnya kemarin aku sudah bekerja, karena macet di jalan aku terlambat balik ke rumah" Fauzan berkata dengan lirih sambil menguraikan pelukannya dan menatap kedua orangtuanya

Sementara pak Ferdi masih diam dan menyimak apa saja yang disampaikan anaknya

"Lain kali, kamu harus kasih kabar ke Ibumu, agar dia tidak khawatir dan cemas lagi" Tutur pak Ferdi dengan tegas agar anaknya tidak mengulangi kesalahannya yang membuat istrinya begitu cemas

"Baik Ayah...."Jawab Fauzan dengan sungguh-sungguh dia tau bahwa Ayahnya juga sangat mencemaskan Ibunya dan tidak Mau Fauzan mengulangi kesalahannya

"mama Mau ke pasar dulu, udah siang nich, nanti sayuran dan ikan yang segar pada habis" Ucap Bu Nadia sambil berdiri berjalan ke kamarnya untuk siap-siap pergi ke pasar.

"Mama....Aku antar ya??" Tanya Fauzan kepada Ibunya sambil berdiri dan menghampiri ibunya yang akan masuk kedalam kamar

"Loh....bukannya kamu udah kerja Nak..??Tanya Bu Nadia keheranan karena tadi Fauzan mengatakan bahwa dia sudah kerja dari kemarin.

"Aku hari ini tidak bekerja karena hari ini aku mau mengantar mama ke pasar" Jawab Fauzan sambil bergelayut manja di lengan Ibunya

"Sayang jangan gitu kamu harus tetap bekerja, masa baru sehari bekerja hari ini kamu udah bolos, gmn kalau kamu di pecat Nak" Tanya Bu Nadia

"Tidak ma... karena setiap hari Minggu aku dapat jatah libur, jadi hari ini aku hanya ingin bersama dengan keluargaku bersama orang-orang yang aku sayang yaitu mama, ayah dan ade-adeku sebelum esok hari aku mulai bekerja lagi dan pasti pulang larut malam dan tidak seperti biasanya dan mungkin lebih larut lagi dari semalam" Tutur Fauzan panjang lebar secara detail agar ibunya tidak bingung lagi dan menimbulkan banyak pertanyaan yang dilontarkan kepada Fauzan

"Ya udah kamu tunggu ibu di depan Yach...ibu mau ganti baju dulu" Ucap Ibu Nadia

Setelah beberapa menit Ibu Nadia sudah rapi ada keranjang jinjing yang selalu dibawanya ke pasar dan tidak lupa dompet kecilnya. Begitu juga dengan Fauzan yang sudah siap di depan rumah dengan motor metic kesayangannya.

Ngeng...Ngeng...Bunyi motor Fauzan lama kelamaan tidak terdengar lagi karena anak dan Ibu Telah berangkat menuju pasar tradisional yang ada di daerah setempat.

Sementara di Rumah ada Rani dan Rina yang lagi beres-beres didapur serta sang Ayah yang lagi membaca beberapa buku yang berkaitan dengan Religius.

...****************...

*Di Pasar Tradisional*

Fauzan merupakan anak yang Dingin dan Cuek terhadap orang lain apalagi yang tidak dikenal tetapi berbanding terbalik ketika dia berada di tengah-tengah keluarganya dia akan menunjukkan sisi Kehangatan dan kasih sayang terhadap orang-orang yang dia Sayangi bahkan dia akan menunjukkan sisi manjanya tak mengenal tempat apabila berada dekat dengan sang Ibu, manjanya melebihi si bungsu Rina. Kini mereka telah berada di pasar Fauzan tidak melepaskan lengan Ibunya sedikitpun. Ibu - ibu yang berada di pasar dan melihat hal tersebut mereka merasah iri karena anak laki-laki mereka tidak pernah bergelayut manja di depan umum seperti yang Fauzan Lakukan.

"Bu Nabila pasti senang punya anak laki-laki yang kelihatannya sayang dan peduli sama Ibu sampai mau mengantarkan Bu Nabila ke pasar, saya juga pengen anak laki-laki saya seperti Fauzan tidak malu berjalan dengan Ibunya dan selalu bersedia mengantarkan Ibunya kemana saja" Tutur Salah seorang Ibu-ibu yang berada di pasar

" Iya Bu, saya senang Alhamdulilah anak saya Fauzan sayang dan peduli kepada saya dia selalu bersedia mengantarkan kemana saja saya pergi" Jawab Ibu Nabila dengan merasa bangga terhadap sifat Fauzan yang penyayang tidak lupa Bu Nabila memberikan senyum manisnya kepada Ibu-ibu yang berada tidak jauh dari tempatnya.

"Wah mantu idaman nich....kepada Ibunya saja Fauzan sayang dan peduli apalagi sama istrinya pasti dia akan memberikan apapun yang diinginkan istrinya, kalau saja saya punya anak perempuan pasti sudah aku kenalkan denga Nak Fauzan tapi sayangnya anak saya tiga-tiganya cowok semua" Tutur salah satu Ibu lainnya yang berada di tempat tersebut denga suara sedikit kecewa.

Fauzan dan Ibu Nabila hanya menanggapi perkataan ibu-ibu tersebut dengan senyuman indah mereka.

Fauzan memang sosok pria yang sangat menghargai dan menghormati wanita apalagi wanita yang penting dalam hidupnya. Ibu, adik-adiknya dan pastinya wanita Idaman yang akan menjadi Istrinya dia rela berkorban demi kebahagiaan orang-orang yang dia Sayangi dan cintai.

...****************...

*Di Rumah Fauzan*

"Assalamualaikum" Pak RT

Terdengar suara seseorang yang sedang bersalam di depan pintu

Pa Ferdi yang mendengar langsung berjalan ke depan sambil menjawab salam orang yang sangat ia kenal hanya dengan mendengar saja.

"Waalaikum salam, Eh ada pak RT, Loh ini bukannya Si Ayu?? Udah besar cantik lagi....ayo mari silakan masuk pak RT Nak Ayu, " Pak Ferdi mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah dan menuntun mereka duduk di kursi yang ada di ruang tamu tersebut.

" Rani, tolong buatkan teh Tiga cangkir bawa ke ruang Tamu ya Nak" Teriak pak Ferdi menyuruh Rani dengan suara agak keras agar Rani dapat mendengar suara Ayahnya

" Ia Yah...." Balas Rani dengan suara agak keras agar bisa di dengar bukan berarti dia membalas ayahnya yang sudah bersuara keras tapi posisi dapur dan ruang tamu yang agak Jauh, Jika berkata pelan maka orang yang berada di ruang tamu ataupun dapur tidak mendengarkan sama sekali.

Lima menit kemudian, Rani telah membawa teh dan beberapa kue khas Boneh yang memang sengaja di pisahkan karena sebentar lagi Anak tertua pak Ferdi akan datang di rumah mereka untuk bersilaturahmi mereka tinggal berbeda Kabupaten.

"Silahkan diminum Pak RT Nak Ayu....ini ada kuenya juga, ayo jangan sungkan" Ucap Pak Ferdi mempersilahkan tamunya untuk meminum teh yang sudah di sediakan dan juga beberapa kue khas Bone

Pak RT mengambil Kue putu pesse dan Ayu mengambil Kue Bandang Lojo memakan serta mengunyah dan menikmati rasanya yang manis dan legit satu kata yang keluar dari mulut mereka secara bersamaan menginspirasikan rasa perpaduan yang tercampur di setiap kue yang mereka nikmat.

"Enak" pak RT dan Ayu

"Siapa yang buat kue-kue enak ini Fer, Istrimu?"Tanya pak RT karena dia baru merasakan kue Puttu Pesse yang Enak sekali menurutnya tidak seperti kue Puttu Pesse yang lainnya

"Tidak, Rani dan Rina yang membuat dan Ibu mereka yang mengajarkan" Jawab pak Ferdi apa adanya

"Wah mereka sangat pandai membuat kue, Kamu harus belajar sama Rani diakan sekelas sama kamu" Ucap pak RT dengan antusias agar si Ayu juga mau belajar membuat kue

"Iya Pah, Ayu mau belajar membuat kue sama Rani, Om boleh Ayu ke dapur menemui Rani?" Ayu

"Boleh silahkan saja, Rani sudah menunggumu dari tadi" Pak Ferdi

Ayu langsung undur diri berjalan ke dapur untuk menemui Rani. Sementara Pak RT dan pak Ferdi sedang berbincang-bincang mengenai buku religius yang mereka baca. Tujuan pak RT datang ke rumah pak Ferdi untuk mengembalikan buku yang ia pinjam dan meminjam buku yang lainnya. Pak Ferdi suka sekali mengoleksi buku-buku religi. begitu juga dengan pak RT suka mengoleksi buku-buku religi kadang pak Ferdi yang meminjam buku ke pak RT dan sebaliknya seperti sekarang ini, mereka berdua adalah sahabat tapi pak Ferdi tidak pernah memanggil nama pak RT semenjak di Lantik menjadi RT setempat karena dia menghormati sahabatnya sebagai pemimpin mereka orang yang patut dihormati.

"Ah iya fer ini bukumu, Aku kembalikan sampai lupa karena asyik makan kue buatan Rani dan Rina" Ucap pak RT mengulurkan tangannya yang memegang buku pak Ferdi dan tak lupa ia memberikan seulas senyum persahabatan

"Ia pak, ada buku baru nih mau baca lagi nggak" tanya pak Ferdi sambil tangannya terulur mengambil buku dari tangan Andi sahabatnya yan telah menjadi pak RT dan menawarkan buku lainnya

"Fer....fer.... sudah berapa kali aku bilang jangan terlalu formal memanggil dengan embel-embel RT aku ini sahabat kamu loh dari kita kecil."

" Baiklah aku akan panggil nama mu saja ketika kita sedang berdua saja, tapi kalo di tempat umum harus dengan embel-embel RT." Ucap pak Ferdi sambil terkekeh

mereka berduapun sama-sama terkekeh dan melanjutkan perbincangan mereka terkait dengan pemahaman yang mereka ketahui ketika membaca buku-buku religi. Sambil bercengkrama melepas rindu karena mereka tak bisa seperti masa-masa remaja selalu menghabiskan waktu bersama lebih banyak lagi. Hari Minggu adalah hari yang tepat karena merupakan hari libur dari segala aktivitas dan pekerjaan yang banyak menyita waktu mereka masing-masing. Dari luar terdengar Bunyi motor dan beberapa menit kemudian disusul dengan suara salam.

"Assalamualaikum" ucapa Fauzan dan Ibu Nadia secara bersamaan sambil berjalan masuk kedalam rumah

" Waalaikum salam" Balas pak Ferdi dan pak RT secara bersamaan dari dalam rumah

"Wah ternyata ada mas Andi, Yaudah aku langsung ke belakang dulu kalian lanjutin ngobrolnya sebentar lagi Haris beserta Istri dan anak-anaknya akan tiba mereka sudah dalam perjalan" Tutur Bu Nadia panjang lebar sambil berjalan ke arah dapur. Sementara Fauzan sudah duluan membawa barang belanjaan ibunya. ketika di pasar tadi Haris anak tertua pak Ferdi dan Bu Nadia menelfon dan memberi kabar bahwa mereka sudah dalam perjalan

Fauzan yang berjalan masuk dengan gaya cueknya ke dalam dapur dan tidak memperhatikan sekitarnya tidak mengetahui bahwa di dapur bukan saja ada Rani dan Rina tapi juga ada Ayu. Dengan santainya berjalan sambil membawa keranjang dan beberapa kresek yang berisi barang-barang belanjaan di Taruh di atas meja dapur. Sementara tiga orang yang berada di dapur di sisi yang berbeda dengan keberadaan Fauzan mereka terkejut dengan kedatangannya, mereka tidak mengeluarkan sepatah katapun hanya melihat apa saja yang dilakukan Fauzan. Fauzan yang memang tidak menyadari keadaan sekitarnya mengambil air segelas meminumnya dengan sekali tegukan ketika dia mengangkat wajahnya baru dia dapat melihat Rani, Rina dan Ayu.

mereka bertiga melihatnya dengan tatapan yang berbeda. Rani dan Rina kebingungan melihat Abang mereka yang tidak menyadari keberadaan mereka bertiga dan meminum air dengan sekali teguk. "Apakah Abang begitu haus sampai tak menyadari keberadaan kita" gumam Rani dan Rina bersamaan dalam hati secara bersamaan. sedangkan Ayu menatap Fauzan dengan penuh kekaguman karena selam ini dia tidak pernah bertemu langsung dengan kakak laki-laki Rani dan Rina dan tidak pernah melihat Fauzan secara dekat seperti ini hanya dengan jarak beberapa meter saja. Ayu seakan Jatuh Cinta pada Pandangan pertama.

...****************...

sampai disini dulu yach readers kesayangan Author. Jangan Lupa Like, Komen, Vote dan klik Favorit agar para readers bisa mendapatkan notif part berikutnya

Author sayang kalian semua 😘🙏😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!