Bab 2: DIA? -LARANGAN

Sang malam berlalu begitu cepat berganti sinar mentari bertemankan kicauan burung. Di tengah dinginnya air, Bella merapatkan handuk yang tersampir di pundaknya.

"Dingiiin. Ibu, apa bisa aku pake air hangat?" Bella mengeraskan suaranya agar sampai keluar kamar, membuat sang ibu yang sibuk menyiapkan sarapan pagi tergopoh-gopoh menghampiri kamar putrinya.

"Ndu, kamu ini masih pagi udah pake toa. Mandi pagi itu bagus buat kesehatan, udah buruan nanti telat, loh. Katanya mau daftar kuliah?" Ibu Sulastri mengingatkan putrinya.

Mendengar itu, sontak Bella memaksakan diri mengambil gayung untuk memulai ritual mandinya. Sementara ibu Sulastri menyiapkan pakaian kesukaan putrinya dari lemari pakaian, lalu di letakkan di atas ranjang. "Ibu hanya ingin kamu dan adikmu hidup senormal mungkin, semoga harapan sederhana ku tidak kandas karena bayangan masa lalu."

Hembusan angin tiba-tiba menerpa, padahal tidak ada jendela yang terbuka, membuat bulu kuduk ibu Sulastri berdiri. Sudah pasti sosok di dalam ilusi tidak terima setiap kali dibicarakan. Meskipun itu hanya sebuah kata kiasan. Tak ingin larut dalam hawa dingin, wanita paruh baya itu bergegas meninggalkan kamar Bella. Kemudian kembali menyelesaikan masakannya yang tertinggal.

Terlihat seorang anak dengan seragam SD nya sudah duduk di kursi meja makan seraya mengerjakan PR. Anak itu adalah Abil, anak laki-laki dengan wajah menggemaskan yang selalu ceria. Melihat putranya begitu giat. Ibu Sulastri tersenyum dengan rasa syukur di dalam hati.

"Bu, sini deh!" Abil melambaikan tangan agar ibunya mau mendekat.

Ibu Sulastri berjalan menghampiri sang putra dengan senyuman manis. "Abil mau sarapan sekarang?"

"Gak, Bu. Sarapan bareng ka Bella, dan ibu aja." jawab Abil.

"Jadi Abil mau apa?" tanya Ibu Sulastri dengan tatapan bingung, membuat putranya menarik kaosnya agar menunduk.

"Bu, itu siapa? Kenapa terbang kesana-kemari." bisik Abil yang seketika menjadi ketegangan di wajah ibu Sulastri.

Tatapan was-was, dan rasa takut menyergap hati wanita paruh baya itu, terlebih bisikan putranya menyadarkan dirinya. Jika Abil memiliki mata batin terbuka. Tak ingin membuat keributan. Apalagi memancing rasa penasaran Bella semakin besar. Maka jalan terbaik adalah tersenyum seraya mengusap kepala sang putra.

Meskipun tak ada jawaban dari sang ibu. Anak itu tetap saja mengikuti bayangan yang sibuk mondar-mandir dari lantai atas ke lantai bawah. Terkadang bayangan itu ikut menatap matanya, lalu menghilang begitu saja. Tidak ada rasa takut. Justru itu seperti sebuah hiburan baginya.

"Abil, mau bantu ibu ndak?" celetuk ibu Sulastri setelah terdiam sesaat.

"Mau, Bu." jawab Abil polos.

Ibu Sulastri menengok kebelakang dimana kamar Bella berada masih tertutup rapat. Setelah memastikan aman. Barulah ia kembali menatap putranya. "Apa Abil bisa lihat DIA yang saat ini duduk di tangga atas?"

Abil mengikuti arah yang dimaksud ibu nya. Di atas sana, tepatnya di tangga sisi kiri. Sebuah bayangan hitam pekat dengan wajah samar tengah asyik berdiam diri seraya sesekali berputar seperti gasing. "Iya, Bu. Abil lihat, siapa sih DIA?"

Mendengar hal itu, Ibu Sulastri langsung menutup mata putranya dengan tangan kanan seraya berdo'a di dalam hati. Reaksi berlebihan ibunya, membuat Abil menurunkan tangan dengan tatapan mata santai. "Bu, percuma di tutup. Orang setiap hari juga lihat."

"Kenapa Abil gak bilang....,"

"Aduh kenapa aku terabaikan? Ibu, Abil lagi bahas apa? Asyik bener." Bella me nimbrung, membuat ucapan ibu Sulastri terhenti seraya berbalik melihat kedatangan remaja yang kini sudah cantik dan wangi.

"Bukan apa-apa, Ndu. Ayuk sarapan! Ibu ambil sayurnya dulu, Abil masukkan semua bukumu! Jangan sampai ketinggalan, loh, ya." ucap ibu Sulastri.

Abil hanya mengacungkan jempol, dan melakukan perintah sang ibu tanpa membantah. Sementara Bella memilih duduk setelah menyambar gelas berisi air putih. Baru saja ingin meneguk, ada tangan mungil menahan tangannya. Siapa lagi jika bukan Abil pelakunya. Tindakan itu menjadi tanda tanya.

"Ka, jangan pake gelas itu ya." Abil mengambil gelas baru, lalu menuangkan air putih dari teko kaca, dan menyerahkan ke Bella. "Minum ini aja, Ka. Abil jamin lebih segar."

"De, ini gelas ibu 'kan? Sama sajalah, itu buat dede aja, dan ini....,"

Abil tidak mendengarkan dan merebut paksa gelas ditangan Bella, lalu mengganti dengan gelas baru. "Ka Bella jangan ngeyel, deh! Bu, mana sarapannya?"

"Terserah, deh. Mau di jemput ibu, atau kakak nanti?" tanya Bella yang akhirnya mengalah.

"Ibu aja, lagian kakak masih keliling kampus. Kemarin teman Abil, kakaknya juga gitu. Tau gak, Ka. Pulangnya masa malem banget." celoteh Abil serius.

Ibu Sulastri yang datang seraya membawa semangkuk sop ayam masih bisa mendengar curhatan putranya. "Ayo, kita sarapan dulu!"

"Bu, nanti kalau Bella pulang ke sorean gimana?" tanya Bella bercanda.

Ibu Sulastri yang sibuk menuangkan kuah sop ke mangkuk mendadak menghentikan kegiatannya, lalu menatap putrinya serius. "Berapa kali ibu katakan. Baik Bella atau Abil, DILARANG KELUYURAN setelah sore hari."

"Sabar, Bu. Kakak cuma bercanda itu, mana berani kami ngebantah ibu. Iya kan, Ka Bella?" Abil mengedipkan mata meminta persetujuan sang kakak.

"Ibu, tenang saja. Aku inget semua nasehat ibu, termasuk dilarang keluyuran malam hari. Meskipun itu DIRUMAH SENDIRI.'' Bella sengaja menekankan kata terakhir agar mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya. Akan tetapi percuma saja, sang ibu masih memilih sibuk memberikan sarapan dibandingkan memberikan penjelasan atas larangan di dalam rumah sendiri.

Setelah drama singkat. Akhirnya rutinitas masing-masing dijalankan. Bella yang memulai mencari fakultas untuk pendidikan lanjutan, Abil yang menikmati belajar mengajar di bangku kelas 3 SD dan ibu Sulastri yang menjadi ibu rumah tangga biasa.

Seminggu berlalu, dan hari ini adalah hari minggu. Dimana hari bebas untuk semua orang. Termasuk untuk remaja yang masih saja berteduh di balik selimut.

Tok!

Tok!

Tok!

"Ndu! Ibu mau ke pasar, mau ikut ndak?" seru Ibu Sulastri, membuat Bella menyibakkan selimutnya sedikit.

"Bella masih ngantuk, Bu." jawab remaja itu malas dengan suara paraunya.

"Ya udah, nanti jangan lupa sarapan! Ada nasi goreng di meja makan." balas Ibu Sulastri.

Hening!

Berpikir putrinya kembali terlelap ke alam mimpi. Maka rasa was-was di dalam hatinya tak singgah lagi. Langkah kaki berjalan meninggalkan rumah bersama Abil untuk berbelanja mingguan di pasar terdekat. Tanpa ibu Sulastri sadari. Bella yang mendengar suara motor keluar dari halaman rumah bergegas menyibakkan selimut, lalu turun dari ranjang.

"Ini saatnya. Aku tidak mau gagal, lagian ini bukan malam 'kan? Jadi bebas keluyuran." gumam Bella tersenyum sumringah.

Tanpa menunda apapun. Langkah remaja itu keluar meninggalkan kamarnya, lalu mengambil kunci pintu kamar tirai hitam. Setiap langkah kakinya tanpa sadar menuju pantangan yang selama ini dijadikan peraturan rumah. Selama beberapa menit hanya berjalan menapaki lantai, anak tangga dan lantai kembali. Hingga terhenti tepat di depan kamar tirai hitam.

Kunci dimasukkan, lalu diputar tiga kali hingga bunyi KLIK terdengar. Senyuman ketidaksabaran Bella tersungging, tangannya mendorong pintu itu. Sejak langkah pertama sudah diawasi sosok tak kasat mata penghuni kamar tirai hitam.

"Loh, kok kosong? Hadeuh, ibu ini masa kamar kosong melompong di larang masuk?'' Bella mengamati seluruh ruangan kamar, tanpa memperhatikan langkah kakinya.

Tanpa remaja itu sadari. Ada ilusi yang menutupi isi kamar agar tidak terlihat berbagai jenis sesajen, aroma kemenyan ataupun bunga kantil dan mawar pun tersegel dengan kekuatan gaib sosok penunggu kamar tirai hitam. Hingga tanpa sengaja Bella menendang sesajen utama, membuat makhluk goib di dalam kamar itu murka.

Kilatan mata merah menyala terang dengan kuku memanjang sepanjang tiga puluh senti. Makhluk itu siap mencabik perusuh rumahnya. Namun, belum sempat menyentuh mangsanya.

"Ndu! Kamu ngapain?" Ibu Sulastri bergegas masuk, kemudian menarik tangan Bella untuk keluar dari dalam kamar tirai hitam.

Sesaat tatapan matanya beradu dengan mata makhluk goib penunggu kamar tirai hitam. Apapun konsekuensinya. Sekarang putrinya bisa selamat. Sementara Bella hanya bisa menunduk merasa bersalah atas pelanggaran yang diketahui sang ibu.

"Bu?"

Ibu Sulastri tidak menggubris panggilan putrinya, "Kunci?"

Bella memberikan kunci, membuat wanita paruh baya itu bergegas mengunci kamar tirai hitam kembali. Kemudian berbalik menatap putrinya. "Bisa jelaskan, kenapa putri ibu melanggar aturan rumah? Bukankah, selama ini sudah jelas. Larangan memasuki kamar ini?"

Terpopuler

Comments

Isnaaja

Isnaaja

salah ibu juga membuat larangan tapi tidak dijelaskan alasannya.maka jangan salahkan bella kalau dia penasaran.

2023-01-22

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Mau tidak mau sih itu... Lagian kalau air kayak batu es siapa yang tahan, cuma kalau masih di atas suhu normal tidak akan meminta air hangat.

2022-11-23

1

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

serem banget deh kalau dirumahnya ada penghuni yg tak kasat mata..

2022-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: PANGGILAN
2 Bab 2: DIA? -LARANGAN
3 Bab 3: JIWA SULASTRI MILIKKU
4 Bab 4: RASA SYUKUR - TOLAK...
5 Bab 5: DIA ISTRIKU! - ABIL !
6 Bab 6: SEBULAN-KESEMPATAN-KI JAMAL
7 Bab 7: BIRO JODOH CINTA - LAMARAN?
8 Bab 8: KAKAK DISANA? Lalu? - KULIAH
9 Bab 9: KESEPAKATAN SUAMI ISTRI
10 Bab 10: PERGIII!
11 Bab 11: GERBANG CAHAYA - PERLINDUNGAN
12 Bab 12: ARUM - TAMAN - SANG PENABRAK
13 Bab 13: ALUNAN DZIKIR - BOLA API
14 Bab 14: AZAM
15 Bab 15: TERIMA LAMARAN! - TOLAK LAMARAN!
16 Bab16: DARI HATI KE HATI - KEBENARAN
17 Bab 17: KUMOHON!
18 Bab 18: PENGADUAN ARUM-PENGUMUMAN LUCIFER
19 Bab 19: WARAS?!
20 Bab 20: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
21 Bab 21: APA MAU BELLA? - KEJUJURAN
22 Bab 22: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
23 Bab 23: PAKET! - PENGUMUMAN
24 Bab 24: GELAGAT BELLA - PERASAAN DIANA
25 Bab 25: RASUK!
26 Bab 26: KELUARGA MBAH KARTI
27 Bab 27: PERUM MUKTI - GUSAR
28 Bab 28: DIANA DI ANTARA KACAN DAN BELLA
29 Bab 29: KACAN vs BELLA
30 Bab 30: PENGUSIRAN BELLA
31 Bab 31: KEBERANGKATAN
32 Bab 32: RUMAH ALLAH
33 Bab 33: LINGSIR WENGI
34 Bab 34: MENJAGA PANDANGAN
35 Bab 35: BERKUMPUL
36 Bab 36: LUKA - PEJAMAN MATA
37 Bab 37: RUMAH PINTU KAYU MERAH
38 Bab 38: KOTAK PUTRI KEJAWI
39 Bab 39: SANG KEKASIH
40 Bab 40: ROMO MURKA - KUTUKAN LUCIFER
41 Bab 41: AMUKAN RAKYATKU! - MENENANGKAN ROMO
42 Bab 42: PESAN PERJODOHAN
43 Bab 43: RATU KUNTI MERAH - NYANYIAN
44 Bab 44: RAPAT DADAKAN
45 Bab 45: PERMINTAAN BELLA
46 Bab 46: PERTEMUAN DI ISTANA
47 Bab 47: KEMBALI KE KOTA
48 Bab 48: RASA MILIK BELLA DAN DIANA - CINTA KAKAK BERADIK
49 Bab 49: BERKUNJUNG KE RUMAH DIANA
50 Bab 50: PERTEMANAN - RASA RINDU DILEMA
51 Bab 51: KEPUTUSAN YANG KEKEH
52 Bab 52: KEBENARAN DARI LUCIFER-KEPUTUSAN DELISA
53 Bab 53: PENJELASAN GAEL
54 Bab 54: JANJI MANIS SI MBA KUN MERAH
55 Bab 55: PENJELASAN ELA - KEPUTUSAN DIANA
56 Bab 56: PENOLAKAN BELLA
57 Bab 57: BELLA TERPURUK - SEJUMPUT TANAH
58 Bab 58: PERJALANAN KELUARGA SIMBAH
59 Bab 59: SIMBAH
60 Bab 60: MENCARI PITA MERAH WAGIO SUPARDI
61 Bab 61: PERJUANGAN KELUARGA SIMBAH
62 Bab 62: RUMAH JOGLO
63 Bab 63: KEPUTUSAN BELLA
64 Bab 64: TIGA PERSEMBAHAN
65 Bab 65: IZIN DARI ABI - PANGERAN KEDUA
66 Bab 66: KEPUTUSAN GAEL - ATURAN KERAJAAN
67 Bab 67: MENUJU FASE PURNAMA KETIGA
68 Bab 68: ABU SUCI - LUCIFER DAN BELLA
69 Bab 69: NYAI SEKAR ABANG
70 Bab 70: TIDAKAN DELISA - KETURUNAN KESEBELAS
71 Bab 71: KOSONG? HARAPAN AZAM
72 Bab 72: ALUR TAKDIR
73 Bab 73: ABIL KEMBALI
74 Bab 74: Kisah ini bermula...
75 Bab 75: MEMULAI....
76 Bab 76: SALAH LANGKAH
77 Bab 77: TIDAKAN DIANA - TERSELAMATKAN
78 Bab 78: MAKHLUK RAMBUT PANJANG
79 Bab 79: SETENGAH IBLIS
80 Bab 80: BAWA PERGI !
81 Bab 81: SUARA SI PRIA PENUNTUN
82 Bab 82: KELUARGA MANUSIA / KELUARGA IBLIS
83 Bab 83: ENTITAS - DIA BUKAN PUTRAKU!
84 Bab 84: BERTINDAK CEPAT
85 Bab 85: MAKHLUK TANGAN PANJANG
86 Bab 86: AZAM MEMINTA PENJELASAN
87 Bab 87: AKHIR DARI BABAK PERTAMA
88 Bab 88: KERJASAMA
89 Bab 89: Menghisap Energi
90 Bab 90: TERNYATA, IBU SULASTRI...
91 Bab 91: DUA ALAM YANG BERSATU
92 Bab 92: Pemberontakan...
93 Bab 93: Terhempas dengan seonggok daging
94 Bab 94: Suara tawa mengerikan
95 Bab 95: MENGEMBALIKAN ENERGI
96 Bab 96: MANTRA yang MENGHIPNOTIS
97 Bab 97: INGATAN MASA LALU, TEMAN
98 Bab 98: Azzam Vs Lucifer
99 Bab 99: Lantunan Merdu, Pengorbanan
100 Bab 100: Tindakan Simbah, Berserah Diri
101 Bab 101: Apakah ini AKHIR?
102 Bab 102: Terhempas...
103 Bab 103: Berakhir?
104 Bab 104: Usaha Azzam untuk Bella
105 Bab 105: Lamaran Azzam
106 Bab 106: Surah Al Ikhlas
107 Bab 107: Sah
108 Bab 108: Malam Pengantin
109 Bab 109: Tiga Prinsip
110 Bab 110: Perdamaian
111 Bab 111: Special Part
112 Bab 112: Part Special II
113 Bab 113: ENDING
114 Bab 114: PROMOSI NOVEL
115 RUANG OTHOOR
116 NAJWA (SEQUEL KE DUA DARI KISAH KELUARGA BELLA)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1: PANGGILAN
2
Bab 2: DIA? -LARANGAN
3
Bab 3: JIWA SULASTRI MILIKKU
4
Bab 4: RASA SYUKUR - TOLAK...
5
Bab 5: DIA ISTRIKU! - ABIL !
6
Bab 6: SEBULAN-KESEMPATAN-KI JAMAL
7
Bab 7: BIRO JODOH CINTA - LAMARAN?
8
Bab 8: KAKAK DISANA? Lalu? - KULIAH
9
Bab 9: KESEPAKATAN SUAMI ISTRI
10
Bab 10: PERGIII!
11
Bab 11: GERBANG CAHAYA - PERLINDUNGAN
12
Bab 12: ARUM - TAMAN - SANG PENABRAK
13
Bab 13: ALUNAN DZIKIR - BOLA API
14
Bab 14: AZAM
15
Bab 15: TERIMA LAMARAN! - TOLAK LAMARAN!
16
Bab16: DARI HATI KE HATI - KEBENARAN
17
Bab 17: KUMOHON!
18
Bab 18: PENGADUAN ARUM-PENGUMUMAN LUCIFER
19
Bab 19: WARAS?!
20
Bab 20: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
21
Bab 21: APA MAU BELLA? - KEJUJURAN
22
Bab 22: PERMINTAAN BELLA - PENOLAKAN IBU SULASTRI
23
Bab 23: PAKET! - PENGUMUMAN
24
Bab 24: GELAGAT BELLA - PERASAAN DIANA
25
Bab 25: RASUK!
26
Bab 26: KELUARGA MBAH KARTI
27
Bab 27: PERUM MUKTI - GUSAR
28
Bab 28: DIANA DI ANTARA KACAN DAN BELLA
29
Bab 29: KACAN vs BELLA
30
Bab 30: PENGUSIRAN BELLA
31
Bab 31: KEBERANGKATAN
32
Bab 32: RUMAH ALLAH
33
Bab 33: LINGSIR WENGI
34
Bab 34: MENJAGA PANDANGAN
35
Bab 35: BERKUMPUL
36
Bab 36: LUKA - PEJAMAN MATA
37
Bab 37: RUMAH PINTU KAYU MERAH
38
Bab 38: KOTAK PUTRI KEJAWI
39
Bab 39: SANG KEKASIH
40
Bab 40: ROMO MURKA - KUTUKAN LUCIFER
41
Bab 41: AMUKAN RAKYATKU! - MENENANGKAN ROMO
42
Bab 42: PESAN PERJODOHAN
43
Bab 43: RATU KUNTI MERAH - NYANYIAN
44
Bab 44: RAPAT DADAKAN
45
Bab 45: PERMINTAAN BELLA
46
Bab 46: PERTEMUAN DI ISTANA
47
Bab 47: KEMBALI KE KOTA
48
Bab 48: RASA MILIK BELLA DAN DIANA - CINTA KAKAK BERADIK
49
Bab 49: BERKUNJUNG KE RUMAH DIANA
50
Bab 50: PERTEMANAN - RASA RINDU DILEMA
51
Bab 51: KEPUTUSAN YANG KEKEH
52
Bab 52: KEBENARAN DARI LUCIFER-KEPUTUSAN DELISA
53
Bab 53: PENJELASAN GAEL
54
Bab 54: JANJI MANIS SI MBA KUN MERAH
55
Bab 55: PENJELASAN ELA - KEPUTUSAN DIANA
56
Bab 56: PENOLAKAN BELLA
57
Bab 57: BELLA TERPURUK - SEJUMPUT TANAH
58
Bab 58: PERJALANAN KELUARGA SIMBAH
59
Bab 59: SIMBAH
60
Bab 60: MENCARI PITA MERAH WAGIO SUPARDI
61
Bab 61: PERJUANGAN KELUARGA SIMBAH
62
Bab 62: RUMAH JOGLO
63
Bab 63: KEPUTUSAN BELLA
64
Bab 64: TIGA PERSEMBAHAN
65
Bab 65: IZIN DARI ABI - PANGERAN KEDUA
66
Bab 66: KEPUTUSAN GAEL - ATURAN KERAJAAN
67
Bab 67: MENUJU FASE PURNAMA KETIGA
68
Bab 68: ABU SUCI - LUCIFER DAN BELLA
69
Bab 69: NYAI SEKAR ABANG
70
Bab 70: TIDAKAN DELISA - KETURUNAN KESEBELAS
71
Bab 71: KOSONG? HARAPAN AZAM
72
Bab 72: ALUR TAKDIR
73
Bab 73: ABIL KEMBALI
74
Bab 74: Kisah ini bermula...
75
Bab 75: MEMULAI....
76
Bab 76: SALAH LANGKAH
77
Bab 77: TIDAKAN DIANA - TERSELAMATKAN
78
Bab 78: MAKHLUK RAMBUT PANJANG
79
Bab 79: SETENGAH IBLIS
80
Bab 80: BAWA PERGI !
81
Bab 81: SUARA SI PRIA PENUNTUN
82
Bab 82: KELUARGA MANUSIA / KELUARGA IBLIS
83
Bab 83: ENTITAS - DIA BUKAN PUTRAKU!
84
Bab 84: BERTINDAK CEPAT
85
Bab 85: MAKHLUK TANGAN PANJANG
86
Bab 86: AZAM MEMINTA PENJELASAN
87
Bab 87: AKHIR DARI BABAK PERTAMA
88
Bab 88: KERJASAMA
89
Bab 89: Menghisap Energi
90
Bab 90: TERNYATA, IBU SULASTRI...
91
Bab 91: DUA ALAM YANG BERSATU
92
Bab 92: Pemberontakan...
93
Bab 93: Terhempas dengan seonggok daging
94
Bab 94: Suara tawa mengerikan
95
Bab 95: MENGEMBALIKAN ENERGI
96
Bab 96: MANTRA yang MENGHIPNOTIS
97
Bab 97: INGATAN MASA LALU, TEMAN
98
Bab 98: Azzam Vs Lucifer
99
Bab 99: Lantunan Merdu, Pengorbanan
100
Bab 100: Tindakan Simbah, Berserah Diri
101
Bab 101: Apakah ini AKHIR?
102
Bab 102: Terhempas...
103
Bab 103: Berakhir?
104
Bab 104: Usaha Azzam untuk Bella
105
Bab 105: Lamaran Azzam
106
Bab 106: Surah Al Ikhlas
107
Bab 107: Sah
108
Bab 108: Malam Pengantin
109
Bab 109: Tiga Prinsip
110
Bab 110: Perdamaian
111
Bab 111: Special Part
112
Bab 112: Part Special II
113
Bab 113: ENDING
114
Bab 114: PROMOSI NOVEL
115
RUANG OTHOOR
116
NAJWA (SEQUEL KE DUA DARI KISAH KELUARGA BELLA)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!