Pengumuman Hasil Test

“Di kenalkan? Emangnya harus kenal ya Abah?,” Annisa sangat polos sekali.

“Ha ha ha, harus dong itukan calon suami kamu,” Abah kali ini membocorkannya kepada Annisa.

“Calon suami? Abah tapi Nisa mau fokus kuliah dulu,” Annisa menolak.

“Kamu bisa kuliah terus menikah, tidak dilarangkan kalo mahasiswa tidak boleh menikah?,” tanya Abah.

Annisa hanya terdiam mendengarkan pembicaraan Abah.

“Yasudah Nisa, kita lihat setelah pertemuan kamu dengan anak Pak Guntoro, kalau kamu menyukainya kita lanjutkan, kalau tidak kamu boleh membawa calonmu kerumah dengan jangka waktu selama sebulan setelah kamu bertemu anaknya Pak Guntoro, setuju?,” Abah memberikan penawaran kepada Annisa.

“Iya Abah Nisa ikut saja apa kata Abah, yang penting Nisa bisa kuliah,” Annisa hanya pasrah dengan perkataan Abahnya.

Abah menutup telepon karena memang sudah tidak ada yang perlu di bicarakan lagi.

Annisa memainkan handphone barunya, dia melihat kecanggihan handphone yang dimilikinya. Dia merasa sangat bersyukur memiliki Kakak dan juga Kakak ipar yang sangat menyayanginya.

Setelah selesai memainkan handphone Annisa memilih untuk tidur karena jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIB.

***

Keesokan harinya …

Annisa meminta izin kepada Kak Ahsan untuk pergi berkeliling Kota Yogyakarta.

Karena ingin sekali dia melihat Kota yang akan dia diami selama melanjutkan pendidikannya.

Sayangnya Kak Aisyah tidak bisa mengantar adik iparnya untuk berkeliling, karena sedang ada kesibukan dengan usaha onlinenya.

Awalnya Kak Ahsan tidak mengizinkan karena khawatir adik tersayangnya akan tersesat. Namun Kak Aisyah memberikan saran untuk Annisa pergi diantar oleh Mbak Mia, supir pribadi Kak Aisyah.

Akhirnya Kak Ahsan setuju dengan saran istrinya. Sebelum Kak Ahsan pergi ke kantor, dia memberikan sebuah kartu ATM untuk adiknya.

“Kak, tidak perlu, Nisa masih ada simpanan uang kalau untuk sekedar beli makanan,” Annisa menolak pemberian dari Kak Ahsan.

“Tidak apa-apa Nisa, Kakak berikan kartu ATM ini khusus untukmu ya, ini ambil,” Kak Ahsan menyodorkan kartu ATM.

Annisa mengambil kartu ATMnya dan berterimakasih, dia berjanji akan menggunakan uangnya dengan bijak, tidak untuk berhura-hura.

***

Hari ini Annisa akan berkeliling Kota Yogyakarta diantar oleh Mbak Mia.

Dia melihat gedung-gedung yang bagus, sesekali berhenti hanya sekedar foto selfie untuk diperlihatkan kepada Ambu dan Abahnya.

Kali ini Annisa merasa lapar, dia menanyakan kepada Mbak Mia tempat makan yang enak tapi dengan harga yang murah. Annisa menanyakan beberapa warteg yang ada di sepanjang jalan.

Mbak Mia tidak memberikan rekomendasi tempat warteg yang enak dan murah, karena dirinya sudah di beri perintah oleh Kak Aisyah untuk mengajak Annisa makan di Mall atau cafe saja.

Annisa menolak karena itu akan banyak membuang uang, jadi lebih baik makan di tempat biasa saja.

Mbak Mia tidak bisa melanggar perintah dari Kak Aisyah dan memohon kepada Annisa untuk mengikuti apa yang dikatakannya, dengan alasan takut dipecat.

Pada akhirnya Annisa menuruti apa yang dikatakan Mbak Mia karena dia tidak ingin menghilangkan pekerjaan orang lain.

***

Setelah sampai di Mall kemarin tempat Annisa makan dengan Kak Aisyah, dia langsung memesan makanan bersama dengan Mbak Mia yang setia menemaninya.

Sampai akhirnya makanan itu datang, Annisa pergi ke wastafel untuk mencuci tangannya. Dia melamunkan tentang perkataan Abahnya yang akan mengenalkan pada anak Pak Guntoro, padahal Annisa belum ingin mengenal sosok laki-laki di hidupnya. Dia khawatir jika dirinya tidak akan menyukai anak Pak Guntoro itu.

Setelah selesai dari lamunannya, Annisa membalikkan badan dengan kondisi tangannya yang masih basah.

Tidak sengaja cipratan air dari tangan Annisa mengenai baju seorang laki-laki dengan pakaian koko serta peci hitam yang dia kenakan.

“Astagfirullah,” Laki-laki tersebut terkejut karena terkena cipratan air dari tangan Annisa.

“Ups … maaf saya tidak sengaja,” Annisa membungkukan badannya.

Terlihat dari mulai sepatu yang dikenakan oleh laki-laki tersebut sangat rapih, membuat Annisa penasaran ingin menatap wajahnya. Dengan perlahan dia menaikkan pandangannya hingga pada akhirnya dia melihat wajah seorang laki-laki tersebut.

“Ma … maafkan saya, sebagai ganti ruginya saya akan mencucikan pakaian anda,” Annisa bingung harus dengan cara apa untuk menebus kesalahannya.

“Tidak apa-apa, lain kali lebih berhati-hati ya,” ucap laki-laki tersebut sambil menepuk-nepuk baju yang terkena basah.

Annisa sangat terkagum karena untuk saat ini masih ada laki-laki dengan tutur kata yang sopan dan tidak marah. Selain memiliki wajah tampan ternyata dia juga memiliki sopan santun yang baik.

Annisa malah terus menatapnya, tanpa dia sadari telah menghalangi laki-laki tersebut untuk mencuci tangannya.

“Ukhti? Apakah sudah selesai mencuci tangannya?,” tanya laki-laki itu.

“Ah … sudah, maaf saya melamun, silahkan,” jawab Annisa dan langsung menyingkir.

Annisa berpikir, dia sangat tidak enak karena telah membasahi baju laki-laki itu.

“Umm … maaf sebelumnya, boleh saya tahu nama anda? Nanti saya akan mengganti rugi pakaian itu.”

Annisa berbicara dengan sangat hati-hati.

“Tidak usah mengganti rugi, ini hanya basah saja tidak sampai robek, nama saya Raihan,” ucap laki-laki itu.

“Ah anda benar, saya Annisa, mohon maaf sekali lagi ya Kak Raihan,”

Masih dengan malu-malu Annisa menyebut nama laki-laki itu.

Raihan hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Annisa.

Annisa sangat malu sekali dengan kelakuannya yang ceroboh.

Tapi di sisi lain, entah mengapa Annisa merasa tenang saat dia menatap wajah Raihan.

“Astagfirullah, kenapa aku malah melamunkan Kak Raihan,”

Annisa tersadar dari lamunannya dan terus beristigfar.

Dia pergi menghampiri Mbak Mia yang sudah menunggunya daritadi.

Tanpa banyak bicara Annisa melahap makanannya, setelah habis, dia memutuskan untuk membayar makanannya dengan kartu ATM milik Kakaknya.

Baru pertama kali Annisa memakai kartu ATM, karena selama ini hanya Abah yang mempunyai kartu ATM, itu pun hanya untuk menarik uang dari Kakak-kakaknya.

Tapi Annisa sudah tau cara membayar dengan kartu, cukup dengan memasukan Pin ATMnya.

***

Hari demi hari telah Annisa lewati, dia dengan sabar menunggu pengumuman hasil testnya. Annisa selalu berdo’a agar diterima di Universitas impiannya. Tak lupa juga dia meminta do’a kepada Ambu dan Abahnya.

Sudah satu bulan lamanya dia menunggu hasil test itu, selama itu pula dia sudah tinggal di rumah Kakaknya itu, dia selalu membantu pekerjaan rumah meskipun Kak Ahsan sudah melarangnya, kini dia tengah membantu Kak Aisyah untuk menjaga anak-anaknya karena Kak Aisyah tengah sibuk dengan perkembangan bisnis onlinenya yang semakin laris.

Tepat hari ini di buka pengumuman test seleksi masuk Universitas, betapa berdebar jantung Annisa karena merasa khawatir jika dirinya tidak akan lolos test tersebut.

Pengumuman di sampaikan melalui website yang sudah diberitahukan.

Tepat pukul 10.00 WIB Annisa membuka laptopnya dan membuka website. Dengan ditemani Kak Aisyah yang kini berada di kamar Annisa.

Annisa sangat ragu-ragu mengklik hasil dari seleksi. Kak Aisyah meyakinkan dan menenangkan adiknya itu, dia mengelus-elus pundak adik iparnya itu tidak lupa membaca basmallah saat akan mengklik.

“Bismillahirahmanirahhim,” mereka berdua mengucapkan basmalah bersama-sama.

*KLIK*.

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

lanjut aja deh

2022-09-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!