Bab 3: JIWA SULASTRI MILIKKU

"Bu?"

Ibu Sulastri tidak menggubris panggilan putrinya, "Kunci?"

Bella memberikan kunci, membuat wanita paruh baya itu bergegas mengunci kamar tirai hitam kembali. Kemudian berbalik menatap putrinya. "Bisa jelaskan, kenapa putri ibu melanggar aturan rumah? Bukankah, selama ini sudah jelas. Larangan memasuki kamar ini?"

"Bella hanya penasaran, Bu." jawab remaja itu jujur.

Ibu Sulastri menghela nafas panjang mendengar jawaban Bella yang sama persis seperti jawabannya puluhan tahun lalu. "Ndu, setiap peraturan yang dibuat. Pasti ada alasannya. Baik itu di sekolah, tempat bermain ataupun tempat lainnya. Apa rasa penasaranmu lebih berarti dari keselamatanmu dan keluargamu?"

Bella menggelengkan kepalanya dengan wajah semakin menunduk karena menyadari dirinya telah menorehkan kekecewaan di hati sang ibu. Tak ingin semakin membuat putrinya bersedih. Ibu Sulastri mengusap kepala remaja itu penuh kasih sayang.

"Bu, maafin Bella." cicit remaja itu seraya mendongak menatap sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan diulangi ya, Ndu. Ayo kita turun! Pasti kamu belum sarapan 'kan?" ajak Ibu Sulastri, lalu menggandeng tangan putrinya.

Langkah kaki keduanya berjalan menjauhi kamar tirai hitam. Semakin menjauh hingga tidak mendengar suara lengkingan tajam serta goresan benda yang menyayat telinga. Sosok di balik kamar itu murka melihat sesajen untuknya berserakan.

"Bu, DIA....,"

Ibu Sulastri menggelengkan kepalanya agar Abil tidak mengatakan apapun. Sebagai anak yang peka, anak kecil itu paham jika ibunya tidak ingin sang kakak tahu soal bayangan hitam yang selalu berseliweran di dalam rumah mereka.

Kini ketiganya memilih duduk di dalam kamar utama. Setelah membuat Bella lebih tenang. Ia memilih untuk mengambilkan makanan dari ruang makan. Namun, langkahnya terhenti karena sosok bayangan yang berdiri di atas tangga menatap tajam ke arahnya. Niat hati ingin tetap melangkah mendekati meja makan. Akan tetapi setiap ingin maju satu langkah. Ada sesuatu yang menggerakkan kakinya justru berjalan ke arah tangga.

"Saya mohon, berikan waktu sebentar saja."

"Errrrggggghhhh."

Suara erangan itu terasa menusuk, membuat aliran hangat keluar dari telinga wanita paruh baya itu. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menuruti dorongan kekuatan yang membawa langkah kakinya menaiki anak tangga.

"Tuanku....,"

Wuusshh!

Hembusan angin menyebar ke seluruh rumah membawa pesan kematian, hawa dingin dengan aroma bunga melati yang menyengat. Abil yang mampu melihat sosok bayangan masih berdiam diri menjaga kakaknya agar tetap di kamar.

"De, ibu kemana, ya?" tanya Bella penasaran.

"Angetin nasi goreng kali, Ka. Coba Abil periksa, tapi kakak di kamar aja ya!" jawab Abil seraya mengingatkan, sebuah anggukan kepala dari Bella, membuatnya berani meninggalkan remaja itu seorang diri.

Baru saja punggung Abil hilang dari pandangan. Bella langsung turun dari ranjang, langkah kakinya berjalan menghampiri kamar mandi. Namun, suara teriakan menyusup masuk menggetarkan hatinya.

"Aaarrrrggggghhhh....,"

"Ampuuuuunnnn....,"

"Ibu?" gumam Bella langsung berlari meninggalkan kamar tanpa ingat larangan dari sang ibu dan juga adiknya.

"Ampuuuuunnnn....,"

"AAARRRRGGGGGHHHH....,"

Semakin dekat langkah Bella menuju lantai atas. Jeritan kesakitan dengan memohon ampunan semakin menyayat hatinya. Begitu banyak pertanyaan di dalam benak remaja itu hingga tanpa ragu tangannya membuka pintu kamar tirai hitam.

Ceklek!

Deg!

Detak jantung yang biasanya berdetak normal tiba-tiba saja lari marathon dengan bola mata membulat sempurna. Sosok besar berkabut bayangan hitam memegang cambuk api.

Ctaar!

"Aaarrrrggggghhhh....,"

Ctaar!

"Ampuuuuunnnn....,"

Sosok bayangan itu tengah menyiksa Ibu Sulastri tanpa ampun. Pecutan dari cambuk api masih saja dilakukan hingga tatapan Bella beralih ke bawah dimana raga ibunya sudah terbujur lemah tak berdaya dengan mata melotot terkapar di atas karpet merah.

"Ibuuu!"

Setelah kesadarannya kembali, remaja itu berlari menghampiri sang ibu. Langkah kakinya diiringi air mata. Bella langsung bersimpuh mencoba membangunkan ibunya agar sadar.

"Bu, bangun! Maafin, Bella....,"

Ctaar!

"Aaarrrrggggghhhh....,''

"Apa yang kamu lakukan? HAH! Kembalikan ibuku!" seru Bella menatap bayangan itu meskipun terlihat samar karena air mata yang menggenang.

Bayangan itu berhenti mencambuk jiwa Ibu Sulastri, lalu terbang memutari dua raga wanita yang memiliki aroma darah sama. Rasa takut di hati Bella sirna disaat melihat ibunya dalam keadaan tidak bernyawa. Semua yang ada di depannya sudah cukup menjelaskan kamar tirai hitam menjadi tempat pemujaan. Sesajen yang berserakan dengan karpet merah serta lilin putih dengan pola rasi bintang.

"Jiwa Sulastri milikku."

"Jiwa Sulastri milikku.''

"Jiwa Sulastri milikku."

Ucap bayangan itu menggema di seluruh kamar seraya kembali menghampiri jiwa Sulastri yang kini terbelenggu benang hitam, dan melayang di udara diatas sesajen yang berserakan. Sosok itu kembali mengayunkan cambuk nya, tapi Bella langsung memeluk raga sang ibu dengan erat.

"Hentikan!" seru Bella.

Bayangan itu menghilang, membuat Bella berpikir sudah aman. Namun perkiraannya salah besar. Tiba-tiba saja bayangan bertaring dengan kuku panjang muncul di depan mata dengan jarak sepuluh centi.

"Ggggrrrgghhhh!"

"Arrrggghhh," Bella spontan menutup matanya.

Bayangan itu kembali menghilang, lalu muncul di belakang jiwa ibu Sulastri dengan tangan terangkat. Kuku panjang yang tajam dengan tatapan merah menyala semakin menyebarkan aura kematian.

Sreeet!

Sreeet!

"Aaarrrrggggghhhh....,"

Sekali lagi jeritan kesakitan ibu Sulastri terdengar lebih menyiksa hati Bella. Remaja itu menyingkirkan tangannya, dan melihat berulang kali bayangan itu mencakar punggung jiwa sang ibu diiringi teriakan yang menyayat hati. Air mata tak tertahankan luruh membasahi pipi atas penderitaan yang ibunya alami.

"Hiks. Hiks. Hiks. Lepaskan ibu ku," pinta Bella dengan menahan raga ibunya.

Tangannya terasa basah dengan aroma anyir yang mulai tercium, warna merah mulai membasahi pakaian remaja itu. "Ibuu, bangun."

"Jiwa Sulastri milikku.''

"Jiwa Sulastri milikku."

"Jiwa Sulastri milikku."

Bella semakin merengkuh tubuh ibunya agar tetap aman. Meskipun aliran darah semakin deras mengalir. "Ampuni ibuku, aku mohon. Siapapun kamu, lepaskan ibu ku. Hiks. Hiks."

"Kamu ingin aku kembalikan jiwa ibumu? Maka tukarkan jiwa Sulastri dengan jiwa mu!" jawab Bayangan itu dengan suara menegakkan bulu roma.

"Hiks. Ambil saja jiwaku, tapi kembalikan jiwa ibuku. Aku mohon, lepaskan jiwa ibuku.'' pinta Bella tak tahan melihat penderitaan jiwa dan raga sang ibu secara bersamaan.

"Menikahlah denganku!"

Jduaar!

Suara petir menggelegar seakan alam ikut menentang.

"Tidak! Aku lebih baik MATI." jawab Bella tanpa pikir panjang.

Penolakan Bella, membuat bayangan itu mulai menunjukkan wujud aslinya. Sosok bayangan perlahan kabur berubah menjadi manusia bertanduk dua dengan kuku panjang hitam memanjang yang semakin runcing dengan tatapan mata merah semerah darah. Aura kematian bercampur wewangian bunga melati menyeruak pekat menusuk indra penciuman.

Sorot mata Bella terpatri pada makhluk yang terbang di belakang jiwa ibunya. Seringaian makhluk itu semakin jelas seraya mengayunkan tangan dan mencabik punggung jiwa sang ibu. Setiap cabikan mengakibatkan darah di raga ibunya mengalir deras tanpa henti. Hal itu membuat Bella kembali menangis histeris.

"Hiks. Hiks. Hiks. Hiks."

Tidak ada lagi teriakan dari jiwa sang ibu selain tatapan mata yang semakin meredup. "Menikah atau jiwa ibumu binasa?"

Darah yang membanjiri seluruh karpet dan pakaiannya, bercampur rasa kalut dengan belenggu ketidakberdayaan. "Hiks. Hiks. Lepaskan jiwa ibuku! Aku siap menikah denganmu."

Persetujuan Bella membuat sosok iblis tersenyum puas, lalu dalam sekejap mata mengubah penampilan menjadi sosok yang tidak pernah dapat dibayangkan. Bahkan remaja itu ikut tertegun dengan perubahan makhluk di depannya yang berubah menjadi seorang pria muda tampan nan rupawan.

Dua jam kemudian.

Suasana rumah tingkat dua mendadak berubah mencekam. Awan mendung menaungi kediaman ibu Sulastri. Tidak ada angin ataupun hujan. Namun suara petir menggelegar saling bersahutan. Ntah darimana datangnya seorang penghulu yang kini sudah terikat di kursi kayu di dalam kamar tirai hitam.

"Mulai!" titah seorang pria dengan wajah yang mempesona, siapapun yang menatap matanya akan terbius tak berdaya.

Pak penghulu mengulurkan tangannya, dan disambut pria itu dengan senyuman termanis. "Saya nikahkah dan kawinkan saudara Lucifer Bramasta dengan saudari ananda Arabella binti Suparto dengan mahar sesajen kembang tujuh rupa dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya....,"

Jduuaaar!

Jduuaaar!

Jduuaaar!

Pyaaar!

Suara petir dengan kilatan cahaya menyambar jendela lantai bawah, alam ikut terguncang dengan pernikahan dua dunia. Hingga kata SAH dari pak penghulu terucap. Barulah petir terhenti berubah menjadi hujan deras melanda.

Terpopuler

Comments

Piarni Akib Hamazah

Piarni Akib Hamazah

dah Dig dug

2023-08-01

1

Isnaaja

Isnaaja

gara gara ibunya bella jadi korban.

2023-01-22

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Di mana tempat yang di larang pasti itu akan membuat setiap orang malah tambah ingin masuk ke dalam sana. Ia lagi sangat ingin tau hal apa sebenarnya yang membuatnya tidak boleh masuk ke dalam.

2022-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: PANGGILAN
2 Bab 2: DIA? -LARANGAN
3 Bab 3: JIWA SULASTRI MILIKKU
4 Bab 4: RASA SYUKUR - TOLAK...
5 Bab 5: DIA ISTRIKU! - ABIL !
6 Bab 6: SEBULAN-KESEMPATAN-KI JAMAL
7 Bab 7: BIRO JODOH CINTA - LAMARAN?
8 Bab 8: KAKAK DISANA? Lalu? - KULIAH
9 Bab 9: KESEPAKATAN SUAMI ISTRI
10 Bab 10: PERGIII!
11 Bab 11: GERBANG CAHAYA - PERLINDUNGAN
12 Bab 12: ARUM - TAMAN - SANG PENABRAK
13 Bab 13: ALUNAN DZIKIR - BOLA API
14 Bab 14: AZAM
15 Bab 15: TERIMA LAMARAN! - TOLAK LAMARAN!
16 Bab16: DARI HATI KE HATI - KEBENARAN
17 Bab 17: KUMOHON!
18 Bab 18: PENGADUAN ARUM-PENGUMUMAN LUCIFER
19 Bab 19: WARAS?!
20 Bab 20: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
21 Bab 21: APA MAU BELLA? - KEJUJURAN
22 Bab 22: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
23 Bab 23: PAKET! - PENGUMUMAN
24 Bab 24: GELAGAT BELLA - PERASAAN DIANA
25 Bab 25: RASUK!
26 Bab 26: KELUARGA MBAH KARTI
27 Bab 27: PERUM MUKTI - GUSAR
28 Bab 28: DIANA DI ANTARA KACAN DAN BELLA
29 Bab 29: KACAN vs BELLA
30 Bab 30: PENGUSIRAN BELLA
31 Bab 31: KEBERANGKATAN
32 Bab 32: RUMAH ALLAH
33 Bab 33: LINGSIR WENGI
34 Bab 34: MENJAGA PANDANGAN
35 Bab 35: BERKUMPUL
36 Bab 36: LUKA - PEJAMAN MATA
37 Bab 37: RUMAH PINTU KAYU MERAH
38 Bab 38: KOTAK PUTRI KEJAWI
39 Bab 39: SANG KEKASIH
40 Bab 40: ROMO MURKA - KUTUKAN LUCIFER
41 Bab 41: AMUKAN RAKYATKU! - MENENANGKAN ROMO
42 Bab 42: PESAN PERJODOHAN
43 Bab 43: RATU KUNTI MERAH - NYANYIAN
44 Bab 44: RAPAT DADAKAN
45 Bab 45: PERMINTAAN BELLA
46 Bab 46: PERTEMUAN DI ISTANA
47 Bab 47: KEMBALI KE KOTA
48 Bab 48: RASA MILIK BELLA DAN DIANA - CINTA KAKAK BERADIK
49 Bab 49: BERKUNJUNG KE RUMAH DIANA
50 Bab 50: PERTEMANAN - RASA RINDU DILEMA
51 Bab 51: KEPUTUSAN YANG KEKEH
52 Bab 52: KEBENARAN DARI LUCIFER-KEPUTUSAN DELISA
53 Bab 53: PENJELASAN GAEL
54 Bab 54: JANJI MANIS SI MBA KUN MERAH
55 Bab 55: PENJELASAN ELA - KEPUTUSAN DIANA
56 Bab 56: PENOLAKAN BELLA
57 Bab 57: BELLA TERPURUK - SEJUMPUT TANAH
58 Bab 58: PERJALANAN KELUARGA SIMBAH
59 Bab 59: SIMBAH
60 Bab 60: MENCARI PITA MERAH WAGIO SUPARDI
61 Bab 61: PERJUANGAN KELUARGA SIMBAH
62 Bab 62: RUMAH JOGLO
63 Bab 63: KEPUTUSAN BELLA
64 Bab 64: TIGA PERSEMBAHAN
65 Bab 65: IZIN DARI ABI - PANGERAN KEDUA
66 Bab 66: KEPUTUSAN GAEL - ATURAN KERAJAAN
67 Bab 67: MENUJU FASE PURNAMA KETIGA
68 Bab 68: ABU SUCI - LUCIFER DAN BELLA
69 Bab 69: NYAI SEKAR ABANG
70 Bab 70: TIDAKAN DELISA - KETURUNAN KESEBELAS
71 Bab 71: KOSONG? HARAPAN AZAM
72 Bab 72: ALUR TAKDIR
73 Bab 73: ABIL KEMBALI
74 Bab 74: Kisah ini bermula...
75 Bab 75: MEMULAI....
76 Bab 76: SALAH LANGKAH
77 Bab 77: TIDAKAN DIANA - TERSELAMATKAN
78 Bab 78: MAKHLUK RAMBUT PANJANG
79 Bab 79: SETENGAH IBLIS
80 Bab 80: BAWA PERGI !
81 Bab 81: SUARA SI PRIA PENUNTUN
82 Bab 82: KELUARGA MANUSIA / KELUARGA IBLIS
83 Bab 83: ENTITAS - DIA BUKAN PUTRAKU!
84 Bab 84: BERTINDAK CEPAT
85 Bab 85: MAKHLUK TANGAN PANJANG
86 Bab 86: AZAM MEMINTA PENJELASAN
87 Bab 87: AKHIR DARI BABAK PERTAMA
88 Bab 88: KERJASAMA
89 Bab 89: Menghisap Energi
90 Bab 90: TERNYATA, IBU SULASTRI...
91 Bab 91: DUA ALAM YANG BERSATU
92 Bab 92: Pemberontakan...
93 Bab 93: Terhempas dengan seonggok daging
94 Bab 94: Suara tawa mengerikan
95 Bab 95: MENGEMBALIKAN ENERGI
96 Bab 96: MANTRA yang MENGHIPNOTIS
97 Bab 97: INGATAN MASA LALU, TEMAN
98 Bab 98: Azzam Vs Lucifer
99 Bab 99: Lantunan Merdu, Pengorbanan
100 Bab 100: Tindakan Simbah, Berserah Diri
101 Bab 101: Apakah ini AKHIR?
102 Bab 102: Terhempas...
103 Bab 103: Berakhir?
104 Bab 104: Usaha Azzam untuk Bella
105 Bab 105: Lamaran Azzam
106 Bab 106: Surah Al Ikhlas
107 Bab 107: Sah
108 Bab 108: Malam Pengantin
109 Bab 109: Tiga Prinsip
110 Bab 110: Perdamaian
111 Bab 111: Special Part
112 Bab 112: Part Special II
113 Bab 113: ENDING
114 Bab 114: PROMOSI NOVEL
115 RUANG OTHOOR
116 NAJWA (SEQUEL KE DUA DARI KISAH KELUARGA BELLA)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1: PANGGILAN
2
Bab 2: DIA? -LARANGAN
3
Bab 3: JIWA SULASTRI MILIKKU
4
Bab 4: RASA SYUKUR - TOLAK...
5
Bab 5: DIA ISTRIKU! - ABIL !
6
Bab 6: SEBULAN-KESEMPATAN-KI JAMAL
7
Bab 7: BIRO JODOH CINTA - LAMARAN?
8
Bab 8: KAKAK DISANA? Lalu? - KULIAH
9
Bab 9: KESEPAKATAN SUAMI ISTRI
10
Bab 10: PERGIII!
11
Bab 11: GERBANG CAHAYA - PERLINDUNGAN
12
Bab 12: ARUM - TAMAN - SANG PENABRAK
13
Bab 13: ALUNAN DZIKIR - BOLA API
14
Bab 14: AZAM
15
Bab 15: TERIMA LAMARAN! - TOLAK LAMARAN!
16
Bab16: DARI HATI KE HATI - KEBENARAN
17
Bab 17: KUMOHON!
18
Bab 18: PENGADUAN ARUM-PENGUMUMAN LUCIFER
19
Bab 19: WARAS?!
20
Bab 20: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
21
Bab 21: APA MAU BELLA? - KEJUJURAN
22
Bab 22: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
23
Bab 23: PAKET! - PENGUMUMAN
24
Bab 24: GELAGAT BELLA - PERASAAN DIANA
25
Bab 25: RASUK!
26
Bab 26: KELUARGA MBAH KARTI
27
Bab 27: PERUM MUKTI - GUSAR
28
Bab 28: DIANA DI ANTARA KACAN DAN BELLA
29
Bab 29: KACAN vs BELLA
30
Bab 30: PENGUSIRAN BELLA
31
Bab 31: KEBERANGKATAN
32
Bab 32: RUMAH ALLAH
33
Bab 33: LINGSIR WENGI
34
Bab 34: MENJAGA PANDANGAN
35
Bab 35: BERKUMPUL
36
Bab 36: LUKA - PEJAMAN MATA
37
Bab 37: RUMAH PINTU KAYU MERAH
38
Bab 38: KOTAK PUTRI KEJAWI
39
Bab 39: SANG KEKASIH
40
Bab 40: ROMO MURKA - KUTUKAN LUCIFER
41
Bab 41: AMUKAN RAKYATKU! - MENENANGKAN ROMO
42
Bab 42: PESAN PERJODOHAN
43
Bab 43: RATU KUNTI MERAH - NYANYIAN
44
Bab 44: RAPAT DADAKAN
45
Bab 45: PERMINTAAN BELLA
46
Bab 46: PERTEMUAN DI ISTANA
47
Bab 47: KEMBALI KE KOTA
48
Bab 48: RASA MILIK BELLA DAN DIANA - CINTA KAKAK BERADIK
49
Bab 49: BERKUNJUNG KE RUMAH DIANA
50
Bab 50: PERTEMANAN - RASA RINDU DILEMA
51
Bab 51: KEPUTUSAN YANG KEKEH
52
Bab 52: KEBENARAN DARI LUCIFER-KEPUTUSAN DELISA
53
Bab 53: PENJELASAN GAEL
54
Bab 54: JANJI MANIS SI MBA KUN MERAH
55
Bab 55: PENJELASAN ELA - KEPUTUSAN DIANA
56
Bab 56: PENOLAKAN BELLA
57
Bab 57: BELLA TERPURUK - SEJUMPUT TANAH
58
Bab 58: PERJALANAN KELUARGA SIMBAH
59
Bab 59: SIMBAH
60
Bab 60: MENCARI PITA MERAH WAGIO SUPARDI
61
Bab 61: PERJUANGAN KELUARGA SIMBAH
62
Bab 62: RUMAH JOGLO
63
Bab 63: KEPUTUSAN BELLA
64
Bab 64: TIGA PERSEMBAHAN
65
Bab 65: IZIN DARI ABI - PANGERAN KEDUA
66
Bab 66: KEPUTUSAN GAEL - ATURAN KERAJAAN
67
Bab 67: MENUJU FASE PURNAMA KETIGA
68
Bab 68: ABU SUCI - LUCIFER DAN BELLA
69
Bab 69: NYAI SEKAR ABANG
70
Bab 70: TIDAKAN DELISA - KETURUNAN KESEBELAS
71
Bab 71: KOSONG? HARAPAN AZAM
72
Bab 72: ALUR TAKDIR
73
Bab 73: ABIL KEMBALI
74
Bab 74: Kisah ini bermula...
75
Bab 75: MEMULAI....
76
Bab 76: SALAH LANGKAH
77
Bab 77: TIDAKAN DIANA - TERSELAMATKAN
78
Bab 78: MAKHLUK RAMBUT PANJANG
79
Bab 79: SETENGAH IBLIS
80
Bab 80: BAWA PERGI !
81
Bab 81: SUARA SI PRIA PENUNTUN
82
Bab 82: KELUARGA MANUSIA / KELUARGA IBLIS
83
Bab 83: ENTITAS - DIA BUKAN PUTRAKU!
84
Bab 84: BERTINDAK CEPAT
85
Bab 85: MAKHLUK TANGAN PANJANG
86
Bab 86: AZAM MEMINTA PENJELASAN
87
Bab 87: AKHIR DARI BABAK PERTAMA
88
Bab 88: KERJASAMA
89
Bab 89: Menghisap Energi
90
Bab 90: TERNYATA, IBU SULASTRI...
91
Bab 91: DUA ALAM YANG BERSATU
92
Bab 92: Pemberontakan...
93
Bab 93: Terhempas dengan seonggok daging
94
Bab 94: Suara tawa mengerikan
95
Bab 95: MENGEMBALIKAN ENERGI
96
Bab 96: MANTRA yang MENGHIPNOTIS
97
Bab 97: INGATAN MASA LALU, TEMAN
98
Bab 98: Azzam Vs Lucifer
99
Bab 99: Lantunan Merdu, Pengorbanan
100
Bab 100: Tindakan Simbah, Berserah Diri
101
Bab 101: Apakah ini AKHIR?
102
Bab 102: Terhempas...
103
Bab 103: Berakhir?
104
Bab 104: Usaha Azzam untuk Bella
105
Bab 105: Lamaran Azzam
106
Bab 106: Surah Al Ikhlas
107
Bab 107: Sah
108
Bab 108: Malam Pengantin
109
Bab 109: Tiga Prinsip
110
Bab 110: Perdamaian
111
Bab 111: Special Part
112
Bab 112: Part Special II
113
Bab 113: ENDING
114
Bab 114: PROMOSI NOVEL
115
RUANG OTHOOR
116
NAJWA (SEQUEL KE DUA DARI KISAH KELUARGA BELLA)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!