Chapter 4

Beberapa jam kemudian…

Ketika Jasper berjalan melewati food court di lantai 2 Midnight Convenience Store, sebuah toko 24 jam di Ghostroses, di mana markas cabang Armageddon tersembunyi di suatu tempat di balik dinding salah satu toko senjata mainan, tercium aroma familier dari salah satu gerai makanan.

Aroma khas rempah-rempah masakan para koki Indonesia yang dibawa migrasi oleh Guardiannya ke Athena Minor. Kunyit, bawang putih… aroma rumah yang familier itu menguar melintasi lima konter dalam food court, seolah sedang memberitahukan pada Jasper bahwa Dian Winata sedang memasak soto ayamnya yang terkenal itu. Menawarkan kenyamanan di hari yang melelahkan.

Jasper menghela napas pelan dan memandang deretan meja makan di sisi railing.

Seorang pria Asia berwajah lancip khas boneka migi dengan rambut lurus sebahu bergaya hun—Ashley Commander, guardiannya, memandang Jasper dengan raut wajah datar, jemari tangannya tertaut di depan mulutnya.

Guardian adalah istilah untuk menyebutkan senior atau pelatih, penanggung jawab atau wali terminator, agen cabang Armageddon.

Pria itulah yang merekrut Jasper dan melatihnya menjadi Terminator.

Jasper menghampiri pria itu dan menarik salah satu bangku di seberang mejanya.

"Sudah selesai?" tanya Ashley. "Bagaimana rapatnya?"

"Masih ingat ketika kita tersesat di padang pasir?"

"Ya. Kenapa?"

"Yang ini lebih kering!"

Ash tersenyum tipis seraya mengalihkan pandangannya ke arah seorang pramusaji, "Dia butuh minum!" perintahnya.

Giliran Jasper sekarang yang tersenyum tipis.

"Pertemuannya berjalan buruk, ya?" desak Ashley.

"Sebenarnya tidak," Jasper menoleh pada pramusaji yang baru saja datang dan meletakkan sebotol minuman beralkohol dan segelas es batu di meja mereka. "Terima kasih," katanya pada pramusaji itu.

Pramusaji itu membungkuk sekilas memberi hormat, kemudian meninggalkan mereka.

"Manusia-manusia menjengkelkan yang terkutuk," gerutu Jasper sembari mengangkat botol minumannya. "Mau minum bersama?" tanyanya pada Ash.

Ash menolak dengan menggeleng, kemudian menunjuk cangkir kopinya dengan mengerling dan mengangkat bahu.

Jasper menyeringai, "Kau adalah keparat paling manis yang pernah kukenal seumur hidupku," kelakarnya. "Keparat barbar sepertiku membutuhkan minuman keras." Setelah ia mengatakannya, ia menenggak separuh minumannya langsung dari botol.

Ash memperhatikannya dengan raut wajah tetap datar, sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman samar.

Mungkin tidak ada satu pun perwira Athena Minor yang menyukai semua hal yang ada di negerinya, tapi minuman keras terbaik jarang bisa ditemukan di belahan dunia lain. Dan Jasper berusaha menikmati seluruh kesenangannya selagi ia bisa. Terutama kesenangan ala negerinya.

"Tapi aku senang bisa memberitahu bahwa misiku telah tercapai," kata Jasper kemudian.

"Apa?" Ash menaikkan alisnya. "Secepat itu?" serunya tidak percaya.

Jasper mengangguk dengan seringai lebar pada wajahnya. "Pemungutan suara telah dilaksanakan, penilaian pun telah ditetapkan, dan… para prajurit akan segera mendapatkan kantong uang mereka."

Ash mengerjap dan menatapnya dengan pandangan takjub. "Hebat sekali!"

"Ah, para petinggi itu hanya butuh sedikit rayuan," kata Jasper merendah.

"Aku tak percaya kau mendapatkannya dalam satu hari!"

"Kalau begitu, kau juga takkan percaya kalau kubilang salah satu dari mereka memiliki latar belakang… ArMi!" Jasper menggerak-gerakkan jari tengah dan telunjuknya membentuk tanda kutip ketika ia menyebutkan kata "ArMi."

ArMi---bukan army!

ArMi adalah singkatan dari Armageddon Military. Terminator adalah salah satunya. Sebagian dari mereka disebut Transporter, Crusher dan Intelligencer.

Terminator memiliki arti yang sama dengan eksekutor. Sementara Transporter---sesuai dengan namanya "pengangkut", adalah sindikat para penculik. Crusher adalah para pengebom. Dan intelligencer—dari namanya saja sudah jelas, mata-mata.

"Jadi, di komite itu juga ada orang dari Armageddon?"

Jasper mengangguk, "Takeshi Felix, mason muda berdarah campuran Asia-Australia. Manajer kota Athena Minor. Tempat yang cukup tinggi!"

Manajer kota adalah pejabat yang ditunjuk sebagai manajer administrasikota, dalam bentuk dewan-manajer "Pemerintah Walikota-dewan" pemerintah kota. Pejabat lokal dalam posisi ini kadang-kadang disebut sebagai chief executive officer—CEO atau chief administrative officer—CAO, di beberapa kota.

Athena Minor, bukan sekadar nama benua, tapi juga nama negara dan ibukota negara.

Dalam hal ini, Jasper sedang membicarakan pejabat tinggi ibukota negara.

"Orang-orang Freemason memegang penuh kekuasaan," Ash menyeringai sekilas. "Kau harus mengeceknya lagi pada ketua komite itu, satu atau dua hari ke depan untuk mengetahui kapan dana itu siap dikirim."

"Aku tahu, tentu saja." Jasper mengangguk. "Tapi tetap saja bukan hak mereka untuk menyimpan uangnya. Parlemen hanya menempatkan mereka sebagai penanggung jawab pengelolaan dana militer."

Ash tersenyum sinis. "Aku membayangkan mereka pasti ingin menahannya selama mungkin."

"Barangkali mereka berharap semua orang akan lupa!" Jasper menambahkan.

Ash tersenyum lepas sekarang. "Kita doakan saja semoga kelambanan mereka tidak membahayakan nyawa banyak prajuritmu."

Jasper meledak tertawa. "Jadi sekarang penjahat juga harus berdoa?"

"Menjadi penjahat adalah pilihan, tapi hidup dan matimu sudah ditentukan," tutur Ashley setengah menyindir. "Saat kematianmu datang, kau tak punya pilihan."

Jasper tertawa lagi, kemudian menenggak habis sisa minumannya.

Dalam organisasi mereka ada hukum tak tertulis di mana kematian seseorang ditentukan oleh sistem. Tak peduli nama siapa yang akan muncul, dia harus mati.

Lalu kedua pria itu saling bertukar seringai, saling memahami apa yang ada dalam pikiran mereka masing-masing.

"Entah bagaimana mereka tidak melihat hal itu sebagai kenyataan," gumam Jasper setelah sejenak terdiam. Lalu menggeram. "Birokrat keparat!"

"Hanya Tuhan yang tahu," ujar Ashley dan kembali mengangkat sebelah tangannya memanggil pramusaji tadi dan meminta minuman yang sama.

Jasper segera meneguk minuman yang dibawa pelayan itu, mencoba mengusir kenangan buruk yang tiba-tiba melintas mengenai kematian ayahnya. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, apakah nama ayahnya pernah muncul dalam sistem Armageddon sebagai target yang harus dibunuh.

Jasper tidak yakin apakah ia dapat memaafkan dirinya sendiri karena tak pernah melihat ayahnya untuk yang terakhir kali.

Terakhir kali bertemu ayahnya, mereka bertengkar hebat dan sejak saat itu Jasper selalu menghindar setiap kali ayahnya berada di rumah.

Dan ketika ia diberitahu bahwa ayahnya meninggal dunia, reaksi pertamanya adalah menolak.

Menolak untuk percaya bahwa William Sevenson yang dikabarkan mati adalah ayahnya. Banyak nama William Sevenson di belahan bumi Athena Minor, pikirnya. Dan ayahku bukan orang yang mudah mati.

Butuh waktu berbulan-bulan hingga ia bisa menerima kematian ayahnya sebagai kenyataan, hingga… seorang konsultan hukum mendatanginya di rumah dan memaparkan banyak hal mengenai wasiat ayahnya, sebelum akhirnya sampai kepada intinya---warisan.

Ayah Jasper meninggalkan warisan yang hanya dapat diakses dengan satu syarat—menjadi tentara.

Tuhan pun tahu Jasper tak peduli dengan bagian warisan yang dia dapat dari kekayaan ayahnya sebagai pewaris tunggal. Tapi syarat yang diajukan ayahnya memperkuat pertanyaan penting yang selama ini tertanam dan mengakar di kepala Jasper.

Apakah urusan ketentaraan ini sedemikian berarti?

Apa yang akan terjadi pada dirinya di kemudian hari?

Tapi kemudian ia menolak untuk merenungkan semuanya dengan lebih mendalam. Hal terbaik yang dapat ia lakukan adalah melupakannya.

Melupakan keinginan ayahnya supaya ia menjadi tentara—sesuatu yang paling diragukan ayahnya dari sosok seorang Jasper. Ayahnya selalu mengeluh bahwa Jasper tidak berbakat.

Jadi, kenapa sekarang dia malah memaksaku menjadi tentara?

Jasper sama sekali tidak tertarik!

Tidak tertarik untuk menjadi tentara.

Tidak tertarik pada warisan ayahnya.

Tidak tertarik untuk menandatangani satu pun dari dokumen yang disodorkan oleh konsultan hukum itu.

Tapi permasalahan buruk terus mengikutinya seperti kutukan.

Ibunya terbunuh saat liputan, rumahnya digasak dan dihancurkan oleh sejumlah orang tak dikenal berseragam misterius, sementara dirinya terus diburu.

Pada saat itulah dia bertemu Ashley.

Ashley menemukannya terlantar di jalan dengan luka tembak yang nyaris merenggut nyawanya.

Ashley menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merawat Jasper dari hari ke hari, terutama setelah infeksi menyerang luka yang membuka. Dan selama itu pula, Jasper terus berdoa dengan cara yang belum pernah ia lakukan seumur hidupnya.

Dalam bulan-bulan berikutnya, Jasper akhirnya berubah pikiran.

Tapi tentu saja bukan demi warisan.

Tapi untuk mencari sebuah jawaban.

Terpopuler

Comments

Seul Ye

Seul Ye

What? Ntar dulu. Ash sama jesper temenan? Ini ash kan sutradara goblok itu kan yg bikin jess di penjara.
Tapi ini ash temenan sama jesper yg mana jesper itu sohibnya jess banget.
Ah gila gila.
Gak suka.
Cepet kasih seul visual.
Seul mau milih kapal wkwk.

2022-10-25

0

Ichi

Ichi

KLO orang luar planet miras bener² miras. KLO dimari nenggak sebanyakbanyaknye baru kobam dah 🤣🤣🤣

2022-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!